DISUSUN OLEH :
EVA AFIFAH
2015750015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan
Keperawatan pada lansia Tn.M dengan pemenuhan kebutuhan dasar aman nyaman
pada gangguan sistem musculoskeletal : Rheumatoid Atritis di Panti Sosial Tresna
Werdha Budhi Mulya II Cengkareng ”
Dalam penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
banyak terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari segi penulisan maupun materi.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun guna penyempurnaan di massa yang akan datang. Dalam penyelesaian
Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mendapat bantuan, bimbingan, sasaran dan
data-data baik secara penulisan juga ingin menyampaikan terima kasih kepada :
6. Kepala ruangan dan staff yang berada di Panti Sosial Tresna Wreda Bhudi Mulya
II Cengkareng yang telah memberikan data-data untuk menunjang karya tulis
ilmiah.
7. My family, my mom and my dad even though we don’t always agree on almost
everything and we always fight about the silliest issues. We still knows in the back
of our minds that we’re lucky to have each other. We might not say it face to face
but i know that we love each other so much. Once more, thank you for blessing me
with such a wonderful treasure
8. For my big brother (Feri yanto) who always support me
9. Kelompok gerontik (Amalia Mapilina, Della Vira Afriana, Dinda Angraeni Putri,
Ratih Paras Tari) terima kasih telah bekerja sama dengan baik selama penulisan
karya tulis ilmiah sehingga dapat selesai tepat pada waktunya.
10. Teman – Teman program studi DIII Keperawatan Faklutas Ilmu Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta Angkatan 33, yang telah banyak memberikan
dukungan untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis menyadari dari karya tulis ini banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis mengharapkan adanya masukan baik itu berupa saran ataupun kritik
yang membangun dari semua pihak dan semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi tenaga keperawatan pada umumnya dan bagi penulis khususnya,
sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan menambah ilmu pengetahuan di
bidang keperawatan.
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHA
KATA PENGANTAR….………..………………………………………………… iii
DAFTAR ISI….......…………………………………………………………....... v
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………..…………………………………………………..1
B. Tujuan Penulisan…………………………………………………………….... 5
1. Tujuan Umum ……………………………………………………………... 5
2. Tujuan Khusus ……………………………………………………………. 5
C. Lingkup Masalah ……………………………………………………………... 5
D. Metode Penulisan ……………………………………………………………... 6
E. Sistematika Penulisan ………………………………………………………... 6
7. Penatalaksanaan………………………………………………………… 25
8. Data Penunjang………………………………………………………….. 26
C. Konsep Kebutuhan Dasar Manusia……………………………………… 26
D. Konsep Proses Keperawatan Lansia……………………………………... 28
1. Pengkajian Keperawatan…………………………………………….. 28
2. Diagnosa Keperawatan………………………………………………. 30
3. Perencanaan Keperawatan…………………………………………… 31
4. Pelaksanaan Keperawatan…………………………………………… 34
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan ………………………………………………… 64
B. Diagnose Keperawatan …………………………………………………… 67
C. Perencanaan Keperawatan ……………………………………………........ 68
D. Pelaksanaan Keperawatan ……………………………………………… 70
E. Evaluasi Keperawatan ………………………………………………….. 70
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………... 72
B. Saran ……………………………………………………………………. 73
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu
waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua
merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap
kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda, baik
secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami
kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang ditandai dengan kulit yang
mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran kurang jelas,
penglihatan semakin memburuk, gerakan lambat, figur tubuh yang tidak
proposional. Menua bukanlah suatu penyakit, tetapi merupakan proses yang
berangsur – angsur mengakibatkan perubahan yang komulatif. Menua
merupakan proses menurunya daya tubuh dalam menghadapi rangsangan dari
dalam dan luar yang berkhir dengan kematian (H. Wahyudi, 2008). Perubahan
– perubahan tersebut terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dari jaringan tubuh. Salah satu perubahan pada sistem
musculoskeletal yaitu gangguan tulang, yakni kekuatan dan stabilitas tulang
menurun, gerakan pinggang, lutut, dan jari-jari pergelangan terbatas serta
gangguan gaya berjalan. Sistem musculoskeletal ini berperan besar pada
terjadinya jatuh pada lanjut usia. Salah satu gangguan muskuloskeletal yang
terjadi pada lansia adalah Rheumatoid atritis.
Menurut World Health Organization (WHO) tahun (2010) Lebih dari 335 juta
orang di dunia menderita penyakit Rheumatoid Atritis. Itu berarti setiap enam
orang didunia menderita penyakit Rheumatoid Atritis. 20% penduduk dunia
terserang penyakit Rheumatoid Atritis dimana 5-10 adalah mereka yang
berusia 5 – 20 tahun dan 20 % mereka yang berusia lebih dari 55 tahun (
Wiyono, 2010) Rheumatoid Atritis ditemukan diseluruh dunia, yang
menyerang lebih dari 6,5 juta orang di Amerika saja. Penyakit ini menyerang
wanita tiga kali lebih banyak daripada pria. ( Jaime L. stocklager, 2009)
Rheumatoid Atritis merupakan penyakit radang sendi yang paling umum di
Inggris Raya ( menyerang sekitar 1,5 x 106 orang) dan juga di Negara lain.
Awitan : usia 16 – 70 tahun, seringkali antara 20 – 55 tahun. (J. M. H. Moll,
2011)
4
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Diperoleh pengalaman nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada
pemenuhan kebutuhan dasar Tn.M dengan Rheumatoid Atritis.
2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut :
a. Mampu menguraikan / mendeskrispsikan hasil pengkajian pemenuhan
kebutuhan pada lansia dengan Rheumatoid Atritis
b. Mampu menguraikan / mendiskripsikan masalah keperawatan
pemenuhan kebutuhan pada lansia dengan Rheumatoid Atritis.
c. Mampu menguraikan / mendeskripsikan rencana tindakan
keperawatan pemenuhan kebutuhan pada lansia dengan Rheumatoid
Atritis.
d. Mampu menguraikan / mendeskripsikan tindakan keperawatan
pemenuhan kebutuhan pada lansia dengan Rheumatoid Atritis.
e. Mampu menguraikan / mendeskripsikan hasil evaluasi pemenuhan
kebutuhan pada lansia dengan Rheumatoid Atritis.
f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan
kasus Rheumatoid Atritis pada lansia.
g. Mampu mengidentifikasi faktor – factor pendukung, penghambat serta
dapat mencari solusi.
C. Lingkup Masalah
Penulis Karya Tulis Ilmiah ini merupakan pembahasan tentang pemberian
pemenuhan kebutuhan dasar pada lansia Tn.M dengan Rheumatoid Atritis
pada tanggal 24-26, April 2018 di Panti Sosial Tresna Werdha budi mulya 2
cengkareng
6
D. Metode Penulisan
Metode dalam penulisan makalah ilmiah ini menggunakan metode studi
kepustakaan dan deskriptif. Dalam metode deskriptif pendekatan yang
digunakan adalah studi kasus, dimana penulis mengelola satu kasus
menggunakan proses keperawatan dan hasil asuhan keperawatan di
deskripsikan dengan menggunakan kaidah penulisan ilmiah
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah
sebgaai berikut
BAB I : PENDAHULUAN
Pendahuluan terdiri dari latar belakang, tujuan
penulisan, lingkup masalah, metode penulisan,
sistematika penulisan
BAB IV : PEMBAHASAN
BAB V : PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
a. Teori Menua
1) Teori Biologis
Teori Genetik
Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah terprogram secara
genetic/jam biologis sendiri dan setiap spesies mempunyai batas
usia yang berbeda beda yang tellah di putar menurt replikasi
tertentu sehingga bila jenis ini berhenti berputar, ia akan mati.
