Anda di halaman 1dari 23

KEPERAWATAN KOMUNITAS

“Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)”

Dibuat Oleh :

Ayumna Nafila

203110164

3B

Dosen Pembimbing :

Hj. Murniati Muchtar, SKM., S.Kep., M.Biomed

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLTEKKES KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat
dan karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan makalah tentang program indonesia sehat dengan
pendekatan keluarga (PIS-PK) dalam keperawatan komunitas.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan serta
pengetahuan. saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu
yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. saya
juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah memberikan kesempatan dan
kepercayaan kepada saya untuk membuat tugas makalah ini.

Padang, 4 Agustus 2022

Ayumna Nafila
DAFTAR ISI

Kata pengantar.....................................................................................................................

Daftar isi................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang..................................................................................................................
B. Rumusan masalah.............................................................................................................
C. Tujuan...............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Defenisi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) ................3


B. Tujuan penyelenggaraan PIS-PK...................................................................................5
C. Pelaksanaan PIS-PK.......................................................................................................7
D. Peran puskesmas...........................................................................................................11
E. Program indonesia sehat pendekatan keluarga (PIS-PK) dalam pembangunan
kesehatan di indonesia..................................................................................................14
F. Peran Perawat dalam PIS-PK...................................................................................17
G. Format Pendataan....................................................................................................19
H. Perhitungan Indeks Keluarga Sehat...........................................................................21

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...................................................................................................................22
B. Saran.............................................................................................................................22

Daftar Pustaka..................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu program utama pembangunan kesehatan saat ini adalah program Indonesia
sehat dengan pendekatan keluarga (PIS-PK). Program Indonesia sehat dengan pendekatan
keluarga merupakan strategi yang dilakukan melalui pendekatan keluarga yang programnya
sudah ada di puskesmas. 4 area prioritas PIS-PK yaitu penurunan angka kematian ibu dan angka
kematian bayi, perbaikan gizi masyarakat khususnya untuk pengendalian prevalensi balita
pendek (stunting), pengendalian penyakit menular khususnya HIV-AIDS, TB dan malaria,
pengendalian penyakit tidak menular khususnya hipertensi, diabetes mellitus dan gangguan jiwa.
PIS-PK yaitu Permenkes Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Program
Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga.
Program Indonesia sehat dengan pendekatan keluarga adalah salah satu program
kesehatan yang dibuat oleh Kementerian Kesehatan dengan cara mengunjungi setiap keluarga
dengan fokus sasaran kesehatan yang lebih kecil, dengan demikian didapatkan permasalahan
kesehatan disetiap keluarga sehingga dapat ditangani dengan baik oleh tenaga kesehatan. Dengan
meningkatkan kesehatan keluarga maka akan meningkatkan kesehatan masyarakat. Program
Indonesia Sehat yang merupakan program prioritas Kementerian Kesehatan, adalah salah satu
program Nawa Cita ke 5 yang meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Dan
dilaksanakan oleh Puskesmas dengan mengintegrasikan pelaksanaan program melalui
pendekatan 6 komponen utama dalam penguatan sistem kesehatan (six building blocks), yaitu
penguatan upaya pelayanan kesehatan, ketersediaan tenaga kesehatan, sistem informasi
kesehatan, akses terhadap ketersediaan obat esensial, pembiayaan dan kepemimpinan atau
pemerintah (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
......Sasaran dari Program Indonesia Sehat adalah meningkatnya derajat kesehatan dan status
gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan. Sasaran ini sesuai dengan sasaran
pokok RPJMN 2015-2019, yaitu:
(1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak,
(2) meningkatnya pengendalian penyakit,
(3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,
(4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN kesehatan,
(5) terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin, serta
(6) meningkatnya responsivitas sistem kesehatan.

A. Rumusan masalah
1. Apa Defenisi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)?
2. Apa Tujuan penyelenggaraan PIS-PK?
3. Bagaimana Pelaksanaan PIS-PK?
4. Bagaimana Peran puskesmas?
5. Apa Program indonesia sehat pendekatan keluarga (PIS-PK) dalam pembangunan
kesehatan di indonesia?
6. Peran Perawat dalam PIS-PK?
7. Format Pendataan.?
8. Perhitungan Indeks Keluarga Sehat?

B. Tujuan
1. Dapat memahami Defenisi Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
(PIS-PK)
2. Dapat mengetahui Tujuan penyelenggaraan PIS-PK
3. Dapat mengetahui Pelaksanaan PIS-PK
4. Dapat memahami dan mengetahui Peran puskesmas
5. Dapat mengerti Program indonesia sehat pendekatan keluarga (PIS-PK) dalam
pembangunan kesehatan di indonesia
6. Dapat memahami Peran Perawat dalam PIS-PK
7. Dapat memahami Format Pendataan.
8. Dapat memahami Perhitungan Indeks Keluarga Sehat
BAB II
PEMBAHASAN

A. Program Indonesia Sehat dengan pendekatan Keluarga (PIS-PK)


1. Pengertian
Program Indonesia Sehat adalah salah satu program agenda dari 9 agenda prioritas
(nawa cita) dari visi dan misi Presiden. Hal ini dijelaskan pada agenda ke5 yang berisi,
Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia. Dalam mewujudkannya maka diadakannya
Program Indonesia Sehat yang selanjutnya menjadi program utama dalam Pembangunan
Kesehatan. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu:
(1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3) pelaksanaan Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi dengan
pengutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta
pemberdayaan masyarakat.
Penguatan pelayanan kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses
pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu menggunakan
pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan (Kemenkes RI, 2016)
Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK) ini mengintegrasikan
pelaksanaan program melalui pendekatan 6 komponen utama dalam penguatan sistem kesehatan
(six building blocks). Komponen tersebut yaitu penguatan upaya pelayanan kesehatan,
ketersediaan tenaga kesehatan, sistem informasi kesehatan, akses terhadap ketersediaan obat
esensial, pembiayaan dan kepemimpinan (Kemenkes RI, 2017).
Pendekatan keluarga adalah salah satu cara pusat kesehatan masyarakat (puskesmas)
untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan/meningkatkan akses pelayanan
kesehatan diwilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Dengan program ini, puskesmas
tidak hanya menyelenggarakan pelayanan kesehatan didalam gedung, melainkan juga keluar
gedung dengan mengunjungi keluarga diwilayah kerjanya. PIS-PK juga menekankan esensi
fungsi puskesmas dalam upaya promotif dan preventif. Kunjungan rumah melakukan wawancara
mengenai 12 indikator PIS-PK, meliputi:
Pendekatan keluarga merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh
Puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang
meliputi kegiatan berikut:
 Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data Profil Kesehatan Keluarga dan
peremajaan (updating) pangkalan datanya.
 Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan
preventif.
 Kunjungan keluarga untuk menidaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung.
 Pemanfaatan data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga untuk pengorganisasian
pemberdayaan masyarakat dan manajemen Puskesmas (Kemenkes RI, 2016).

2. Manfaat
Manfaat Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) adalah
tercapainya sasaran pokok RPJMN 2015-2019. Sasaran pokok tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak,
2. Meningkatnya pengendalian penyakit,
3. Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di
daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan,
4. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui kartu indonesia sehat
dan kualitas pengelolaan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) kesehatan,
5. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan, obat dan vaksin

3. Tujuan
Pendekatan keluarga adalah pendekatan pelayanan oleh Puskesmas yang
mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan
masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga, didasarkan
pada data dan informasi dari Profil Kesehatan Keluarga. Tujuan dari pendekatan
keluarga adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan akses keluarga terhadap pelayanan kesehatan komprehensif, meliputi
pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan kuratif dan rehabilitatif dasar.
2. Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) Kabupaten/Kota dan
SPM
Provinsi, melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan.
3. Mendukung pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN.

