Anda di halaman 1dari 47

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN SYSTEM


KARDIOVASKULER : HIPERTENSI

DOSEN PENGAMPUH :
Andi Budiyanto Adi Putra, S.Kep.,Ns.,M.Kep.
DISUSUN OLEH :
Aisyah Bahar 70300122036
Ananda Banafsya Syafa 70300122062
Alya Amalia Ramadhani 70300122049

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur bagi Allah SWT Yang Maha Penyang, Maha Pengasih dan Maha
Pemberi Pertolongan sehinggan penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Penyakit
Hipertensi” Shalawat dan salam selalu senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Besar
Muhammad SAW, keluarga, sahabat-sahabatnya serta orang orang yang mengikuti ajaranya.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ns Andi Budiyanto Adi Putra, S.Kep.,Ns.,M.Kep. yang telah
membantu kami baik secara moral maupun materi.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi
penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi
lebih baik lagi di masa mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca
dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan Makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala
usaha kita.

Tangga, 07 Agustus 2023

Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu contoh penyakit degneratif.
Hipertensi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri
secara terus menerus lebih dari suatu periode,mengakibatkan arteriola berkontraksi sehingga
membuat darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Penyakit
hipertensi merupakan salah satu jenis penyakit yang mematikan di dunia dan faktor resiko
paling utama terjadi hipertensi yaitu faktor usia sehingga tidak heran penyakit hipertensi sering
dijumpai pada usia senja/usia lanjut. Berdasarkan data WHO (World Health Organization) 2019
menunjukkan bahwa saat ini prevalensi hipertensi secara global sebesar 22% dari total
penduduk dunia. Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya,diperkira pada
tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang terkena hipertensi dan diperkirakan setiap tahunnya 9,4
juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasi (Lepius Lasung, dkk, 2021).
Di Indonesia estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar 63.309.620 orang,
sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar 427.218 kematian. Hipertensi
terjadi pada kelompok umur 31-44 tahun (31,6%), umur 45-54 tahun (45,3%), umur 55-64
tahun (55,2%) (Riskesdas Kementerian Kesehatan RI, 2018). Dari prevalensi hipertensi sebesar
34,1% diketahui bahwa sebesar 8,8% terdiagnosis hipertensi dan 13,3% orang yang terdiagnosis
hipertensi tidak minum obat serta 32,3% tidak rutin minum obat. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penderita hipertensi tidak mengetahui bahwa dirinya hipertensi sehingga tidak
mendapatkan pengobatan. Berdasarkan data terlihat kelompok lansia usia 55-64 tahun memiliki
prevalensi hipertensi tertinggi (P2PTM Kemenkes RI, 2019)
Berdasarkan Data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2020, menurut data
Kabupaten/Kota prevalensi hipertensi tertinggi terdapat di Kota Makassar sebanyak 290.247
kasus, kemudian Kabupaten Bone tertinggi kedua sebanyak 158,516 kasus, dan tertinggi ketiga
Kabupaten Gowa sebanyak 157,221 kasus, dan prevalensi terendah di Kabupaten Barru
sebanyak 1.500 kasus.
Perubahan fisik yang sering terjadi pada lansia adalah kemunduran pada sistem kardiovaskuler
pada lanjut usia ditandai dengan adanya pengapuran pembuluh darah atau arteriosklerosis yang
mengakibatkan pembuluh darah menjadi kaku dan mengalami penurunan elastisitas, kondisi ini
membuat cardiac output menurun serta peningkatan resistensi pembuluh darah, sehingga
mempengaruhi kerja jantung menjadi semakin tinggi untuk memompa darah. Pada lansia akan
terjadi penurunan ukuran dari organ-organ tubuh tetapi tidak pada jantung,jantung pada lansia
umumnya akan membesar.hal ini nantinya akan menyebabkan gangguan pada tekanan darah
seperti hipertensi.
Penanganan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu dengan terapi farmakologi dan non
farmakologi. Penanganan secara farmakologi dapat mengunakan senyawa atau obat-obatan
yang bersifat anti hipertensi dan penanganan non farmakologi menjadi alternative yang bisa
dilakukan dengan beberapa pola hidup sehat seperti mempertahan berat badan dalam kondisi
normal, mengatur pola makan dengan mengkonsumsi makanan rendah garam dan
memperbanyak asupan sayuran dan buah-buahan, tidak mengkonsumsi alkohol, menghentikan
kebiasaan merokok, pengendalian stress atau emosi,dan meningkatkan olahraga atau aktivitas
fisik, memeriksakan tekanan darah secara berkala.
B. Tujuan
I. Tujuan Umum
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien hipertensi
II. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui definisi hipertensi
2. Untuk mengetahui etiologi penyakit hipertensi
3. Untuk mengetahui manifestasi klinis penyakit hipertensi
4. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit hipertensi
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang pasien penyakit hipertensi
6. Untuk mengetahui penanganan dan pengobatan penyakit hipertensi
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dari kasus hipertensi (pengkajian,
diagnosis keperawatan, dan intervensi keperawatan)
BAB II
TI NJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori Penyakit
1. Defenisi Hipertensi
Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang tidak menular dan tidak
diketahui oleh penderita sebelum mereka memeriksakan tekanan darah, serta
penderita hipertensi tidak mengalami suatu tanda dan gejala sebelum terjadi
komplikasi hingga berakhir dengan kematian. Hal ini mengapa hipertensi sering
disebut sebagai silent killer (Salakory, 2019).
Hipertensi merupakan suatu penyakit kardiovaskular yang ditandai dengan
peningkatan tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik
diatas 90 mmHg(Hidayatullah & Pratama, 2019).

2. Etiologi Hipertensi
Pada umumnya hipertensi tidak mempunyai penyebab yang spesifik. Hipertensi
terjadi sebagai repons peningkatan curah jantung atau peningkatan tekanan perifer.
Akan tetapi, ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi :
1. Genetik : respons neurologi terhadap stress atau kelainan eksresi atau transport Na
2. Obesitas : terkait dengan tingkat insulin yang tinggi yang mengakibatkan tekanan
darah meningkat
3. Stress karena lingkungan
4. Hilangnya elastisitas jaringan dan arterosklerosis pada orang tua serta pelebaran
pembuluh darah.
Pada orang lanjut usia, penyebab hipertensi disebabkan terjadinya perubahan pada
elasrisitas dinding aorta menurun, katub jantung menebal dan menjadi kaku,
kemampuan jantung memompa darah kehilangan elastisitas pembuluh darah, dan
meningkatkan resistensi pembulu darah perifer. Setelah usia 20 tahun, kemampuan
jantung memompa darah memompa darah menurun 1% tiap tahun sehingga
menyebabkan meurunnya kontraksi dan volume. Elastisitas pembuluh darah
menghilang, karena terjadi kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi.
Penyebab hipertensi terbagi menjadi dua, yaitu hipertensi primer dan hipertensi
sekunder. Hipertensi esensial atau primer Lebih dari 90%-95% penderita hipertensi
mengalami hipertensi esensial (hipertensi primer). Beberapa mekanisme yang
mungkin berkontribusi terhadap terjadinya hipertensi telah diidentifikasi, namun tidak
ada teori tunggal yang secara jelas menyatakan patogenesis hipertensi primer.
Hipertensi seringkali bersifat herediter dalam suatu keluarga, hal ini setidaknya
menunjukkan bahwa faktor genetik memegang peranan penting dalam patogenesis
hipertensi primer. Menurut data, bentuk disregulasi tekanan darah. monogenik dan
poligenik poligenik memiliki kecenderungan untuk mengembangkan hipertensi
esensial. Faktor lain yang dapat masuk dalam daftar penyebab hipertensi jenis ini
adalah lingkungan, gangguan metabolisme intraseluler, dan faktor yang
meningkatkan risiko seperti obesitas, konsumsi alkohol, merokok, dan kelainan
darah.
Hipertensi sekunder merupakan penyakit lanjutan dari penyakit yang diderita
sebelumnya. Kurang dari 10% penderita hipertensi sekunder akibat gangguan
hormonal, diabetes, ginjal, penyakit pembuluh darah, penyakit jantung atau obat-
obatan tertentu yang dapat meningkatkan tekanan darah. Dalam kebanyakan kasus,
disfungsi ginjal akibat penyakit ginjal kronis atau penyakit renovaskular adalah
penyebab sekunder yang paling umum. Obat-obatan tertentu, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat menyebabkan hipertensi atau memperparah hipertensi
dengan meningkatkan tekanan darah.

