Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA DEWASA

diajukan untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Komunitas 1


Yang diampu oleh Wini Hadiyani M.Kep

Disusun Oleh
Ai Maesaroh 043315161035
Sandra ramadhanti Nurrandi 043315161059

Kelas S1-3B

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWABARAT
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang Maha pengasih
lagi Maha penyayang, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun masih
banyak kekurangan di dalamnya.
Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini sendiri adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas 1. Dalam penyusunan
makalah ini, penulis banyak mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi
dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Oleh sebab itu,
penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Wini Hadiyani M.Kep
selaku dosen Keperawatan komunitas 1 yang telah memberikan tugas makalah ini
dan juga semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini,
semoga bantuannya mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyusunannya ataupun dari segi materinya. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan saran-saran, kritik dan juga masukan-masukan
yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.
Walaupun demikian penulis mengharapkan semoga makalah ini berguna
dan bermanfaat untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Bandung, 25 juni 2019


BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hipertensi

Hipertensi lebih dikenal dengan istilah penyakit tekanan darah tinggi. Batas
tekanan darah yang dapat digunakan sebagai acuan untuk menentukan normal dan
tidaknya tekanan darah adalah tekanan sistolik dan diastolik. Berdasarkan JNC (join
national comitee) VII. Seorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan sistolik
140 mmHg atau lebih dan diastolik 90 mmHg atau lebih (Chobaniam,2003)

Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan


sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi
lanjut usia, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan
diastolik 90 mmHg (Sheps,2005).

2.2 Patofisiologi Hipertensi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak


dipusat vasomotor pada medula di otak. Dari pisat vasomotor ini bermula saraf
simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula
spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergeser ke bawah melalui saraf simpatis ke
ganglia simpatis. Pada titik ini. Neuron preganglion melepaskan asetikolin yang akan
merangsang serabut saraf pascaganglion ke pembuluh darah, dimana dengan
dilepaskannya norpinefrin mengakibatkan kontriksi pembuluh darah (brunner,2002).
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap rangsangan vasomotor. Individu dengan hipertensi sangat
sensitif terhadap norpinefrin. Meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal
tersebut bisa jadi (Corwin,2005).

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsangan emosi, kelenjar adrenal juga terangsang mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Korteks adrenal mengsekresikan kortisol dan
steroid lainnya yang dapat memperkuat respon vasokontriktor pembuluh darah,
vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah angiotensin 1 yang
kemudian diubah menjadi angiotensi II. Suatu vasokontriktor kuat, yang pada
gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi minum dan air tubulus ginjal sehingga menyebabkan
peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi (Brunner,2002)

Perubahan struktural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer


bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada lanjut usia.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis. Hingga elastistas jaringan ikat dan
penurunan dalam relaksasi otot polos pembuluh darah yang menyebabkan penurunan
distensi dan daya regang pembuluh darah. Akibat hal tersebut, Aorta dan arteri besar
mengalami penurunan kemampuan dalam mengakomodasi volume darah yang
dipompa oleh jaringan (volume sekuncup) sehingga mengakibatkan penurunan curah
jantung dan peningkatan tahanan perifer (Corwin,2005)

2.3 Etiologi Hipertensi

1. Hipertensi essensial

Hipertensi esensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar


patologis yang jelas, lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi esensial.
Penyebab hipertensi meliputi faktor genetik dan lingkungan. Faktor genetik
mempengaruhi kepekaan terhadap natrium. Kepekaan terhadap stres. Reaktivitas
pembuluh darah terhadap vasokontriktor. Resistensi insulin, sedangkan yang
termasuk faktor lingkungan antara lain diet, kebiasaan merokok,stres
emosi,obesitas dan lain-lain (Naftrialdi,2009).
Pada sebagian pasien, kenaikan berat badan yang berlebihan dan gaya hidup
tampaknya memiliki peran yang utama dalam menyebabkan hipertensi.
Kebanyakan pasien hipertensi memiliki berat badan yang berlebih dan penelitian
pada berbagai populasi menunjukan bahwa kenaikan berat badan yang berlebihan
(obesitas) memberikan resiko 65-70% untuk terkena hipertensi primer
(Guyton,2008)

2. Hipertensi sekunder

Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi sekunder dari


penyakit komorbid atau obat-obatan tertentu yang dapat meningkatkan tekanan
darah. Pada kebanyakan kasus, disfungsi renal akibat penyakit ginjal kronis atau
penyakit renovaskuler adalah penyebab sekunder yang paling sering, obat-obatan
tertentu. Baik secara langsung maupun tidak langsung. Dapat menyebabkan
hipertensi atau memperberat hipertensi dengan menaikan tekanan darah
(Oparil,2003).

Hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, sering berhubungan dengan


beberapa penyakit misalnya ginjal,jantung koroner, diabetes dan kelainan sistem
saraf pusat (Sunardi,2008)

2.4 Tanda dan gejala Hipertensi

pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah
yang tinggi. Tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina.seperti
perdarahan,eksudat,penyempitan pembuluh darah, dan pada kasus berat dapat
ditemukan edema pupil (edema pada diskus optikus).

Menurut Price, gejala hipertensi antara lain sakit kepada bagian


belakang,kaku kuduk,sulit tidur,gelisah,kepala pusing, dada berdebar-
debar,lemas,sesak nafas,berkeringat dan pusing (Price 2005).

Gejala-gejala penyakit yang biasa terjadi baik pada penderita hipertensi


maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal hipertensi yaitu sakit
kepala,gelisah,jantung berdebar,perdarahn dihidung,sulit tidur,sesak nafas,cepat
marah,telinga berdenging, tekuk terasa berat, berdebar dan sering kencing di
malam hari, gejala akibat komplikasi hipertensi yang penuh dijumpai meliputi
gangguan penglihatan,saraf,jantung,fungsi ginjal,dan gangguan serebral(otak)
yang mengakibatkan kejang dan pendarahan pembuluh darah otak yang
mengakibatkan kelumpuhan dan gangguan kesadaran hingga koma
(Cahyono,2008)

2.5 Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi hipertensi oleh JNC VII untuk pasien dewasa berdasarkan rata-
rata pengukuran dua tekanan darahatau lebih pada dua atau lebih kunjungan
klinis. Klasifikasi tekanan darah mencakup 4 kategori dengan nilai normal
tekanan darah sistolik (TDS) <120 mmHg dan tekanan darah diastolik (TTD) <80
mmHg. Prehipertensi tidak dianggap sebagai kategori penyakit tetapi
mengidentifikasi pasien-pasien yang tekanan darahnya cenderung meningkat ke
klasifikasi hipertensi dimasa yang akan datang. Ada dua tingkat (stage)
hipertensi. Dan semua pasien pada kategori ini harus diterapi obat (JNC
VII,2003).

Tabel 1.1 klasifikasi hipertensi menurut JNC-VII 2003

Kategori tekanan darah Tekanan sistolik (mmHg) TekananDiastolik


(mmHg)

Normal < 120 <80

prehipertensi 120-140 80-90

Hipertensi stadium 1 140-160 90-90

Hipertensi stadium 2 >160 >100


2.6 Faktor Resiko yang dapat diubah

Faktor resiko penyakit jantung koroner yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari
penderita hipertensi antara lain merokok. Diet rendah serat. Kurang aktivitas
gerak,berat badan berlebihan atau kegemukan. Komsumsi alkohol, hiperlipidemia
atau hiperkolestrolemia, stress dan komsumsi garam berlebih sangat berhubungan erat
dengan hipertensi (Depkes,2006).

