Anda di halaman 1dari 33

Keperawatan HIV - AIDS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


ANAK DENGAN HIV - AIDS
Oleh :

KELOMPOK 2

PROGRAM B STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2021
Kelompok 2 :
 Prillisia Deazri  Raisatul Mahmudah
 Tesa Sedana  Teguh Wiradharma
 Miftahul Jannah  Dera Rahmi Gusti fauzia
 Zita Inka Putri Mahira  Fitriatul Munawarroh
 Septria Rosa  Laras Hayuning Astuti
 Putri Prihandini  Vivi Ramadhani
 Lili Resta Septiana  Pendi Gunawan Syah
 Aulia Tri Ananda  Anggi Putri Nurpha
 Al Hanifah Armes  Andini Delly Putri
 Oktaghina Jennisya
01.
Konsep Dasar
HIV – AIDS Pada Anak
Defenisi HIV - AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan pathogen yang menyerang sistem imun
manusia, terutama semua sel yang memiliki penenda CD 4+ dipermukaannya seperti
makrofag dan limfosit T.
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) atau kumpulan berbagai gejala penyakit
akibat turunnya kekebalan tubuh individu akibat HIv (Hasdianah dkk, 2014).

Etiologi HIV - AIDS


 Penularan dari ibu ke anak
 Tertular dari jarum yang terkontaminasi
 Aktivitas seksual
 Tranfusi darah
Patofisiologi HIV - AIDS / WOC
Manifestasi Klinis HIV – AIDS Pada Anak
Diagnosis Presumtif Hiv Pada Anak Diagnosis Presumtif Hiv Pada Anak
< 18 Bulan > 18 Bulan
Jika perangkat laboratorium untuk PCR HIV tidak tersedia,
tenaga kesehatan diharapkan mampu menegakkan Diagnosis pada anak > 18 bulan memakai cara
diagnosis dengan cara Diagnosis Presumtif : yang sama dengan uji HIV pada orang dewasa.
Perhatian khusus untuk anak yang masih
Bila ada 1 kriteria berikut : mendapat ASI pada saat tes dilakukan, uji HIV
 PCP, meningitis kriptokokus, kandidiasis esophagus baru dapat diinterpretasi dengan baik bila ASI
 Toksoplasmosis sudah dihentikan selama > 6 minggu.
 Malnutrisi berat yang tidak membaik dengan
pengobatan standar

Minimal ada 2 gejala berikut :


 Oral thrush
 Pneumonia berat
 Sepsis berat
 Kematian ibu yang berkaitan dengan HIV atau
penyakit HIV yang lanjut pada ibu
 CD4+ <20%
Pemeriksaan Penunjang HIV –AIDS Pada Anak

01. Anak Usia < 18 Bulan 02. Anak Usia < 18 Bulan
Pemeriksaan Virologis Pemeriksaan Serologis
Pemeriksaan virologis pada usia 1-2 • Rapid immunochromatography test
bulan bertujuan untuk memaksimalkan (tes cepat)
deteksi infeksi HIV pada bayi. • EIA (enzyme immunoassay) yaitu
Pemeriksaan virologis dilakukan mendeteksi antibodi saja (generasi
dengan pemeriksaan DNA HIV dan pertama) atau antigen dan antibodi
RNA HIV. (generasi ketiga dan keempat)
Penatalaksanaan Medis HIV – AIDS Pada Anak
Bayi umur < 18 bulan
Harus SEGERA mendapat terapi ARV.
Bayi umur < 5 Tahun

Tabel Indikasi Terapi ARV

• Tatalaksana terhadap Infeksi Oportunistik yang terdeteksi harus didahulukan.


• Meskipun tidak menjadi dasar untuk pemberian ARV, bila memungkinkan dilakukan pemeriksaan CD4 untuk
memantau hasil pengobatan.
02.
Trend Issue Terkait
HIV – AIDS Pada Anak
Trend Issue Terkait HIV – AIDS Pada Anak