8
9
5) Teori fisiologis
Teori ini merupakan teori intrinsic dan ekstrintik, terdiri atas
oksidasi stress, dan teori dipakai aus (wear and tear theory). Disini
terjadi kelebihan usaa dan stress menyebabkan sel tubuh lelah
terpakai (regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan
kestabilan lingkungan internal).
6) Teori Sosiologis
Teori aktivitas atau kegiatan
Ketentuan tentang semakin menurunnya jumlah kegiatan secara
langsung. Teori ini menyatakan bahwa lanjut usia yang sukses
adalah mereka yang aktif dan banyak ikut serta dalam kegiatan
social. Lanjut usia akan merasakan kepuasan bila dapat melakukan
aktivitas dan mempertahankan aktivitas tersebut selama mungkin.
Mempertahankan hubungan antara system social dan individu agar
tetap stabil dari usia pertengahan sampai lanjut usia.
b. System persarafan
1) Menurunnya hubungan persarafan
2) Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang
setiap harinya)
3) Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya terhadap
stress
4) Saraf panca-indra mengecil
5) Penglihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf penciuman
dan perasa mengecil, lebih sensitive terhadap perubahan suhu, dan
rendahnya ketahanan terhadap dingin
6) Kurang sensitive terhadap sentuhan
7) Deficit memori
12
c. Sistem pendengaran
1) Gangguan pendengaran, hilangnya daya pendengaran pada telinga
dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi, suara
yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pada usia
diatas umur 65 tahun.
2) Membrane timpani menjadi atrofi menyebabkan otosklerosis
3) Terjadi pengumpulan srumen, dapat mengeras karena
meningkatnya keratin
4) Fungsi pendengaran semakin menurun pada lanjut usia yang
mangalami ketengangan/stress
5) Titinus (bising yang bersifat mendengung, bisa bernada tinggi atau
rendah, bisa terus menerus atau intermiten)
6) Vertigo (perasaan tidak stabil yang terasa seperti bergoyang atau
berputar)
d. Sistem penglihatan
1) Sfingter pupil timbul sclerosis dan respon sinar menghilang
2) Kornea lebih berbentuk sferis (bola)
3) Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan.
4) Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
kegelapan lebih lambat, susah melihat dalam gelap
5) Penurunan/hilangnya daya akomodasi, dengan manisfestasi
presbyopis, seseorang sulit melihat dekat yang dpemgaruhi
berkurangnya elastisitas lensa
6) Lapang pandang menurun : luas pandang berkurang
7) Daya membedakan warna menurun, terutama warna biru atau hijau
pada skala
e. System kardiovaskuler
13
g. System pernafasan
1) Otot pernafasan mengalami kelemahan akibat atrofi, kehilangan
kekuatan, dan menjadi kaku
2) Berat otak menurun 10-20% (sel saraf otak setiap orang berkurang
setiap harinya)
3) Respons dan waktu untuk bereaksi lambat, khususnya terhadap
stress
4) Saraf panca indra mengecil
5) Pehlihatan berkurang, pendengaran menghilang, saraf penciuman
dan perasa mengecil, lebih sensitive terhadap perubahan suhu, dan
rendahan ketahanan terhadap dingin
6) Kurang sensitive terhadap sentuhan
7) Deficit memori
h. System pencernaan
1) Kehilangan gigi, penyebab utama periodontal disease yang biasa
terjadi setelah umur 30 tahun. Penyebab lain meliputi kesehatan
gigi dan gizi yang buruk
2) Indra pengecap menurun, adanya iritasi selaput lender yang kronis,
atrofi indra pengecap (±80%), hilangnya sensitivitas saraf
pengecap dlidah, terutama rasa manis dan asin, hilangnya
sensitivitas saraf pengecap terhadap rasa asin, asam, dan pahit.
3) Esophagus melebar
4) Rasa lapar mnurun (sensitivitas lapar menurun), asam lambung
menurun, motilitas dan wktu pengosongan lambung menurun.
5) Perialitik lemah dan biasanya timbul konstipasi
6) Fungsi absorpsi melemah ( daya absorpsi terganggu terutama
karbohidrat)
7) Hati semakin mengecil dan penyimpanan menurun, aliran darah
berkurang
15
i. System Reproduksi
Wanita
1) Vagina mengalami kontraktur dan mngecil
2) Ovarium menciut, uterus mengalami atrofi
3) Atrofi payudara
4) Atrofi vulva
5) Selaput lender vagina menrun, permukaan menjadi halus, sekresi
berkurang, sifatnya menjadi alkali dan terjadi perubahan warna
Pria
1) Testis masih dapat memproduksi spermatozoa, meskipun ada
penurunan secara berangsur-angsur
2) Dorongan seksual menetap samapi usia 70 tahun, asal kondisi
kesehatannya baik, yaitu:
a) Kehidupan seksual dapat diupayakan sampai masa lanjut usia.
b) Hubungan seksual secara teratur membantu mempertahankan
kemampuan seksual.
c) Tidak perlu cemas karna prosesnya alamiah sebanyak ±75%
pria usia 65 tahun mengalami pembesaran prostat
j. System Genitourinaria
1) Ginjal
Merupakan alat untuk mengeluarkan sisa metabolsime tubuh,
melalui urine darah yang masuk ke ginjal, disaring oleh satuan
(unit) terkecil dari ginjal yang disebut nefron (tepatnya di
glomerulus). Mengecilnya nefron akibat atrofi, aliran darah
keginjal menurun sampai 50% sehingga fungsi tubulus berkurang.
Akibatnya, kemampuan mengonsentrasi urine menurun, berat jenis
urine menurun, proteinuria (biasanya ±1), BUN (blood urea
16
k. System Endokrin
1) Estrogen, progesterone, dan testosterone yang memelihara alat
reproduksi dan gairah seks. Hormone ini mnegalami penurunan
2) Kelenjar pancreas (yang memprosuksi insulin dan sangat penting
dalam pengaturan gula darah)
3) Kelenjar adrenal/anak ginjal yang memproduksi adrenalin. Salah
satu kelenjar endokrin dalam tubuh yang mengatur agar arus darah
ke organ tertentu berjalan dengan baik, dengan jalan mengatur
vasokontriksi pembuluh darah. Kegiatan kelenjar anak ginal ini
berkurang pada lanjut usia.
4) Produksi hamper semua hormone menurun
5) Fungsi paratoid dan sekresinya tidak berubah
17
l. Sistem integument
1) Kulit mengerut atau keriput akibat kehilangan jaringan lemak.