3. Manifestasi Klinis
Umumnya penderita hipertensi bisa merasakan geiala penyakitnya. Faktanya,
sebagian besar penderita hipertensi tidak merasakan gejala penyakit apapun.
Hipertensi jarang menimbulkan gejala dan satu-satunya cara untuk mengetahui
apakah seseorang menderita hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah.
Ketika tekanan darah tidak terkontrol dan menjadi sangat tinggi kondisi ini disebut
hipertensi berat atau hipertensi maligna. Tidak semua penderita hipertensi mengenali
atau merasakan keluhan atau gejalanya, sehingga hipertensi sering dijuluki silent
killer.
Keluhan non spesifik pada penderita hipertensi antara lain: sakit kepala, gelisah,
jantung berdebar, pusing, pandangan kabur, nyeri dada, mudah lelah, dll.
Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi tidak sama pada
setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala. Secara umum gejala yang
dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut :
1. Sakit kepala
2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk
3. Perasaan berputar seperti tujuh kelililng serasa ingin jatuh
4. Berdebar atau detak jantung terasa cepat
5. Telinga berdenging

4. Patofisiologi
Tubuh memiliki metode pengendalian tekanan darah. Pertama adalah reseptor
tekanan di berbagai orang yang dapat mendeteksi perubahan kekuatan maupun
kecepatan kontraksi jantung, serta resistensi total terhadap tekanan tersebut. Kedua
adalah ginjal yang bertanggung jawab atas penyesuaian tekanan darah dalam jangka
panjang melalui sistem renin-anggiotensin yang melibatkan banyak senyawa kimia.
Kemudian sebagai respons terhadap tingginya kadar kalium atau angiotensin, steroid
aldosteron dilepaskan dari kelenjar adrenal, yang salah satunya berada di puncak
setiap ginjal, dan meningkatkan retensi (penahanan) natrium dalam tubuh.
Darah yang mengalir ditentukan oleh volume darah yang dipompakan oleh
ventrikel kiri setiap kontraksi dan kecepatan denyut jantung. Tahanan vaskuler perifer
berkaitan dengan besarnya lumen pembuluh darah perifer. Makin sempit pembuluh
darah, makin tinggi tahanan terhadap aliran darah, makin besar dilatasinya makin
tinggi kurang tahanan terhadap aliran darah. Jadi, semakin menyempit pembuluh
darah, semakin meningkat tekanan darah. Dilatasi dan konstraksi pembuluh –
pembuluh darah dikendalikan oleh sistem saraf simpatis dan sistem renin-angiotensi.
Apabila sistem saraf simpatis dirangsang, ketekolamin, seperti epinefrin dan
norepinefrin akan dikeluarkan. Kedua zat kimia ini menyebabkan kontraksi pembuluh
darah, meningkatnya curah jantung, dan kekuatan kontraksi ventrikel. Sama halnya
pada sistem renin-angiotensin, yang apabila distimulasi juga menyebabkan
vasokontraksi pada pembuluh-pembuluh darah.
Tubuh memiliki sistem yang berfungsi mencegah perubahan yekanan darah secara
akut yang disebabkan oleh gangguan sirkulasi dan mempertahankan stabilitas tekanan
darah dalam jangka panjang. Sistem pengendalian pengendalian tekanan darah sangat
kompleks. Pengendalian dimulai dari enam sistem reaksi cepat seperti refleksi
kardiovaskuler melalui sistem saraf, reflex kemoreseptor, respons iskemia, susunan
saraf pusat yang berasal dari atrium, dan arteri pulmonalis otot polos, sedangkan
sistem pengendalian reaksi lambat melalui perpindahan cairan antara sirkulai kapiler
dan rongga intertisial yang dikontrol oleh hormone angiotensin dan vasopressin.
Kemudian dilanjutkan sistem poten dan berlangsung dalam jangka panjang yang
dipertahankan oleh sistem pengaturan jumlah cairan tubuh yang melibatkan berbagai
organ.
Jantung secara terus-menerus bekerja memompakan darah ke seluruh organ
tubuh. Jika tanpa gangguan, porsi tekanan yang dibutuhkan sesuai dengan mekanisme
tubuh. Namun, akan meningkat begitu ada hambatan. Inilah yang menyebabkan
tekanan darah meningkat. Semakin besar hambatannya, tekanan darah akan semakin
tinggi. (Alifariki, 2018, p. 15)

5. Komplikasi
Hipertensi yang tidak teratasi dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya ,
yaitu :
a. Payah jantung
Payah jantung (Congestive heart failure) adalah kondisi jantung tidak mampu lagi
memompa darah yang dibutuhkan tubuh. Kondisi ini terjadi karena kerusakan otot
jantung atau sistem listrik jantung.
b. Stroke
Hipertensi adalah faktor penyebab utama terjadinya strok, karena tekanan darah
yang terlalu tinggi dapat menyebabkan pembuluh darah yang sudah lama menjadi
pecah. Bila hal ini terjadi pada pembuluh darah otak, maka terjadi pendarahan
otak yang dapat berakibat kematian. Strok juga dapat terjadi akibat sumbatan dari
gumpalan darah yang macet di pembuluh yangsudah menyempit.
c. Kerusakan ginjal
Hipertensi dapat menyempitkan dan menebalkan aliran darah yang menuju ginjal,
yang berfungsi sebagai penyaring kotoran tubuh. Dengan adanya gangguan
tersebut, ginjal menyaring lebih sedikit cairan dan membuangnya kembali ke
darah.
d. Kerusakan pengeliatan
Hipertensi dapat menyebabkan pecahnya pembuluh darah di mata, sehingga
mengakibatkan pengelihatan menjadi kabur atau buta. Pendarahan pada retina
mengakibatkan pandangan menjadi kabur, kerusakan organ mata dengan
memeriksa fundus mata untuk menemukan perubahan yang berkaitan dengan
hipertensi yaitu retinopati pada hipertensi. Kerusakan yang terjadi pada bagian
otak, jantung, ginjal dan juga mata yang mengakibatkan penderita hipertensi
mengalami kerusakan organ mata yaitu pandangan menjadi kabur.
Komplikasi yang bisa terjadi dari penyakit hipertensi adalah tekanan darah tinggi
dalam jangka waktu yang lama akan merusak endotel arteri dan mempercepat
atherosclerosis. Komplikasi dari hipertensi termasuk rusaknya organ tubu seperti
jantung, mata, ginjal, otak dan pembuluh darah besar. Hipertensi adalah factor resiko
utama untuk penyakit serebrovaskular (strok, transient ischemic attack), penyakit
arteri coroner (infrak miokard, angina), gagal ginjal, dementia dan atrial fibrilasi.
(Ernawati, 2020, pp. 82–83)

6. Pemeriksaan Penunjang
I. Laboratorium
1. Albuminuria pada hipertensi karena kelainan parenkim ginjal
2. Kreatinin serum dan BUN meningkat pada hipertensi karena parenkim
ginjal denga gagal ginjal akut
3. Darah perifer lengkap 60
4. Kimia darah (kalium, natrium, kreatinin, gula darah puasa)

II. EKG
1. Hipertrofi ventrikel kiri
2. Iskemia atau infark miokard
3. Peninggian gelombang P
4. Gangguan konduksi

III. Foto Rontgen


1. Bentung dan besar jantung Noothing dari iga pada koarktasi aorta
2. Pembendungan, lebarnya paru
3. Hipertrofi parenkim ginjal
4. Hipertrofi vaskular ginjal

7. Penanganan dan Pengobatan


Pengecegahan yang dapat dilakukan untuk menghidari terjadinya penyakit
hipertensi yaitu dengan menerapkan pola hidup sehat, dengan berolahraga, tidak
mengkonsumsi alkohol, makanan yang rendah lemak, makanan rendah garam, tidak
melakukan aktivitas dijam tidur agar jam tidur menjadi teratur, tidak stres dan tidak
merokok. Pencegahan ini sangat perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya
penyakit hipertensi.
Terdapat terapi yang dapat dilakukan pada pasien hipertensi, terapi hipertensi ada
dua cara ada terapi nonfarmakologi dan terapi farmakologi. Terapi non farmakologi
berupa perubahan gaya hidup meliputi pola diet, aktivitas fisik, larangan merokok dan
pembatasan konsumsi alkohol. Sedangkan terapi farmakologis dapat diberikan
antihipertensi tunggal maupun kombinasi. Pemilihan obat anti hipertensi dapat
didasari adatidaknya kondisi khusus (komorbid maupun komplikasi).
Terapi non farmakologi untuk penanganan hipertensi berupa anjuran modifikasi
gaya hidup. Pola hidup sehat dapat menurunkan darah tinggi. Pemberian terapi
farmakologi dapat ditunda pada pasien hipertensi dengan risiko komplikasi penyakit
kardiovaskular rendah. Rekomendasi terkait gaya hidup sehat adalah sebagai berikut:
1. Penurunan berat badan, target penurunan berat badan perlahan hingga mencapai
berat badanidealdengan cara terapi nutrisi medis dan peningkatan aktivitas fisik
dengan latihan jasmani.
2. Mengurangi asupan garam, diet tinggi garam akan meningkatkan retensi cairan
tubuh. Asupangaramsebaiknya tidak melebihi 2 gr/ hari.
3. Diet DASH, ini merupakam salah satu diet yang direkomendasikan. Diet ini pada
intinya mengandungmakanan kaya sayur dan buah, serta produk rendah lemak.
Pemerintah merekomendasikandiethipertensi berupa pembatasan pemakaian
garam dapur ½ sendok teh per hari dan penggunaanbahanmakanan yang
mengandung natrium seperti soda kue.
4. Olahraga, rekomendasi terkait olahraga yakni olahraga secara teratur sebanyak 30
menit/hari, minimal 3hari/ minggu.
5. Mengurangi konsumsi alkohol, pembatasan konsumsi alkohol tidak lebih dari 2
gelas per hari padapriaatau 1 gelas per hari pada wanita dapat menurunkan
hipertensi.
6. Berhenti merokok, merokok termasuk faktor risiko penyakit kardiovaskular. Oleh
karena itupenderitahipertensi dianjurkan untuk berhenti merokok demi
menurunkan risiko komplikasi penyakitkardiovaskular.
Penanganan hipertensi dengan terapi farmakologis dilakukan dengan cara
pemberian obat antihipertensi yang bekerja menurunkan tekanan darah. Pengobatan
hipertensi harus dilakukan seumur hidup. Obat-obatan yang banyak digunakan
sebagai antihipertensi adalah obat sintetik yang zat aktifnya berasal dari senyawa
kimia sehingga penggunaan jangka panjang akan banyak menimbulkan resiko
munculnya efek samping.