Issue Trend
UNICEF dan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional  Anak-anak penderita HIV/AIDS sering kali
(KPAN) menunjukkan : mengalami masalah mulai dari kondisi
 Adanya kesulitan yang dihadapi oleh anak-anak yang kesehatan yang buruk, tidak mendapat
terkena dampak dan terinfeksi. perawatan yang semestinya, tidak diterima di
 Adanya kesulitan yang dihadapi oleh anak-anak yang sekolah bahkan ada yang dipekerjakan diusia
terinfeksi HIV/AIDS untuk mengakses pelayanan yang masih belia.
pendidikan dan kesehatan disebabkan oleh adanya  Layanan Komprehensif Berkesinambungan
diskriminasi, kesulitan keuangan keluarga, kesehatan terdiri dari 4 yakni promotif, preventif, kuratif dan
anak yang buruk dan kebutuhan untuk merawat rehebilitatif.
orang tua yang juga terinfeksi HIV-AIDS.  Pelaksanaan Layanan Komprehensif
 Anak-anak penderita HIV AIDS akan dirugikan ketika Bereksinambungan belum maksimal.
mereka ditolak di sekolahsekolah karena ketakutan
guru akan penularan virus.
 Anak Dengan HIV-AIDS (ADHA) merupakan kelompok
rentan yang harus dilindungi.
03.
Kebijakan Pemerintah Tentang
HIV – AIDS di Indonesia
Kebijakan Pemerintah Tentang HIV – AIDS di Indonesia
Berdasarkan Pasal 5 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2013 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS
(“Permenkes 21/2013”) menyatakan bahwa strategi yang dipergunakan dalam melakukan kegiatan penanggulangan
HIV dan AIDS meliputi:

 Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam  Meningkatkan pembiayaan penanggulangan HIV dan


penanggulangan HIV dan AIDS AIDS
 Memprioritaskan komitmen nasional dan  Meningkatkan pengembangan dan pemberdayaan
internasional sumber daya manusia yang merata dan bermutu
 Meningkatkan advokasi, sosialisasi, dan  Meningkatkan ketersediaan, dan keterjangkauan
mengembangkan kapasitas pengobatan, pemeriksaan penunjang HIV dan AIDS
 Meningkatkan upaya penanggulangan HIV dan AIDS serta menjamin keamanan, kemanfaatan, dan mutu
yang merata, terjangkau, bermutu, dan berkeadilan sediaan obat dan bahan/alat yang diperlukan dalam
serta berbasis bukti, dengan mengutamakan pada penanggulangan HIV dan AIDS
upaya preventif dan promotive  Meningkatkan manajemen penanggulangan HIV dan
 Meningkatkan jangkauan pelayanan pada kelompok AIDS yang akuntabel, transparan, berdaya guna dan
masyarakat berisiko tinggi, daerah tertinggal, berhasil guna.
terpencil, perbatasan dan kepulauan serta
bermasalah kesehatan
Kebijakan Pemerintah Tentang HIV – AIDS di Indonesia

HIV dapat ditularkan dari ibu yang terinfeksi HIV kepada anaknya selama kehamilan saat persalinan dan saat
menyusui. Maka berdasarkan Pasal 2 ayat (2) Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 51 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak :

Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak dilakukan melalui 4 (empat) prong/kegiatan sebagai berikut :
 Pencegahan penularan HIV pada perempuan usia reproduksi
 Pencegahan kehamilan yang tidak direncanakan pada ibu HIV positif
 Pencegahan penularan HIV dari ibu hamil HIV positif ke bayi yang dikandung
 Pemberian dukungan psikologis, sosial dan perawatan kepada ibu HIV positif beserta anak dan
keluarganya.
04.
Tatalaksana Pemberian ASI
Pada Bayi dengan Ibu HIV
Tatalaksana Pemberian ASI pada Bayi dengan Ibu HIV
Rekomendasi WHO untuk ibu menyusui dengan HIV positif adalah :
Tidak menyusui sama sekali, bila pengadaan susu formula dapat diterima, mungkin
dilaksanakan, terbeli, berkesinambungan dan aman (Acceptable, Feasible, Affordable,
Sustainable, Safe/AFASS)

Bila ibu dan bayi dapat diberikan obat-obat ARV (Anti Retroviral) dianjurkan menyusui
eksklusif sampai bayi berumur 6 bulan dan dilanjutkan menyusui sampai umur bayi 1
tahun bersama dengan tambahan makanan pendamping ASI yang aman.

Bila ibu dan bayi tidak mendapat ARV, maka ASI eksklusif yang harus diperah dan
dihangatkan sampai usia bayi 6 bulan dilanjutkan dengan susu formula & makanan
pendamping ASI yang aman.
05.
Asuhan Keperawatan Pada Bayi
& Anak dengan HIV - AIDS
Asuhan Keperawatan Pada Bayi & Anak dengan HIV - AIDS

