Disusun Oleh:
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan tugas dengan judul “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien Hipertensi Sekunder” pada akhirnya dapat terselesaikan dengan baik. Tujuan
dari penulisan tugas ini adalah untuk melengkapi tugas mata kuliah Askep Wound Care.
Dalam penulisan tugas ini, kami banyak mengalami kesulitan dan kendala.
Namun berkat adanya arahan, dorongan moril dan material serta bimbingan dari Ibu Ns.
Naziyah, S.Kep., M.Kep selaku dosen Mata Kuliah Askep Wound Care yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini tidak terlepas dari segala
kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami
mengharapkan saran kritik dari pembaca sebagai bahan masukan sehingga dapat berguna
baik bagi penulis dikemudian hari.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih, semoga mendapatkan balasan pahala
dari Allah SWT, dan semoga penulisan tugas ini dapat bermanfaat bagi kami khususnya
dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu`alaikum Wr. Wb
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Hipertensi primer sering terjadi pada populasi dewasa antara 90% - 95%. Hipertensi primer,
tidak memiliki penyebab klinis yang dapat diidentifikasi, dan juga kemungkinan kondisi ini
bersifat multifaktor. Hipertensi primer tidak bisa disembuhkan, akan tetapi bisa dikontrol dengan
terapi yang tepat. Dalam hal ini, faktor genetik mungkin berperan penting untuk pengembangan
hipertensi primer dan bentuk tekanan darah tinggi yang cenderung berkembang secara bertahap
selama bertahun-tahun
Hipertansi sekunder dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan yang melibatkan ginjal, arteri
jantung, atau sistem edokrin pada tubuh. Salah satu penyebab pada ginjal adalah gagal ginjal
kronik, gagal ginjal kronik merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel
dimana tubuh mengalami kegagalan untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan cairan
dan elektrolit, sehingga menyebabkan uremia. Hemodialisis adalah sebuah usaha atau tindakan
membersihkan darah dari bahan-bahan beracun yang tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal dari
dalam tubuh. Dampak gagal ginjal kronik jika tidak segera ditangani adalah hipertensi, anemia,
edema paru, tamponade jantung, proteinuria, hematuria, penurunan sel darah putih, gangguan
perdarahan, fetor uremik, osteodistrofi ginjal, gejala psikotik kejang dan koma, memar, eksoriasi,
menstruasi tidak teratur.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan definisi hipertensi?
2. Apa saja jenis-jenis Hipertensi?
3. Apa saja faktor-faktor hipertensi?
4. Apa saja klasifikasi hipertensi?
5. Apa saja Manifestasi klinis pada hipertensi?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang pada hipertensi?
7. Apa saja komplikasi pada hipertensi?
8. Bagaimana penatalaksanaan pada hipertensi?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang hipertensi
2. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui jenis-jenis dalam hipertensi
3. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui faktor-faktor penyebab hipertensi
4. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui klasifikasi dalam hipertensi
5. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui manifestasi klinis pada hipertensi
6. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui pemeriksaan penunjang pada hipertensi
7. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui komplikasi pada hipertensi
8. Mahasiswa mampu memhami dan mengetahui penatalaksanaan dalam hipertensi
1.4 Manfaat
Makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga pembaca dalam hal mempelajari tentang
penyakit hipertensi, jenis-jenis hipertensi, faktor-faktor hipertensi, klasifikasi hipertensi,
manifestasi hipertensi, pemeriksaan penunjang dalam hipertensi, komplikasi dalam
hipertensi, dan penatalaksanaan dalam hipertensi. Sehingga makalh ini dapat digunakan
dengan baik
BAB II
ISI
2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi, biasa disebut juga dengan hipertensi arteri dimana
kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini
menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah
melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolic
tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut
(diastole ).
Menurut WHO penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekana sistolik lebih besar
atau sama dengan 160 mmHg dan tekanan diatoliknya sama atau lebih besar 95 mmHg.
Hipertensi di kategorikan ringan apabila tekanan diastolik antara 95-104 mmHg, hipertensi
sedang jika tekanan diastoliknnya antara 105 dan 114 mmHg dan hipertensi berat bila
tekanan diastoliknnya 115 mmHg atau lebih. Pembagain ini berdasarkan peningkatan
tekanan diastoliknya karena di anggap lebih serius dari peningkatan sistolik.
2.8 Penatalaksanaan
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya morbiditas
dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah
140/90 mmHg. Efektivitas setiap program ditentukan oleh derajat hipertensi, komplikasi,
biaya perawatan dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi (Brunner & Suddart, 2015).
Ada 2 terapi yang di terapkan yakni,
Terapi nonfamakologis Modifikasi gaya hidup :
1. Penurunan berat badan
2. pengurangan asupan alkohol
3. aktifitas fisik teratur
4. pengurangan asupan natrium
5. penghentian rokok
Terapi farmakologis, Penatalaksanaan farmakologis Yunita Indah Prasetyaningrum
(2014) merupakan penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
1. Diuretik (Hidroklorotiazid) Obat antihipertensi jenis ini menurunakan tekanan
darah dengan mengeluarkan kelebihan air dan garam dari dalam tubuh melalui
ginjal
2. Betabloker (Metoprolol, propanolol dan atenolol) Obat ini membantu organ
jantung memperlambat detaknya sehingga darah yang dipompa jantung lebih
sedikit dibandingkan pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun
3. ACE Inhibitor Obat jenis ini mencegah tubuh membentuk hormon amiotensin II
yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah. Alhasil, tekanan darah akan
segera turun
4. Angiotensin II Reseptor Blokers Obat ini memberikan perlindungan terhadap
pembuluh darah dari hormon angiontensin II dan mengakibatkan pembuluh darah
rileks serta melebar.
5. Klasium Channel Bloker Obat jenis ini bertugas untuk mengatur kalsium agar
masuk kedalam sel otot jantung dan pembuluh darah sehingga pembuluh darah
menjadi rileks dan tekanan darah turun. 17
6. Alpha Bloker Obat antihipertensi ini bertugas mengurangi impuls saraf yang
mengakibatkan pembuluh darah mengencang sehingga aliran darah lancar dan
tekanan darah turun.
7. Inhibitor sistem saraf Obat jenis ini bertugas meningkatkan impuls saraf dari otak
untuk bersantai dan memperlebar pembuluh darah sehingga tekanan darah dapat
turun
8. Vasodilatator Obat antihipertensi jenis ini berfungsi untuk mengendurkan otot-
otot dinding pembuluh darah sehingga tekanan darah menurun
DAFTAR PUSTAKA
Telaumbanua, Arniat Christiani dan Yanti Rahayu. 2021. Penyuluhan Dan Edukasi Tentang Penyakit
Hipertensi. JuRNAL Abdimas Saintika Volume 3 Nomor 1. Stikes Syedza Saintika.