8. Edukasi Nutrisi
Pengaturan diet berbagai studi menunjukkan bahwa diet dan pola hidup sehat
dan dengan obat-obatan yang meurunkan gejala gagal jantgung dan dapat memperbaiki
keadaan hipertrofi ventrikel kiri , beberapa diet yang dianjurkan :
1. Rendah garam, diet rendah garam dapat meurunkan tekanan darah pada klien
hipertensi. Jumlah asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara dengan
3-6 gram garam per hari
2. Diet tinggi kalium, dapat menurunkan tekanan darah tetapi mekanismenya belum
jelas. Pemberian kalium secara intra vena dapat menyebabkan vasodilatasi, yang
dipercaya dimediasi oleh oksidanitrat pada dinding vaskular
3. Diet kaya buah dan sayur
4. Diet rendah kolesterol sebagi pencegah terjadinya jantung coroner

b. Konsep Keperawatan
a. Pengkajian
a. Identitas :
1). Identitas pasien :
Nama, umur, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, suku/bangsa, agama,
status perkawinan, tanggal masuk rumah sakit (MRS), nomor register, dan diagnosa
medik.
2). Identitas penanggung jawab :
Meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, serta status hubungan dengan
pasien.
b. Keluhan utama
1) Nyeri kepala
2) Pusing
3) Mual
4) Susah tidur
c. Riwayat penyakit sekarang
Pengkajian yang mendukung keluhan utama dengan memberikan pertanyaan tentang
kronologi keluhan utama. Pengkajian yang didapat dengan gejala-gejala hipertensi.
Tanyakan juga gajala-gejala lain yang mengganggu pasien.
d. Riwayat penyakit dahulu
Untuk mengetahui riwayat penyakit dahulu tanyakan kepada pasien apakah pasien
sebelumnya memiliki riwayat hipertensi atau DM. Tanyakan juga obat-obatan yang
biasanya diminum oleh pasien pada masa lalu, yang mungkin masih relevan. Tanyakan
juga alergi yang dimiliki pasien.

b. Diagnosis
1. Intoleransi aktivitas
a. Definisi
Ketidakcukupan energi untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
b. Penyebab
1) Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
2) Tirah baring
3) Kelemahan
4) Imobilitas
5) Gaya hidup monoton
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Mengeluh lelah
Objektif
1. Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif
1. Dispnea saat/setelah aktivitas
2. Merasa tidak nyaman setelah beraktivitas
3. Merasa lemah
Objektif
1. Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat
2. Gambaran EKG menunjukkan aritmia saat/setelah aktivitas
3. Gambaran EKG menunjukkan iskemia
4. Sianosis
e. Kondisi klinis terkait
1) Anemia
2) Gagal jantung kongestif
3) Penyakit jantung koroner
4) Penyakit katup jantung
5) Aritmia
6) Penyakit paru obstruksi kronis (PPOK)
7) Gangguan metabolik
8) Gangguan muskuloskeletal

2. Nyeri akut
a. Definisi
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan.
jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan.
berintensitas ringan hingga berat yang berlangsung kurang dari 3 bulan.
b. Penyebab
1. Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (mis. terbakar, bahan kimia iritan)
3.Agen pencedera fisik (mis. abses, amputasi, terbakar, terpotong.
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Mengeluh nyeri
Objektif
1. Tampak meringis
2. Bersikap protektif (mis. waspada,posisi menghindari nyeri)
3. Gelisah
4. Frekuensi nadi meningkat
5. Sulit tidur
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif
1. (tidak tersedia)
Objektif
1. Tekanan darah meningkat
2. Pola napas berubah
3. Nafsu makan berubah
4. Proses berpikir terganggu
5. Menarik diri
6. Berfokus pada diri sendiri
7. Diaforesis
e. Kondisi klinis terkait
1) Kondisi pembedahan
2) Cedera traumatis Infeksi
3) Infeksi
4) Sindrom koroner akut
5) Glaukoma
3. Gangguan Pola Tidur
a. Definisi
Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
b. Penyebab
1. Hambatan lingkungan (mis.kelembapan lingkungan sekitar, suhu
lingkungan, pencahayaan, kebisingan, bau tidak sedap, jadwal pamantauan/
pemeriksaan/ tindakan). Agen pencedera fisiologis (mis. inflamasi, iskemia,
neoplasma)
2. Kurangnya kontrol tidur
3. Kurangnya privasi
4. Restraint fisik
5. Ketiadaan teman tidur
6. Tidak familiar dengan peralatan tidur
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. Mengeluh sulit tidur
2. Mengeluh sering terjaga
3. Menegluh tidak puas tidur
4. Mengeluh pola tidur berubah
5. Mengeluh istirahat tidak cukup
Objektif
1. (tidak tersedia)
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif
1. Mengeluh kemampuan beraktivitas menurun
Objektif
1. (tidak tersedia)
e. Kondisi klinis terkait
1. Nyeri/kolik
2. Hipertiroidisme
3. Kecemasan
4. Penyakit paru obstruktif kronis
5. Kehamilan
6. Periode pasca partum
7. Kondisi pasca operasi

4. Defisit Nutrisi
a. Definisi
Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
b. Penyebab
1. Kurangnya asupan makanan
2. Ketidakmampuan menelan makanan
3. Ketidakmampuan mencerna makanan
4. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien
5. Peningkatan kebutuhan metabolisme
6. Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak mencukupi)
7. Faktor psikologis (mis. Stres, keengganan untuk makanan)
c. Gejala dan tanda mayor
Subjektif
1. (tidak tersedia)
Objektif
1. Berat badan menurun minimal 10% di bawah rentang ideal
d. Gejala dan tanda minor
Subjektif
1. Cepat kenyang setelah makan
2. Kram/nyeri abdomen
3. Nafsu makan menurun
Objektif
1. Bising usus hiperaktif
2. Otot pengunyah lemah
3. Otot menelan lemah
4. Membran mukosa pucat
5. Sariawan
6. Serum albumin turun
7. Rambut rontok berlebihan
8. Diare
e. Kondisi klinis terkait
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobius syndrome
4. Cerebral palsy
5. Cleft lip
6. Cleft palate
7. Amyotropic lateral sclerosis
8. Kerusakan neuromuskular
9. Luka bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. AIDS
13. Penyakit Crohn's
14. Enterokolitis
15. Fibrosis kistik

5. Risiko Penurunan Curah Jantung


a. Definisi
Berisiko mengalami pemompaan jantung yang tidak adekuat untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh.
b. Faktor Risiko
1) Perubahan afterload
2) Perubahan frekuensi jantung
3) Perubahan irama jantung
4) Perubahan kontraktilitas
5) Perubahan preload
c. Kondisi klinis terkait
1) Gagal jantung kongestif
2) Sindrom koroner akut
3) Gangguan katup jantung (stenosis/regurgitasi aorta, pulmonalis,
trikuspidalis, atau mitralis)
4) Atrial/ventricular septal defect
5) Aritmia

c. Intervensi
1. Intoleransi Aktivitas
Luaran utama : Toleransi Aktivitas
a. Tujuan dan kriteria hasil :
Respon fisiologis terhadap aktivitas yang membutuhkan tenaga dibuktikan
dengan kriteria hasil:
1) Meningkatnya frekuensi nadi, saturasi oksigen, kemudahan dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, kecepatan berjalan, jarak berjalan, kekuatan
tubuh bagian atas, kekuatan tubuh bagian bawah, dan toleransi dalam
menaiki tangga.
2) Menurunnya keluhan lelah, dispnea saat aktivitas, dipsnea setelah aktivitas,
perasaan lemah, aritmia saat aktivitas, aritmia setelah aktivitas, dan sianosis.
3) Membaiknya warna kulit, tekanan darah, frekuensi napas, EKG Iskemia.
b. Intervensi Keperawatan :
1) Manajemen Energi
a) Observasi
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor kelelahan fisik dan emosional
3. Monitor pola dan jam tidur
4. Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
b) Terapeutik
1. Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis: cahaya,
suara, kunjungan)
2. Lakukan latihan rentang gerak pasif dan/atau aktif
3. Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
4. Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
berjalan
c) Edukasi
1. Anjurkan tirah baring
2. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
3. Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
4. Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
d) Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan
makanan
2. Nyeri akut
Luaran utama : Tingkat Nyeri
a. Tujuan dan Kriteria Hasil :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan
aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat dan konstan dibuktikan dengan kriteria hasil:
1) Kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat.
2) Keluhan nyeri, meringis, sikap protektif, gelisah, kesulitan tidur, menarik diri,
berfokus pada diri sendiri, diaforesis, perasaan depresi (tertekan), perasaan
takut mengalami cedera berulang, anoreksia, perineum terasa tertekan, uterus
teraba membulat, ketegangan otot, pupil dilatasi, muntah, dan mual menurun.
3) Frekuensi nadi, pola napas, tekanan darah, proses berpikir, fokus, fungsi
berkemih, perilaku, nafsu makan, dan pola tidur membaik.
b. Intervensi keperawatan :
1) Manajemen Nyeri
a) Observasi
1. Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Idenfitikasi respon nyeri non verbal
4. Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
5. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
6. Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
8. Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
9. Monitor efek samping penggunaan analgetik
b) Terapeutik
1. Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis: TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3. Fasilitasi istirahat dan tidur
4. Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
c) Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
5. Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
d) Kolaborasi
1. Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
3. Gangguan Pola Tidur
Luaran utama : Pola Tidur
a. Tujuan dan Kriteria Hasil :
Keadekuatan kualitas dan kuantitas tidur dibuktikan dengan kriteria hasil:
1. Keluhan sulit tidur menurun
2. Keluhan sering terjaga menurun
3. Keluhan tidak puas tidur menurun
4. Keluhan pola tidur berubah menurun
5. Keluhan istirahat tidak cukup menurun
b. Intervensi keperawatan :
I. Dukungan Tidur
a) Observasi
1. Identifikasi pola aktivitas dan tidur
2. Identifikasi faktor pengganggu tidur (fisik dan/atau psikologis)
3. Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur (mis: kopi,
teh, alcohol, makan mendekati waktu tidur, minum banyak air sebelum
tidur
4. Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi
b) Terapeutik
1. Modifikasi lingkungan (mis: pencahayaan, kebisingan, suhu, matras,
dan tempat tidur)
2. Batasi waktu tidur siang, jika perlu
3. Fasilitasi menghilangkan stress sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur rutin
5. Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis: pijat,
pengaturan posisi, terapi akupresur)
6. Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/atau tindakan untuk menunjang
siklus tidur-terjaga
c) Edukasi
1. Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
2. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3. Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
4. Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor
terhadap tidur REM
5. Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola tidur
(mis: psikologis, gaya hidup, sering berubah shift bekerja)
6. Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainnya

4. Defisit Nutrisi
Luaran utama : Status Nutrisi
a. Tujuan dan Kriteria Hasil :
Keadekuatan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme dibuktikan
dengan kriteria hasil:
1. Porsi makan yang dihabiskan meningkat
2. Berat badan membaik
3. Indeks massa tubuh (IMT) membaik
b. Intervensi keperawatan :
I. Promosi Berat Badan
a) Observasi
1. Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
2. Monitor adanya mual dan muntah
3. Monitor jumlah kalori yang di konsumsi sehari-hari
4. Monitor berat badan
5. Monitor albumin, limfosit, dan elektrolit serum
b) Terapeutik
1. Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan, jika
perluModifikasi lingkungan (mis: pencahayaan, kebisingan, suhu,
matras, dan tempat tidur)
2. Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien (mis: makanan
dengan tekstur halus, makanan yang diblender, makanan cair yang
diberikan melalui NGT atau gastrostomy, total parenteral nutrition
sesuai indikasi)
3. Hidangkan makanan secara menarik
4. Berikan suplemen, jika perlu
5. Berikan pujian pada pasien/keluarga untuk peningkatan yang dicapai
c) Edukasi
1. Jelaskan jenis makanan yang bergizi tinggi, namun tetap terjangkau
2. Jelaskan peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan

5. Risiko Penurunan Curah jantung


Luaran utama : Curah Jantung
a. Tujuan dan kriteria hasil :
Keadekuatan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh dibuktikan dengan kriteria hasil:
1) Kekuatan nadi perifer, Ejection Fractian (EF), Cardiec todex (Cl), Left
Venticular Stroke Work Index (LVSWI), dan Stroke Volume Index (SVI)
meningkat.
2) Palpitasi, bradikardia, takikardia, gambaran EKG aritmia, lelah, endema,
distensi vena jugularis, dispnea, oliguria, pucat/sianosis, Paroxymal
Nocturnal Dyspnea (PND), ortopnea, batuk, suara jantung S3, suara jantung
S4, murmur jantung, berat badan, hepatomegali, Pulmonary Vascular
Resistance (PVR), dan Systemic vascular resitance menurun.
3) Tekanan darah, Capillary refil time (CPT), Pulmonary Artery Wedge
Pressure (PAWP), dan Central venous pressure membaik.
b. Intervensi Keperawatan :
I. Manajemen Energi
a) Observasi
1. Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi:
dispnea, kelelahan, edema, ortopnea, PND, peningkatan CVP)
2. Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi:
peningkatan berat badan, hepatomegaly, distensi vena jugularis,
palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
3. Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
4. Monitor intake dan output cairan
5. Monitor berat badan setiap hari pada waktu yang sama
6. Monitor saturasi oksigen
7. Monitor keluhan nyeri dada (mis: intensitas, lokasi, radiasi, durasi,
presipitasi yang mengurangi nyeri)
8. Monitor EKG 12 sadapan
9. Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
10. Monitor nilai laboratorium jantung (mis: elektrolit, enzim jantung,
BNP, NTpro-BNP)
11. Monitor fungsi alat pacu jantung
12. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah
aktivitas
13. Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum pemberian obat
(mis: beta blocker, ACE Inhibitor, calcium channel blocker, digoksin)
b) Terapeutik
1. Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki ke bawah atau
posisi nyaman
2. Berikan diet jantung yang sesuai (mis: batasi asupan kafein, natrium,
kolesterol, dan makanan tinggi lemak)
3. Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermitten, sesuai indikasi
4. Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
5. Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
6. Berikan dukungan emosional dan spiritual
7. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen > 94%
c) Edukasi
1. Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
2. Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
3. Anjurkan berhenti merokok
4. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
5. Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output cairan
harian
d) Kolaborasi
1. Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika perlu
2. Rujuk ke program rehabilitasi jantung
BAB III
PEMBAHASAN
a. Kasus
Seorang laki laki usia 52 Tahun di rawat di ruang interna dengan keluhan utama sakit
kepala. Saat pengkajian di dapatkan bahwa sakit kepala dirasakan sejak 6 hari terakhir,
skala nyeri 6 terus menerus. Lokasi sakit berada di bagian belakang kepala yang
disertai dengan rasa berat pada tengkuk, klien juga melaporkan adanya rasa pusing,
mual sudah seminggu, muntah 3 kali sejak 24 jam terakhir, pandangan kabur. Sejak
keluhannya muncul klien melaporkan susah tidur karena pusing, sering terbangun dan
tidur hanya sekitar 3 jam. Klien tampak gelisah, meringis, lemah dan pucat. Ada
riwayat merokok dan diet tinggi garam. Ada Riwayat keluarga menderita hipertensi.
Klien tidak pernah di rawat sebelumnya di RS dan tidak pernah cek kesehatan secara
rutin di pelayanan kesehatan.
Selama di rawat di RS, klien BAK 3 kali sehari warna kuning pekat, tidak terpasang
kateter, klien BAK menggunakan pispot. BAB 1 kali sehari dengan konsistensi
lembek. BB 45 Kg, TB 162 cm, TD 170/100 mmHg, Nadi 120x/menit, pernapasan 20
x/menit dan suhu 36,6 °C.
Pemeriksaan penunjang di dapatkan EKG dengan hasil hipertropi ventrikel kiri, Hb
14,6 g/dL, Hematokrit 42,7 dan GDS 152 mg/dl.
Terapi medikasi yang diberikan: infus NaCL 0,9% + ondasentron 4 mg 500 cc 20 tpm,
captopril 3x25 mg, bisoprolol 1x5 mg.
b. Mind map

c. Asuhan Keperawatan
PENGKAJIAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

HARI/TANGGAL : Rabu, 13 September 2023


JAM PENGKAJIAN : 11.30
PENGKAJI : Aisyah Bahar, Ananda Banafsya Shafa, Aliya Amalia R.
RUANG : Bedah

I. IDENTITAS
A. PASIEN
Nama : Tn. M
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 52
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pekerjaan : PNS
Pendidikan terakhir : SMA
Alamat : Jl. Cendrawasih
No. CM : 609840
Diagnostik Medis : Hipertensi
Tgl masuk RS : 11 September 2023

B. PENANGGUNG JAWAB
Nama : Ny. C
Umur : 50 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl. Cendrawasih

II. RIWAYAT KEPERAWATAN


A. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
1. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Keluhan utama :
Paisien mengatakan bahwa sakit kepala pada bagian belakang kepala
b. Kronologi penyakit saat ini :
Pasien mengatakan mulai merasa sakit kepala sejak 6 hari terakhir dengan skala nyeri 6
terus-menerus, disertai mual, pusing, muntah, dan menganggu aktivitas tidur dan
istirahat
c. Pengaruh penyakit terhadap pasien :
Pasien mengatakan penyakitnya menganggu aktivitas tidur dan istirahat
d. Apa yang diharapkan pasien dari pelayanan kesehatan :
Pasien mengharapkan dapat sehat kembali
2. Riwayat Penyakit Masa Lalu
a. Penyakit masa anak – anak :
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit masa anak-anak
b. Imunisasi :
Pasien mengatakan menerima imunisasi
c. Alergi :
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
d. Pengalaman sakit / dirawat sebelumnya :
Pasien mengatakan belum pernah dirawat sebelumnya
e. Pengobatan terakhir :
Pasien mengatakan tidak ada

B. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


1. Genogram (minimal 3 generasi)

a. Dengan siapa klien tinggal dan berapa jumah keluarga?