Ilustrasi Kasus
Seorang pasien laki-laki An. M berusia 1 tahun dibawa keluarganya ke IGD RSUP Dr. M.Djamil padang
dengan keadaan demam, lemas, diare disertai mual dan muntah. Keluarga mengatakan anak diare sejak
6 hari yang lalu, dan demam meningkat sejak 2 hari yang lalu sebelum masuk rumah sakit. keluarga
mengatakan anak sering diare dan demam berkepanjangan. Pada riwayat keluarga diketahui bahwa ibu
pasien positive hiv. Pemeriksaan tanda-tanda vital, TD 95/60 mmHg, nadi 120x/menit, pernapasan
28x/menit dan suhu 38,5 º C. Saat dilakukan pemeriksaan Klien tampak lemas, rewel, ada lesi di kelopak
bagian kiri, terdapat perdarahan pada gusi, mukosa bibir kering, terdapat candidiasis pada mulut,
terdapat peradangan pada tenggorokan. Adanya nyeri tekan pada epigastrium bagian bawah, bising
usus hiperaktif 32x/menit. Hasil laboratorium didapatkan Hb 9,2 g/dl, hematocrit 30%, leukosit 8,6 ribu/ul,
trombosit 350.000/ul, eritrosit 3.89 juta/ul, netrofi; 18%, limfosit 75%, monosit 7%, retikulosit 1.7% dan
pemeriksaan HIV yaitu PCR DNA dengan hasil reaktif.
Pengkajian :
1. Identitas Klien :
Nama/nama panggilan : An. A. 2. Identitas Orang Tua
Tempat tanggal lahir : Padang, 16 Maret 2020 Ayah Ibu
Usia : 1 tahun 1 bulan • Nama : Tn. R • Nama : Ny. S.
Jenis Kelamin : Laki-laki • Umur : 29 tahun • Umur : 27 tahun
Agama : Islam • Pendidikan: SMA • Pendidikan: SMP
Pendidikan :- • Pekerjaan : Sopir • Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Padang Panjang • Agama : Islam • Agama : Islam
Tanggal masuk : 20 April 2021 • Alamat : Padang Panjang • Alamat : Pandang Panjang
Tanggal pengkajian : 21 April 2021
Diagnosa Medik : HIV-AIDS
4. Keluhan Utama
Orangtua klien mengeluhkan anaknya mengalami diare disertai
3. Identitas Saudara Kandung : dengan demam yang berkepanjangan.

No N a m a Usia Hubungan Status


. Kesehatan

1. - - - -
5. Riwayat Kesehatan.
Riwayat Kesehatan Sekarang :
Diare dirasakan sejak 6 hari yang lalu. Mula-mula intensitas BAB kurang, dan sejak 2 hari yang lalu diare semakin parah diserta
dengan demam, terdapat bercak-bercak terasa gatal pada kulit, diare diikuti dengan batuk, sesak dan klien tidak mau menyusu.
Dengan alasan tersebut orang tua klien membawa klien ke RS untuk di periksa.
Riwayat Kesehatan Lalu (khusus untuk anak 0-5 tahun) :
Prenatal Care :
• Pemeriksaan kehamilan: 3 kali
• Keluhan selama hamil : Ngidam, kadang-kadang demam dan lemas
• Riwayat terkena sinar : tidak ada
• Kenaikan berat badan selama kehamilan : 10 kg
• Imunisasi : 2 kali
• Golongan darah Ibu : lupa /golongan darah ayah : A
Natal
• Tempat melahirkan di : Puskesmas oleh bidan
• Lama dan jenis persalinan: Spontan/normal
• Penolong persalinan : Dokter Kebidanan
• Komplikasi : Tidak ada komplikasi selama ataupun setelah persalinan (sedikit perdarahan daerah vagina).
Post Natal
• Kondisi Bayi : BB lahir 2,5 kg, PB 45 cm
• Pada saat lahir kondisi anak : baik
• Penyakit yang pernah dialam : demam setelah imunisasi
• Kecelakaan yang pernah dialami : tidak ada
• Imunisasi : belum lengkap
• Alergi : belum Nampak
• Perkembangan anak dibanding saudara-saudara : Anak pertama
6. Riwayat Kesehatan Keluarga
Anggota keluarga : Ibu klien positif HIV