2) Permukaan kulit cinderung kusam, kasar dan bersisik (karena
kehilangan proses keratinasi serta perubahan ukuran dan bentuk sel
epidermis)
3) Timbul bercak pigmentasi akibat proses melanognesis yang tidak
merata pada permukaan kulit sehingga tampak bintik – bintik atau
noda cokelat
4) Terjadi perubahan pada daerah sekitar mata, tumbuhnya kerut-
kerut halus diujung mata akibat lapisan kulit yang menipis
5) Respons terhadap trauma menurun
6) Mekanisme proteksi kulit menurun
7) Produksi serum menurun
8) Produksi vitamin D menurun
9) Produksi kulit terganggu
10) Kulit kepala dan rambut menipis an berwarna kelabu
11) Rambut dalam hidung dan telinga menebal
12) Berkurangnya elastisitas akibat menurunya cairan dan
vaskularisasi
13) Pertumbuhan kuku lebih lambat
14) Kuku jari menjadi keras dan rapuh
18
m. System musculoskeletal
1) Tulang kehilangan massa (cairan) dan semakin rapuh
2) Gangguan tulang, yakni mudah mengalami demineralisasi
3) Kekuatan dan stabilitas tulang menurun, terutama vertebra,
pergelangan dan paha
4) Kartilago yang meliputi permukaan sendi tulang penyangga rusak
5) Kifosis
6) Gerakan pinggang, lutut dan jari-jari pergelangan terbatas
7) Gangguan gaya berjalan
8) Kekaukan jaringan penghubung
9) Persendian membesar dan menjadi kaku
10) Tendon mengerut dan mengalami sclerosis
11) Atrofi serabut otot, serabut otot mengecil sehingga gerakan
menjadi laman, otot kram, dan menjadi tremor (perubahan pada
otot cukup rumit dan dipahami)
12) Aliran darah ke otot berkurang sejalan dengan proses menua
n. System imun
1) Perubahan fungsi system imunologi
2) Kemampuan imunitas tubuh melawan infeksi menurun
3) Kecepatan respon imun menurun
4) Produksi imunoglobukin berkurang jumlahnya sehingga vaksinasi
dalam tubuh kurang efektif melawan penyakit.
5) Imun kehilangan kemampauan untuk membedakan benda asing
yang masuk kedalam tubuh
19
o. Perubahan Mental
1) Perubahan dapat berupa sikap yang semakin egosentrik, mudah
curiga, bertambah pelit atau tamak bila memiliki sesuatu
2) Keinginan berumur panjang, tenaganya sedapat mungkin dihemat
3) Mengharapkan tetap diberi peranan dalam masyarakat
4) Ingin mempertahankan hak dan hartanya, serta ingin tetap
berwibawa
5) Jika meninggal pun, mereka ingin secara terhormat dan masuk
surge
1) Kenangan (Memori)
Kenangan jangka panjang, beberapa jam sampai beberapa hari
yang lalu dan mencakup beberapa perubahan. Kenangan jangka
pendek atau seketika(0-10 menit). Kenangan buruk (bias kearah
demensia)
p. Perubahan Psikososial
1) Kehilangan finansial ( pendapatan berkurang)
2) Kehilangan status ( dulu mempunyai jabatan/posisi yang cukup
tinggi, lengkap dengan semua fasilitas)
3) Kehilangan teman/kenalan atau relasi
4) Kehilangan pekerjaan/kegiataan dan
a) Merasakan atau sadar terhadap kematian, perubahan cara hidup
(memasuki rumah perawatan, bergerak lebih sempit)
b) Kemampuan ekonomi akibat pemberhentian dari jabatan.
Biaya hidup meningkat pada penghasilan yang sulit, biaya
pengobatan bertambah
c) Adanya penyakit kronis dan ketidakmampuan
d) Timbul kesepian akibat pengasingan dari lingkungan social
e) Adanya gangguan saraf panca-indra, timbul kebutaan dan tuli
f) Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
g) Rangkaianan kehilangan, yaitu kehilangan hubungan dengan
teman dan family
h) Hilangnya kekuatan dan ketagapan fisik ( perubahan terhadap
gambaran diri, perubahan onsep diri)
q. Perkembangan Spiritual
1) Agama/kepercayaan semakin terintregrasi dalam kehidupan
2) Lanjut usia semakin matur dalam kehidupan keagamaanya,. Hal ini
terlihat dalam berpikir dan bertindak sehari-hari
3) Perkembangan spiritual pada usia 70 tahun menurut Flower
(1970), universalizing, perkembangan yang dicapai pada tingkat
ini adalah berpikir dan bertindak dengan cara memberi contoh cara
mencintai dan keadilan (Nugroho, 2008)
21
b. Kelompok kedua
Termaksud kedalam klien yang memenuhi syarat dari American
Rheumatoid Association untuk atritis rheumatoid karena mereka
mempunyai radang sinovitis yang terus-menerus dan simetris, sering
melibatkan pergelangan tangan dan sendi- sendi jari
22
c. Kelompok ketiga
Sinovitis terutama mempengaruhi bagian proksimal sendi, bahu dan
panggul. Awitanya mendadk, sering ditandai dengan kekuatahn pada
pagi hari. Pergelangan atau lutut sering mengalami hal ini, dengan
adanya bengkak, nyeri tekan , penurunan kekuatan otot. Kelompok inii
mewakili sesuatu penyakit yang dapat sembuh sendiri yang dapat
dikendalikan secara baik dengan menggunakan therapy obat.
g. Komplikasi
1) Dapat menimbukan perubahan pada jaringan lain seperti adanya
proses granulasi dibawah kulit yang disebut subcutan nodule
2) Pada otot dapat terjadi myosis, yaitu proses granulasi jaringan otot
3) Pada pembuluh darah terjadi tromboemboli
4) Terjadi slenomegali
25
Penatalaksaaan Medis
1) OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat
inflamasi yang sering dijumpai
2) DMARD (disease-modifiying antirheumatic drugs) digunakan
untuk melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruktif
akibat atritis rheumatoid. Mula khasiatnya baru terlihat setelah 3-
12 bulan kemudian. Setelah 2-5 tahun, maka efektivitasnya dalam
menekan proses rheumatoid akan berkurang
3) Operasi jika berbagai pengobatan telah dilakukan dan tidak
berhasil serta terdapat alas an yang cukup kuat, dan dapat
dilakukan pengobatan pembedahan.
Penatalaksanaan keperawatan
1) Pendidikan pada klien tentang penyakitnya dan penatalaksanaan
yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin
ketaatan pasien.
2) Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa
lelah yang hebat. Walapun rasa lelah tersebut dapat saja timbul
setiap hari, tetapi ada masa dimana penderit merasa lebih baik atau
lebih berat. Penderita harus membagi waktu seharinya menjadi
beberapa kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat
3) Latihan fisik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi
sendi. Latihan ini mencangkup gerakan aktif dan gerakan pasif
pada semua sendi yang sakit, sedikitnnya dua kali sehari.
26
i. Pemeriksaan penunjang
1) Factor Rheumatoid, fiksasi lateks, reaksi-reaksi algutinasi.
2) Laju endap darah. Umumnya meningkat pesat (80-100 mm/h)
mungkin kembali normal sewaktu gejala-gejala meningkat.
3) Protein C-reaktif, positif selama masa eksersebasi
4) Sel darah putih, meningkat pada waktu timbul proses inflamasi
5) Sinar X dari sendi yang sakit
6) Scan radionuklida
7) Artokopi langsung
8) Biopsy membrane sinovial
G. Rencana Tindakan
Tujuan utama untuk pasien mencakup pemahaman tentang proses dan terapinya, partisipasi dalam program
keperawatan diri, dan tidak mengalami komplikasi
2 Kerusakan Kriteria hasil Mandiri 1. Tingkat aktivitas atau latihan tergantung dari
mobilitas fisik Mempertahankan 1. Evaluasi pemantauan tingkat perkembangan proses inflamasi
berhubungan fungsi posisi dengan inflamasi/rasa sakit pada 2. Istirahat sistemik dianjurkan selama
dengan pembatasan kontraktur sendi eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit
Deformitas Mempertahankan atau 2. Pertahankan tirah baring. untuk mencegah kelelahan, mempertahankan
skeletal meningkatkan kekuatan Duduk. Jadwal aktivitas kekuatan.
Nyeri dan fungsi dari dan/atau untuk memberikan periode 3. Meningkatan fungsi sendi, kekuatan otot dan
ketidaknyamana kompensasi bagian istirahat terus-menerus dan stamina
n tubuh tidur malam hari 4. Menghilangkan tekanan jaringan dan
Intoleransi Mendemostrasikan 3. Bantu rentang gerak meningkatkan sirkulasi
terhadap teknik/prilaku yang aktif/pasif, latihan resitif dan 5. Meningkatkan stabilitas jaringan
aktivitas, memungkinkan isometric (mengurangi resiko cidera), mempertahankan
penurunan melakukan aktivitas 4. Ubah posisi dengan sering posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran
kekuatan otot 5. Posisikan dengan bantal, tubuh, mengurangi kontraktur.
kantung pasir, hebat, dan 6. Mencegah fleksi leher
33
Kolaborasi
9. Konsul dengan ahli terapi
fisik atau okupasi dan
spesialis vakosiaonal
10. Memberikan matras busa
atau pengubah tekanan
3 Gangguan Kritera hasil Mandiri
gambaran diri Mengungkapkan 1. Dorong pengungkapan 1. Berikan kesempatan mengidentifikasi rasa
berhubungan peningkatan rasa mengenai proses penyakit takut/kesalahan konsep dan menghadapi
dengan percaya diri dalam dan harapan masa depan secara langsung
Perceptual kemampuan untuk 2. Diskusikan persepsi klien 2. Isyarat verbal atau nonverbal keluarga
kognitif menghadapi penyakit, mengenai bagaimana berpengaruh pada bagaimana klien
Psikososial perubahan gaya hidup, keluarga menerima memandang dirinya
Perubahan dan kemungkinan keterbatasan 3. Untuk mendapatkan dukungan proses
kemampuan keterbatasan 3. Bantu klien mengekspresikan berkabung yang adaptif
untuk melakukan Menerima perubahan perasaan kehilangan 4. Menunjukan emosional/metode koping
tugas umum gaya tubuh dan 4. Perhatikan perilaku menarik maladaptive sehingga membutuhkan
Peningkatan mengitegrasikan ke diri, penggunaan intervensi lebih lanjut/dukungan psikologis
penggunaan dalam konsep diri menyangkal/terlalu 5. Membantu mempertahankan control diri dan
energy, Menyusun memperhatikan tubuh meningkatkan harga diri
34
ketidakseimbanga tujuan/rencana realitas 5. Bantu klien mengidentifikasi 6. Meningkatkan perasaan kompetisi atau harga
n mobilitas untuk masa depan perilaku positif yang diri, mendorong kemandirian, dan
Mengembangkan membantu koping berpartisipasi terapi.
keterampilan perawatan 6. Ikutkan klien dalam 7. Memungkinkan klien merasa senang terhadap
diri agar dapat merencanakan perawatan dan dirinya ; menguatkan prilaku positif, serta
berfungsi dalam membuat jadwal aktivitas meningkatkan percaya diri
masyarakat 7. Berikan bantuan positif 8. Klien/ keluarga membutuhkan dukungan
selama berhadapan dengan proses jangka
Kolaborasi panjang
8. Rujuk pada konseling 9. Dibutuhkan saat munculnya depresi hebat
psikiatri sampai klien dapat menggunakan
9. Berikan obat sesuai indikasi kemampuan koping efektif
(missal antiansietas)
4 Kurang perawatan Kriteria hasil
diri berhubungan Melaksanakan aktivitas 1. Diskusikan tingkat fungsi 1. Melanjutkan aktivitas dengan beradaptasi
dengan perawatan diri pada umum (0-4) sebelum timbul pada keterbatasan saat ini
Kerusakan tingkat yang konsisten penyakit 2. Perubahan kemampuan merawat diri dapat
musculoskeletal, dengan kemampuan 2. Kaji repons emosional klien membangkitkan perasaan cemas dan frustasi,
penurunan individual terhadap merawat dimana dapat mengganggu kemampuan lebih
kekuatan, daya Mendemostrasikan kemampuan merawat diri lanjut
nyeri pada waktu perubahan teknik atau yang menurun dan beri 3. Mendukung kemandirian fisik atau emosional
bergerak gaya hidup untuk dukungan emosional. 4. Meningkatkan kemandirian yang akan
Kurangnya memenuhi kebutuhan 3. Pertahankan mobilitas, meningkatkan harga diri
informasi perawatan diri control terhadap nyeri dan 5. Partisipasi klien dalam merawat diri
Depresi Mengidentifikasi program latihan meningkatkan harga diri dan menurunkan
Pembatasan sumber pribadi atau 4. Kaji hambatan terhadap perasaan ketergantungan
aktifitas komunitas yang dapat partisipasi dalam perawatan 6. Memberi kesempatan mengontrol dapat
memenuhi kebutuhan diri. Identfikasi modifikasi meningkatkan harga perasaan ketergantungan
perawatan diri lingkungan. 7. Dapat mengurangi ketakutan akan
5. Beri dorongan agar ketergantungan jangka panjang atau
berpartisipasi dalam merawat permanen
diri.aktivitas yang terjadwal 8. Menentukan alat bantu memenuhi kebutuhan
memungkinkan waktu untuk individu
merawat diri.
6. Biarkan klien mengontrol
35
lingkungan sebanyak
mungkin, bantu klien hanya
jika diminta.
7. Jelaskan berapa lama
kemampuan merawat diri
yang menurun diharapkan
untuk bertahan, jika diketahui
Kolaborasi
8. Konsultasi dengan ahli terapi
okupasi
5 Kurang Kriteria hasil 1. Tinjau proses penyakit, 1. Memberikan pengetahuan dimana klien dapat
pengetahuan Menunjakan prognosis, dan harapan masa membuat pilihan berdasarkan informasi
(kebutuhan pemahaman tentang depan 2. Tujuan control penyakit adalah untuk
belajar), prognosis, kondisi/prognosis dan 2. Diskusikan kebiasaan klien menekankan inflamasi atau jaringan lain
dan pengobatan perawatan dalam penaalaksanaan proses untuk mempertahankan fungsi sendi dan
berhubungan Mengembangkan sakit melalui diet, obat, mencegah deformitas
dengan rencana untuk latihan dan istirahat 3. Memberikan struktur dan mengurangi
Kurangnya perawatan diri, 3. Bantu dalam merencanakan ansietas pada waktu menangani proses
pemajanan/meni termasuk modifikasi jadwal aktivitas terintregrasi penyakit kronis kompleks
ngkat gaya hidup yang yang realitas, istirahat, 4. Keuntungan dari terapi obat tergantung pada
Kesalahan konsisten dengan perawatan pribadi, pemberian ketepatan dosis, misall aspirin diberikan
interpretasi mobilitas atau obat, terapi fisik dan secara regular untuk mendukung kadar
informasi pembatasan aktivitas manajemen stress terapeutik darah 18-25 mg.
4. Tekankan pentingnya 5. Preparat bersalut dicerna dengan makanan,
melanjutkan manajemen meminimalkan iritasigaster, ,mengurangi
farmakoterapeutik resiko perdarahan
5. Rekomendasi penggunaan 6. Membatasi iritasi gaster. Pengurangan nyeri
aspirin bersalut atau salisat dapat meningkatkan tidur dan kadar darah
nonasetil serta mengurangi kekakuan pada pagi hari
6. Anjurkan mencerna obat 7. Meningkatkan perasaan sehat dan perbaikan
dengan makanan, susu, atau atau regenerasi jaringan
antasida pada sebelum tidur 8. Penurunan berat badan mengurangi tekanan
7. Tinjau pentingnya diet yang pada sendi, terutama pinggul, lutut,
seimbang dengan makanan pergelangan kaki, dan telapak kaki.
36
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Pasien bernama Tn.M bertempat tingggal di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Mulya cengkareng, lahir di banten pada tanggal 7 juni 1952, agama
islam, status perkawinan duda, pendidikan terakhir SR (sekolah
rakyat/SD), suku bangsa sunda, bahasa yang digunakan sehari hari bahasa
indonesia. Tn.M tinggal di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya sudah
sejak 6 tahun yang lalu.
2. Riwayat Keluarga
Pasien Tn. bercerai dengan istri nya sejak 30 tahun yang lalu, dengan hasil
pernikahanya Tn.M memiliki 5 orang anak yaitu 2 perempuan dan 3 laki-
laki anak yaitu anak pertama bernama Tn.S, anak kedua bernama Ny.S,
anak ketiga bernama Ny.SN, anak ke empat Tn.M sudah meninggal , dan
anak ke lima Tn.M adalah Tn.A
37
38
3. Riwayat pekerjaan
Pasien saat ini tidak bekerja, pekerjaan sebelumnya adalah seorang buruh
di pusat pemotongan kapal selain sebagai buruh di pusat pemotongan
kapal Tn.M juga menjadi buruh bangunan.saat ini pasien tidak
mendapatkan biaya untuk kebutuhan sehari-harinya Tn.M dibantu
sepenuhnya panti.
4. Riwayat Lingkungan Tinggal
Dahulu pasien tinggal bersama istri dan anak anaknya, tetapi setelah
bercerai dan anak-anaknya sudah mulai bekerja akhirnya Tn.M tinggal
seorang diri dengan mngontrak rumah di daerah rawa badak Jakarta utara.
pasien merupakan orang yang cukup terbuka dengan masalah yang
dihadapi dengan lingkungan sekitar.
5. Riwayat Rekreasi
Pasien mempunyai hobbi menonton bola di Tv, setiap hari selasa dan
jum’at Tn.M mengikuti kegiatan olahrga, setiap hari senin dan kamis
Tn.M mengikuti pengajian yang diadakan di panti, dan tak jarang Tn.M
mengikuti senam music yang diadakan di panti sosial tresna werdha budi
mulya.
6. Status Kesehatan
a. Status kesehataan saat ini
Keluhan yang dirasakan pasien saat ini adalah pasien merasa nyeri di
persendian, pasien merasa linu saat berjalan, pasien mengatakan nyeri
terasa pada pagi hari setelah Tn.M bangun dari tidurnya.
39
b. Personal Hygine
Pasien mandi 2x sehari, pagi dan sore,tetapi pasien tidak
menggunakan shampo dikarenakan jika menggunakan shampo pasien
merasa gatal- gatal dibagian keplanya, pasien menggosok gigi 1x
sehari, klien mengatakan jarang memotong kukunya. kuku klien
tampak kotor dan panjang, mulut pasien tampak kotor terdapat caries
pada gigi pasien yang menyebabkan pasien memiliki bau mulut. Klien
mengatakan tidak tahu dampak dari tidak memotong kuku nya dan
klein tidak tahu dampak dari tidak menggosok giginya. Dalam
keseharian nya Tn.M menggunakan celana pendek dan baju seragam
yang bersih dan menggantinya setiap Tn.M mandi.
40
c. Aktivitas / istirahat
setelah beraktivitas persendian Tn.M terasa nyeri dan linu, semakin
terasa sakit saat digerakan. Sakit terasa sekitar 40 menit, sakit hilang
saat klien menggosokan balsam, meminum obat dan
mengistirahatkanya
d. Eliminasi
Klien BAB 1 hari sekali pada pagi hari dan BAK 5-8 kali dalam
sehari. Tidak ada kesulitan saat eliminasi
e. Oksigenasi
Pola nafas Tn.M normal tidak ada suara bunyi nafas tambahan,
frekuensi nafas 19x/ menit, klien tidak memiliki keluhan batuk, pilek,
dan sesak nafas, klien tidak memiliki riwayat alergi obat dan makanan.
f. Spiritual
Pasien sholat 5 waktu dalam sehari dan pasien sering mengikuti
pengajian yang diadakan seminngu 2x yaitu pada hari yaitu senin dan
hari kamis.
g. Tinjauan sistem
1) Kondisi sitem tubuh yang ada
Terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuh (imun)
2) Masalah/gangguan pada sistem tubuh
Tn.M terasa nyeri dan linu, semakin terasa sakit saat digerakan. Sakit
terasa sekitar 40 menit, sakit hilang saat klien menggosokan balsam,
meminum obat dan mengistirahatkanya
3) Penggunaan protesa
Pasien menggunakan alat bantu (kruk) untuk beraktivitas sehari-hari
41
B. Pengkajian psikologis
1. Proses piker
saat ditanya pada kejadian dahulu klien mampu mengingatnya dengan
baik, klien juga tahu tanggal lahirnya.
2. Gangguan perasaan (depresi, wajah tanpa ekspresi, kelelahan, acuh tak
acuh, mudah tersinggung)
Saat diwawancara Tn.M menunjukan ekpresi wajah dan perasaan senang.
Tn.M tidak memiliki gangguan perasasaan, klien menunjukan ekpresi
sesuai apa yang disampaikan, Tn.M tampak terbuka menyampaikan
masalah-masalahnya.
3. Komunikasi ( pengggunaan protesa, kesulitan berkomunikasi)
Klien dapat berkomuniasi dengan baik dan jelas tidak ada kesulitan untuk
berkomunikasi
4. Orientasi ( Tempat, Waktu, dll)
Orientasi Tn.M baik pasien mampu mengingat hari apa sekarang bulan
apa sekarang tahun apa sekarang, klien dapat menyebutkan musim apa
sekarang dank lien dapat menyebutkan sekarang berada di panti tepatnya
di wisma A.
5. Sikap pasien terhadap lansia
Pasien mengatakan merasa senang tinggal di panti karena disini pasien
merasa banyak teman, pasien juga mampu untuk bersosialisasi dengan
baik dengan sesame penghuni panti lainya.