C. Tujuan penyelenggaraan
Penyelenggaraan PIS-PK dilaksanakan oleh puskesmas dengan tujuan untuk
memperkuat fungsi puskesmas, yang pelaksanaannya dilakukan melalui kegiatan:
pendataan, pengolahan, menganalisis, merumuskan dan menetapkan prioritas
masalah, pemecahan masalah, alternatif intervensi masalah dan menyusun
perencanaan puskesmas. Pelaksanaan PIS-PK oleh puskesmas akan benar-benar
memperkuat manajemen puskesmas jika dilaksanakan secara sungguh-sungguh,
sistematis dan terencana, dan terintegrasi antara Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).13,14 Melalui kunjungan rumah,
diharapkan dapat mendekatkan akses keluarga ke fasilitas kesehatan. Dengan
demikian, akan meningkatkan skoring indeks kemudahan menjangkau puskesmas
yang secara nasional baru bernilai 39,29% (Riskesdas 2018).15Kesiapan puskesmas
merupakan kunci optimalnya pelaksanaan PIS-PK. Pelatihan petugas, sarana
prasarana, SDM, dan anggaran harus terpenuhi dalam menjalankan kegiatan PIS-PK.
Dengan keterbatasan yang ada, kepala puskesmas perlu melakukan persiapan
dengan mengoptimalkan sumber daya yang tersedia serta menyusun kebijakan dalam
pengorganisasian tim pelaksana PIS-PK. Tim bina keluarga akan mengunjungi
keluarga per RT-RW-desa, melakukan intervensi langsung masalah kesehatan yang
dihadapi keluarga, mencatat dan melaporkan temuan masalah ke “ban hitam” atau
pemegang program untuk intervensi lanjut. Dengan demikian keluarga akan
mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal. Keterbatasan SDM yang ada,
seharusnya tidak menjadikan alasan kunjungan rumah. OJT serta refresh
training yang telah dilakukan untuk seluruh petugas puskesmas dapat
memenuhi keterbatasan SDM yang terjadi. Pendampingan dilakukan saat OJT
dan pengorganisasian dengan harapan permasalahan banyaknya petugas yang
memiliki rangkap tugas dapat diatasi dengan adanya jadwal dan target kegiatan
kunjungan rumah . Sosialisasi internal dan eksternal bertujuan untuk
memberikan persepsi yang sama tentang PIS-PK, pemahaman bahwa yang
dilakukan tidak hanya pendataan sehingga saat pelaksanaan kendala yang ada
menjadi minimal.
PIS-PK dapat dilakukan dengan integrasi program-program yang ada di
puskesmas. Pengisian prokesga dapat dilakukan bersamaan saat kunjungan
pemeriksaan SAB.

D. Pelaksanaan PIS-PK
 Pelaksanaan PIS
Program indonesia sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama, yaitu
1. Penerapan paradigma sehat
2. Penguatan pelayanan kesehatan, dan
3. Pelaksanaan jaminan kesehatan nasional (JKN)

Penerapan paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan


dalam pembangunan, penguatan upaya promitf dan preventif, serta pemberdayaan
masyarakat. Penguatan pelayanan kesehatan, optimalisasi sistem rujukan, dan
peningkatan mutu menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi
berbasis risiko kesehatan. Sedangkan pelaksanaan JKN dilakukan dengan strategi
perluasan sasaran dan manfaat (benefit), serta kendali mutu dan biaya.
Kesemuanya itu ditunjukan kepada tercapainya keluarga-keluarga sehat.

 Pelaksanaan pendekatan keluarga sehat


Yang dimaksud satu keluarga adalah satu kesatuan keluarga inti (ayah, ibu, dan
anak) sebagaimana dinyatakan dalam Kartu Keluarga. Jika dalam satu rumah
tangga terdapat kakek dan atau nenek atau individu lain, maka rumah tangga
tersebut dianggap terdiri lebih dari satu keluarga. Untuk menyatakan bahwa suatu
keluarga sehat atau tidak digunakan sejumlah penanda atau indikator. Dalam
rangka pelaksanaaan Program Indonesia Sehat telah disepakati adanya 12
indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga. Kedua belas
indikator utama tersebut adalah sebagai berikut.

 Lima indikator dalam gizi, kesehatan ibu dan anak

1) Keluarga mengikuti program keluarga berencana (KB)

2) Ibu melakukan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan

3) Bayi mendapatkan imunisasi lengkap

4) Bayi mendapat ASI Ekslusif

5) Balita mendapat Pemantauan pertumbuhan

 Dua Indikator dalam pengendalian penyakit menular dan tidak menular

6) Penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai standar

7) Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara terarur

 Satu Indikator kesehatan jiwa

8) Penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak ditelantarkan

 Dua Indikator dalam perilaku sehat

9) Anggota keluarga tidak ada yang merokok

10) Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN

 Dua indikator terkait lingkungan sehat

11) Keluarga mempunyai akses sarana air bersih

12) Menggunakan/mempunyai akses jamban keluarga.

Pada indikator yang pertama, Keluarga mengikuti program keluarga berencana


(KB), pasangan usia subur, dapat mengunakan metode KB yang sesuai dan diharapkan
kepada ibu bersalin untuk dapat menggunakan KB segera setelah melahirkan. Untuk
pilihan metode kontrasepsi yang tetap bagi anda dan pasangan tentunya bisa
berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Ada sejumlah manfaat ber-KB diantaranya
dapat mencegah kehamilan yang tidak direncanakan, dapat meningkatkan kesehatan
ibu dan anak dan juga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, mengatur dan
menjarangkan kehamilan, meningkatkan kecukupan ASI dan pola asuh yang baik bagi
anak, dan dapat menurrunkan resiko kematian ibu dan bayi.
Pada indikator kedua, Ibu melakukan persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan akan membuat ibu selamat dan bayi sehat. Ada sejumlah manfaat bersalin
difasilitas pelayana kesehatan diantaranya dengan bersalin di fasilitas pelayanan
kesehatan ibu dan bayi ditolong oleh tenaga kesehatan yang kompeten. Ibu juga akan
dapat memperoleh pelayanan KB segera setelah melahirkan, dapat menggunakan
JKN-KIS/JAMPERSAL sebagai sumber pembiayaan, ibu dan bayi mendapatkan
penanganan segera jika sewaktu-waktu terjadi komplikasi, bayi akan mendapatkan
IMD (inisiasi menyusu dini) dan juga bayi akan mendapatkan seluruh perawatan yang
diperlukan termasuk juga imunisasi.

Indikator ketiga, Bayi mendapatkan imunisasi lengkap. Imunisasi dasar


lengkap untuk bayi dapat diperoleh di Posyandu, Puskesmas, Dokter, dokter spesialis
anak, bidan praktik dan juga di rumah salin. untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi
dasar lengkap yang harus diperoleh oleh seorang bayi dan anak dapat dilihat pada
paket informasi Bayi mendapatkan imunisasi lengkap di sini.

Indikator keempat, Bayi mendapat ASI Ekslusif. Pastikan bayi anda hanya
diberikan ASI saja dari usia 0-6 bulan, dan ASI diteruskan sampai usia bayi 2 tahun.
Ibu menyusui sampai 2 tahun lebih hemat dan anak akan tumbuh kembang secara
optimal. Anak akan tumbuh sehat dan cerdas.

Indikator ke-lima, Balita mendapat Pemantauan pertumbuhan. Agar Balita


mendapat pemantauan pertumbuhan, balita harus dibawa ke posyandu untuk
ditimbang setiap bulan. Diposyandu balita akan ditimbang setiap bulan sejak lahir
sampai 5 tahun. Pemantauan pertumbuhan balita ini bermanfaat untuk mengetahui
status pertumbuhan balita, sebagai deteksi dini gangguan pertumbuhan balita, Ibu
mendapat penyuluhan gizi pertumbuhan balita. Konsultasikan segera balita ke
Puskesmas apabila ditemui hal-hal sebagai berikut: 1). berat badan berada dibawah
garis Merah; 2).Berat badan tidak naik; 3).Balita sakit/demam/batuk/pilek/diare.
Manfaat lain balita selalu dibawa ke Posyandu adalah agar orang tua dapat selalu
memantau pertumbuhan balita, mendapat kapsul vitamin A, mendapat imunisasi
lengkap, tempat mendapatkan makanan tambahan bergizi. Selain itu ke posyandu juga
sangat bermanfaat bagi ibu hamil untuk mendapat tablet tambah darah dan ibu juga
bisa mendapat pengetahuan/wawasan tentang kesehatan dengan mengikuti
penuyukuhan yang disampaiakan oleh petugas kesehatan, terutama pengetahunan yang
terkait dengan Kesehatan ibu dan anak.

Indikator keenam, Penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai standar.


Gejala TB diantaranya adalah batuk berdahak, sesak nafas dan nyeri dada, badan
lemas, nafsu makan berkurang, dan demam meriang berkepanjangan, Gejala lainnya
adalah berat badan menurun, dan adanya kontak dengan pasien TB. Bila ada salah satu
atau lebih gejala di atas segera periksa ke Puskesmas. Untuk mengetahui orang sakit
TB harus dilakukan pemeriksaan dahak. Bila hasil pemeriksaan positif, maka harus
diberi pengobatan selama 6 bulan secara terus menerus, tidak boleh putus sampai
sembuh. Selama proses pengobatan lakukan pemeriksaan rutin ke Puskesmas.
Pemeriksaan dahak dilakukan pada satu akhir tahap awal (intensif) yaitu akhir bulan
kedua atau ketiga akhir bulan, pemeriksaan dahak diulang pada akhir bulan kelima,
dan untuk memastikan pasien sembuh pemeriksaan dahak diulang pada akhir periode
pengobatan.

Ada 3 hal yang akan terjadi apabila penderita TB berhenti minum obat TB
sebelum waktunya. pertama adalah TB yang tidak sembuh akan dapat terus menular ke
orang lain. Kedua, kuman TB dapat dalam tubuh menjadi kebal terhadap obat
sehingga pengobatan berikutnya akan lebih lama dan lebih mahal karena jenis obat
nya berbeda. Ketiga, kuman TB yang kebal obat juga dapat ditularkan kepada orang
lain dengan status kebal obat (lebih berbahaya).

a. Gunakan masker atau menutup mulut sewaktu batuk dan bersin,

b. Tidak meludah di sembarang tempat,

c. Makan makanan bergizi,

d. Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Indikator ketujuh, Penderita Hipertensi melakukan pengobatan secara terarur.


Pada umumnya hipertensi tidak disertai dengan gejala atau keluhan tertentu. Keluhan
tidak spesifik pada penderita hipertensi adalah sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-
debar, pusing, penglihatan kabur, rasa sakit di dada, mudah lelah dan lain-lain.
Mengendalikan hipertensi bisa dilakukan dengan gaya hidup sehat dan minum obat
secara teratur. Pengobatan secara teratur adalah : meminum obat secara teratur sesuai
rekomendasi dokter dan melakukan kontrol teratur. sudah seharusnya kita waspadai
hipertensi dan kendalikan tekanan darah.

Indikator kedelapan, Penderita gangguan jiwa mendapat pengobatan dan tidak


ditelantarkan. Gangguan jiwa dapat diobati apa apa lagi jika ditangani sedini mungkin.
Peran keluarga sangat penting dalam memperhatikan dan mendeteksi dini gejala
perubahan emosi, perilaku dan pola/isi pikir yang tidak wajar dari anggota keluarga.
Hal yang harus diperhatikan adalah apabila ada anggota keluarga yang dipasung agar
segera dilaporkan kepada kader/puskesmas setempat untuk dapat ditangani
sebagaimana mestinya.

Indikator kesembilan, Anggota keluarga tidak ada yang merokok. Rokok itu
sebenarnya adalah racun. Dalam satu batang rokok yang dibakar, mengandung 4000
zat kimia beracun dan sebagian diantaranya adalah bersifat karsinogenik. Racun utama
yang terdapat dalam sebatang rokok adalah tar, nikotin, dan karbonmonoksida.

Indikator ke sepuluh, Sekeluarga sudah menjadi anggota JKN. Menjadi


anggota JKN atau menjadi peserta JKRA di aceh adalah sesuatu yang sangat penting
bagi keluarga. Hal ini untuk menjamin anggota keluarga untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan.

Indikator kesebelas, Keluarga mempunyai akses sarana air bersih. Sarana air
bersih sangat penting untuk mencapai keluarga sehat.Harus dijaga kebersihannya
seperti tidak ada genangan air disekitar sumber air, dan dilengkapi dengan saluran
pembuanagan air, tidak ada kotoran atau kuman pencemar air dan memenuhi syarat-
syarat air yang bersih.

Indikator kedua belas, Menggunakan/mempunyai akses jamban keluarga.


Selalu gunakan jamban sehat. Manfaat Buang Air Besar dan Kecil di jamban
diantaranya adalah : 1). Lingkungan bersih, sehat dan tidak berbau, 2). Tidak
mencemari sumber air dan tanah yang ada disekitarnya, 3). Tidak mengundang
lalat/kecoa/serangga yang dapat menularkan penyakit sehingga semua anggota
keluarga akan sehat dan terhindar dari berbagai penyakit yang biasa disebabkan oleh
kegiatan buang air besar sembarangan seperti infeksi saluran pencernaan, tifus,
kecacingan, diare, kdan disentri.

E. Peran puskesmas
Pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga di tingkat
Puskesmas dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut.
1. Melakukan pendataan kesehatan keluarga menggunakan Prokesga oleh Pembina
Keluarga (dapat dibantu oleh kader kesehatan).
2. Membuat dan mengelola pangkalan data Puskesmas oleh tenaga pengelola data
Puskesmas.
3. Menganalisis, merumuskan intervensi masalah kesehatan, dan menyusun rencana
Puskesmas oleh Pimpinan Puskesmas.
4. Melaksanakan penyuluhan kesehatan melalui kunjungan rumah oleh Pembina
Keluarga.
5. Melaksanakan pelayanan profesional (dalam gedung dan luar gedung) oleh
tenagateknis/profesional Puskesmas.
6. Melaksanakan Sistem Informasi dan Pelaporan Puskesmas oleh tenaga pengelola
data Puskesmas

Kegiatan-kegiatan tersebut harus diintegrasikan ke dalam langkah-langkah manajemen


Puskesmas yang mencakup P1 (Perencanaan), P2 (PenggerakanPelaksanaan), dan P3
(Pengawasan-Pengendalian-penilaian)

F. Program indonesia sehat pendekatan keluarga (PIS-PK) dalam pembangunan


kesehatan di indonesia
 Konsep pelayanan kesehatan dasar diindonesia
di Indonesia menerapkan pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan
kesehatan masyarakat dalam satu wadah terpadu yang dikenal sebagai pusat
kesehatan masyarakat (puskesmas). Sehingga puskesmas menjalankan kedua
pelayanan tersebut secara bersamaan.
Upaya kesehatan yang ada di puskesmas mencakup upaya kuratif, rehabilitatif,
preventif dan promotif
 Program kesehatan dengan pendekatan keluarga
Keluarga adalah suatu lembaga yang merupakan unit terkecil dari masyarakat.
Karena merupakan unit dari masyarakat, keluarga memiliki peran yang cukup
signifikan dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya
derajat kesehatan keluarga akan sangat menentukan tinggi rendahnya derajat
kesehatan masyarakat.
 Puskesmas sebagai penentu keberhasilan program pendekatan keluarga
Dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI No. 39
Tahun 2016 tentang "Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan
Pendekatan Keluarga", pemerintah telah menetapkan bahwa pelaksana dari
program ini adalah pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
 Contoh kegiatan program pendekatan keluarga
Salah satu bentuk dari pendekatan keluarga yang dapat dilakukan oleh puskesmas
adalah melalui kegiatan kunjungan rumah secara rutin dan terjadwal. Dengan
kunjungan rumah, puskesmas dapat memperoleh data profil kesehatan keluarga
(prokesga) yang berguna untuk mengenali secara lebih menyeluruh (holistic)
masalah-masalah kesehatan di keluarga. Selain itu, kegiatan promotif dan
preventif terhadap keluarga juga dapat terlaksana dengan kunjungan rumah.
 Hal yang mempengaruhi keberhasilan program pendekatan keluarga
keberhasilan program ini tentunya memerlukan pemahaman dan komitmen yang
sungguh-sungguh, sistematis dan terencana dari seluruh petugas puskesmas.
Kesamaan pemahaman dan komitmen yang kuat akan menghasilkan tercapainya
target area prioritas/sasaran dari program ini. Komitmen untuk bekerja di dalam
dan di luar gedung puskesmas tentu juga perlu didukung oleh Dinas Kesehatan
(Dinkes) Kabupaten/Kota sebagai induk dari puskesmas.

G. Peran Perawat dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga


(PIS-PK)

1. Pemberi asuhan keperawatan

 Melakukan kontrak dengan keluarga

 Melakukan pengkajian secara komprehensif

 Merumusakan masalah atau diagnosis keperawatan sesuai hasil pengkajian terutama


masalah prioritas

 Menetapkan rencana intervensi sesuai dengan sumber daya yang tersedia

 Melaksanakan intervensi keperawatan termasuk terapi komplementer yang sesuai


prioritas masalah

 Melakukan monitor dan evaluasi

2. Edukasi atau pendidik

 Mengkaji kebutuhan edukasi keluarga

 Mendesain edukasi formal sesuai prioritas pencapaian indicator keluarga sehat

 Melakukan edukasi formal sesuai disain dan atau edukasi nonformal

 Melakukan evaluasi dan umpan balik

3. Fasilitator

 Mengidentifikasi sumber-sumber yang dapat dimanfaatkan keluarga


 Memfasilitasi keluarga mengakses sumber

 Mendampingi keluarga dalam mengakses pelayanan Kesehatan

 Melakukan survei untuk mengidentifikasi kebutuhan

 Melakukan skrining Kesehatan anggota keluarga

 Melakukan tindak lanjut hasil survei dan atau skrining

 Merujuk kasus yang tidak dapat ditanggulangi.

H. Format Pendataan
I. Perhitungan Indeks Keluarga Sehat (IKS)

Perhitungan Indeks Keluarga Sehat bertujuan untuk menentukan tingkatan


keluarga menurut status kesehatan yang dimiliki keluarga tersebut Pada perhitungan
ini akan didapatkan 2 IKS, yaitu IKS keluarga inti dan IKS keluarga besar IKS
keluarga inti dapat dilakukan secara manual maupun melalui program entry IKS
keluarga besar hanya dapat diperoleh melalui program entry

Batasan Keluarga Sehat Indeks Keluarga Sehat dibagi menjadi 3 Tingkatan :

– >0, 80 : keluarga sehat

– 0, 50 -0, 80 : keluarga pra-sehat

– <0, 50 : keluarga tidak sehat


Menentukan IKS Secara Manual

a. Pengisian kuesioner Rumah Tangga dan Individu oleh petugas (pilihan jawaban Ya atau
Tidak)

b. Interpretasi hasil pengisian kuesioner menjadi kategori N, Y, T untuk masing 2 indikator

c. Kategori hasil pengisian kuesioner dikode menjadi ‘sesuai indicator’ (nilai 1) dan ‘tidak
sesuai indicator’ (nilai 0)

d. Menghitung nilai IKS

Keterangan Hasil Pengisian Kuesioner

N = Not applicable indikator tersebut tidak mungkin ada pada anggota keluarga. Indikator
tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota keluarga atau keluarga yang bersangkutan
(misal: karena salah satu sudah mengikuti KB, atau tidak dijumpai adanya penderita TB
paru).

Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI dengan indikator (misal: ibu
memang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan).

T= kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK SESUAI dengan indikator


(misal: ayah ternyata merokok).

Cara penghitungan IKS Keluarga

a.Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y, maka indikator
tersebut dalam satu keluarga bernilai 1

b. Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T, maka
indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 0

c.Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N, maka indikator
tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N (tidak dihitung)

d. Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan status T, maka
indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0 meskipun di dalamnya terdapat
status Y atau N

Rumus penghitungan IKS Keluarga =

∑ Indikator bernilai 1

12 -∑ N

Contoh Hasil IKS


BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan

........... PIS-PK merupakan kegiatan kunjungan rumah yang dilakukan oleh


puskesmas secara terintegrasi dalam manajemen puskesmas dan memanfaatkan
sumber daya yang tersedia yang bertujuan untuk mendekatkan akses keluarga ke
fasilitas kesehatan. PIS-PK bukan hanya pendataan namun juga mengetahui
masalah kesehatan keluarga, melakukan intervensi langsung dan lanjutan.

Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan menegakkan tiga pilar utama,


yaitu: (1) penerapan paradigma sehat, (2) penguatan pelayanan kesehatan, dan (3)
pelaksanaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penerapan paradigma sehat dilakukan
dengan strategi dengan pengutamaan kesehatan dalam pembangunan, penguatan upaya
promotif dan preventif, serta pemberdayaan masyarakat.

Pendekatan pelaksanaan program Indonesia Sehat karena menurut Friedman (1998),


yaitu: Fungsi afektif (The Affective Function), Fungsi sosialisasi , Fungsi reproduksi
(The Reproduction Function), Fungsi ekonomi (The Economic Function) , Fungsi
perawatan atau pemeliharaan kesehatan (The Health Care Function)

B. Saran
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bisa menambah
pengetahuan tentang materi Konsep Pelayanan Kesehatan Primer dan Semoga makalah
ini dapat dijadikan referensi bagi penulis selanjutnya. Dan penulis berharap para
pembaca bisa memberikan penulis kritik dan saran untuk dapat menjadikan penulis lebih
baik lagi dalam penulisan makalah-makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.depkes.go.id/resources/download/lain/Buku%20Monitoring%20dan%20Evaluasi
%20PIS-PK.pdf

Fauziah AN. Keluarga Sehat Berdasarkan Pendekatan Keluarga di RW 03 Kalurahan


Mojosongo Surakarta (Ani Nur Fauziah) 101. 2019

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39


Tahun 2016 tentang Pedoman penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2016

Laelasari E, Anwar A, Soerachman R. Evaluasi Kesiapan Pelaksanaan Program


Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga. Jurnal Ekologi Kesehatan. 2018

Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 tahun 2014 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2014

http://dinkes.dharmasrayakab.go.id/artikel/9/pprogram-indonesia-sehat-pendekatan-keluarga-pis-
pk-dalam-pembangunan-kesehatan-di-indonesia.html

Anda mungkin juga menyukai