7. Genogram

8. Riwayat Imunisasi
Waktu Reaksi setelah
No. Jenis Imunisasi Pemberian pemberian
1. BCG Bulan – 1 Demam
2. DPT Bulan – 2 Demam
3. Polio Bulan – 2 -
4. Campak Tidak Ada -
5. Hepatitis Bulan – 1 -
9. Riwayat Tumbuh Kembang 10. Riwayat ASI
• Pertumbuhan Fisik Pemberian ASI
• Berat Badan : BB lahir 2.5 kg, BB masuk RS : 7 kg. • Pertama kali di susui : satu jam setelah lahir
• Tinggi Badan : PB lahir 45 cm, PB masuk RS : 70 Cm • Cara Pemberian : Setiap Kali menangis dan tanpa
• Waktu tumbuh gigi pertama : sudah menangis
• Perkembangan tiap tahap • Lama Pemberin : 15-20 manit
• Usia anak saat : • Diberikan sampai : umur 6 bulan
Berguling : 5 bulan Pemberian Susu Formula : -
Duduk : 8 bulan Pola perubahan nutrisi tiap tahap usia sampai nutrisi saat ini :
Merangkak : 9 bulan
Berdiri : belum Usia Jenis Nutrisi Lama Pemberian
Berjalan : belum 0 -6 Asi Umur 6 bulan
Senyum kepada orang lain pertama kali : lupa
Bicara pertama kali : 1 tahun MP-ASI Sampai sekarang
Berpakaian tanpa bantuan : masih di bantu ibunya secara penuh

11. Riwayat Psiko Sosial


• Anak tinggal di rumah sendiri
• Lingkungan berada di tepi kota
• Rumah tidak ada fasilitas lengkap
• Di Rumah tidak ada tangga yang berbahaya yang dapat menimbulkan kecelakaan, anak bebas bermain di luar
• Hubungan antar anggota kelurga baik
• Pengasuh anak adalah orang tua
12. Riwayat spiritual
• Anggota Keluarga tidak taat melaksanakan ibadah
• Kegiatan keagamaan : jarang mengikuti kegiatan keagamaan

13. Reaksi Hospitalisasi


Pengalaman Keluarga tentang Sakit dan rawat inap :
• Orang tua membawa anaknya ke RS karena khawatir dan cemas tentang keadaan anaknya yang demam terus
• Dokter menceritakan sebagaian kecil kondisi anaknya dan kelihatannya orang tua belum mengerti hal ini
dibuktikan dengan ekspresi wajah orang tua dan pertanyaan yang timbul sekitar keadaan anaknya
• Orang tua saat masuk di RS sangat merasa khwatir dengan keadaan anaknya dan selalu menanyakan kondisi
anaknya
• Orang tua selalu menjaga anaknya bergantian antara ayah, ibu dan dan keluarga yang lain
Pemahaman anak tentang sakit dan rawat Inap :
• Anak belum mampu berbicara
14. Aktivitas Sehari-hari
• Nutrisi
Kondisi Sebelum Sakit Saat sakit
1. Keinginan Menyusu/makan Baik Kurang
2. Frekwensi Menyusu/makan 4 kali Tidak pernah

• Cairan
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jenis minuman ASI Tidak ada
2. Frekwensi minum Setiap kali haus Sering
3. Kebutuhan cairan Tidak diketahui Tergantung
4. Cara pemberian ASI Infuse

• Eliminasi
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Tempat pembuangan Popok Popok
2. Frekuensi/waktu BAK= sering BAB = 2 x BAK = sering, BAB = 4-6x
3. Konsistensi sehari sehari
4. Kesulitan Sering encer Encer
5. Obat pencahar Tidak ada Tidak ada
Tidak pernah digunakan
• Istirahat Tidur • Personal Hygiene
Kondisi Sebelum sakit Saat sakit Kondisi Sebelum sakit Saat sakit
1. Jam tidur 1. Mandi Dikerjakan oleh Tidak pernah
- Siang 12.00 – 14.00 Jam 14.00-15.00 orang tua mandi hanya
- Malam 20.00- 06.00 Jam 21.00-7.30 dilap badan
2. Pola tidur Tidur dilaksanakan Tidur dilaksanakan pada • frekuensi 2 x sehari 1 x sehari
pada siang dan siang dan malam hari • alat mandi Sabun Lap badan
malam hari Menyusu
3. Kebiasaan Menyusu 2. Cuci rambut Kadang-kadang Pakai air
sebelum tidur Sering terbangun karena • Frekuensi Tidak menentu hangat
4. Kesulitan Tidak ada popoknya basah oleh • Cara dibantu oleh belum pernah
tidur feses. orang tua dilakukan
3. Gunting kuku
• frekuensi Setiap kali kuku belum pernah
terlihat panjang dilakukan
• Olahraga : Tidak dikaji • Cara Di di potong oleh
orang tua
• Aktifitas/mobilitas fisik : Tidak dikaji 4. Gosok gigi
Setiap kali Belum pernah
• Rekreasi : Tidak dikaji • Frekuensi mandi dilakukan
• Cara dibantu oleh
orang tua
15. Pemeriksaan Fisik
Lanjutan..
Lanjutan..
16. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
• