LOMPOK
PENYUSUN :
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena berkat
rahmat-Nya lah pembuatan makalah ini dapat dibuat hingga selesai. Makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah umum Keperawatan HIV/AIDS. Kami mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Solikin, Ns., M.Kep., Sp. Kep. MB selaku dosen mata kuliah
Keperawatan Medikal Bedah II yang telah membimbing kami. Kami juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini
hingga selesai.
Makalah yang berjudul Perawatan Paliatif Pada HIV/AIDS ini berisi hal-hal yang
berkaitan dengan perawatan paliatif HIV/AIDS. Dengan pembuatan makalah ini, kami
berharap semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman serta bermanfaat
bagi para pembaca.
Kami mengucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika ada kekurangan di
dalam makalah ini. Untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini kedepannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Rumusan Masalah 1
1.3. Tujuan 1
1.4. Manfaat 1
BAB II ISI DAN PEMBAHASAN 2
2.1. Intervensi Perawatan Paliatif HIV/AIDS 2
2.2. Sampai Kapan Perawatan Paliatif Harus Dilakukan ? 3
2.3. Kenapa Perawatan Paliatif Harus Dilakukan ? 4
2.4. Kapan Perawatan Paliatif Harus Dilakukan ? 5
BAB III PENUTUP 6
3.1. Kesimpulan 6
3.2. Saran 6
Daftar Pustaka 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.4. Manfaat
Agar para pembaca dapat mengetahui dan memahami tentang intervensi, sampai kapan
perawatan paliatif harus dilakukan, kenapa perawatan paliatif harus dilakukan dan
kapan perawatan paliatif harus dilakukan.
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN
2
3
bahwa viral load perifer tidak selalu berhubungan dengan viral load SSP, dan
kemungkinan melanjutkan HAART dapat membantu melindungi fungsi kognitif dan
menghindari ensefalopati yang berhubungan dengan HIV atau demensia. Menjaga
status mental dapat memiliki efek mendalam dengan cara mempersilahkan pasien
dengan penyakit stadium akhir untuk tetap memahami kondisinya dan menjadi bagian
dalam pengambilan keputusan klinis (Engels, J., 2009; Cherny, N., et al., 2015;
Gwyther, L., et al., 2006). Terdapat juga alasan untuk mempertimbangkan
pemberhentian ART. Apabila kepatuhan pasien merupakan suatu kendala sebelum
penyakit berada pada stadium akhir, maka melanjutkan ART mungkin tidak memiliki
manfaat terapeutik dan bisa memunculkan kecemasan karena pengobatan tersebut.
Peningkatan beban karena konsumsi pil juga berhubungan dengan penurunan kualitas
hidup. Melanjutkan ART dengan menyadari kesia-siaannya membuat kebingungan
dalam terapi, hal tersebut mengalihkan klinisi dan/atau pasien dari rencana perawatan
lanjutan yang penting serta perawatan pada masa akhir kehidupan. Biaya ART mungkin
juga menjadi masalah (Cherny, N., et al., 2015).
3.1. Kesimpulan
Perawatan paliatif merupakan sebuah pendekatan yang terbukti efektif dalam
memperbaiki kualitas hidup pasien dengan HIV/AIDS (Huang, 2013). Pelaksanaan
perawatan paliatif harus dimulai dari awal diagnosa sampai menjelang kematian. Pada
tahap awal pasien di diagnosa HIV, pasien membutuhkan pelayanan suportif untuk
membantu dalam pelaksanaan tes HIV, memfasilitasi dalam membuka status HIV
terhadap teman dan keluarga, dan memberikan dukungan dalam beradaptasi sebagai
seseorang yang hidup dengan HIV (Consortium, 2013). Perawatan paliatif bukanlah
pengganti untuk pemberian ART, dipandang sebagai terapi tambahan bila digabungkan
dalam proses penyakit HIV dapat meningkatkan hasil luaran. Keterlibatan perawatan
paliatif secara dini tidak hanya meningkatkan kualitas kehidupan, namun juga dapat
memberikan keuntungan dampak kepatuhan terhadap pengobatan. Kapan sebaiknya
perawatan paliatif diberikan pada pasien HIV tidak ada disebutkan dalam buku-buku
pedoman khusus paliatif, namun disarankan sebaiknya sejak pasien mendapat informasi
mengenai diagnosis HIV, karena beberapa studi menunjukkan saat ini merupakan
periode untuk kebutuhan paliatif segera.
3.2. Saran
Meskipun penulis mengharapkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah yang
berjudul “Perawatan Paliatif HIV/AIDS” ini, tetapi penulis menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari para
pembaca, sangat penulis harapkan untuk perbaikan makalah ini kedepannya.
6
DAFTAR PUSTAKA
Engels, J. 2009. Palliative Care Strategy for HIV and Other Disease. Cambodia: Family
Health Internasional
Souza, P.N., et al. (2016). Palliative Care for Patients with HIV/AIDS Admitted to Intensive
Care Units. Rev Bras Intensiva, 28(3): 301-309.
Cherny, N., Fallon, M., Kaasa, S., Potenoy,R., David C.C. 2015. Issues in populations with
non-cancer illnesses (HIV/AIDS) dalam Oxford Textbook of Palliative Medicine.
Fifth edition, 15(1), 955-968. Oxford: Oxford University Press.
Gwyther, L., et al. 2006. A Clinical Guide to Supportive and Palliative Care for HIV/AIDS.
Cape Town: Hospice Palliative Care Association of South Africa.