HIPERTENSI
Oleh:
Preseptor:
dr. Sayang
1
BAB I
PENDAHULUAN
telah menyebabkan 4.5% dari beban penyakit secara global, dan prevalensinya
merupakan salah satu faktor risiko utama gangguan jantung. Selain mengakibatkan
gagal jantung, hipertensi dapat berakibat terjadinya gagal ginjal maupun penyakit
oleh orang lanjut usia, termasuk lebih sering terserang hipertensi. Hipertensi pada
lanjut usia sebagian besar merupakan hipertensi sistolik terisolasi (HST), dan pada
kombinasi sistolik dan diastolik merupakan faktor risiko morbiditas dan mortalitas
disertai dengan faktor risiko yang lebih berat, sering disertai penyakit-penyakit lain
yang mempengaruhi penanganan seperti dosis obat, pemilihan obat, efek samping
atau komplikasi karena pengobatan lebih sering terjadi, terdapat komplikasi organ
target, kepatuhan berobat yang kurang, sering tidak mencapai target pengobatan dan
2
lain-lain. Kesemua ini menjadikan hipertensi usia lanjut tergolong dalam risiko
kardiovaskular yang tinggi atau sangat tinggi. Oleh karena itu penanganan hipertensi
Hipertensi khususnya pada usia lanjut sangat sering dijumpai. Dari hasil riset
Indonesia sebesar 31,7% yang meningkat semakin banyak, sehingga di atas 55 tahun
melebihi 50%. Data dari negara maju tak jauh berbeda, di Amerika Serikat prevalensi
hipertensi pada usia diatas 65 tahun adalah 72%. Dalam penelitian Framingham, pada
yang mempunyai tekanan darah normal di usia 50 tahun, hampir seluruhnya (90%),
kardiovaskular, yang dapat berupa penyakit jantung koroner, gagal jantung, stroke,
penyakit ginjal kronik, kerusakan retina mata, maupun penyakit vaskuar perifer.4
Hipertensi atau tekanan darah tinggi masih menjadi masalah pada hampir semua
12,8% dari total kematian di seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi masyarakat yang
berbagai organ. Hipertensi juga menjadi suatu factor resiko penting terhadap
terjadinya penyakit seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung dan stroke.
Apabila tidak ditanggulangi secara tepat, akan terjadi banyak kerusakan organ tubuh.
Hipertensi disebut sebagai silent killer karena dapat menyebabkan kerusakan berbagai
3
Penderita hipertensi yang tidak terkontrol sewaktu-waktu bisa jatuh ke dalam
menjadi “krisis hipertensi” dan banyak terjadi pada usia sekitar 30-70 tahun. Namun,
krisis hipertensi jarang ditemukan pada penderita dengan tekanan darah normal tanpa
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
meta analisis. Bila tekanan darah lebih tinggi dari angka normal yang disepakati,
adalah adanya persistensi tekanan darah di atas atau sama dengan 140/90 mmHg.5
systolic hypertension (ISH), atau tekanan diastoliknya saja, disebut isolated diastolic
hypertension (IDH). Ada juga yang disebut white coat hypertension, yaitu tekanan
darah yang meningkat waktu diperiksa di tempat praktek, sedangkan tekanan darah
klinik maupun di luar klinik, termasuk di rumah, dan juga selama menjalankan
tekanan darah di klinik lebih tinggi daripada di luar klinik.Hipertensi resisten adalah
tekanan darah yang tidak mencapai target normal meskipun sudah mendapat 3 kelas
obat anti hipertensi yang berbeda dan sudah dengan dosis optimal (salah satunya
kelas diuretik).5
5
2.2 Epidemiologi
berbeda-beda, sebab ada faktor-faktor genetik, ras, regional, sosiobudaya yang juga
menyangkut gaya hidup yang juga berbeda. Hipertensi akan makin meningkat
Hasil analisa The Third National Health and Nutrition Examination Survey
(NHANES III) blood pressure data, hipertensi dapat dibagi menjadi dua kategori :
26% pada populasi muda (umur ≤50 tahun), terutama pada laki-laki (63%) yang
biasanya didapatkan lebih banyak IDH disbanding ISH dan 74% pada populasi tua
(umur > 50 tahun), utamanya pada wanita (58%) yang biasanya didapatkan lebih
Hipertensi menyebabkan sekitar 60% dari seluruh kematian dunia. Pada anak-
metabolic, kenaikan berat badan adalah faktor risiko independen untuk kejadian
hipertensi. Faktor asupan NaCl pada diet juga sangat erat hubungannya dengan
Bila pada anamnesis keluarga ada yang didapatkan hipertensi, maka sebelum
umur 55 tahun risiko menjadi hipertensi diperkirakan sekitar empat kali dibandingkan
dengan anamnesa keluarga yang tidak didapatkan hipertensi. Setelah umur 55 tahun,
6
semua orang akan menjadi hipertensi (90%).Menurut NHANES 1999-2000,
prevelansi tekanan darah tinggi pada populasi dewasa yang berumur di atas 20 tahun
di Amerika Serikat, adalah sebagai berikut: normal 8%, pre hipertensi 31%,
hipertensi 31%.5
2.3 Klasifikasi
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure) pada tabel 1, yang
2.4 Etiologi
7
besar merupakan interaksi yang kompleks antara genetic dan interaksi lingkungan.
Biasanya hipertensi esensial terjadi pada usia antara 25-55 tahun dan jarang pada usia
di bawah 20 tahun. Bila ditemukan penyebabnya, disebut sebagai hipertensi sekunder
(10%). Penyebabnya, antara lain:
products, ketamine
2.5 Patofisiologi
8
Renin
Angiotensin I
Angiotensin II
Mengentalkan
↑ Konsentrasi NaCl
di pembuluh darah
Menarik cairan intraseluler → ekstraseluler
↑ Tekanan darah
↑ Volume darah
↑ Tekanan darah
9
Tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem sirkulasi
dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiacoutput/CO) dan dukungan dari
ini dipengaruhi oleh interaksi dari berbagai faktor yang kompleks. Hipertensi
10
menyebabkan hipertensi karena peningkatan volume cairan dalam pembuluh darah
dan preload, sehingga meningkatkan cardiac output. 4
walaupun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi. Gejala yang dimaksud adalah sakit
kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan, dan kelelahan yang
bisa saja terjadi baik padapenderita hipertensi maupun pada seseorang dengan
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
Sakit kepala
Kelelahan
Mual-muntah
Sesak napas
Gelisah
Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
11
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan
2.7 Diagnosis
1. Anamnesis
meliputi:
(feokromositoma).
olahraga)
12
Jantung: Palpitasi, nyeri dada, sesak, bengkak di kaki
2. Pemeriksaan Fisik
terlalu jauh.
ABPM)
Hipertensi sekunder
13
Sebagai pedoman dalam pemilihan jenis obat antihipertensi
antihipertensi
kemungkinanhipertensi sekunder
3. Pemeriksaan penunjang
3. Profil lipid (total kolesterol (kolesterol total serum, HDL serum, LDL
4. Elektrolit (kalium)
7. Elektrokardiografi (EKG)
LVH
14
13. Pemeriksaaan neurologis untuk mengetahui kerusakan pada otak
2.8 Tatalaksana
VIII:
15
Menjalani pola hidup sehat telah banyak terbukti dapat menurunkan tekanan
faktor risiko kardiovaskular lain, maka strategi pola hidup sehat merupakan
tatalaksana tahap awal, yang harus dijalani setidaknya selama 4 – 6 bulan. Bila
setelah jangka waktu tersebut, tidak didapatkan penurunan tekanan darah yang
diharapkan atau didapatkan faktor risiko kardiovaskular yang lain, maka sangat
Beberapa pola hidup sehat yang dianjurkan oleh banyak guidelines adalah :
asupan sayuran dan buah-buahan dapat memberikan manfaat yang lebih selain
Mengurangi asupan garam. Di negara kita, makanan tinggi garam dan lemak
merupakan makanan tradisional pada kebanyakan daerah. Tidak jarang pula pasien
tidak menyadari kandungan garam pada makanan cepat saji, makanan kaleng, daging
olahan dan sebagainya. Tidak jarang, diet rendah garam ini juga bermanfaat untuk
Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur sebanyak 30 – 60 menit/ hari,
minimal 3 hari/ minggu, dapat menolong penurunan tekanan darah. Terhadap pasien
yang tidak memiliki waktu untuk berolahraga secara khusus, sebaiknya harus tetap
dianjurkan untuk berjalan kaki, mengendarai sepeda atau menaiki tangga dalam
16
Mengurangi konsumsi alcohol. Walaupun konsumsi alcohol belum menjadi pola
hidup yang umum di negara kita, namun konsumsi alcohol semakin hari semakin
meningkat seiring dengan perkembangan pergaulan dan gaya hidup, terutama di kota
besar. Konsumsi alcohol lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per hari
pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah. Dengan demikian membatasi atau
Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini belum terbukti berefek
langsung dapat menurunkan tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah satu
faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan pasien sebaiknya dianjurkan untuk
berhenti merokok.11
17
Gambar 6 Obat yang digunakan sebagai terapi hipertensi berdasarkan JNC VIII10
hipertensi adalah:
CCB dan BB
18
CCB dan ACEI atau ARB
AB dan BB
Diuretika
Angiotensin II
Β Blocker Receptor
Blocker
α Blocker Calcium
Channel Blocker
Angiotensin
Converting
Enzyme Inhibitor
2.9 Komplikasi
2.9.1 Jantung
19
struktur dan fungsi yang menyebabkan pembesaran jantung kiri disfungsi diastolik,
dan gagal jantung. 8
2.9.2 Otak
2.9.3 Ginjal
2.11Prognosis
berlangsung seumur hidup sampai pasien meninggal akibat kerusakan target organ
(TOD). Berawal dari tekanan darah 115/75 mmHg, setiap kenaikan sistolik/diastolik
meningkat dua kali lipat. Hipertensi yang tidak diobati meningkatkan: 35% semua
kematian kardiovaskular, 50% kematian stroke, 25% kematian PJK, 50% penyakit
jantung kongestif, 25% semua kematian prematur (mati muda), serta menjadi
penyebab tersering untuk terjadinya penyakit ginjal kronis dan penyebab gagal ginjal
terminal.8
20
Pada banyak uji klinis, pemberian obat anti hipertensi akan diikuti penurunan
insiden strok 35% sampai 40%; infark miokard 20% sampai 25%; dan lebih dari 50%
mmHg dan/atau TDD, 90-99 mmHg) dengan faktor risiko kardiovaskular tambahan,
bila berhasil mencapai penurunan TDS sebesar 12 mmHg yang dapat bertahan selama
10 tahun, maka akan mencegah satu kematian dari setiap 11 penderita yang telah
diobati. Namun, belum ada studi terhadap hasil terapi pada penderita pre hipertensi
21
BAB III
LAPORAN KASUS
UNIVERSITAS ANDALAS
FAKULTAS KEDOKTERAN
KEPANITERAAN KLINIK FOME III
STATUS PASIEN
1. Identitas Pasien
a. Nama/Kelamin/Umur : Ny.T / Perempuan/ 50 tahun
b. Pekerjaan/pendidikan : Ibu Rumah Tangga
c. Alamat : Jalan Hamka, Padang
22
3. Aspek Psikologis di keluarga
- Pasien tinggal bersama suami dan 4 orang anaknya
- Hubungan dengan keluarga baik
- Faktor stress dalam keluarga (-)
4. Keluhan Utama
Nyeri kepala dan tengkuk yang semakin meningkat sejak 2 minggu
yang lalu.
23
- Riwayat keluarga dengan hipertensi, DM, dislipidemia, dan PJK
disangkal
7. Pemeriksaan Fisik
Status Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : CMC
Nadi : 84x/ menit
Nafas : 22x/menit
TD : 150/90 mmHg
Suhu : 36,80 C
BB : 69 Kg
TB : 154 cm
Mata : Konjungtiva tidak anemis, Sklera tidak ikterik
Kulit : Turgor kulit baik
Dada
Perkusi : sonor
Kanan: LSD
Atas : RIC II
24
Abdomen Inspeksi : Perut tidak tampak membuncit
Palpasi : Hati dan lien tidak teraba, Nyeri Tekan ( - )
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) N
Anggota gerak : Reflex fisiologis ++/++, reflex patologis -/-, Oedem
tungkai -/-
8. Pemeriksaan Penunjang : -
9. Diagnosis Kerja
Hipertensi Grade I ec Essensial
11. Manajemen
a. Preventif :
- Menghindari makan makanan yang banyak mengandung garam dan
lemak
- Olahraga teratur
- Jangan merokok
- Hindari meminum minuman beralkohol
- Hindari stress
- Istirahat yang cukup
b. Promotif :
- Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya tidak dapat
disembuhkan, akan tetapi dapat dikontrol dengan membiasakan
dengan pola hidup sehat dan rutin mengkonsumsi obat
- Mengurangi konsumsi garam dan meningkatkan konsumsi buah dan
sayur.
25
c. Kuratif :
- Amlodipin 1 x 5 mg ( Malam)
d. Rehabilitatif :
- Kontrol teratur ke Puskesmas setiap 2 minggu sekali, untuk
- Edukasi mengenai:
26
Dinas Kesehatan Kodya Padang
Dokter : Leo
S1 dd tab ½ (Malam) £
S1 dd tab 1 (malam) £
S2 dd tab 1 £
Pro : Ny. T
Umur : 50 tahun
27
BAB IV
DISKUSI
keluhan utama nyeri kepala dan tengkuk yang semakin meningkat sejak 2 minggu
yang lalu. Nyeri kepala dan tengkuk sudah dirasakan sejak kurang lebih 2 bulan yang
lalu. Nyeri kepala merupakan keluhan tersering pasien yang datang ke praktik
layanan kesehatan yang merupakan keluhan dari berbagai macam penyakit dasar.
yaitu nyeri kepala primer (seperti: tension-type, migraine, dan cluster) dan nyeri
kepala sekunder yang disebabkan oleh gangguan eksogen. Dalam mendiagnosis suatu
penyakit dari keluhan utama, perlu mengeksplor secara mendalam dari anamnesis dan
didapatkan nyeri kepala disertai tengkuk, pada nyeri kepala primer, terutama tension-
type, dapat ditemukan keluhan seperti ini, namun, berdasarkan kriteria diagnosisnya
bahwa keluhan ini tidak berlangsung terus menerus. Berdasarkan riwayat penyakit
dahulu dan keluarga, riwayat hipertensi, DM, PJK, dan dislipidemia disangkal.
yaitu 150/90 mmHg dan nadi 84x/menit, pemeriksaan lainnya dalam batas normal.
BMI pasien yaitu 29 kg/m2. Berdasarkan temuan tersebut, tekanan darah pasien
meningkat, namun menurut keluhan pasien yaitu jantung berdebar-debar, pada saat
28
pemeriksaan nadi pasien dalam batas normal. Berdasarkan kriteria diagnosis
hipertensi menurut JNC VII, pasien didiagnosis dengan hipertensi stage I. Saat ini,
telah dikeluarkan panduan terbaru dari American Heart Association dan American
and Management of High Blood Pressure in Adults 2017, yang menyebutkan kriteria
untuk hipertensi stage 1, yaitu apabila sistolik 130-139 mmHg atau diastolic 80-89
penilaian terhadap 10-year risk for heart disease and stroke dengan menggunakan
sebagai berikut:
Jika risiko < 10%, mulai dengan rekomendasi perubahan gaya hidup dan nilai
Jika risiko > 10% atau pasien dikenal dengan penyakit kardiovaskular, DM,
o Jika target tidak tercapai dalam 1 bulan, pertimbangkan obat lain atau
Namun panduan ini belum dipakai dalam praktik layanan primer. Saat ini panduan
29
Setelah anamnesis dan pemeriksaan fisik yang dilakukan, dapat dijelaskan
bahwa nyeri kepala dan tengkuk pada pasien disebabkan oleh peningkatan tekanan
darah. Mekanisme dasar terjadinya nyeri kepala dan tengkuk pada hipertensi tidak
diketahui. Dua aspek hipertensi yang terlihat berhubungan dengan nyeri kepala yaitu:
hipertensi dengan TD > 180/110 dan terjadinya peningkatan yang tiba-tiba. Selain itu,
hipertensi merupakan etiologi tersering dari nyeri kepala sekunder akibat kelaiann
sistemik selain demam dan sinusitis. Nyeri kepala dan tengkuk termasuk ke dalam
distribusi persarafan NV-1. Pada manusia, serabut nyeri dan suhu dari NV-1 memiliki
sekunder. Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, tidak ditemukan gejala
dan tanda untuk hipertensi sekunder, yangmana hipertensi esensial memang memiliki
data epidemiologi yang tinggi yaitu 90%. Pasien yang telah didiagnosis dengan
channel blocker, yaitu amlodipin. Hal ini sesuai dengan PMK No 5 dan juga panduan
terbaru dari JNC VIII. Panduan dari JNC VIII menyebutkan dewasa yang berusia
30
lalu tentukan nilai target tekanan darah pada pasien tersebut berdasarkan usia dan ada
atau tidaknya DM dan PGK. Pada pasien, pengobatan dapat dimulai dengan golongan
thiazide, ACEI, ARB, atau CCB, tunggal ataupun kombinasi berdasarkan strategi
yang dipilih (A,B, atau C). Amlodipin merupakan golongan CCB dihydropyridines,
dosis awal yaitu 5-10 mg. Obat-obatan golongan CCB bekerja dengan cara
menghambat influks transmembran ion Ca pada miokard dan otot polos vaskuler
sehingga akan menyebabkan dilatasi. Apabila tekanan darah sudah mencapai target,
terapi dan monitoring dilanjutkan, namun bila belum mencapai target, titrasi obat
sampai dosis maksimum atau pertimbangkan untuk menambahkan golongan obat lain
31
DAFTAR PUSTAKA
32