2.7 Komplikasi hipertensi

Menurut Elisabeth J corwin komplikasi hipertensi terdiri dari stroke,infark


miokard, gagal jantung, ensefalopati (kerusakan otak) dan pregnancy included
hypertension (PIH) (Corwin,2005.

1. Stroke

Stoke adalah gangguan fungsional otak fokal maupun global akut, lebih dari
24jam yang berasal dari gangguan aliran darah otak dan bukan disebabkan oleh
gangguan perdarahan.

Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh
iskemia atau perdarahan otak, stroke iskemik disebabkan oleh oklusi fokal
pembuluh darah yang menyebabkan turunnya suplai oksigen dan glukosa ke
bagian otak yang mengalami oklusi (Hace,2003)

2. Infark miokardium

Infark miokardium dapat terjadi apabila arteri koroner yang arterosklerotik


tidak dapat mensuplai cukup oksigen ke miokardium atau apabila terbentuk
trombus yang menyembat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Akibat
hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka kebutuhan oksigen miokardium
mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang
menyebabkan infark (Corwin,2005)

3. Gagal ginjal

Gagal ginjal merupakan suatu keadaan klinis keruskan ginjal yang progresif
dan irreversible dari berbagai penyebab, salah satunya pada bagian yang menuju
ke kardiovaskuler, mekanisme terjadinya hipertensi pada gagal ginjal kronik oleh
karena penimbunan garam dan air atau sistem renin angiotensin aldosteron
(RAA)(Chung,1995)

4. Ensefalopati (Kerusakan Otak)

Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi terutama pada hipertensi maligna


(hipertensi yang meningkat cepat) tekanan yang sangat tinggi pada kelaianan ini
menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong ke dalam ruang
intersitium di seluruh susunan saraf pusat. Neuron-neuron disekitarnya kolaps
yang dapat menyebabkan ketulian. Kebutan dan tak jarang juga koma serta
kematian mendadak. Keterikatan antara kerusakan otak dengan hipertensi. Bahwa
hipertensi beresiko 4kali terhadap kerusakan otak dibandingkan dengan orang
yang tidak menderita hipertensi (Corwin,2005)

2.8 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang menurut FKUI (2003:64) dan dosen fakultas


kedokteran USU, abdul madjid (2004) meliputi:

- pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi


bertujuan menentukan adanya kerusakan organ dari faktor resiko lain atau
mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer
lengkap, kimia darah (kalium,natrium,kreatinin,gula darah puasa,kolesterol total,
HDL.LDL)

- pemeriksaan EKG (pembesaran jantung, gangguan konduksi konduksi) IVP


(dapat mengindentifikasi hipertensi, sebagian tambahan dapat dilakukan
pemeriksaan lain. Seperti klirens kreatinin, protein, asam urat, TSH dan
ekordiografi.

- Pemeriksaan daignostik meliputi BUN/creatiinin (fungsi ginjal) glukosa


(DM) kalium serum (meningkat menunjukan aldosteron yang meningkat) kalsium
serum (peningkatan dapat menyebabkan hipertensi kolesterol dan tri gliserit
(indikasi pencetus hipertensi) pemeriksaan tiroid (menyebabkan vasokonstrisi),
urinalisa protein, gula (menunjukan disfungsi ginjal) asam urat (faktor penyebab
hipertensi)