Pasien mengatakan tinggal bersama istri dan satu anak
b. Apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit serupa?
Pasien mengatakan ada keluarganya yang memiliki riwayat penyakit hipertensi yaitu
ibunya
c. Apakah ada keluarga yang mempunyai penyakit menular atau menurun?
Pasien mengatakan ada keluarga yang mempunyai penyakit menurun yaitu hipertensi
d. Bagaimana efek yang terjadi pada keluarga bila salah satu anggota keluarga sakit?
Pasien mengatakan keluarga cemas
C. PENGKAJIAN BIOLOGIS ( Dikaji sebelum dan sesudah sakit)
1. RASA AMAN DAN NYAMAN
a. Apakah ada rasa nyeri? Pasien mengatakan nyeri bagian belakang kepala
P : Pasien mengatakan nyeri pada daerah bagian belakang kepala,
Q : Pasien mengatakan nyeri tumpul
R : Pasien mengatakan nyeri berfokus pada satu titikyaitu bagian belakang kepala
S : Pasien mengatakan nyeri skala 6
T : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan lebih dari sekitar 6 menit dan dirasakan
terus menerus
b. Apakah mengganggu aktifitas?
Pasien mengatakan menganggu aktivitas selama sakit
Pasien nampak lemah
c. Apakah yang dilakukan untuk mengurangi / menghilangkan nyeri?
Pasien mengatakan hanya berbaring
d. Apakah cara yang digunakan untuk mengurangi nyeri efektif?
Pasien mengatakan iya
e. Apakah ada riwayat pembedahan ?
Pasien mengatakan tidak ada
2. AKTIFITAS ISTIRAHAT – TIDUR
a. AKTIFITAS
1. Apakah klien selalu berolah raga?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan hanya senam di hari jumat saja
Saat sakit : Pasien mengatakan tidak pernah melakukan olagraha lagi
2. Apakah klien mengguanakan alat bantu dalam beraktifitas?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak menggunakan alat bantu
Saat sakit : Pasien mengatakan memerlukan bantuan keluarga dalam melakukan
aktivitas
3. Apakah ada gangguan aktifitas?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak ada gangguan aktivitas
Saat sakit : Pasien mengatakan menganggu aktivitas selama sakit
4. Berapa lama melakukan kegiatan perhari? Jam berapa mulai kerja?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan sebelum sakit bekerja selama 5-6 jam.
Saat sakit : Pasien mengatakan tidak bekerja saat sakit
5. Apakah klien mampunyai ketrampilan khusus?
Pasien mengatakan tidak memiliki keterampilan khusus
6. Bagaimana aktifitas klien saat sakit sekarang ini? Apakah perlu bantuan? Jelaskan
secara rinci
Pasien mengatakan aktivitasnya terganggu akibat nyeri yang dirasakan sehingga
membutuhkan bantuan dalam beraktivitas
b. ISTIRAHAT
1. Kapan dan berapa lama klien beristirahat?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan jarang melakukan istirahat
Saat sakit : Pasien mengatakan lebih banyak istirahat
2. Apa kegiatan untuk mengisis waktu luang?
Sebelum sakit : Pasien mengisi waktu luang dengan mendengarkan ceramah
Saat sakit : Pasien mengisi waktu luang dengan mendengarkan murottal
3. Apakah klien manyediakan waktu khusus untuk istirahat?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan hanya beristirahat pada malam hari saja
Saat sakit : Pasien mengatakan selama dirawat di RS ia hanya beristirahat
4. Apakah pengisian waktu luang sesuai hoby?
Sebekum sakit : Pasien mengatakan mengisi waktu luang dengan mendengarkan
musik
Saat sakit : pasien mengatakan mengisi waktu istirahat dengan mendengarkan
murottal
5. Bagaimana istirahat klien saat sakit sekarang ini?
Pasien mengatakan hanya beristrihat saja selama di rawat di RS
c. TIDUR
1. Bagaimana pola tidur klien? (jam, berapa lam, nyenyak/tidak?)
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur selama 8 jam sehari dan nyenyak
Saat saat : Pasien mengatakan hanya tidur selama 3 jam sehari dan tidak nyenyak
2. Apakah kondisi saat ini menganggu klien?
Pasien mengatakan menganggu aktivitas tidur
3. Apakah klien terbiasa mengguanakan obat penenang sebelum tidur?
Pasien mengatakan tidak pernah
4. Kegiatan apa yang dilakukan menjelang tidur?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan membaca doa tidur
Saat sakit : Pasien mengatakan membaca doa tidur
5. Bagaimana kebiasaan tidur?
Pasien mengatakan memikili kebiasaan tidak suka ruang terang saat tidur
6. Berapa jam klien tidur? Bagaimana kualitas tidurnya ?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidur selama 8 jam cukup
Saat sakit : Pasien mengatakan hanya tidur selama 3 jam dan kualitas tidur tidak
nyenyak
7. Apakah klien sering terjaga saat tidur?
Sebelum sakit : Pasien tidak tidak terjaga selama tidur.
Saat sakit : Pasien mengatakan sering terbangun akibat nyeri kepala
8. Pernahkan mengalami gangguan tidur? Jenis nya?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidurnya cukup
Saat sakit : Pasien mengatakan mengalami gangguan tidur selama sakit atau
insomnia
9. Apa hal yang ditimbulkan akibat gangguan tersebut?
Pasien mengatakan mudah lelah sepanjang hari
3. CAIRAN
a. Berapa banyak klien minum perhari? Gelas?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan minum 9-10 gelas perhari
Saat sakit : Pasien mengatakan hanya minum 3-5 gelas perhari
b. Minuman apa yang disukai klien dan yang biasa diminum klien?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan menyukai kopi dan the
Saat sakit : Pasien mengatakan meminum teh
c. Apakah ada minuman yang dipantang?
Pasien mengatakan selama sakit tidak meminum kopi karena mengakibatkan tidurnya
terganggu
d. Apakan klien terbiasa minum alkohol?
Pasien mengatakan tidak terbiasa
e. Bagainama pola pemenuhan cairan perhari?
Pasien nampak terpasangi infus cairan NaCl untuk membantu pemenuhan cairan
f. Ada program pembatasan cairan?
Pasien mengatakan tidak ada
g. Bagaimana balance cairan klien ?
Saat ini kondisi balance cairan pasien kurang baik (PERLU DI HIRUNG IWL DAN
SWL
4. NUTRISI
a. Apa yang biasa di makan klien tiap hari?
Sebekum sakit : Pasien mengatakan nasi, daging, dan sayur
Saat sakit : Pasien mengatakan nasi, sayur dan buah
b. Bagaimana pola pemenuhan nutrisi klien? Berapa kli perhari?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan 3 kali sehari dengan lahap
Saat sakit : Pasien mengatakan makan 3xsehari dengan jumlah yang sedikit dan tidak
lahap
c. Apakah ada makanan kesukaan, makanan yang dipantang?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan menyukai gorengan
Saat sakit : Pasien mengatakan dilarang makan gorengan, makanan tinggi kadar garam
dan tinggi gula
d. Apakah ada riwayat alergi terhadap makanan?
Pasien mengatakan tidak ada
e. Apakah ada kesulitan menelan? Mengunyah?
Pasien mengatakan tidak ada
f. Apakah ada alat bantu dalam makan? Sonde, infus.?
Pasien mengatakan tidak ada
g. Apakah ada yang menyebabkan gangguan pencernaan?
Pasien mengatakan tidak ada
h. Bagainama kondisi gigi geligi klien? Jumlah gigi? Gigi palsu? Kekuatan gigi?
Pasien tidak menggunakan gigi palsu
i. Adakah riwayat pembedahan dan pengobatan yang berkaiatan dengan sistem
pencernaan? Pasien mengatakan tidak ada
j. Adakah program DIET bagi klien ? Jenis ?
Pasien mengatakan menjalani program diet tinggi garam dan gula

5. ELIMINASI: URINE DAN FESES


a. Eliminasi feses:
1. Bagaimana pola klien dalam defekasi? Kapan, pola dan karakteristik feses?
Pasien mengatakan BAB sekali dalam sehari dengan konsistensi feses lembek
2. Apakah terbiasa menggunakan obat pencahar?
Pasien mengatakan tidak ada
3. Apakah ada kesulitan?
Pasien mengatakan tidak ada
4. Usaha yang dilakukan klien untuk mengatasi masalah?
Pasien mengatakan tidak ada
5. Apakah klien mengguankan alat bantu untuk defeksi?
Pasien mengatakan tidak ada
b. Eliminasi Urine:
1. Apakah BAK klien teratur?
Pasien mengatakan BAK teratur saat dan sebelum sakit
2. Bagaimana pola , frekuensi, waktu,karakteristik serta perubahan yang terjadi dlam
miksi?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan miksi lebih dari 3 kali, karena ia banyak minum
air putih dengan warna kuning pucat
Saat sakit : Pasien mengatakan miksi 3 kali dalam sehari dengan warna kuning pekat
3. Bagaimana perubahan pola miksi klien?
Pasien mengatakan sebelum sakit lebih sering BAK
4. Apakah ada riwayat pembedahan, apakah menggunakan alat bantu dalam miksi?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak menggunakan alat bantu dalam miksi
Saat sakit : Pasien mengatakan menggunakan pispot
5. Berapa volume air kemih?
1 kali miksi = 100cc, saat dirawat volume miksi (100cc x 3= 300cc)
6. Bila menggunakan alat bantu sudah berapa lama?
Pasien mengatakan menggunakan pispot selama 3 hari terakhir
6. KEBUTUHAN OKSIGENASI DAN KARBONDIOKSIDA
a. PERNAFASAN.
1. Apakah ada kesulitan dalam bernafas? Bunyi nafas? Dypsnue?
Pasien nampak tidak kesulitan bernafas
2. Apakah klien mengguanakan alat bantu pernafasan?
Pasien nampak tidak menggunakan alat bantu pernapasan
3. Posisi yang nyaman bagi klien?
Pasien mengatakan baring
4. Apakah klien terbiasa merokok? Obat – obatan untuk melancarkan pernafasan?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan tidak terbiasa merokok
Saat sakit : Pasien mengatakan tidak merokok
5. Apakah ada alergi terhadap debu, obat- obatan dll?
Pasien mengatakan tidak ada
6. Apakah klein pernah dirawat dengan gangguan pernafasan?
Pasien mengatakan tidak pernah
7. Apakah klien pernah punya riwayat gangguan pernafasan dan mendapat pengobatan?
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat gangguan pernapasan
b. KARDIVASKULER
1. Apakah klien cepat lelah?
Pasien nampak lelah
2. Apakah ada keluhan berdebar – debar? Nyeri dada yang menyebar? Pusing? Rasa
berat didada?
Pasien mengatakan sering merasa pusing
3. Apakah klien mengguankaan alat pacu jantung?
Pasien nampak tidak terpasangi alat pacu jantung
4. Apakah klien mendapat obat untuk mengatasi gangguan kardiovaskuler?
Pasien mengonsumsi obat captopril dan bisoprolol
7. PERSONAL HYGIENE
a. Bagaimana pola personal hygiene? Berapa kali mandi, gosok gigi dll?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan mandi 3 kali sehari, menggosok gigi 3 kali sehari.
Saat sakit : Pasien mengatakan hanya washlap dan hanya menggosok gigi sekali dalam
sehari
b. Berapa hari klien terbiasa cuci rambut?
Sebelum sakit : Pasien mengatakan terbiasa cuci rambut
Saat sakit : Pasien mengatakan belum pernah mencuci rambut, nampak rambut
berketombe
c. Apakah klien memerlukan bantuan dalam melakukan personal hygiene?
Sebelum sakit ; Pasien mengatakan tidak memerlukan bantuan saat kekamar mandi
Saat sakit : Pasien mengatakan memerlukan bantuan dari keluarga untuk ke kamar
mandi
8. SEX
a. Apakah ada kesulitan dalam hubungan seksual?
Tidak dikaji
b. Apakah penyakit sekarang mempengaruhi / mengguangggu fungsi seksual?
Tidak dikaji

D. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL


1. Psikologi.
a. Status Emosi.
1. Apakah klien dapat mengekspresikan perasaannya?
Pasien mampu mengekspresikan pasien emosinya
2. Bagaimana suasana hati klien?
Pasien nampak sedih
3. Bagaimana perasaan klien saat ini?
Pasien nampak sedih dan meringis
4. Apa yang dilakukan bila suasana hati sedih, marah, gembira?
Pasien mengatakan tidak ada
b. Konsep diri:
1. Bagaimana klien memandang dirinya?
Pasien mengatakan biasa saja
2. Hal – hal apa yang disukai klien?
Pasien mengatakan menyukai mendengarkan musik dan murottal
3. Apakah klien mampu mengidentifikasi kekuatan, kelemahan yang ada pada dirinya?
Pasie mampu mengidentifikasi kekuatan dan kelemahannya
4. Hal – hal apa yang dapat dilakukan klien saat ini?
Pasien mengatakan lebih sering beristirahat sambil mendengarkan murottal
2. Hubungan sosial:
a. Apakah klien mempunyai teman dekat?
Pasien mengatakan memiliki teman dekat
b. Siapa yang dipercaya klien?
Pasien mengatakan keluarga
c. Apakah klien ikut dalam kegiatan masyarakat?
Pasien mengatakan sebelum sakit jarang mengikuti kegiatan masyarakat
d. Apakah pekerjaan klien sekarang? Apakah sesuai kemampuan?
Pasien mengatakan sesuai kemampuan
3. Spiritual.
a. Apakah klien menganut satu angama?
Pasien mengatakan menganut agama islam
b. Saat ini apakah klien mengalami gangguan dalam menjalankan ibadah?
Sebelum sakit : Pesien mengatakan tidak mengalami gangguan dalam beribadah
Saat sakit : Pasien mengatakan mengalami gangguan dalam beribadah saat sakit
c. Bagaian mana hubungan antara manusia dan Tuhan dalam agama?
Pasien mengatakan baik

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. KEADAAN UMUM
1. Kesadaran:
GCS: E : 4 V: 5 M:6
Composmentis
2. Kondisi umum : lemah
3. Tanda – tanda vital
TD : 170/100 mmHg. N : 120x/m. P : 20x/m. S : 36,6
4. Pertumbuhan fisik:
TB : 162 cm ,BB : 45 kg ,postur tubuh : kurus .antropometri : tangan kanan dan kiri
lengkap dan normal, kaki kanan dan kiri lengkap dan normal, dada normal.
IMT : IMT : 45Kg : 1.6(m)2 =17,5
5. Keadaan kulit :
Kulit pasien nampak berwarna sawo matang, tekstur kulit kasar dan tidak memiliki
kelaianan kulit.
B. PEMERIKSAAN CEPALO KAUDAL
1. Kepala
a. Bentuk, keadaan kulit, pertumbuhan rambut. :
Bentuk kepala normochepal, kulit kepala berketombe, pertumbuhan rambut merata, dan
beruban
b. Mata:
Kebersihan mata nampak baik, penglihatan selama sakit kurang baik, pupil isokor,
refleks normal, skela tidak ikterik dan konjungtiva anemis
c. Telinga: bentuk, kebersihan, sekret, fungsi dan nyeri telinga :
Telinga simetris keduanya, pendengaran normal, tidak ada serument dan tidak ada nyeri
tekan
d. Hidung: fungsi, polip,sekret, nyeri :
Penciuman baik, tidak ada secret, dan tidak ada nyeri
e. Mulut
pasien nampak mampu berbicara dengan baik, keadaan bibir pucat kering, selaput
mukosa baik, warna lidah : putih, dan tidak memiliki gigi palsu
2. Leher
Bentuk normal, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran tiroid dan getah
bening, serta tidak ada kesulitan menelan
3. Dada
a. Inspeksi: dada normochest, pergerakan dada simetris, dan frekuensi nafas 20x/m
b. Auskultasi: vesikuler 100Hz
c. Perkusi : sonor
d. Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan pengembangan dada normal
4. Abdomen
a. Inspeksi: warna kulit sawo matang dan tidak ada benjolan
b. Auskultasi: peristaltic normal 10x/m
c. Perkusi:
abdomen inferior sinistra : tidak ada massa
abdomen superior sinistra : tidak ada massa
abdomen superiur dextra : tidak ada massa
abdomen inferius dextre : tidak ada maasa
d. Palpasi: tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
5. Genetalia, Anus dan rektum
a. Inspeksi: tidak ada alat bantu
b. Palpasi: tidak ada kelainan
6. Ekstremitas:
a. Atas: tidak ada luka, tangan kanan dan kiri lengkap, kuku nampak bersih, jari-jari
lengkap
b. Bawah: tidak ada edema, tidak ada varises, kaki kanan dan kiri lengkap, jari-jari
lengkap dan tidak ada nyeri tekan

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Alasan untuk
Tanggal Test Hasil Hasil Normal
nilai abnormal

12/09/2023 EKG Hipertropi Tidak hipertropi Mengalami


ventrikel kiri ventrikel kiri pembesaran pada
area ventrikel kiri
jantung

12/09/2023 Hb 14,6 g/dL 13-17 g/dL

12/09/2023 Hematokrit 42,7 42- 54

12/09/2023 GDS 152 mg/dL <200 mg/dL

Hasil Studi diagnostik (X-rays/Procedur Khusus/Patologi)

V. TERAPHI YANG DIBERIKAN

1. 12-09-2023, Infus NaCL 0,9%, IV


2. Ondansentron 4 mg 500 cc 20 tpm/IV
3. Captropril 3x25 mg/ 8 jam/ Oral
4. Bisoprolol 1x5 mg/ Oral

VI. Discharge Planning

 Tidak ada masalah

 Pengobatan Lingkungan rumah

 Kurang dukungan keluarga

Yang harus dilakukan klien :

1. Saat akan diberikan pengobatan lanjutan, patuhi segala resep obat yang telah diberikan
oleh perawat dan menebusnya di apotek untuk dikonsumsi di rumah
2. Konsul dokter untuk perawatn lanjut

Tanda tangan preceptor klinik Tanggal pengkajian terlengkapi

(………………………………)
FORMAT KLASIFIKASI DATA

NO. Data Subjektif Data Objektif

1. P : Pasien mengatakan nyeri pada daerah bagian Tanda – tanda vital


belakang kepala TD : 170/100 mmHg. N : 120x/m.
Q : Pasien mengatakan nyeri terasa berat
R : Pasien mengatakan nyeri berfokus pada satu
titik
S : Pasien mengatakan skala nyeri 6
T : Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan terus
menerus
2. Pasien mengatakan mulai merasa sakit kepala sejak Pertumbuhan fisik: TB : 162
6 hari terakhir cm ,BB : 45 kg ,postur tubuh : kurus
IMT : 45Kg : 1.6(m)2 =17,5
3. Pasien mengatakan selama sakit pasien mudah Keadaan Umum ; lemah
lelah
4. Pasien mengatakan penyakitnya menganggu Pasien nampak terpasangi infus
aktivitas selama sakit cairan NaCl untuk membantu
pemenuhan cairan
KATEGORISASI DATA
Kategorisasi dan Sub Kategorisasi Data Subjektif dan Objektif

Fisiologis DO:
TD : 170/100 mmHg. N :
Respirasi
120x/m.
DO:
Sirkulasi TD: 170/100 mmHg
Nadi: 120x/ menit
DS:
pasien mengatakan makan
3xsehari dengan jumlah yang
sedikit dan tidak lahap
Pasien mengatakan menjalani
program diet tinggi garam dan
gula

Nutrisi dan Cairan


DS:
Pasien mengatakan hanya
minum 3-5 gelas perhari

DO:
Pasien nampak terpasangi
infus cairan NaCl untuk
membantu pemenuhan cairan
DS:
Pasien mengatakan BAB
sekali dalam sehari dengan
konsistensi feses lembek
Pasien mengatakan miksi 3
kali dalam sehari dengan
Eliminasi
warna kuning pekat

DO:
Pasien nampak menggunakan
alat bantu pispot dalam miksi
selama sakit
Aktivitas dan Istirahat DS:
Pasien mengatakan
memerlukan bantuan
keluarga dalam melakukan
aktivitas
pasien mengatakan hanya
tidur selama 3 jam sehari dan
tidak nyenyak.
Neurosensory
Reproduksi dan Seksualitas
DS:
Pasien mengatakan
menganggu aktivitas selama
sakit
P : Pasien mengatakan nyeri
pada daerah bagian belakang
kepala
Q : Pasien mengatakan nyeri
tumpul
R : Pasien mengatakan nyeri
Nyeri dan Kenyamanan berfokus pada satu titikyaitu
bagian belakang kepala
S : Pasien mengatakan nyeri
Psikologis skala 6
T : Pasien mengatakan nyeri
yang dirasakan lebih dari
sekitar 6 menit dan dirasakan
terus menerus

DO:
Pasien nampak lemah
Integritas Ego
DS :
TB : 162 cm ,BB : 45
Pertumbuhan dan Perkembangan kg ,postur tubuh : kurus
IMT : 45Kg : 1.6(m)2 =17,5
(Underweight)
DS :
pasien mengatakan hanya
washlap dan hanya
Kebersihan Diri menggosok gigi sekali dalam
Perilaku
sehari
DO :
Nampak rambut berketombe
Penyuluhan dan Pembelajaran
Relasional Interaksi Sosial
Lingkungan Keamanan dan Proteksi

FORMAT ANALISA DATA


NO. Data Etiologi Masalah Keperawatan
1. DS: Arteri besar kehilangan Nyeri Akut
a. Pasien kelenturan dan menjadi
mengatakan kaku
nyeri bagian
belakang kepala Pembuluh darah tidak
dapat mengembang
b. P : Pasien
mengatakan Pembuluh darah menjadi
nyeri pada sempit
daerah bagian
belakang kepala Peningkatan tekanan darah
Q : Pasien
mengatakan Peningkatan tekanan
nyeri tumpul vascular serebral
R : Pasien
mengatakan Nyeri kepala
nyeri berfokus
pada satu
titikyaitu bagian
belakang kepala
S : Pasien
mengatakan
nyeri skala 6
T : Pasien
mengatakan
nyeri yang
dirasakan lebih
dari sekitar 6
menit dan
dirasakan terus
menerus

DO:
a. Pasien nampak
lemah
2. DS: Hipertensi Intoleransi Aktivitas
a. Pasien
mengatakan Tekanan pembuluh darah
tidak pernah perifer meningkat
melakukan
olagraha lagi Resistensi ejeksi darah dari
ventrikel
b. Pasien Resti curah jantung
mengatakan menurun
memerlukan
bantuan Sirkulasi sistemik
keluarga dalam menurun
melakukan
aktivitas Ketidakseimbangan suplai
O2 dan kebutuhan jaringan
c. Pasien
mengatakan Metabolisme menurun
menganggu
aktivitas selama Energi menurun
sakit
d. Pasien Kelemahan umum
mengatakan
aktivitasnya Intoleransi aktivitas
terganggu
akibat nyeri
yang dirasakan
sehingga
membutuhkan
bantuan dalam
beraktivitas

DO:

3. DS: Penurunan fungsi tidur Gangguan Pola Tidur


a. Pasien
mengatakan Penurunan elastisitas
hanya tidur pembuluh darah
selama 3 jam
dan kualitas Hipertensi
tidur tidak
nyenyak Sulit konsentrasi
b. Pasien Nyeri kepala atau pusing
mengatakan
memikili Sulti tertidur
kebiasaan tidak
suka ruang Gangguan pola tidur
terang saat tidur
c. Pasien
mengatakan
sering
terbangun
akibat nyeri
kepala
d. Pasien
mengatakan
mengalami
gangguan tidur
selama sakit
atau insomnia

DO:

PATOFISOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM


PERUMUSAN PRIORITAS MASALAH KEPERAWATAN

No Diagnosis keperawatan
1. Nyeri akut b.d peningkatan tekanan vaskuler serebral dan iskemia d.d frekuensi
nadi meningkat dan tekanan darah meningkat
2. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d pasien mengeluh lelah, merasa tidak nyaman
setelah aktivitas dan merasa lemah
3. Gangguan pola tidur b.d kurangnya kontrol tidur d.d pasien mengeluh susah tidur,
mengeluh sering terjaga, dan mengeluh pola tidur berubah

FORMAT DIAGNOSIS KEPERAWATAN

Nama /umur : Tn. M / 52 Tahun


Ruang/kamar :Bedah / 314

No Diagnosis keperawatan Tanggal ditemukan Tanggal Teratasi


1. Nyeri akut b.d peningkatan 13 September 2023 16 September 2023
tekanan vaskuler serebral dan
iskemia d.d frekuensi nadi
meningkat dan tekanan darah
meningkat
2. Intoleransi aktivitas b.d 13 September 2023 16 September 2023
kelemahan d.d pasien mengeluh
lelah, merasa tidak nyaman
setelah aktivitas dan merasa
lemah
3. Gangguan pola tidur b.d 13 September 2023 16 September 2023
kurangnya kontrol tidur d.d
pasien mengeluh susah tidur,
mengeluh sering terjaga, dan
mengeluh pola tidur berubah

