Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi mengenai kajian penyakit kronis pada
mata kuliah populasi khusus yang diampu oleh Ibu Putri Waliyyan Estafetta, M. Pd. Laporan
yang ditulis ini berdasarkan observasi dan wawancara bersama klien. Kami berterima kasih
kepada beberapa pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini. Kami juga
menyadari bahwa laporan yang kami tulis ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu sangat
diharapkan bagi pembaca untuk menyampaikan saran atau kritik yang membangun demi
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
Klinik Insani didirikan oleh Dr. Kornadi, SpJp FIHA dan Dr. Dian
Mardani Oetomo, S.E. (alm) dan Dra. Hj. Titiek Sugiarti, MM. Dengan fasilitas yang
sangat sederhana hanya terdiri dari Ruang Praktek, Ruang Tunggu, Depo Obat dan Toilet
dengan manajemen sederhana dan dikelola berdua oleh pendiri dan pengelola yang
merangkap berbagai jabatan, sebagai Dokter Jaga, Marketing, Tata Usaha, Keuangan dan
lainnya yang beralamat di Jl. Pajlawan No. 73B Karang Asem Timur Kecamatan
B. MASALAH KLIEN
Narasumber/ klien yang memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes yang di mana
Penyakit kronis adalah suatu penyakit yang diderita dalam kurun waktu lama,
yaitu sekitar lebih dari enam bulan atau bahkan bertahun-tahun. Biasanya penyakit
kronis tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, tetapi gejala akan muncul
ketika penyakit tersebut mulai memburuk atau semakin parah.
Beberapa contoh penyakit yang dapat digolongkan sebagai penyakit kronis adalah:
1) Gagal jantung. Gagal jantung merupakan penyakit kronis pada jantung yang membuat
jantung membengkak, sehingga mengganggu kinerja jantung dalam memompa darah
2) Kanker. Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel abnormal
yang tidak terkendali di dalam tubuh. Pertumbuhan sel abnormal ini dapat
merusak sel normal di sekitarnya dan di bagian tubuh yang lain.
3) Hipertensi. Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi.
Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi kesehatan yang
membahayakan nyawa jika dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan
peningkatan risiko terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian. Penyakit
kronis ini umumnya tidak bergejala. Biasanya, gejala hipertensi baru muncul bila
tekanan darah penderitanya sudah sangat tinggi. Gejala yang dapat muncul, yaitu
sakit kepala, lemas, gangguan penglihatan, nyeri dada, dada berdebar, dan sesak
napas.
Jika tekanan darah kita tinggi melebihi 140 mmHg pada tensimeter, itulah angka
dinamakannya seseorang mengalami hipertensi. Pada pengukuran tekanan darah
dikenal istilah sistolik dan diastolik. Tekanan sistolik adalah tekanan darah pada saat
jantung memompa darah atau saat berkontraksi, sedangkan diastolik adalah tekanan
darah pada saat jantung relaksasi.
Tekanan darah tinggi (hipertensi) adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari
140 mmHG dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHG. Menurut Joint National
Committee (JNC VII) penggolongan hipertensi dibagi menjadi 4 kelompok, yaitu :
a. Normal apabila sistolik < 120 mmHg dan diastolic < 80 mmHg
b. Pre Hipertensi apabila sistolik 120-139 mmHg dan diastolic / 80-89 mmHg
c. Hipertensi stadium I apabila sistolik 140-159 mmHg dan diastolic / 90-99 mmHg
d. Hipertensi stadium II apabila sistolik ³ 160 mmHg dan diastolic / ³ 100 mmHg
Tekanan darah tinggi atau Hipertensi (HTN), kadang-kadang disebut juga
dengan hipertensi arteri, adalah kondisi medis kronis dengan tekanan
darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih
keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah.
Faktor penyebab
Terdapat dua faktor resiko Hipertensi yaitu, faktor risiko yang tidak dapat diubah dan
faktor risiko yang dapat diubah.
a. Faktor Risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat diubah,antara
lain :
Umur
Jenis Kelamin
Genetik
b. Faktor Risiko yang dapat diubah Faktor Risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat
dari penderita, diantaranya sebagai berikut :
Berat badan berlebih/ kegemukan
Timbulnya berbagai penyakit seperti obesitas biasanya diikuti oleh keadaan antara
lain hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung seperti arterioklerosis, jantung
koroner.
Merokok
Rokok mengandung zat racun seperti tar, nikotin dan karbon monoksida. Zat
beracun tersebut akan menurunkan kadar oksigen ke jantung, meningkatkan
tekanan darah dan denyut nadi, penurunan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik),
peningkatan gumpalan darah dan kerusakan endotel pembuluh darah coroner
Dislipidemia
Dislipidemia merupakan faktor risiko terbentuknya arteriosklerosis.
Aterosklerosis akan mengakibatkan penyumbatan dan penimbunan lemak atau
bekuan darah. Hal tersebut mengakibatkan tingginya resistensi vaskular sistemik
dan memicu peningkatan tekanan darah.
Konsumsi garam berlebih
Orang yang kurang berolahraga atau kurang aktif bergerak dan yang kurang
bugar, memiliki risiko menderita tekanan darah tinggi atau hipertensi meningkat
20-50% dibandingkan mereka yang aktif dan bugar.
Stres
Kondisi stres meningkatkan aktivitas saraf simpatis yang kemudian meningkatkan
tekanan darah secara bertahap, artinya semakin berat kondisi stres seseorang
maka semakin tinggi pula tekanan darahnya.
Konsumsi alcohol
Alkohol memicu hipertensi pada seseorang atau memperparah gejala yang sudah
ada. Pasalnya, alkohol dapat mempersempit pembuluh darah, yang dapat berujung
pada kerusakan pembuluh darah dan organ dalam tubuh
4) Diabetes. Diabetes atau penyakit gula adalah penyakit kronis atau yang berlangsung
jangka panjang. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah
(glukosa) hingga di atas nilai normal. Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak
lagi mampu mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai
energi. Kondisi ini pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam aliran
darah tubuh.
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula
darah disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai
akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat disebabkan oleh
gangguan atau defisiensi produksi insulin oleh sel-sel beta Langerhans kelenjar
pankreas, atau disebabkan oleh kurang responsifnya sel-sel tubuh terhadap insulin.
Faktor Penyebab
Usia. Meskipun diabetes tipe 1 bisa muncul pada usia berapapun, tapi
penyakit ini banyak dialami oleh anak-anak berumur 4–7 tahun dan 10–14
tahun.
b. Berikut adalah faktor penyebab diabetes mellitus tipe 2
Memiliki kadar kolesterol dan trigliserida yang tidak normal. Orang yang
memiliki kadar kolesterol baik atau HDL (high-density lipoprotein) yang
rendah, tapi kadar trigliseridanya tinggi lebih berisiko mengalami diabetes
tipe 2.
5) Gagal ginjal kronis. Gagal ginjal kronis adalah kondisi ketika fungsi ginjal menurun
secara bertahap akibat kerusakan jaringan ginjal. Secara medis, gagal ginjal kronis
didefinisikan sebagai penurunan laju penyaringan ginjal selama 3 bulan atau lebih.
2. MASALAH KLIEN
A. Klien 1
Nama : Ibu Sumiyati
Usia : 58 tahun
Penyakit : Hipertensi
B. Klien 2
Usia : 41 tahun
Penyakit : Hipertensi
Pasien memiliki riwayat keturunan dan juga sedang mengalami stress akibat
kehilangan pekerjaan karena dampak adanya Covid-19 lalu. Pasien sudah mengidap
hipertensi sejak berusia 27 tahun sejak pertama kali didiagnosa oleh dokter. Selain
itu, gaya hidup yang dilakukan ialah rutin merokok, biasanya dalam sehari habis 12
batang rokok, minum kopi dengan interval yang tidak wajar, biasanya 5 kali sehari
yang dibuat dalam 1 cangkir, kemudian jarang olahraga.
C. Klien 3
Nama : Misar
Usia : 71 tahun
Pasien diketahui memiliki penyakit diabetes pada tahun 2019, pada saat itu pasien
sedang dirawat di rumah sakit karena memiliki penyakit hipertensi lalu diketahui
bahwa kaki pasien sebelah kanan memerah dan akhirnya turut diperiksa, kemudian
baru diketahui bahwa pasien memiliki penyakit diabetes tipe 2 yaitu diabetes non
insulin.
Usia : 58 tahun
Penyakit : Hipertensi
B. Klien 2
Nama : Abu Bakar
Usia : 41 tahun
Pekerjaan : Juru Parkir
Penyakit : Hipertensi
C. Klien 3
Nama : Misar
Usia : 71 tahun
Penyakit : hipertensi dan diabetes tipe 2
kegiatan konseling
3. 3 1.45 layanan
e konseling individu - melakukan
(mengarahkan klien untuk mampu
n konseling individu
memaknai arti hidup yang sehat)
i dengan tahapan
2. layanan konseling pendekatan kognitif
(melakukan
t perubahan pola pikir konseling individu
mengenai penempatan emosi yang tepat)
- mengarahkan klien
untuk bersikap
terbuka dan
membuat klien
percaya dan
nyaman.
- merefleksikan apa
yang telah klien
capai terhadap diri
klien sendiri
- menyimpulkan
kegiatan konseling
klien
L. Evaluasi Konseling
1. klien 1 : Konselor melakukan konseling pertama kali dengan klien, klien diberikan layanan
konseling individu di mana membahas mengenai menjaga pola hidup yang baik dan sehat, lalu
konselor memberikan layanan informasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan dan juga
memberikan layanan pendekatan client centered. Klien merespon dengan baik dan juga antusisas
2. Klien 2 : Konselor melakukan konseling pertama kali dengan klien, klien diberikan layanan
konseling individu di mana membahas mengenai menjaga pola hidup yang baik dan sehat, lalu
layanan konsultasi (mengarahkan klien untuk lebih memahami tentang perawatan diri sehingga
terbentuk perilaku yang posistif). Klien merespon dengan baik dan juga antusisas.
3. Klien 3 : Konselor melakukan konseling pertama kali dengan klien, klien diberikan layanan
konseling individu di mana membahas mengenai menjaga pola hidup yang baik dan sehat, lalu
layanan konseling pendekatan kognitif (melakukan perubahan pola pikir mengenai penempatan
emosi yang tepat), Klien merespon dengan baik dan juga antusisas konseling berjalan kondusif.
1. Rekomendasi
2. Tindak Lanjut
Karena klien sudah ada perubahan yang positif maka tidak ada tindak lanjut, untuk itu
lanjut, maka konselor akan mengatur jadwal kembali untuk melakukan konseling.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Penyakit kronis adalah suatu penyakit yang diderita dalam kurun waktu lama,
yaitu sekitar lebih dari enam bulan atau bahkan bertahun-tahun. Biasanya penyakit
kronis tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, tetapi gejala akan muncul
Hipertensi adalah pengertian medis dari penyakit tekanan darah tinggi. Kondisi
nyawa jika dibiarkan. Bahkan, gangguan ini dapat menyebabkan peningkatan risiko
terjadinya penyakit jantung, stroke, hingga kematian. Penyakit kronis ini umumnya tidak
bergejala. Biasanya, gejala hipertensi baru muncul bila tekanan darah penderitanya sudah
sangat tinggi. Gejala yang dapat muncul, yaitu sakit kepala, lemas, gangguan penglihatan,
Diabetes atau penyakit gula adalah penyakit kronis atau yang berlangsung jangka
panjang. Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah (glukosa) hingga di
atas nilai normal. Diabetes terjadi ketika tubuh pengidapnya tidak lagi mampu
mengambil gula (glukosa) ke dalam sel dan menggunakannya sebagai energi. Kondisi ini
pada akhirnya menghasilkan penumpukan gula ekstra dalam aliran darah tubuh.
2. Saran
Penyakit diabetes dan hipertensi adalah penyakit yang harus terus dikontrol rutin setiap
bulannya, karena apabila tidak terkontrol penyakit ini dapat membahayakan penderitanya
apabila telat dlam penanganannya. Disarankan untuk keluarga maupun orang terdekat
dengan pasien diabetes maupun hipertensi lebih memerhatikan untuk mengontrol rutin ke
dokter dan mencoba mengajak agar melakukan pola hidup yang sehat.
LAMPIRAN