- Pemeriksaan radiologi :Fota dada dan CT scan


BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTENSI PADA DEWAS

A. Pengkajian keperawatan komunitas

1. Pengkajian

1) Data Inti

a. Demografi :
jumlah KK yang berada di RW 06 adalah sejumlah 30 KK, dengan
perincian untuk jumlah dewasa (26 – 45 tahun) berkisar 65 orang. Dengan
jenis kelamin, laki-laki berjumlah 30 orang dan perempuan 35 orang. Untuk
pekerjaan mayoritas yang berjenis kelamin perempuan adalah IRT dan yang
laki-laki mayoritas sebagai pegawai swasta. Agama dan nilai-nilai
keyakinan yang dianut oleh masyarakat dewasa di RW 06 adalah Islam.
Penyakit yang diderita oleh dewasa 3 bulan terakhir adalah jenis penyakit
tidak menular seperti hipetensi sebanyak 45 orang, DM 10 orang dan
penyakit lainnya 10 orang. Untuk kegiatan yang dilakukan dewasa diluar
jam kerja diantaranya 15 berkegiatan dirumah masing masing, keagamaan
10 orang, dan olahraga 5 orang sedangkan untuk penggunaan waktu luang,
dewasa banyak menghabiskan waktu untuk beristirahat 40 orang dan
rekreasi sebanyak 20 orang. Sedangkan untuk kebiasaan kurang sehat yang
dilakukan dewasa adalah merokok sebanyak 20 orang dan mengkonsumsi
makanan yang tidak sehat sebanyak 40 orang.
Tidak ditemukan penyakit menular seksual (PMS) pada dewasa. Dewasa di
RW 06 sudah memiliki tempat tinggal yang permanen. Pendapatan
mayoritas dewasa di RW 06 berkisar >1.000.000.
2) Data Subjektif

a. Lingkungan Fisik

-Kualitas Udara

Kualitas udara di rw 06, sedikit tercemar karena masyarakat di


RW 06 sering membakar sampah di jalanan dan tidak membuang
sampah ke TPA, serta ditambah oleh kebiasaan warga dewasa yang
sering menggunakan kendaraan pribadi seperti motor yang akhirnya
mengakibatkan polusi udara.
-Kualitas air

Kualitas air baik, tidak berasa, berbau, dan berwarna masyarakat


mendapatkan air dari PDAM, kemudian untuk minum dari air mineral,
tempat penampungan air didalam bak, ada juga yang menggunakan
toren.
-Tingkat Kebisingan
Sedikit bising Karena jalanan RW 06 digunakan sebagai jalan
alternative untuk menghindari kemacetan sehingga hingga tengah
malam pun masih banyak kendaraan yang lewat dan membuat bising.

-jarak antara rumah/Kepadatan

Jarak antar rumah di RW 06 bermacam – macam, ada yang


sangat berdekatan ada pula yang berjarak. Untuk yang berdekatan
mengakibatkan pencahayaan beberapa rumah menjadi minim.
b. Pendidikan

Tingkat pendidikan warga di RW 06 adalah SMA/sederajat

c. Keamanan dan Transportasi

transportasi yang sering dipakai oleh dewasa adalah sepeda motor,


namun sebagian kecil memakai mobil dan sepeda ontel. Untuk
keamanan para pengendara sudah memiliki surat izin mengemudi dan
terdapat rambu – rambu pengingat seperti “jangan ngebut, banyak anak
kecil”

d. Politik dan Pemerintahan

Kegiatan yang sering diikuti oleh para dewasa di RW 06 ialah gotong


royong yang biasanya bekerjasama dengan karang taruna di RW tersebut.

e. Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan terdekat ialah puskesmas. Namun dilingungan


warga juga terdapat posyandu, dan posbindu.

f. Komunikasi

- Komunikasi formal : media komunikasi yang digunakan oleh dewasa


dalam mendapatkan informasi adalah Koran, Radio, TV

- Komunikasi informal : untuk komunikasi informal remaja mendapatkan


informasinya didalam Papan pengumuman, atau pengumuman melalui toa
masjid.

g. Ekonomi
-Karakteristik finansial : penghasilan dewasa disana berkisar > dari
1.000.000,-

- Karakteristik pekerjaan : pekerjaan warga rata – rata sebagai pegawai


swasta dan ada beberapa yang memiliki usaha sendiri seperti berjualan.
h. Rekreasi

Waktu luang warga digunakan untuk beristirahat dan berkumpul bersama


keluarga. Mungkin 1 bulan sekali menyempatkan untuk berlibur.

