NY. J 55 TAHUN
DENGAN HIPERTENSI GRADE I
Disusun oleh:
Priska Harsanti Devi
22010114210089
Normarida Soraya
22010114210096
Veryne Ayu P.
22010114210097
BAB 1
PENDAHULUAN
dan
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi
keberhasilan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Pada
populasi lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg
dan tekanan diastolik 90 mmHg.6
Menurut WHO tekanan darah dianggap normal bila sistoliknya 120-140
mmHg dan diastoliknya 80-90 mmHg sedangkan dikatakan Hipertensi bila lebih
dari 140/90 mmHg dan diantara nilai tersebut dikatakan normal tinggi. Batasan
ini berlaku bagi orang dewasa diatas 18 tahun.3
Hipertensi adalah suatu gangguan pada pembuluh darah yang mengakibatkan
suplai oksigen dan nutrisi, yang dibawa oleh darah, terhambat sampai ke jaringan
tubuh yang membutuhkannya. Tubuh akan bereaksi lapar, yang mengakibatkan
jantung harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Bila
kondisi tersebut berlangsung lama dan menetap, timbulah gejala yang disebut
sebagai penyakit tekanan darah tinggi.7
Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan darah
yang memberi gejala berlanjut pada suatu target organ tubuh sehingga timbul
kerusakan lebih berat seperti Stroke (terjadi pada otak dan berdampak pada
kematian yang tinggi), Penyakit Jantung Koroner (terjadi pada kerusakan
pembuluh darah jantung) serta penyempitan ventrikel kiri / bilik kiri (terjadi pada
otot jantung). Selain penyakit tersebut dapat pula menyebabkan Gagal Ginjal,
Penyakit Pembuluh lain, Diabetes Mellitus dan lain-lain.7,8
2.2 ETIOLOGI
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik.
Hipertensi terjadi sebagai respon peningkatan cardiac output atau peningkatan
tekanan perifer. Namun ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi:9
a. Genetik: Respon nerologi terhadap stres atau kelainan ekskresi atau
transport Na.
4
Indonesia adalah 7,1% dengan 6,6% pada wanita dan 7,6% pada pria. Sedangkan
pada survei faktor risiko penyakit kardiovaskuler, prevalensi hipertensi di Indonesia
meningkat menjadi 13,6% pada pria dan 16% pada wanita
kontrol
homeostatik
normal,
dapat
juga
disebut
hipertensi
diketahui
dan
terjadi
sekitar
10%
dari
kasus-kasus
estrogen,
penyakit
ginjal,
hipertensi
vaskular
renal,
Sistol (mmHg)
<120
120-139
140-159
160
Dan / atau
Dan
Atau
Atau
Atau
Diastol (mmHg)
<80
80-89
90-99
100
2.6
Faktor Risiko (Mansjoer, A. 2001)
Faktor risiko hipertensi dibedakan atas:
1. Faktor yang tidak dapat diubah atau dikontrol
a.
b.
c.
d.
Usia
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
Genetik
2.7
Merokok
Konsumsi garam/makanan asin
Konsumsi lemak jenuh
Konsumsi minuman beralkohol
Kurangnya aktivitas/olahraga
Manisfestasi Klinis
Pemeriksaan fisik dapat pula tidak dijumpai kelainan apapun selain
manifestasi khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi oleh pembuluh darah
bersangkutan.10
Elizabeth J. Corwin menyebutkan bahwa sebagian besar gejala klinis timbul
setelah mengalami hipertensi bertahun-tahun. Manifestasi klinis yang timbul dapat
berupa nyeri kepala saat terjaga yang kadang-kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekanan darah intrakranium, penglihatan kabur akibat kerusakan retina,
ayunan langkah tidak mantap karena kerusakan susunan saraf, nokturia (peningkatan
urinasi pada malam hari) karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi
glomerolus, edema dependen akibat peningkatan tekanan kapiler. Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik transien yang
bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi atau hemiplegia atau
gangguan tajam penglihatan.
Gejala lain yang sering ditemukan adalah epistaksis, mudah marah, telinga
berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar tidur, dan mata berkunang-kunang.10
2.8
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai
terapi bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dan faktor risiko lain
atau mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urinalisis, darah perifer
lengkap, kimia darah (kalium, natrium, kreatinin), gula darah puasa, kolesterol
total, kolesterol HDL, dan EKG. 10
Sebagai tambahan dapat dilakukan pemeriksaan lain, seperti klirens
kreatinin, protein urin 24 jam, asam urat, kolesterol LDL, TSH, dan
ekokardiografi. 10
2.9
Diagnosis
Diagnosis hipertensi tidak bisa ditegakkan dalam satu kali pengukuran,
hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan
yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis.
Pengukuran dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah
beristirahat selama 5 menit, dengan ukuran pembungkus lengan yang sesuai
(80% menutupi lengan).10
Anamnesis yang dilakukan meliputi tingkat hipertensi dan lama
menderitanya, riwayat dan gejala-gejala penyakit yang berkaitan seperti
penyakit jantung koroner, gagal jantung, penyakit serebrovaskular, dan
9
pemeriksaan neurologi. 10
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan hipertensi adalah menurunkan morbiditas dan
mortalitas kardiovaskular, mencegah kerusakan organ, dan mencapai target
tekanan darah < 130/80 mmHg dan 140/90 mmHg untuk individu berisiko tinggi
dengan diabetes atau gagal ginjal.12
Berdasarkan kelompok risiko dikategorikan menjadi :
Tabel 2. PenatalaksanaanHipertensi
Tekanan Darah
130-139/85-89
140-159/90-99
160/100
Kelompok Risiko A
Modifikasi gaya
Kelompok Risiko B
Modifikasi gaya
hidup
Modifikasi gaya
hidup
Modifikasi gaya
hidup
Dengan obat
hidup
Dengan obat
Kelompok Risiko C
Dengan obat
Dengan obat
Dengan obat
Klasifikasi
tekanan
darah
Normal
Prehipertensi
Hipertensi
grade I
Tekanan
darah
sistolik
(mmhg)
< 120
120-139
140-159
Tekanan
darah
diastolic
(mmhg)
<80
80-89
90-99
Modifikasi
gaya
hidup
Tanpa indikasi
khusus
Dengan indikasi
khusus
Himbauan
Ya
Tidak perlu
Ya
Diuretic golongan
tiazid. Dapat
dipertimbangkan
pemberian ACEI,
B, B, CaCB atau
kombinasi
Obat-obatan
untuk indikasi
tersebut
Obat-obatan
untuk indikasi
khusus tersebut.
Ditambah obat
antihipertensi
(diuretic, ACEI,
B, B, CaCB)
11
Hipertensi
gredeII
160
atau
100
Ya
Kombinasi kedua
obat. Biasanya
diuretic dengan
ACEI, B, B,
CaCB atau
kombinasi
2.11 KOMPLIKASI
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1. Kerusakan otak
Tekanan darah yang terlalu tinggi menyebabkan pecahnya pembuluh
darah otak, akibatnya darah tercecer dari daerah tertentu pada otak, sedangkan
bagian lain dari otak tidak mendapat aliran / supply darah yang cukup,
sehingga bagian otak menjadi rusak.
2. Kerusakan jantung
Tekanan darah tinggi menyebabkan pembesaran otot jantung, disebabkan
jantung bekerja lebih keras untuk mempompa darah.
3. Kerusakan ginjal
Tingginya tekanan darah akan membuat pembuluh darah dalam ginjal
tertekan. Akhirnya pembuluh darah menjadi rusak dan menyebabkan fungsi
ginjal menurun. Hingga bisa mengalami gagal ginjal.
4. Kerusakan mata
Tekanan darah tinggi menyebabkan tertekannya pembuluh darah dan
syaraf pada mata, sehingga penglihatan terganggu.
2.12 Kedokteran Keluarga13
Kedokteran keluarga merupakan disiplin akademik profesional, berupa suatu
cabang ilmu kedokteran yang mengimplementasikan ilmu kedokteran klinis dengan
pendekatan keluarga. Pelayanan kedokteran keluarga didasarkan pada pemahaman
bahwa manusia bukan hanya sebagai makhluk biologik, tetapi juga makhluk sosial
yang dalam kehidupannya berinteraksi dengan berbagai lingkungan, dimana salah
satu lingkungan yang terdekat yaitu lingkup keluarga.
Hakikat Kedokteran Keluarga
12
13
kedokteran
keluarga
merupakan
pelayanan
yang
bersifat
14
BAB 3
LAPORAN HASIL KUNJUNGAN RUMAH
IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
a. Identitas Pasien
-
Nama
:Ny. J
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 55tahun
Status Pernikahan
: Janda
-Alamat
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
15
Pendidikan
: Tamat SD
Pekerjaan
: Petani
Nama
:Ny. J
Jenis kelamin
: Perempuan
Usia
: 55tahun
Status Pernikahan
: Janda
-Alamat
Agama
: Islam
Suku Bangsa
: Jawa
Pendidikan
: Tamat SD
Pekerjaan
: Petani
PROFIL KELUARGA
Tabel 1. Daftar Anggota Keluarga Kandung
No
Nama
1.
Alm.M.S
Kedudukan
dalam Keluarga
Suami
Umur
(th)
62
2.
Ny. J
Istri (KK)
55
SD
Petani
Sakit
3.
Nn. M
Anak I
27
SMP
Serabutan
Sehat
JK
Pendidikan
Pekerjaan
Ket
SD
Petani
Meninggal
No
Nama
1
2
Ny. J
Nn. M
Kedudukan dalam
keluarga
Istri (KK)
Anak I
JK Umur
(th)
P
55
P
27
Pendidika
n
SD
SMP
Pekerjaa
n
Petani
Serabutan
Ket
Sakit
Sehat
16
17
1
0
11
13
1
4
1
5
16
12
Keterangan :
1. Ayah penderita
: meninggal
2. Ibu Penderita
: meninggal, hipertensi
3. Suami penderita
: meninggal
4. Penderita
: penderita
5. Adik penderita
: sehat
: sehat
: sehat
8. Adik penderita
: sehat
: sehat
: sehat
: sehat
: sehat
: sehat
: sehat
: sehat
: sehat
Pemeriksaan Fisik
Tanggal 24 Agustus 2015 pukul 10.00 WIB di rumah penderita
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Tanda vital
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Pernapasan
: 146/100 mmHg
: 88 x/menit
: 36,50 C
: 20x/menit
TB
BB
: 155cm
: 70 kg
18
Status Generalis
Kepala
: Normosephal
Muka
: Nyeri tekan sinus (-), nyeri ketuk sinus (-)
Mata
: Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Telinga: Normotia, benjolan (-), udem (-), nyeri tekan (-)
Hidung
: Normosepti, sekret (-), mukosa livid (-), concha hipertrofi (-)
Bibir
: pucat (-), sianosis (-)
Tenggorok
: T1-1, faring hiperemis (-), granulasi (-), nyeri telan (-)
Leher
: Trakhea di tengah, pembesaran KGB (-/-)
Thoraks
Paru paru
-
Inspeksi
dinamis,, retraksi suprasternal -/-, retraksi interkostal -/Palpasi: Gerak nafas simetris, sama tinggi, tidak ada bagian yang
Jantung
-
Inspeksi
Palpasi
Hipertensi grade I
Rencana Penatalaksanaan
1. Tatalaksana medikamentosa
ACEI (Captopril25mg 3xperhari)
2. Tatalaksana non medikamentosa :
Edukasi pada anak pasien dan pasien agar mengurangi konsumsi garam,
dalam 1 hari sebanyak 1 sdt saja.
Disarankan untuk periksa EKG, profil lipid, ureum kreatinin dan gula
darah I/II
Istirahat yang cukup, pola makan yang sehat kurangi lemak, perbanyak
makan buah dan olahraga teratur.
Pasien dianjurkan minum obat teratur dan kontrol setelah obat habis
keluhannya berkurang, obat diminum apabila pusing kambuh. Keluhan pusing dan
susah tidur berkurang berkurang, keadaan kesehatan pasien baik, dan aktivitas
harian berlangsung seperti biasa.
Faktor pendukung:
Faktor penghambat:
Rencana pembinaan
Permberian obat hipertensi dan
Sasaran
Pasien dan
keluarga
Pasien dan
3.
keluarga
Pasien dan
keluarga
d. Fungsi Pendidikan
Pasien tamat SD. Anak penderita berpendidikan SMP.
e. Fungsi Religius
Pasien dan keluarga memeluk agama Islam, menjalankan ibadah agama secara
rutin (shalat dan mengaji). Penerapan nilai agama dalam keluarga baik. Pasien
mengikuti acara pengajian yang rutin.
f. Fungsi Sosial dan Budaya
Pasien dan keluarga tinggal di Desa Sidosari. Penderita tinggal di rumah milik
sendiri. Hubungan dengan tetangga sekitar baik. Pasien masih dapat
mengerjakan pekerjaan rumah tangga.Penderita aktif dalam kegiatan
keorganisasian desa.
