HIPERTENSI
Oleh :
Astri Yustina Kambu, S.Ked
K1B1 20 078
Pembimbing :
dr. Tety Yuniarti Sudiro, Sp.PD, FINASIM
Fakultas : Kedokteran
Referat : Hipertensi
Telah menyelesaikan tugas referat dalam rangka kepanitraan klinik pada Bagian
A. PENDAHULUAN
Hipertensi merupakan salah satu penyakit paling umum ditemukan
tinggi, serta menimbulkan beban pembiayaan kesehatan, yang sampai saat ini
organ target seperti jantung, otak, ginjal, mata dan arteri perifer. Hipertensi
telah diidentifikasi oleh WHO sebagai salah satu faktor risiko paling
jawab atas kematian sekitar sembilan juta orang setiap tahun 1,2, 18
mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg yang terjadi karena jantung memompa darah
orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan setiap tahunnya 10,44 juta
Karakteristik spesifik untuk populasi Asia yang berbeda dengan ras lain di
dunia yaitu kejadian stroke, terutama stroke hemoragik, dan gagal jantung
penyakit kadiovaskular.5,13
B. DEFINISI
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah sistolik (TDS) ≥140 mmHg
sebagai tekanan darah klinik 140/90 mmHg atau lebih tinggi dikonfirmasi
oleh pemantauan tekanan darah rawat jalan berikutnya rata-rata siang hari
(atau rata-rata pemantauan tekanan darah di rumah) 135/85 mmHg atau lebih
tinggi. 18
C. EPIDEMIOLOGI
mengestimasikan saat ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari
total penduduk dunia. Dari sejumlah penderita tersebut, hanya kurang dari
pada Riskesdas tahun 2013. Hasil tertinggi pada provinsi Kalimantan Selatan
sebesar 44,13% dan Papua memiliki prevalensi terendah sebesar 22,2% serta
29,75%.7
yaitu 18-24 tahun (13,22%), 25-34 tahun (20,13%), 35-44 tahun (31,61%),
45-54 tahun (45,31%), 55-64 tahun (55,32%), 65-74 tahun (63,22%) dan ≥ 75
tahun (69,53%). Pada umur 60-64 tahun terjadi peningkatan risiko hipertensi
kedua wilayah tersebut sebesar 26,1% dan 25,5% yang meningkat menjadi
34,4% dan 33,7% di tahun 2018. Pola ini dapat diasumsikan terjadi karena
D. ETIOLOGI
kelompok besar yaitu hipertensi primer atau hipertensi esensial dan hipertensi
sekunder.
1. Hipertensi Primer/Esensial
hipertensi.9
2. Hipertensi Sekunder
oral), dekongestan.
E. FAKTOR RISIKO
a) Usia
b) Jenis Kelamin
c) Genetik
orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
a) Obesitas
pada orang dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) >30 (obesitas) adalah
prevalensi 18% untuk pria dan 17% untuk wanita bagi yang memiliki
b) Stres
c) Merokok
merokok lebih dari 15 batang perhari. Subyek terus diteliti dan dalam
direkomendasikan adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram
orang yang tidak aktif cenderung mempunyai detak jantung lebih cepat
dan otot jantung mereka harus bekerja lebih keras pada setiap
G. PATOMEKANISME
hanya dengan satu faktor penyebab. Memang betul pada akhirnya kesemuanya
itu akan menyangkut kendali natrium (Na) diginjal sehingga tekanan darah
meningkat.
1. Volume Intravaskular
(CO) atau curah jantung (CJ) dan total peripheral resisten (TPR) yang
agar ekskresi garam keluar bersama urine ini juga akan meningkat. Tetapi
meningkat.8
Pada gilirannya CO dan CJ akan meningkat. Akibatnya terjadi
Seiring dengan perjalanan waktu TPR juga akan meningkat, lalu secara
Bila TPR vasodilatasi tekanan darah akan menurun, sebaliknya bila TPR
dan bekerja pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin.
sistem saraf simpatis, yang mana saraf ini yang akan menstimulasi saraf
otak serta dinding vaskular pembuluh darah ialah reseptor α1, α2, β1 dan
dihambat dengan beta bloker β1 selektif yang baru (nebivolol) maka akan
rokok dan sebagainya, akan terjadi aktivasi sistem saraf simpatis berupa
atau CJ, sehingga tekanan darah akan meningkat dan akhirnya akan
mempunyai efek negatif terhadap jantung, sebab dijantung ada reseptor α1,
β1, β2, yang akan memicu terjadinya kerusakan miokard, hipertrofi dan
Karena pada dinding pembuluh darah juga ada reseptor α1, maka
ginjal NE juga berefek negatif, sebab di ginjal ada reseptor α1 dan β1 yang
makin progresif.8
satu gejala dari sebuah sindroma yang akan lebih sesuai bila disebut
faktor risiko. Tetapi bila faktor risiko ini tidak diobati maka akan memicu
Elizabeth J. Corwin ialah bahwa sebagian besar gejala klinis timbul setelah
berupa nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan muntah
aliran darah ginjal dan filtrasi glomerolus, edema dependen akibat peningkatan
pada satu sisi atau hemiplegia atau gangguan tajam penglihatan. Gejala lain
I. DIAGNOSIS
Hipertensi adalah the silent killer. Penderita baru mempunyai keluhan setelah
(feokromositoma)
pasien
4) Kebiasaan merokok
5) Pola makan
7) Kepribadian
2. Pemeriksaan Fisik
pemeriksaan.
3) Pasien tidak sedang menahan buang air kecil maupun buang air
besar.
b) Spigmomanometer
bulan.
cm.
4) Gunakan ukuran yang lebih besar untuk LLA >32 cm, dan ukuran
5) Ukuran ideal: panjang balon manset 80-100% LLA, dan lebar 40%
c) Posisi
klinik).
posisi fleksi lengan bawah dengan siku setinggi jantung dan kedua
d) Prosedur
sejajar dengan mata pemeriksa, dan tidak dapat dilihat oleh pasien.
bell stetoskop.
6) Pompa manset sampai 180 mmHg atau 30 mmmHg setelah suara
sedang (3mmHg/detik).
4. Pemeriksaan penunjang
LDL dan HDL serum, trigliserida serum (puasa), asam urat serum,
J. TATALAKSANA
1. Terapi Farmakologis
rata-rata, kurang dari 50% orang dewasa dengan hipertensi menerima obat
penurun tekanan darah, dengan beberapa negara berkinerja lebih baik dari
ini dan jauh lebih buruk. Ini terlepas dari kenyataan bahwa perbedaan
kardiovaskular.17
yaitu:
outcome kesehatan
outcome
c) Pada pasien hipertensi dewasa apakah pemberian obat hipertensi dari
kelas dan jenis berbeda mempunyai outcome manfaat dan risiko yang
berbeda.1
mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dengan target sistolik
mmHg dengan target tekanan darah diastolik <90 mmHg (untuk usia
30-59 tahun Strong Recommendation Grade A, untuk usia 18-29
d) Pada populasi berusia ≥18 tahun dengan penyakit ginal kronik, terapi
darah sistolik ≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg
dengan target tekanan darah sistolik <140 mmHg dan target tekanan
≥140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥90 mmHg dengan target
tekanan darah sistolik <140 mmHg dan target tekanan darah diastolik
Grade C).
ACEI atau ARB untuk meningkatkan outcome ginal. Hal ini berlaku
darah tidak dapat dicapai dengan 2 obat, tambahkan dan titrasi obat
ketiga dari daftar yang tersedia. Jangan gunakan ACEI dan ARB
bersama-sama pada satu pasien. Jika target tekanan darah tidak dapat
diklasifikasikan menjadi:
a. Reduksi Garam
Ada bukti kuat untuk hubungan antara asupan garam yang tinggi dan
b. Diet Sehat
lemak tak jenuh ganda, dan produk susu dan mengurangi makanan
Konsumsi kopi, teh hijau dan teh hitam dalam jumlah sedang.
ukuran pinggang <94 cm untuk pria dan <80 cm untuk wanita, indeks
aktivitas fisik.
f. Berhenti Merokok
berenang) selama 30 menit dalam 5-7 hari per minggu atau HIIT
efek dari stres kronis pada tekanan darah, uji klinis acak yang
rutinitas harian.
dan) China) namun uji klinis skala besar dan tepat diperlukan untuk
K. KOMPLIKASI
paling umum dari hipertrofi ventrikel kiri. Dua bentuk utama penyakit
jantung yang timbul pada penderita hipertensi yaitu penyakit jantung
perubahan neurologis mendadak atau sub akut yang timbul akibat tekanan
diturunkan. Sindroma ini dapat timbul pada setiap macam hipertensi, tapi
4. Kelainan pada mata akibat hipertensi juga memiliki komplikasi pada mata
yaitu:
a) Oklusi vena retina, penyumbatan suplai darah dalam vena ke retina yang
Arteri retina dapat tersumbat oleh gumpalan darah atau zat-zat (seperti
lemak) yang terjebak dalam arteri. Sumbatan ini dapat terjadi karena
f) Retinopati hipertensi.16
L. PROGNOSIS
jantung kongstif, 25% semua kematian prematur (mati muda), serta menjadi
penyebab tersering untuk terjadinya penyakit ginjal kronis dan penyebab gagal
ginjal terminal.8
DAFTAR PUSTAKA
18. Kitt J., dkk. 2019. New Approaches in Hypertension Management: a Review
of Current and Developing Technologies and Their Potential Impact on
Hypertension Care. Springer 21(44) 2-8