B. Pengkajian AGREGAT

Pengkajian yang berhubungan dengan dewasa


a. Identitas dewasa
b. Pola aktivitas dan latihan
c. Pola toleransi stress/koping
d. Penampilan umum
e. Pola komunikasi
f. Kemampuan interaksi
Warga 06 sangat baik dalam berinteraksi dan tidak pernah terjadi
kesenjangan antar warga
g. Pola nutrisi, eliminasi dan istirahat
1. Pola nutrisi
Pola nutrisi padsa warga RW 06 tidak teratur untuk jam
makannya, ada yang 3x1 hari, ada yang 2x1 hari bahkan
ada yang 1x1 hari tetapi keseluruhan senang
mengkonsumsi goring – gorengan, makanan yang
berlemak, dan yang asin – asin sehingga kebanyakan
warga mengeluhkan memiliki darah tinggi.
2. Pola eliminasi
Tidak ada yang mengalami gangguan eliminasi
3. Istrirahat
Untuk dewasa wanita sebagian besar kebutuhan
tidurnya tidak terpenuhi secara maksimal dikarenakan
banyaknya aktivitas dimana harus mempersiapkan
segala kebutuhan rumah tangga tetapi mereka suka
menyempatkan istirahat disela sela pekerjaan yang
dilakukannya
h. Pola peran dan hubungan
i. Pola seksual dan reproduksi
j. Pengkajian fisik pada masa dewasa
a. Tinggi badan
b. Berat badan
c. Proporsi tubuh
d. Organ seksual
E. Karakteristik sex sekunder
K. Kebiasaan saat ini (pola perilaku dan kegiatan sehari-hari)
1.kebiasaan merokok
Pada warga RW 06 sekitar 50% warganya memiliki
kebiasaan merokok.
2. kebiasaan aktivitas
Aktivitas sehari – hari adalah bekerja dan jika ibu rumah
tangga maka mengurus keperluan rumah, dan jika hari minggu
biasanya diadakan kerja bakti untuk bapak-bapak dengan di awali
senam pagi para ibu. Tetapi untuk tidak semua warga mengikuti
kegiatan tersebut.
3. Perubahan Emosional pada orang dewasa
Pola emosi pada remaja sama dengan anak-anak yang
membedakan terletak pada rangsangan dan derajat yang
membangkitkan emosi. Emosi yang umum yang dimiliki remaja
antara lain : amarah, takut, cemburu, ingin tahu, irihati, gembira,
sedih, kasih sayang. Remaja yang memiliki kematangan emosi yang
memberikan reaksi emosional yang stabil tidak berubah-ubah dari
suasana hati ke suasana hati yang lain.

C. Analisa Masalah

No Data Masalah

1. Subjektif: Masalah kesehatan :


HIPERTENSI
- warga dewasa di Rw 06 mengatakan bahwa
penyakit yang di alami paling banyak adalah Masalah Keperawatan:
penyakit hipertensi.
Resiko terjadinya
- warga dewasa di RW 06 mengatakan senang peningkatan penyakit
mengkonsumsi makanan yang asin asin dan
gorengan.

Objektif:

- dewasa di Rw 06 memiliki kebiasaan merokok


dan kebiasaan memakan makanan gorengan dan
yang asin asin

2. Subjektif: Masalah kesehatan

- warga dewasa di Rw 06 mengatakan bahwa Hipertensi


penyakit yang di alami paling banyak adalah
Masalah keperawatan
penyakit hipertensi.
Resiko terjadinya
Objektif
peningkatan penyakit b.d
- warga dewasa di Rw 06 mengatakan memiliki Gangguan pola nutrisi
kebiasaan makanan yang tidak sehat.