FORMAT RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan dan Kriteria
Keperawatan Intervensi Rasional
Hasil
1. Nyeri Akut Setelah dilakukan Manajemen Rasional:
tindakan keperawatan Hipervolemia Observasi:
selama 3 x 24 jam 1. Untuk
Observasi:
diharapakan nyeri akut mengetahui
1. Identifikasi
menurun dengan lokasi,
lokasi,
kriteria hasil: karakteristik,
karakteristik,
1. Kemampuan durasi,
durasi,
menuntaskan frekuensi,
frekuensi,
aktivitas kualitas,
kualitas,
meningkat intensitas nyeri
intensitas nyeri
2. Keluhan nyeri 2. Untuk
2. Identifikasi skala
menurun mengetahui
nyeri
3. Meringis menurun skala nyeri dan
3. Idenfitikasi
4. Muntah menurun sebagai data
respon nyeri non
5. Mual menurun untuk
verbal
6. Frekuensi nadi melanjutkan
4. Identifikasi
membaik intervensi.
faktor yang
7. Tekanan darah 3. Untuk
memperberat
membaik mengetahui
dan
tingkatan nyeri
memperingan
yang
nyeri
sebenarnya
Terapeutik:
dirasakan
1. Berikan Teknik
pasien
nonfarmakologis
4. Untuk
untuk
meminimalkan
mengurangi
gerakan yang
nyeri
dapat
Edukasi:
memperberat
1. Jelaskan nyeri
penyebab, Terapeutik:
periode, dan
1. Agar pasien
pemicu nyeri
juga dapat
2. Jelaskan strategi
mengetahui
meredakan nyeri
kondisinya dan
mempermudah
perawatan
Edukasi:
1. Agar pasien
dapat
menghindari
penyebab darı
nyeri yang
dirasakan
2. Agar pasien
dapat
meredakan
nyeri secara
mandırı
2. Intoleransi Rasional :
Aktivitas Observasi:
Manajemen Energi 1. Untuk
Observasi: mengetahui
1. Identifikasi penyebab
gangguan fungsi terjadinya
tubuh yang kelelahan
mengakibatkan 2. Untuk
Setelah dilakukan kelelahan menghindari
tindakan keperawatan 2. Monitor terjadinya
selama 3 x 24 jam kelelahan fisik kelelahan fisik
diharapakan tingkat dan emosional dan emosional
intoleransi aktivitas Terapeutik: yang berlebih
menurun dengan 1. Sediakan Terapeutik:
kriteria hasil: lingkungan 1. Untuk menjaga
1. Kemudahan dalam nyaman dan kenyamanan
melakukan rendah stimulus pasien
aktivitas sehari- 2. Lakukan latihan 2. Untuk menjaga
hari meningkat rentang gerak mobilitas tubuh
2. Keluhan lelah pasif dan/atau pasien
menurun aktif 3. Untuk dapat
3. Perasaan lemah 3. Berikan aktivitas menenangkan
menurun distraksi yang pasien
4. Tekanan darah menenangkan Edukasi:
membaik Edukasi: 1. Untuk
1. Anjurkan tirah menghindari
baring pasien agar tdiak
2. Anjurkan kelelahan
melakukan 2. Agar pasien
aktivitas secara dapat melakukan
bertahap aktivitas secara
bertahap

3. Gangguan Pola Setelah dilakukan Dukungan Tidur Rasional :


Tidur tindakan keperawatan Observasi: Observasi:
selama 3 x 24 jam 1. Identifikasi pola 1. Untuk
diharapakan tingkat aktivitas dan mengetahui
gangguan pola tidur tidur pola aktivitas
menurun dengan 2. Identifikasi dan tidur pasien
kriteria hasil: faktor sebagai data
1. Keluhan sulit tidur pengganggu terkait masalah
menurun tidur yang dialami
2. Keluhan sering
pasien
2. Untuk
mengetahui
faktor yang
dapat
menggangu
tidur pasien dan
juga sebagai
Terapeutik:
data yang dapat
1. Modifikasi
mendukung
lingkungan
dalam
2. Fasilitasi
pemenuhan
menghilangkan
kebutuhan
stress sebelum
pasien
tidur
Terapeutik:
3. Tetapkan jadwal
1. Untuk
tidur rutin
memberikan
4. Lakukan
suasana nyaman
prosedur untuk
bagi pasien
meningkatkan
2. Agar pasien
kenyamanan
terjaga menurun mampu merasa
Edukasi:
3. Keluhan pola tidur tenang
1. Jelaskan
berubah menurun 3. Untuk menjaga
pentingnya tidur
kualitas tidur
cukup selama
yang baik
sakit
4. Agar pasien
2. Anjurkan
mampu rileks
menepati
dan merasa lebih
kebiasaan waktu
nyaman
tidur
Edukasi:
3. Anjurkan
1. Agar pasien tahu
menghindari
mengenai
makanan/minum
pentingnya
an yang
istirahat yang
mengganggu
cukup
tidur
2. Untuk
membiasakan
waktu tidur rutin
3. Untuk
menghindari
terjadinya
gangguan
kualitas tidur
d. Intergrasi Keislaman

BAB IV
JURNAL PENDUKUNG

Analisis Jurnal

1. Judul Jurnal: Aplikasi Terapi Murottal Al-Qur’an Terhadap Tekana Darah Pada Penderita
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Nagrak Cianjur
2. Kata Kunci: Terapi Murottal Al-Qur’an, Tekanan Darah, Hipertensi
3. Penulis: Ega Apriliani, Burhanuddin Basri, Egi Mulyadi
4. Publikasi : Jurnal Lentera Volume 4, Nomor 1, Juli 2021
5. Penganalisis : Aisyah Bahar, Ananda Banafsya Syafa, Alya Amalia Ramadani

6. Telaah Step 1 (Fokus penelitian jelas)

Problems Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik


sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90
mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita
penyakit jantung tetapi juga menderita penyakit lain seperti
penyakit saraf ginjal dan pembuluh darah dan makin tinggi
tekanan darah, makin besar resikonya (Kusuma, 2015).
Menurut (Susanti et al., 2020), Penderita hipertensi
diperkirakan mencapai 1 milyar di dunia, dan dua pertiga
diantaranya berada di Negara berkembang. Angka tersebut kian
hari kian mengkhawatirkan yaitu sebanyak 972 juta (26%)
orang dewasa di dunia menderita hipertensi. Angka ini terus
meningkat tajam, dan diprediksi tahun 2025 sekitar 29% orang
dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi. (Susanti et al.,
2020) (Riskesdas, 2018) menyatakan prevalensi hipertensi di
Indonesia berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk usia ≥
18 tahun sebesar 658. 201 dengan persentase (34,11 %),
tertinggi dikalimantan Selatan (44.1%), sedangkan terendah di
Papua sebesar (22,2%).
Intervention Terapi murottal al-quran terhadap tekanan darah
Comparison Intervention Tidak terdapat intervensi perbandingan
Outcome Setelah diberikan terapi murottal Al-Quran satu kali sehari
selama 7 hari berturut-turut di dapatkan hasil tekanan darah
menurun yaitu dari 160/100 mmhg menjadi 155/100 mmHg,
pertemuan kedua dari 150/100 mmHg menjadi 140/90 mmHg,
pertemuan ketiga dan keempat dari 140/100 mmHg menjadi
130/90 mmHg, pertemuan kelima dari 140/90 mmHg menjadi
130/90 mmHg dan pada pertemuan di hari keenam dan ketujuh
dari 130/90 mmHg menjadi 120/90 mmHg.
Mekanisme murottal Al-Quran dalam tubuh yaitu akan
mengaktifkan gelombang fositif sebagai terapi relaksasi, hal ini
akan menstimulasi adanya relaksasi yang dihasilkan oleh
murottal Al-Quran. Saat otak diberikan stimulus berupa suara,
dan suara berbanding lurus dengan frekwensi natural sel, maka
sel akan bersonasi kemudian dapat aktif dan memberikan sinyal
ke kelenjar. Selanjutnya tubuh akan mengeluarakan hormon
endorphin, kondisi inilah yang akan menjadikan tubuh rileks
maka akan terjadi penurunan epinephrine dan tekanan darah.
(Harmawati & Patricia, 2021)
7. Telaah Step 2 (Validitas)

Recruitment Tidak terdapat teknik sampling, besar sampel, criteria inklusi dan
eksklusi
Maintenance Tindakan yang dilakukan adalah Monitor TTV sebelum dan
sesudah diberikan terapi murottal Al-Quran, Lakukan pengkajian
nyeri secara komperehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi, ajarkan tentang teknik
non-farmakologiss untuk mengurangi rasa nyeri (teknik relaksasi
nafas dalam), Berikan teknik non-farmakologis dengan terapi
Murottal Al-Quran surah Ar-Rahman selama ± 15 menit.
Measurement Memonitor tekanan darah klien sebelum dan sesudah
memberikan teknik non-farmakologis dengan terapi Murottal Al-
Quran surah Ar-Rahman selama ± 15 menit dengan
menggunakan alat tensi meter.

8. Telaah Step 3 (Aplikabilitas)

Intervensi ini dapat diterapkan oleh perawat profesional dalam menerapkan teknik
non-farmakologis dengan terapi Murottal Al-Quran surah Ar-Rahman selama ± 15 menit.
Bentuk penerapannya berdasarkan Standar Operasional Prosedur (SOP), yaitu :
1. Memberi salam
2. Memperkenalkan diri
3. Melakukan kontrak waktu
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur
5. Memberikan informed consent
6. Mengkaji kesiapan klien
7. Menyiapkan ruangan yang tenang dan tidak ada kebisingan
8. Mencuci tangan
9. Posisikan klien berbaring dengan meletakkan tangan di perut atau disamping badan
(jika klien mengalami fraktur ekstremitas bawah)
10. Intruksikan pasien untuk melakukan teknik nafas dalam 3 kali atau lebih sampai klien
merasa rileks
11. Nyalakan murattal qur’an sambil mengintruksikan klien untuk menutup mata. Surah
yang didengarkan yaitu Surah Ar-Rahman
12. Intruksikan klien untuk memfokuskan pikirannya pada lantunan ayat-ayat qur’an
selama ±15 menit dengan menggunakan MP3
13. Melakukan evaluasi tindakan dan menganjurkan klien untuk melakukan kembali
teknik terapi distraksi murattal qur’an jika nyeri datang kembali
14. Mencuci tangan
15. Mendokumentasikan
BAB V
PENUTUP

a. Kesimpulan

b. Saran
Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai