Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI DAN EDUKASI FAKTOR RESIKO PADA HIPERTENSI

PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN KELUARGA

(TUK 2)

OLEH :

Putri Ramadhani

203110185

III B

PEMBIMBING AKADEMIK PEMBIMBING KLINIK

Murniati Muchtar, SKM. M. Biomed Ns. Sasrawati,S.Kep

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI

PADANG 2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang paling utama, karena setiap
manusia berhak untuk memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang dapat
memiliki derajat kesehatan yang optimal karena berbagai masalah, diantaranya
lingkungan yang buruk, social ekonomi yang rendah, gaya hidup yang tidak sehat mulai
dari makanan, kebiasaan, maupun lingkungan sekitarnya (Misbach,2013)
Gaya hidup sehat merupakan kebutuhan fisiologis yang hirarki, kebutuhan
manusia paling dasar untuk dapat mempertahankan hidup terasuk juga menjaga agar
tubuh tetap bugar dan sehat serta terbebas dari segalla macam penyakit. Penyakit yang
sering muncul akibat gaya hidup yang tidak sehat salah satunya yaitu hipertensi (Sufa,
Christantyawati, & Jusnita, 2017).
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang dapat mengakibatkan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian (mortalitas). Hipertensi berarti tekanan darah di dalam pembuluh-
pembuluh darah sangat tinggi yang merupakan pengangkut darah dari jantung yang
memompa darah keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh (Aryantiningsih & Silaen,
2018).
Hipertensi adalah kondisi peningkatan persisten tekanan darah pada pembuluh
darah vascular, tekanan yang semakin tinggi pada pembuluh darah menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Berdasarkan data Badan Kesehatan
Dunia WHO (2015) menyatakan 1,3 Milyar orng di Dunia menderita Hipertensi data itu
mengartikan 1 dari 3 orang di Dunia terdiagnosis menderita Hipertensi. Di Indonesia
hasil Riskesdas tahun 2018 Hipertensi mengalami kenaikan jika di bandingkan hasil
riskesdas 2013 dari 25,8% menjadi 34,1%.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja faktor resiko yang dapat dirubah terhadap penyakit hipertensi?
2. Apa saja faktor resiko yang tidak dapat dirubah terhadap penyakit hipertensi?
3. Apa saja komplikasi yang dapat terjadi bila hipertensi tidak dirawat dengan tepat?

C. Tujuan Penulis
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan informasi dan penyuluhan kepada keluarga mengenai faktor resiko
terhadap hipertensi
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengetahui dan mempelajari apa saja faktor resiko yang dapat di rubah
dari penyakit hipertensi
b. Mampu mengetahui dan mempelajari apa saja faktor resiko yang tidak dapat
dirubah dari penyakit hipertensi
c. Mampu mengetahui dan mempelajari apa saja komplikasi yang dapat terjadi pada
hipertensi bila tidak dirawat dengan tepat
BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor Resiko Yang Dapat Dirubah Pada Penyakit Hipertensi


1. Obesitas
Pada usia pertengahan (+50 tahun) dan dewasa lanjut asupan kalori sehingga
mengimbangi penurunan kebutuhan energi karena kurangnya aktivitas. Itu sebabnya berat
badan meningkat. Obesitas dapat memperburuk kondisi lansia. Kelompok lansia karena
dapat memicu timbulnya berbagai penyakit seperti artritis, jantung dan pembuluh darah,
hipertensi. (Aisyah, 2009)
2. Kebiasaan Merokok
Merokok menyebabkan peninggian tekanan darah.Perokok berat dapat
dihubungkan dengan peningkatan insiden hipertensi maligna dan risiko terjadinya stenosis
arteri renal yang mengalami ateriosklerosis. Merokok menyebabkan hipertensi karena
nikotin yg terkandung di dalam rokok memiliki kecenderungan untuk menyempitkan
pembuluh darah dan arteri yang dapat menyebabkan plak. Plak menyempitkan pembuluh
darah.Nikotin juga memiliki kemampuan untuk merangsang produksi hormon epinefrin
juga dikenal sebagai adrenalin yang menyebabkan pembuluh darah mengerut (Aisyah,
2009).
3. Mengkonsumsi garam berlebih
Dalam diet DASH (Dietary Approaches to Stop Hipertensi) kita di wajibkan
untuk membatasi asupan natrium ( garam) hanya 2/3 sendok teh atau setara dengan 1500
mg natrium
4. Stres
Hubungan antara stres dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf simpatis
peningkatan saraf dapat menaikan tekanan darah secara intermiten (tidak menentu). Stres
yang berkepanjangan dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Hal ini dapat
dihubungkan dengan pengaruh stres yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di
kota. Menurut Aisyah (2009) mengatakan stresakan meningkatkan resistensi pembuluh
darah perifer dan curah jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatis.
Adapun stres ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan
karakteristik personal.
5. Penyakit jasmani
Penyakit jasmani merupakan penyakit yang dapat menyebabkan meningkatkan
hipertensi yaitu asam urat, arterosklerosis, hiperkolesterol dan hiperuresemi. Asam urat
dapat menyebabkan peningkatan hipertensi karena asam urat akan menyumbat aliran darah
ke jantung sehingga jantung akan bekerja lebih keras dalam memompa jantung. Dengan
demikian tekanan darah akan meningkat (Suzanne & Brenda, 2001).

B. Faktor Resiko Yang Tidak Dapat Dirubah Pada Penyakit Hipertensi


a. Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria sama dengan wanita. Namun wanita
terlindung dari penyakit kardiovaskuler sebelum menopause. Harrison, Wilson dan Kasper
mengatakan bahwa wanita yang belum mengalami menopause dilindungi oleh hormon
estrogen yang berperan dalam meningkatkan kadar High Density Lipoprotein (HDL).
Kadar kolesterol HDL yang tinggi merupakan faktor pelindung dalam mencegah
terjadinya proses aterosklerosis. Efek perlindungan estrogen dianggap sebagai penjelasan
adanya imunitas wanita pada usia premenopause.
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya, jadi orang yang
lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih
muda. Peningkatan kasus hipertensi akan berkembang pada umur lima puluhan dan enam
puluhan. Dengan bertambahnya umur, dapat meningkatkan risiko hipertensi (Suzanne &
Brenda, 2001).
c. Keturunan (Genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan keluarga itu
mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini berhubungan dengan peningkatan kadar
sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium. Individu
dengan orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar untuk
menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat
hipertensi.Selain itu didapatkan 70-80% kasus hipertensi esensial dengan riwayat
hipertensi dalam keluarga (Aisyah, 2009).

C. Komplikasi Yang Dapat Terjadi Bila Penyakit Hipertensi Tidak Dilakukan Dengan
Tepat
1. Aterosklerosis
Saat pembuluh darah rusak, lemak yang masuk melalui makanan dapat
menumpuk di dinding pembuluh darah arteri. Penumpukan ini lama-lama akan menjadi
plak (timbunan lemak) serta membuat dinding pembuluh darah tebal dan kaku sehingga
terjadi penyempitan. Penyempitan pada pembuluh darah ini disebut dengan aterosklerosis.
Bila terjadi aterosklerosis, aliran darah dari pembuluh arteri ke organ-organ
lainnya menjadi terhambat. Dengan demikian, organ-organ tubuh akan kekurangan suplai
darah yang mengandung oksigen dan gizi lainnya, sehingga menimbulkan berbagai
masalah pada organ tubuh, seperti jantung, otak, ginjal, atau organ lainnya.
2. Aneurisma
Aterosklerosis akibat tekanan darah tinggi dapat membentuk tonjolan di dinding
pembuluh darah arteri. Tonjolan ini disebut dengan aneurisma. Komplikasi hipertensi
berupa aneurisma biasanya tidak menyebabkan tanda atau gejala selama bertahun-tahun.
Adapun rasa sakit seperti berdenyut yang dirasakan merupakan kondisi medis yang perlu
mendapat penanganan segera. Lebih parahnya, jika aneurisma terus membesar dan
akhirnya pecah, ini bisa menyebabkan perdarahan internal yang mengancam jiwa.
Aneurisma dapat terbentuk di arteri mana pun, tetapi kondisi ini paling sering terjadi di
arteri yang terbesar pada tubuh atau yang disebut dengan aorta.
3. Penyakit arteri perifer
Aterosklerosis akibat hipertensi dapat mempersempit arteri perifer, yaitu
pembuluh darah arteri yang terdapat di kaki, perut, lengan, dan kepala. Kondisi ini disebut
dengan penyakit arteri perifer. Penyakit arteri perifer paling sering memengaruhi arteri di
kaki. Gejala yang paling umum, yaitu kram dan nyeri atau terasa lelah pada otot kaki atau
pinggul saat berjalan atau menaiki tangga. Biasanya, rasa sakit ini akan hilang dengan
istirahat dan muncul kembali ketika berjalan lagi.
4. Penyakit arteri coroner
Penyakit arteri koroner menyebabkan suplai darah menuju otot jantung menjadi
terganggu. Tanpa suplai darah yang memadai, jantung menjadi kekurangan oksigen dan
nutrisi penting yang dibutuhkan jantung untuk bekerja dengan baik. Kondisi ini kemudian
dapat menyebabkan nyeri dada (angina), serangan jantung, atau detak jantung tidak
beraturan (aritmia).
5. Pembesaran ventrikel kiri jantung
Hipertrofi ventrikel kiri atau disebut juga dengan pembesaran ventrikel (bilik) kiri
jantung, yaitu kondisi ketika ventrikel kiri jantung menebal dan membesar, sehingga tidak
dapat memompa darah dengan baik. Pada kondisi ini, jantung perlu memompa darah lebih
keras dari biasanya untuk memenuhi suplai darah seluruh tubuh. Bila tidak segera diatasi,
kondisi ini bisa berkembang ke serangan jantung, gagal jantung, hingga henti jantung.
6. Serangan jantung
Hipertensi bisa menyebabkan serangan jantung bila tidak mendapat perawatan
yang tepat. Kondisi ini terjadi bila hipertensi yang Anda miliki telah menyebabkan
penyempitan atau arterosklerosis pada pembuluh darah arteri koroner atau penyakit arteri
koroner. Akibat penyempitan tersebut, aliran darah ke otot-otot jantung akan terganggu
sehingga otot jantung tidak mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi yang cukup. Ketika
ini terjadi, jaringan otot jantung akan mulai rusak dan bahkan mati perlahan sehingga
menyebabkan serangan jantung.
Serangan jantung merupakan kondisi darurat. Kondisi ini memerlukan
penanganan medis sesegera mungkin sebab dapat berakibat fatal. Saat serangan jantung
terjadi, umumnya seseorang akan merasakan beberapa gejala, seperti dada terasa seperti
tertekan, nyeri, atau sensasi seperti diremas dan menyebar ke leher, rahang, atau punggung,
mual, gangguan pencernaan, mulas, atau sakit perut, sesak napas, keringat dingin,
kelelahan, serta sakit kepala ringan atau pusing mendadak.
7. Gagal jantung
Hipertensi yang dibiarkan dan tidak ditangani dengan tepat juga bisa
menyebabkan komplikasi jantung lainnya, yaitu gagal jantung. Gagal jantung, yaitu
kondisi di mana jantung tidak bisa memberikan darah yang cukup untuk tubuh. American
Heart Association (AHA) menyebut, hal ini bisa terjadi karena pembuluh darah arteri
menjadi sempit akibat tekanan darah yang tinggi.
Adapun pembuluh arteri yang menyempit membuat darah sulit untuk mengalir ke
seluruh tubuh. Kondisi ini pada akhirnya memaksa jantung untuk memompa darah lebih
keras. Seiring waktu, beban kerja yang lebih tinggi menyebabkan jantung menebal dan
membesar. Adapun jantung yang semakin besar, akan semakin sulit pula untuk bekerja
dalam memenuhi kebutuhan tubuh akan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah.
Gejala umum dari gagal jantung adalah sesak napas, kelelahan, bengkak di pergelangan
tangan, kaki, perut, dan pembuluh darah di leher.
8. Penyakit ginjal kronis
Tekanan darah tinggi atau hipertensi yang tidak terkontrol juga dapat
menyebabkan komplikasi pada ginjal lainnya, yaitu penyakit ginjal kronis (chronic kidney
disease). Penyakit ginjal kronis merupakan hilangnya fungsi ginjal yang terjadi secara
bertahap. Penyakit ini dapat terjadi karena tekanan darah yang tinggi menurunkan fungsi
ginjal dalam membuang cairan berlebih dari dalam tubuh.
Penurunan fungsi ginjal ini dapat memburuk dan menyebabkan kerusakan ginjal
selama beberapa bulan atau tahun. Pada tahap awal, penyakit ginjal kronis hanya
menimbulkan gejala ringan. Seiring waktu, gejala yang dirasakan semakin kuat sejalan
dengan perkembangan kerusakan ginjalnya. Bila semakin parah, penyakit ginjal kronis
dapat berkembang ke gagal ginjal atau end-stage renal disease (ESRD).

9. Gagal ginjal
Komplikasi pada ginjal akibat hipertensi lainnya, yaitu gagal ginjal. American
Kidney Fund mengatakan, gagal ginjal atau end-stage renal disease (ESRD) merupakan
kondisi di mana ginjal sudah tidak bisa bekerja dengan baik untuk membuang cairan
berlebih dari dalam tubuh. Gagal ginjal bisa terjadi karena tekanan darah yang tinggi. Ini
merupakan penyakit ginjal yang sudah fatal. Pada kondisi ini, ginjal menjadi rusak, dan
tidak dapat menyaring sisa pembuangan dari darah Anda. Lama-kelamaan, cairan berlebih
akan menumpuk di ginjal dan Anda perlu menjalani proses cuci darah (dialisis) atau
transplantasi ginjal agar bisa bertahan hidup.
10. Kebutaan
Hipertensi juga bisa memicu terjadinya komplikasi pada pembuluh darah di mata.
Pembuluh darah di mata juga bisa rusak, kemudian menyempit dan menebal akibat tekanan
darah tinggi. Bila hal ini terjadi, aliran darah ke mata akan menjadi terbatas. Adapun
kurangnya aliran darah ke retina menyebabkan penglihatan kabur atau hilangnya
penglihatan secara total (kebutaan). Kondisi ini disebut juga dengan retinopati hipertensi.
Selain retinopati, kebutaan pada penderita hipertensi juga bisa terjadi karena adanya
penumpukan cairan di bawah retina (koroidopati) atau kerusakan saraf (neuropati optik).
Neuropati optik terjadi karena aliran darah yang terhambat merusak saraf optik. Kondisi ini
merusak sel-sel saraf di mata Anda sehingga menimbulkan kelihatan penglihatan semenara
atau permanen.
11. Stroke
Organ lainnya yang mungkin terpengaruh akibat hipertensi, yaitu otak. Salah satu
gangguan pada otak yang sering terjadi, yaitu stroke. Adapun stroke merupakan kondisi
ketika aliran darah kaya oksigen dan nutrisi ke sebagian area otak terganggu, sehingga
menyebabkan sel-sel otak mati. Stroke bisa disebabkan oleh hipertensi atau tekanan darah
tinggi. Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah di otak pecah. Kondisi
tersebut menyebabkan aliran darah ke otak terhalang dan terjadilah stroke. Gejala stroke
meliputi kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, tangan, dan kaki, kesulitan berbicara, dan
kesulitan melihat.

12. Kesulitan dalam mengingat, fokus atau demensia


Hipertensi yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan komplikasi berupa
perubahan kognitif. Mungkin akan mengalami masalah dalam berpikir, mengingat, dan
belajar. Tanda-tanda komplikasi hipertensi ini bisa berupa kesulitan dalam menemukan
kata-kata saat berbicara, dan kehilangan fokus saat dalam pembicaraan.
Komplikasi yang terjadi dari kondisi ini, apabila hipertensi tidak segera ditangani, adalah
demensia. Demensia merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan gejala-
gejala hilang ingatan, kebingungan, sulit berbicara, serta sulit memahami atau menerima
informasi.
Demensia sebagai komplikasi hipertensi ini biasanya bersifat progresif. Artinya,
gejala-gejala akan semakin memburuk seiring dengan berjalannya waktu. Jenis demensia
yang biasanya terjadi akibat komplikasi hipertensi adalah demensia vaskuler. Penyempitan
atau penyumbatan pembuluh darah pada penderita hipertensi dapat menyebabkan
komplikasi berupa bermasalahnya suplai darah menuju otak. Hal ini yang dapat
meningkatkan risiko terjadinya komplikasi hipertensi berupa demensia
BAB III

RANCANGAN KEGIATAN

A. Topik
Edukasi pengetahuan dan penyuluhan kepada keluarga Ny.Y tentang faktor resiko
yang terjadi pada hipertensi

B. Tujuan
3. Tujuan umum
Setelah dilakukan edukasi pengetahuan dan penyuluhan kepada keluarga tentang
faktor resiko yang terjadi pada hipertensi,diharapkan keluarga mampu mengenal apa
saja faktor resiko hipertensi.
4. Tujuan khusus
c. Memberikan materi tentang hipertensi
d. Keluarga memahami apa faktor resiko yang dapat di rubah dan tidak dapat
dirubah, dan komplikasi yang terjadi dari hipertensi

C. Sasaran
Keluarga Ny.Y

D. Metode/Strategi program
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah:
7. Ceramah
8. Diskusi
9. Tanya jawab

E. Media/Alat
 Leaflet
 Lembar Balik
F. Waktu dan Tempat
Hari/Tanggal : Senin/27 Maret 2023
Jam : 14.00 – selesai WIB
Tempat : Rumah Keluarga Ny.Y

G. Setting Tempat

keterangan:

Perawat :

Peserta :

Media :

H. Tahapan Pelaksanaan Penyuluha pada Keluarga Tn.F

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN


MAHASISWA Keluarga
1. Pra- 5 menit H-1  Menjawab salam
interaksi  Mahasiswa sudah sampai  Keluarga
ditempat rumah keluarga menerima
(sehari
sebelum  Mahasiswa mengucapkan dengan baik apa
pengkajian) salam dan terimakasih yang telah
 Mahasiswa disampaikan oleh
memperkenalkan mahasiswa dan
diri keluarga
 Mahasiswa menanyakan memberikan
keadaan keluarga persetujuan
 Mahasiswa kontrak
menyampaikan maksud
dan tujuan kedatangan
kerumah keluarga
 Mahasiswa melakukan
kontrak dan meminta
persetujuan keluarga
untuk melakukan
kegiatan penuluhan
tentang faktor resiko
hipertensi
Hari dilaksanakan kegiatan :
Mahasiswa mempersipakan
alat yang dibutuhkan untuk
penyuluhan
2. Orientasi 5 menit 1. Mengucapkan  Menyetujui
terimakasih kepada kontrak yang
keluarga yang telah telah
menyempatkan disampaikan oleh
mengikuti penyuluhan mahasiswa
2. Menanyakan kabar perawat
keluarga  Memperhatikan
3. Mengingatkan kembali penjelasan
kontrak kegiatan yang
akan dilakukan saat
penyuluhan
4. Menanyakan kembali
persetujuan keluarga
untuk melakukan
kegiatan
5. Perkenalan diri kepada
keluarga dan sebaliknya
6. Menjelaskan kontrak
waktu, tujuan dan tempat
pelaksanaan melakukan
penyuluhan
7. Memberikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya
3 Kerja 20 menit 1. Mahasiswa bertanya  Keluarga
kepada keluarga terlebih mendengarkan
dahulu apakah sudah tau instruksi yang
apa faktor resiko dari diberikan oleh
hipertensi mahasiswa
2. Mahasiswa menjelaskan perawat
mengenai faktor resiko  Keluarga
hipertensi : melakukan tanya
a. Menjelaskan faktor jawab
resiko yang dapat
dirubah pada penyakit
hipertensi
 Faktor resiko yang
dapat dirubah pada
hipertensi yaitu
karena sering
mengkonsumsi
garam yang
berlebihan, stres
b. Menjelaskan faktor
resiko yang tidak
dapat di rubah pada
penyakit hipertensi
yaitu genetik, usia,
dan jenis kelamin
c. Komplikasi yang
terjadi terhadap
penyakit hipertensi
jika tidak dilakukan
dengan tepat
3. Terminasi 5 menit 1. Mahasiswa menanyakan  Tanya jawab
kembali kepada  Keluarga
keluarga apakah sudah mendengarkan
memahami materi penjelasan dari
penyuluhan mengenai mahasiswa
faktor resiko hipertensi perawat.
2. Melakukan RTL  menyetujui
(kontrak waktu, tujuan kontrak waktu
dan tempat untuk yang telah
pertemuan selanjutnya diberikan oleh
dengan keluarga) mahasiswa
3. Memberikan kesempatan perawat
kepada keluarga apakah
ada yang ingin
ditanyakan
I. Evaluasi

 Diharapkan peserta mengikuti kegiatan sesuai rencana


 Diharapkan waktu dan tempat duduk sesuai dengan rencana
 Diharapkan media dan alat sesuai dengan rencana
 Diharapkan peran dan tugas terapi sesuai dengan rencana
1. Evaluasi Proses
a. Diharapkan semua anggota berperan aktif selama kegiatan
b. Diharapkan semua anggota tidak ada yang meninggalkan ruangan saat kegiatan
c. Diharapkan semua anggota mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan
2. Evaluasi Hasil
a. Diharapkan peserta yang hadir dalam kegiatan dapat memahami kehgiatan yang diajarkan
b. Diharapkan peserta yang hadir dapat mengungkapkan bahwa sudah mampu mengenal apa itu
pengukuran tekanan darah
c. Diharapkan peserta yang hadir dapat mengungkapkan perasaan senang setelah mengikuti
kegiatan
d. Diharapkan peserta yang hadir dapat menyebutkan manfaat dari kegiatan penyuluhan
dengan baik.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

FAKTOR RESIKO DAN KOMPLIKASI PADA HIPERTENSI

PRAKTIK LAPANGAN KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH :

Putri Ramadhani

203110185

III B

PEMBIMBING AKADEMIK

Murniati Muchtar, SKM. M. Biomed

PRODI D-III KEPERAWATAN PADANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI

PADANG 2022/2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Hipertensi


Sub Pokok Bahasan : Faktor Resiko Pada Keluarga Menderita
Hipertensi Sasaran : Keluarga Ny.Y
Hari/Tanggal : Senin/27 Maret 2023
Tempat : Rumah Keluarga Ny. Y
Waktu : 14.00 WIB

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan yang paling utama, karena setiap
manusia berhak untuk memiliki kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang dapat
memiliki derajat kesehatan yang optimal karena berbagai masalah, diantaranya
lingkungan yang buruk, social ekonomi yang rendah, gaya hidup yang tidak sehat mulai
dari makanan, kebiasaan, maupun lingkungan sekitarnya (Misbach,2013)
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang dapat mengakibatkan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian (mortalitas). Hipertensi berarti tekanan darah di dalam pembuluh-
pembuluh darah sangat tinggi yang merupakan pengangkut darah dari jantung yang
memompa darah keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh (Aryantiningsih & Silaen,
2018).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan kesehatan kepada keluarga selama 35 menit,
diharapkan keluarga mampu memahami tentang faktor resiko hipertensi

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan keluarga mampu:
a. Mengetahui faktor resiko yang dapat dirubah terhadap penyakit hiperensi
b. Mengetahui faktor resiko yang tidak dapat dirubah terhadap penyakit hipertensi
c. Menyebutkan apa saja komplikasi yang dapat terjadi bila hipertensi tidak
dilakukan dengan tepat

C. Materi
a. Faktor resiko yang dapat dirubah terhadap penyakit hiperensi
b. Faktor resiko yang tidak dapat dirubah terhadap penyakit hipertensi
c. Komplikasi yang dapat terjadi bila hipertensi tidak dirawat dengan tepat

D. Sasaran
Keluarga Ny. Y

E. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

D. Media Penyuluhan
1. Leaflet
2. Lembar balik

J. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal : Senin/27 Maret 2023
Jam : 14.00 – selesai WIB
Tempat : Rumah Keluarga Ny.Y

K. Setting Tempat
keterangan:

Perawat :

Klien :

Media :

L. Tahapan Pelaksanaan Penyuluha pada Keluarga Tn.F

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN


MAHASISWA Keluarga
1. Pra- 5 menit H-1  Menjawab salam
interaksi  Mahasiswa sudah  Keluarga menerima
sampai ditempat dengan baik apa yang
(sehari
rumah keluarga telah disampaikan oleh
sebelum
 Mahasiswa mahasiswa dan
pengkajian)
mengucapkan salam keluarga memberikan
dan terimakasih persetujuan kontrak
 Mahasiswa
memperkenalkan
diri
 Mahasiswa
menanyakan keadaan
keluarga
 Mahasiswa
menyampaikan
maksud dan tujuan
kedatangan kerumah
keluarga
 Mahasiswa melakukan
kontrak dan meminta
persetujuan keluarga
untuk melakukan
kegiatan penuluhan
tentang faktor resiko
hipertensi
Hari dilaksanakan
kegiatan : Mahasiswa
mempersipakan alat yang
dibutuhkan untuk
penyuluhan
2. Orientasi 5 menit 1. Perkenalan diri kepada  Memperhatikan
keluarga dan penjelasan
sebaliknya  Menyetujui kontrak
2. Menjelaskan kontrak yang telah
waktu, tujuan dan disampaikan oleh
tempat pelaksanaan mahasiswa perawat
melakukan penyuluhan
3. Memberikan
kesempatan kepada
keluarga untuk
bertanya
3 Kerja 20 menit 1. Mahasiswa bertanya  Keluarga
kepada keluarga mendengarkan
terlebih dahulu apakah instruksi yang
sudah tau apa faktor diberikan oleh
resiko dari hipertensi mahasiswa perawat
2. Mahasiswa  Keluarga melakukan
menjelaskan mengenai tanya jawab
faktor resiko
hipertensi :
d. Menjelaskan faktor
resiko yang dapat
dirubah pada
penyakit hipertensi
 Faktor resiko
yang dapat
dirubah pada
hipertensi yaitu
karena sering
mengkonsumsi
garam yang
berlebihan, stres
e. Menjelaskan faktor
resiko yang tidak
dapat di rubah pada
penyakit hipertensi
yaitu genetik, usia,
dan jenis kelamin
f. Komplikasi yang
terjadi terhadap
penyakit hipertensi
jika tidak dilakukan
dengan tepat
3. Terminasi 5 menit 4. Mahasiswa  Tanya jawab
menanyakan kembali  Keluarga
kepada keluarga mendengarkan
apakah sudah penjelasan dari
memahami materi mahasiswa perawat.
penyuluhan mengenai  menyetujui kontrak
faktor resiko waktu yang telah
hipertensi diberikan oleh
5. Melakukan RTL mahasiswa perawat
(kontrak waktu, tujuan
dan tempat untuk
pertemuan selanjutnya
dengan keluarga)
6. Memberikan
kesempatan kepada
keluarga apakah ada
yang ingin ditanyakan

Anda mungkin juga menyukai