D. Prioritas Masalah
No Masalah A B C D E F G Ketersediaan Sumber
Kesehatan
H I J K
1. Hipertensi 4 4 4 5 5 5 3 5 3 3 3

Skor = 44
Keterangan Huruf :
a. Sesuai dengan peran CHN
b. Sesuai dengan program pemerintah
c. Sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan
d. Resiko terjadi atau jumlah beresiko
e. Resiko parah atau besarnya resiko
f. Minat masyarakat
g. Kemudahan diatasi
h. Tempat
i. Dana
j. Fasilitas
k. Petugas (SDM)

Keterangan angka:

1. Sangat Rendah

2. Rendah

3. Cukup

4. Tinggi

5. Sangat Tinggi

E. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah

Resiko terjadinya peningkatan penyakit pada Dewasa b.d kebiasaan merokok dan
kebiasaan memakan makanan gorengan dan yang asin asin di Rw 06

F. Implementasi

Format catatan keperawatan komunitas

No Tanggal Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

1. Tanggal Resiko terjadinya 1. Penyuluhan tentang S:


25 juni peningkatan penyakit bahaya meroko -masyarakat Rw 06
2019 pada Dewasa b.d mengatakan untuk
2. Penyuluhan tentang
kebiasaan merokok dan kebiasaan kurang sehat
memakan makanan
kebiasaan memakan yang dilakukan dewasa
gorengan dan yang asin
makanan gorengan dan adalah merokok
yang asin asin asin agar bisa dikurangi. sebanyak 20 orang dan
mengkonsumsi makanan
3. Edukasi kader Rw
yang tidak sehat
mengenai bahaya
sebanyak 40 orang.
merokok dan memakan
- masyarkat mengatakan
makanan gorengan dan
lebih mengetahui peduli
yang asin asin
bahanya merokok dan
4. Diadakan memakan makanan
pemeriksaan kesehan gorengan dan yang asin
asin
O:
- masyarkat tampak
antusias terhadap materi
yang telah diberikan
oleh mahasiswa
A:
- masalah teratasi
sebagian
P: intervensi dilanjutkan

2. Tangga Resiko terjadinya 1. Penyuluhan tentang S:


peningkatan penyakit makanan sehat.
25 juni masyarakat Rw 06
b.d Gangguan pola
2019 2. Edukasi kader Rw Mengatakan untuk
nutrisi
mengenai makanan kebiasaan kurang sehat
yang sehat yang dilakukan dewasa
mengkonsumsi makanan
3. Diadakan
yang tidak sehat sebanyak
pemeriksaan test
40 orang.
kesehatan
- masyarakat lebih
pengetahuan peduli
tentang makanan yang
tidak sehat
O:
-masyarakat lebih
antusias terhadap materi
Yang telah diberikan oleh
mahasiswa

A:

-masalah teratasi
sebagian.

P:

Intervensi dilanjutkan

G. Catatan perkembangan

No. DX Hari/Tanggal Catatan perkembangan


DX sasaran tujuan strategi Rencana kegiatan sumber tempat waktu
Keperawatan
Resiko Dewasa Tidak KIE Penyuluhan Gedung 09.00-
terjadinya RW 06 terjadi makanan sehat serbagu 12.00
peningkatan
peningkatan na RW
penyakit
penyakit pada Penyuluhan terkait 06
pada dewasa dewasa hipertensi
b.d faktor
gaya hidup
Edukasi kader RW
yang kurang mengenai hipertensi
baik di RW dan bahaya
06 kelurahan hipertensi

pamoyanan
Diadakan
pemeriksaan
kesehatan terutama
tekanan darah

Resiko Dewasa Tidak KIE - Di adakan tentang Gedung 09.00


terjadinya di Rw terjadi penyuluhan makanan serbagu 2.00
peningkatan 06 peningkatan yang sehat dan na Rw
penyakit b.d penyakit bergizi 06
Gangguan pada
- Edukasi kader RW
pola nutrisi dewasa mengenai makanan
di Rw 06 yang sehat dan
bergizi
kelurahan
pamoyanan - diadakan tes
kesehatan

Anda mungkin juga menyukai