POLA KONSUMSI PASIEN
Frekuensi makan rata rata setiap harinya 3x/hari dengan menu makan
bervariasi, tidak minum susu. Variasi makanan sebagai berikut : nasi, lauk
( tahu, tempe), sayur (terong, bayam, kangkung, daun singkong dan daun
pepaya), air minum (air putih dan teh manis). Pasien jarang mengkonsumsi
ikan-ikanan maupun daging. Air minum berasal dari air PAM yang dimasak
sendiri.
IDENTIFIKASI
FAKTORFAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
KESEHATAN
a. Faktor Perilaku
Pasien adalah seorang kepala rumah tangga. Saat sakit, biasanya mengobati
sendiri dengan obat warung. Akan tetapi apabila tidak kunjung membaik,
maka pasien akan berobat ke mantri, ataupun Puskesmas. Pendanaan
kesehatan dengan biaya JAMKESMAS. Pasien mengaku tidak pernah
berolahraga, aktivitas sehari-hari bertani. Pasien mengaku senang sekali
makan makanan yang asin, namun sejak tahu dirinya mempunyai sakit darah
tinggi mulai mengurangi makanan tersebut. Pasien rajin mengikuti aktifitas
sosial berupa pengajian yang diadakan di RT nya.
b. Faktor Lingkungan
22
Pasien tinggal dalam rumah dengan alas semen, ada jendela diruang tamu
saja, kondisi rumah disiang hari gelap dan pengap. Dapur mempunyai
saluran pembuangan asap. Sumber air dari PAM dan dimasak sebelum
dikonsumsi. Saluran pembuangan air limbah ada, kebiasaan buang air besar
di jamban di rumah, ada pembuangan sampah.
c. Faktor Sarana Pelayanan Kesehatan
Terdapat Puskesmas Pancar dengan jarak3 km. Pasien pergi berobat sendiri.
d. Faktor Keturunan
Ibu pasien menderita hipertensi.
IDENTIFIKASI LINGKUNGAN RUMAH
a. Gambaran Lingkungan Rumah
Rumah
23
b. Denah Rumah
Halaman depan
Teras
Ruang tamu
Ruang
keluarga
Kamar
tidur
Kamar
tidur
Kamar
tidur
Gambar 2. Denah
Rumah
Dapur
Kamar mandi
b. Fungsi Psikologis
Hubungan pasien dengan keluarga dan tetangga terjalin cukup baik.
Dalam pengambilan keputusan dilakukan bersama dengan anak pasien.
c. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan
Pasienbekerja sebagai petani di sawah milik sendiri, penggunaannya
efisien, pembiayaan kesehatan dengan jaskesmas, pembiayaan sehari-hari
ditanggung pasien sendiri.
d. Fungsi Religius dan Sosial Budaya
e. Faktor Perilaku
Setiap ada anggota keluarga yang sakit akan dirawat sendiri sebisanya
apabila tidak sembuh akan segera dibawa berobat ke puskesmas, terkadang
dibawa berobat ke dokter menggunakan biaya sendiri. Pasien tidak pernah
melakukan kegiatan olahraga ataupun rekreasi.
DIAGRAM REALITA YANG ADA PADA KELUARGA
Genetik
ibu
pasien
menderita
hipertensi
Status
kesehatan
Yankes
Lingkungan
Transportasi (+)
Perilaku
Jarang berolahraga
25
Tanggal
24Agustus
2015
27Agustus
2015
Memberikan penjelasan
mengenai penyakit yang
diderita pasien kepada
pasien dan keluarga
Memberikan penjelasan
mengenai faktor resiko
hipertensi dan komplikasi
hipertensi dan komplikasi
jika tidak minum obat
secara teratur.
Menjelaskan faktor resiko
penyakit hipertensi yang
ada pada pasien.
Memberikan informasi
mengenai tanda bahaya
yang harus diwaspadai pada
pasien hipertensi seperti
tiba-tiba tidak sadar,
pandangan tiba-tiba kabur,
tiba-tiba kencing menjadi
sedikit, atau nyeri dada
harus segera dibawa ke
Puskesmas
Keluarga
Hasil Kegiatan
yang
terlibat
Pasien dan Mendapatkan diagnosis kerja
keluarga
pasien
Pasien dan Pasien dan keluarga
keluarga
pasien dapat memahami
mengenai
penyakit
tekanan darah tinggi.
Pasien dan Pasien dan keluarga
keluarga
pasien dapat memahami
penjelasan
yang
diberikan dan pasien
akan berusaha untuk
mengubah pola makan.
Pasien dan Pasien dan keluarga
keluarga
dapat mengetahui faktor
resiko dari hipertensi
Pasien dan
Keluarga
mengerti
keluarga
tanda bahaya yang
harus diwaspadai pada
pasien.
Keluarga akan sering
menengok
keadaan
pasien.
26
3. Faktor penyulit :
-
Perilaku yang merasa dirinya tidak sakit sehingga tidak mau kontrol dan
berobat secara teratur.
BAB 4
27
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penatalaksanaan pasien penyakit Hipertensi, dengan pendekatan kedokteran
keluarga adalah sebagai berikut :
Dengan terapi medikamentosa berupa captopril 25 mg 3x perhari.Terapi
edukasi yang diberikan adalah edukasi mengenai penyakit darah tinggi
(hipertensi), faktor resiko, komplikasi penyakit, komplikasi jika tidak minum obat
teratur serta penanganan penyakit tersebut, agar merubah pola hidup sehari-hari
menjadi lebih sehat dan olahraga teratur, minum obat teratur. Apabila terdapat
keluhan segera memeriksakan diri ke puskesmas atau ke dokter untuk mendapat
penanganan lebih lanjut.
Pembinaan yang diberikan terhadap pasien dan keluarga meliputi melakukan
pemeriksaan kepada pasien dan mengamati keadaan kesehatan rumah dan
lingkungan sekitar, memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga pasien
mengenai penyakit hipertensi (darah tinggi) serta faktor-faktor resiko penyakitnya
seperti gaya hidup tidak sehat serta mengedukasi pasien dan keluarga untuk
menghindari faktor resiko dan cara penanggulangan apabila penyakitnya kambuh
kembali. Pembinaan juga meliputi penyakit penyakit yang dapat terjadi
berhubungan dengan usia dan kesehatan rumah.
B. SARAN
Untuk mencegah timbulnya gejala tekanan darah tinggi kembali, maka
diharapkan
pasien
dapat
menghindari
faktor
resiko
timbulnya
gejala,
DAFTAR PUSTAKA
28
1. Sidabutar, R. P., Wiguno P. Hipertensi Essensial. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II.
Jakarta: Balai Penerbit FK-UI; 1999. p: 210.
2. A. Tjokronegoro dan H. Utama.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam II. In: E. Susalit,
E.J. Kapojos, dan H.R. Lubis ed. Hipertensi Primer. Jakarta: Gaya Baru; 2001.
p: 453-456.
3. Hipertensi. WHO. 2001. [Diakses pada: 3 September 2015]. Diunduh dari:
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21480/5/Chapter%20I.pdf)
4. American Heart Association. Internacional Cardiovascular Disease Statistic
[internet]. c2004. Available from: http://americanheart.org/
5. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Depkes RI. Riset Kesehatan Jawa
Tengah.
2007
[internet].
c2008.
Available
from:
http://www.dinkesjatengprov.go.id/
6.Sheldon G. Sheps. Mayo Clinic Hipertension (Terjemahan). Jakarta: Intisari
Mediatama; 2005. p: 26, 158.
7.Ross C. Brownson, Patrick L. Remington, James R. davis, High Blood Pressure in
Chronic Disease Epidemiology and Control. SecondEdition, American Public
Health Assosiation: 262-264.
8. Mosterd Arend, D Agostino Ralph B, Silbershatz Halit, et.al.Trends in the
Prevalens of Hypertension, Antihypertensive terapy, and left Ventricular
Hypertrophy from 1950 to 1989.1999; 1221-1222. nejm.org.
9. Anonim. Hipertensi. 2015. Tersedia dalam : http://medicastore.com/penyakit/
4/Tekanan_Darah_Tinggi_Hipertensi.html
10.Arif Mansjoer, dkk. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I : Nefrologi dan Hipertensi.
Jakarta: Media Aesculapius FKUI; 2001. p: 519-520.
11. Hendi. Hipertensi dan Rosella [internet].c2008. Available from:
http://rohaendi.blogspot.com/2008/02/hipertensi-dan-rosella.html
12.M. Yogiantoro. Hipertensi Esensial. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI;
2006. p: 599-601.
13.
Wahyuni,
A.
S.
Pelayanan
Dokter
Keluarga.
(Diunduh
dari:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3535/1/fk_arlinda%20sari.pdf)
29
Lampiran : Dokumentasi
30