a. Klien memandang dirinya
Klien memandang dirinya positif, klien mengatakan sangat bersyukur
kepada Allah swt yang telah memberikan semua yang ia miliki saat ini
b. Reaksi klien terhadap kehilangan pasangan
Tn.M mengatakan merasa sedih dan kecewa berpisah dengan istri dan
anak- anaknya. Tn.M mengatakan ikhlas istrinya bersma dengan peria
42
lain, Tn.M yakin bahwa mantan istrinya bukan jodoh yang terbaik untuk
dirinya
D. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda Tanda Vital
a. Keadaan Umum : Baik
b.Kesadaran : Composmentis
c. Suhu : 36,3ºc
d. Nadi : 81x/ menit
e. Tekanan Darah : 130/90 mmHg
f. Pernafasan : 18x/ menit
g.Berat Badan : 50 kg
h.Tinggi Badan : 157 cm
2. Pemeriksaan dan kebersihan perorangan
a. Kepala
1) Rambut : Kotor, beruban, ada sedikit ketombe
2) Mata : Sklera anikterik, simetris, konjungtiva ananemis
3) Hidung : Bersih, tidak ada polip ataupun cairan dari hidung
4) Mulut : Gigi tampak kotor dan bau, terdapat caries pada gigi
5) Telinga : Bersih, tidak ada cairan yang keluar dalam telinga,
pendengaran baik
b. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening
c. Dada/ Thorax
1) Dada : Simetris, tidak ada massa
2) Suara : Suara nafas Vesikuler, tidak ada ronchi dan weezing
3) Jantung : Regular, tidak ada bunyi tambahan murmur dan gallop
d. Abdomen : Tidak ada distensi abdomen, bising usus normal
14x/menit
44
1) Orientasi
( jawab pertanyaan) : Tanggal 1
Hari 1
Bulan 1
Tahun 1
Musim 1
Ruangan 1
Rumah sakit 1
Kota 1
Propinsi 1
Negara 1
2) Registrasi
(mengingat 3 kata) : Bola 1
Melati 1
Kursi 1
45
3) Atensi/kalkulasi
(serial 100-7 atau sebut urutan huruf dari belakang kata
WAHYU
: 93 atau U 1
86 Y 1
79 H 0
72 A 0
65 W 1
4) Rekol (memori)
(mengingat kembali) Bola 1
Melati 1
Kursi 1
Letakan di lantai
- Membaca + pengertian : Tutup mata 1
Bahasa tulisan
- Menulis : (tulisan lengkap) 1
46
Total skor 27
E. Informasi penunjang
1. Diagnosa Medis : Rheumatoid Atritis
2. Laboraturium : tidak ada
3. Terapi Medis : Fenil Butasol 1x1, Frednison 1x1
F. Resume Pengkajian
Klien bernama Tn.M berusia 66 tahun, klien datang ke panti 6 tahun yang
lalu diantar oleh Rt setempat tempat tinggal nya, klien merasa tidak bisa
beraktivitas seperti dulu Karena rematik yang dideritanya membuatnya
mudah lelah dan ltih , klien memutuskan untuk tinggal di panti karena
tidak ingin merepotkan anak-anaknya dan agar ada yang merawatnya.
Klien mengatakan sudah ikhlas dan mungkin bukan jodohnya bercerai
dengan istrinya. Hubungan klien dengan warga panti yang lain baik, klien
tidak merasakan kesepian walapun sudah bercerai dengan istrinya. Klien
di panti selalu mengikuti jadwal yang sudah di cantumkan oleh petugas
panti, klien mengikuti kegiatan-kegiatan yang di adakan di PSTW BM
seperti senam yang diadakan setiap hari selasa dan jum’at, pengajian yang
diadakan setiap senin dan kamis, dan tak jarang Tn.M mengikuti senam
47
music yang diadakan di panti sosial tresna werdha budi mulya. Sejak 6
tahun yang lalu klien sering merasakan nyeri, linu, di lutut kanan dan kiri
semakin terasa sakit saat digerakan.nyeri muncul pada pagi hari, ketika
nyeri muncul durasinya kurang lebih 40 menit. Nyeri hilang saat klien
menggosokan balsam, meminum obat Fenil butasol 1x1, Frednisnon 1x1
dan mengistiraatkannya.
1. DATA FOKUS
Data Subjektif Data objektif
Klien mengatakan Keadaan umum : baik
Terasa nyeri, linu pada lutut Kesadaran : Composmentis
sebelah kanan dan kiri Suhu : 36,3ºc
Nyeri semakin terasa saat Nadi : 81x/menit
digerakan Pernafasan : 18x/menit
Biasanya keluhan terjadi Tekanan darah : 130/90
setelah bangun tidur mmHg
Skala nyeri 7 Berat bada : 50 kg
Lama nyeri kurang lebih 40 Tinggi badan : 157 cm
menit Lutut sebelah kanan dan kiri
Keluhan terjadi sudah sejak 6 terasa kaku dan hangat saat
tahun yang lalu diraba
Aktivitas sangat terbatas Kekuatan otot 55555 55555
Lutut sebelah kanan dan kiri 44444 44444
terasa kaku saat digerakan Klien tampak meringis
Nyeri berkurang saat kesakitan saat nyeri terjadi
digosokan balsam, meminum Tn.M tampak kesulitan untuk
obat Fenil butasol 1x1, beraktivitas
Frednison 1x1 dan Kulit kepala klien sedikit
mengistirahatkannya. berketombe
48
2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
1 Data Subjektif Proses inflamasi Nyeri (akut)
Klien mengatakan : destruksi sendi
Nyeri dan linu pada lutut
kiri dan kanan
Nyeri semakin terasa
sakit saat klien
meggerakan kaki nya
Biasanya keluhan terjadi
pada pagi hari setelah
klien bangun dari tidur
Lama nya durasi nyeri
kurang lebih 40 menit
Skala nyeri 7
49
Data Objektif
Keadaan umum : baik
Kesadaran :
composmentis
Suhu : 36,3ºc
Nadi : 81x/ menit
Pernafasan : 18x/menit
Tekanan Darah : 130/90
mmHg
Lutut sebelah kanan dan
kiri terasa kaku saat
diraba
Klien tampak meringis
saat
nyeri terjadi
memotong kuku
Klien mengatakan tidak
tahu dampak dari tidak
memotong kuku nya
klien tidak tahu dampak
dari tidak menggosok
giginya.
Data objektif
Kulit kepala klien sedikit
berketombe
Mulut dan gigi klien
tampak bau dan kotor
Kuku klien tampak kotor
dan panjang
3. Diagnosa
a. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi destruksi sendi ditandai
dengan
Data subjektif
Klien mengatakan
1) Nyeri dan linu pada lutut kiri dan kanan
2) Nyeri semakin terasa sakit saat klien meggerakan kaki nya
3) Biasanya keluhan terjadi pada pagi hari setelah klien bangun dari
tidur
4) Lama nya durasi nyeri kurang lebih 40 menit
5) Skala nyeri 7
6) Keluhan terjadi sudah sejak 6 tahun yang lalu
7) Nyeri berkurang setelah klien menggosokan balsam, meminum
obat Fenil butasol 1x1, Frednison 1x1 dan mengistirahatkannya.
52
Data Objektif
Data Objektif
1) lutut kanan dan kiri terasa hangat dan kaku saat diraba
2) kekuatan otot
55555 55555
44444 44444
53
Data objektif
4. Rencana keperawatan
No Diagnose keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Rasional
8. Berikan massase
yang lembut pada
daerah sekitar lutut
Kolaborasi
9. Berikan obat
sesuai
petunjuk
melakukan aktifitas
dan meluruskan kaki
nya
8. Berikan lingkungan
aman, misalnya
menggunakan
pegangan tangga
Kolaborasi
9. Berikan obat sesauai
indikasi
3 Deficit perawatan diri berhubungan dengan Mandiri
kurang nya informasi Tujuan 1. Kaji hambatan klien 1. Menyiapkan klien untuk meningkatkan
Setelah dilakukan dalam partisipasi kemandirian, yang akan meningkatkan
tindakan keperawatan perawatan diri harga diri.
kepada Tn.M selama 3x24 2. Mengkaji 2. Menggali pengetahuan klien tentang
jam diharapkan deficit pengetahuan klien perawatan diri
perawatan diri tidak tentang perawatan 3. Klien dapat mengetahui dampak dari
terjadi diri tidak memotong kukunya dan
Kriteria hasil 3. Berikan pendidikan menggosok giginya
Pengetahuan kesehatan tentang 4. Untuk mengurangi atau
klien meningkat perawatan diri menghilangkan rasa gatal klien saat
tentang 4. Anjurkan klien menggunakan shampoo
kebersihan diri untuk menggunakan 5. Menjaga kebersihan dan kesegaran
Rambut bersih, shampoo yang mulut dan gigi klien
tidak ada berbahan herbal 6. Menjaga kebersihan dan kesehatan
ketombe 5. Anjurkan klien kuku klien
Mulut harum dan untuk menggosok 7. Mendukung kemandirian
bersih gigi 3x sehari fisik/emosional klien.
Kuku bersih dan 6. Anjurkan klien
tidak panjang untuk memotong
kuku minimal 1
minggu sekali
7. Pertahankan
mobilitas, control
57
5.Implentasi
1 Rabu, 25 April 09.20 1. Mengkaji keluhan nyeri, kualitas, lokasi, intensitas (skala 1- EVA
2018 10), dan waktu. Catat factor yang mempercepat dan tanda rasa
sakit nonverbal
Ds : klien mengatakan nyeri berkurang, masih terasa kaku dan
kesemutan pada lutut sebelah kiri dan kanan, skala nyeri 4,
keluhan sering terjadi pada pagi hari
Do : klien tampak sudah tidak meringis, lutut kaki sebelah
kanan masih teraba kaku dan hangat
EVA
09.55 2. Mengkaji tanda-tanda vital
Ds :
Do : tekanan darah :130/80 mmHg
Nadi : 82x/menit
Pernafasan : 19x/menit
Suhu :36,1ºc
10.15 3. Memberikan kompres hangat di bagian yang sakit dan kaku EVA
selama beberapa kali
Ds : klien mengatakan lutut kiri dan kanan masih linu, nyeri
berkurang dan sedikit terasa kaku saat digunakan berjalan
Do : klien tampak nyaman ketika diberikan kompres air
heangat pada lutut sebelah kiri dan kanan
perawat
Do : klien tampak mengerti dan akan melakukan apa yang
perawat annjurkan
EVA
11.15 6.Menganjurkan klien melakukan senam setiap hari
Ds : klien mengatakan akan melakukan senam setiap hari
Do : klien tampak senam di pagi hari
62
Evaluasi Keperawatan
No Dx Hari/tanggal Jam SOAP Paraf
Jum’at 27, 09.00 S: klien mengatakan nyeri berkurang, masih EVA
1 April 2018 terasa nyeri, linu pada lutut bagiam kanan dan
kiri, biasa terjadi dipagi hari, skala nyeri 4
O : klien tampak sudah tidak meringis
Suhu :36ºc
Nadi :81x/menit
Pernafasan : 18x/menit
Tekanan darah :130/90 mmHg
Lutut knan dan kiri sedikit terasa kaku
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
2 Jum’at 27, S : klien mengatakan lutut sebelah kanan dan kiri EVA
April 2018 09.15 masih terasa kaku dan sedikit nyeri saat
digunakan untuk berjalan
O : klien masih tampak sulit saat berjalan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
EVA
3 Jum’at 27, 09.25 S : klien mengatakan sudah menggunakan
April 2018 shampoo saat mandi, klien sudah menggosok
gigi 3x sehari di pagi, sore, dan malam hari,
klien mengatakan sudah memotong kuku.
O : kepala klien tampak sedikit berketombe,
mulut tampak bersih dan wangi, kuku klien
tampak bersih dan tidak panjang
A: masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
64
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
Pada tahap pengkajian penulis mengarah pada format pengkajian yang telah
disediakan dari institusi, dan mengacu pada proses pengkajian yang terdapat pada
tinjauan teoritis. Untuk pengumpulan data pengkajian, penulis melakukan
wawancara dengan klien, melakukan pemeriksaan fisik, observasi langsung,
melihat catatan keperawatan serta hasil-hasil penunjang lainya. Namun, untuk
mendapatkan data yang lengkap tentang respon terhadap tindakan yang
dilakukan, penulis mendapat kesulitan dalam pengkajian karena banyak data yang
tidak lengkap, misalnya pengkajian tidak ada data pemeriksaan diagnostic seperti
hasil laboraturium, Sinar X dari sendi yang sakit, CT Scan radionuklida,
Artrokopi langsung, Biopsy membrane synovial ataupun pemeriksaan penunjang
lainnya. Selain itu, minimnya sumber buku tentang asuhan keperawatan pad
lansia dengan Rheumatoid Atritis juga menyulitkan penulid untuk melakukan
pengkajian .
64
65
pola hidup Tn.M mengonsumsi makanan tidak sehat juga dipengaruhi oleh factor
imun yang menurun disebabkan oleh factor penuaan. Perubahan fungsi system
pada proses penuaan salah satunya system imun, kemampuan imunitas tubuh
melawan infeksi menurun dan fungsin system imunologi. Pada system
musculoskeletal dan tinjauan teoritis yaitu gangguan gaya berjalan, kekakuan
jaringan penghubung, persendian membesar dan menjadi kaku, dan pada tinjauan
kasus Tn.M mengatakan lutut terasa kaku saat berjalan.
Berdasarkan teori tanda dan gejala pada rheumatoid atritis seperti nyeri sendi,
hambatan mobilitas gerak sendi, kaku pagi, krepitasi, teraba hangat, pembesaran
sendi dan gaya berjalan. Dalam hal ini terdapat kesamaan dan kesenjangan antara
tinjauan teoritis dan tinjauan kasus Tn.M yaitu Tn.M mengatakan lutut sebelah
kanan dan kiri terasa nyeri dan linu saat berjalan terasa kaku untuk digerakan,
keluhan dirasakan saat pagi hari pada data objektif pun didapatkan hasil palpasi
lutut kanan dan kiri teraba hangat dan kaku pada area sendi, dan juga terjadi
kesenjangan yaitu tidak tampak bengkak dan kemerahan pada tinjauan kasus
Kesamaan dalam aspek fisik yang penulis dapatkan dari penyakit pada Tn.M
yaitu pada sistem musculoskeletal dimana dalam tinjauan teoritis terdapat
gangguan gaya berjalan, kekakuan jaringan penghubung, persendian membesar
dan menjadi kaku, pada tinjauan kasus Tn.M mengatakan lutut sebelah kanan dan
kiri kaku saat berjalan, linu, nyeri tampak pula perubahan cara berjalan yang
harus menggunakan besi penyanggah dipanti, selain itu terdapat kesamaan antara
tinjauan teoritis pada sistem pencernaan menurut teori lansia cenderung
kehilangan gigi yang terjadi akibat periodontal disease yang biasa terjadi setelah
umur 30 tahun, Tn.M giginya tampak beberapa sudah ompong, selain kesamaan
dalam sistem kardiovaskuler dan sistem pencernaan, juga terdapat kesamaan
dalam aspek spiritual terdapat kesamaan dimana menurut teori bahwa lansia
semakin matur dalam kehidupan keagamaanya, Tn.M baik dalam melakukan
ibadah klien setiap hari selalu mengerjakan sholat 5 waktu dengan rutin. Klien
66
beribadah sama seperti orang-orang pada umumnya tidak ada kebiasaan khusus,
klien juga mengikuti acara pengajian setiap hari senin dan kamis yang diadakan di
Panti.
tersinggung, dan curiga karena pada seorang lansia cenderung sudah tidak
dibutuhkan lagi, sedangkan pada Tn.M saat diwawancara klien menunjukan
ekspresi wajah senang, klien juga terbuka dengan masalah-masalah yang
dihadapi, klien tidak mudah tersinggung dengan omongan orang lain , sedangkan
menurut teori.
Kebutuhan dasar maslow yang harus terpenuhi adalah kebutuhan fisiologi, aman
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri juga aktualisasi diri namun pada
tinjauan kasus ditemukan dua gangguan kebutuhan dasar manusia pada penderita
Rheumatoid Atritis, yaitu gangguan rasa aman nyaman : nyeri dan gangguan
mobilitas fisik
8. Diagnosa Keperawatan
Pada tahap diagnose keperawatan yang muncul tidak jauh berbeda dengan
tinjauan teoritis, hanya saja dari 5 diagnosa yang ada pada teoritis, seperti nyeri
(akut) berhubungan dengan proses inflamasi destrusi sendi, gangguan mobilitas
fisik berhubungan dengan psikososial, kurangnya perawatan diri berhubungan
dengan pembatasan aktivitas dan kurang pengetahuan berhubungan dengan
kurangnya informasi, sedangkan diagnose yang muncul pada kasus Tn.M hanya
terdapat 3 diagnosa yang berdasarkan pada keluhan yang didasarkan pada saat
pengkajian, yaitu :
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi destruksi sendi terjadi
karena klien mengatakan terasa nyeri, linu pada lutut bagian kiri dan kanan,
biasanya keluhan terjadi pada pagi hari setelah klien bangun dari tidurnya,
lamannya nyeri kurang lebih 40 menit, skala nyeri 7, Nyeri berkurang setelah
klien menggosokan balsam, meminum obat Fenil butasol 1x1, Frednison 1x1
dan mengistirahatkannya, lutut kaki sebeblah kiri dan kanan teraba kaku dan
hangat terlihat klien meringis
68
Diagnosa yang terdapat pada tinjauan teoritis, tetapi tidak muncul pada kasus
adalah :
1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang nya
pemajanan/mengingat, kesalahan interpretasi informasi. Diagnose ini tidak
muncul karena tidak didapatkan data yang mendukung dengan gangguan
gambaran diri klien
2. Gangguan gambaran diri berhubungan dengan perceptual kognitif,
psikososial, perubahan kemampuan untuk melakukan tugas umum,
peningkatan penggunaan energy, ketidakseimbangan mobilitas. Diagnosa
ini tidak muncul karena tidak didapatkan data yang mendukung dengan
gangguan gambaran diri klien.
9. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada
tinjauan teoritis yaitu diawali menyusun prioritas, menentukan tujuan, kriteria
hasil serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan pada semua
diagnosa yang muncul
69
Dalam memprioritaskan masalah tinjauan kasus sama dengan yang ada pada
tinjauan teoritis, dalam tinjauan teoritis memprioritaskan diagnosa nyeri akut
berhubungan dengan proses inflamasi sangat sesuai dengan teori yang
didukung oleh data skala nyeri 7, klien tampak meringis, teraba hangat dan
kaku pada lutut sebelah kiri dan kanan. Penulis merencanakan tujuan selama
3x24 jam dengan melakukan rencana tindakan yaitu : mengkaji tanda-tanda
vital, mengkaji keluhan nyeri, kualitas, intensitas, (skala 1-10), mengajarkan
teknik relaksasi progresif, memberikan kompres air hangat pada bagian yang
sakit, memberikan massase yang lembut pada daerah lutut, diharapkan nyeri
dapat teratasi
BAB V
KESIMPULAN
Pada bab ini, setelah penulis melakukan pemenuhan kebutuhan dasar pada lansia
Tn.M dengan Rheumatoid Atriitis selama 3 hari perawatan pada tanggal 24-26
april 2018 di Panti Sosial Tresna Werdha Budhi Mulya II Cengkareng, penulis
mengambil kesimpulan baik dari tinjauan teoritis maupun tinjauan kasus, yaitu
A. Kesimpulan
Pada diagnose keperawatan pada kasus Tn.M diagnose yang muncul adalah
nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi destruksi sendi, gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dan deficit
perawatan diri berhubungan dengan kurangnya informasi.
Evaluasi yang didapatkan penulis pada Tn.M pada saat melakukan asuhan
keperawatan ada 1 diagnosa yang teratasi yaitu Deficit perawatan diri
berhubungan dengan kurangnya informasi. Selain itu ada 2 diagnosa yang
belum teratasi yaitu : nyeri akut berhubungan dengan proses inflamasi
72
73
A. Saran
Setelah penulis melakukan observasi selama 3 hari di Panti Sosial Tresna
Werdh budhi Mulya II Cengkareng dan berdasarkan kesimpulan yang telah
dibuat oleh penulis, maka saran yang dapat penulis sampaikan adalah sebagai
berikut :
1. Tim perawat dan klinik di panti
diharapkan dapat melengkapi alat-alat kesehatan seperti unic acid untuk
mengecek kadar asam urat dalam tubuh dan untuk meningkatkan mutu
pelayanan hendaknya semua tindakan keperawatan didokumentasikan
secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
A. DATA PRIBADI
Nama : Eva Afifah
NIM : 2015750015
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Jakarta, 29 April 1998
Umur : 20 Tahun
Agama : Islam
Alamat : Perum Grand Harmoni rt 02 blok A5
no 1 Cileungsi Bogor
a. Tujuan
Tujuan Inturksional Umum (TIU)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 30 menit kepada Tn.M
diharapkan Tn.M dapat menjelaskan tentang penyakit Reumatik
Audience : Tn.M
Behaviour : Menjelaskan kembali
Conditioning : Menjelaskan dengan lembar balik dan leaflet
Degree : Penyakit Reumatik
Sebutkan
komplikasi
Reumatik
Jelaskan
pencegahan
Reumatik
Jelaskan
penatalaksanaan
Reumatik
Menarik
kesimpulan
4 Penutup Kontrak waktu Mendengarkan - ceramah 2 menit
yang akan datang Menjawab
Mengucapkan salam
salam
Evaluasi
a. Sebutkan pengertian Reumatik ?
b. Jelaskan penyebab Reumatik ?
c. Jelaskan tanda dan gejala Reumatik ?
d. Jelaskan komplikasi Reumatik ?
e. Jelaskan pencegahan Reumatik ?
f. Jelaskan penatalaksanaan Reumatik ?
Lampiran Materi
A. Definis
Rheumatoid Atritis merupakan penyakit inflamasi sistem kronis yang tidak
diketahui penyebabnya, dikarakteristikan oleh kerusakan dan poliferasi
membrane sinovial yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi,
ankilosis, dan deformitas
B. Penyebab
1. Factor genetic
2. Usia
3. Kegemukan
4. Pola makan
79
D. Komplikasi
1. Peradangan menyebar luas
2. Kesemutan dan mati rasa pada sendi dan tulang
3. Kerusakan sendi
4. Dapat menimbulkan perubahan pada jaringan lain seperti adanya proses
granulasi dibawah kulit yang disebut subkutan nodule terutama pada siku,
ruas jari, lutut dan persendian kaki
5. Terjadi splenomegaly (pembesaran limpa)
E. Pencegahan
1. Olahraga secara teratur
2. Periksa kesehatan secar teratur
3. Beristirahat dengan cukup 8 jam sehari
4. Makanan yang harus di konsumsi :
a. Karbohidrat : nasi, roti, jagung, kentang, singkong/ubi
b. Protein : ikan laut
80
6. Penatalaksanaan
a. Terapi Panas dan Dingin
Terpi panas dan dingin dianjurkan untuk menghilangkan nyeri dan
meningkatkan mobilitas sementara pada sendi yang kaku.kompres
panas dapat menurunkan ketegangan otot dan melancarkan sirkulasi
darah. Sedangkan kompres dingin dapat mengurangi dapat
mengurangi peradangan dan pembengkakan dan sangat membantu
mengurangi rasa nyeri
b. Senam Reumatik
Senam rematik adalah suatu gerakan yang dilakukan secara teratur dan
terorganisasi bagi penderita rematik. Tujuanya adalah mengurangi
nyeri pada penderita rematik dan menjaga kesehatan jasmani lebih
baik.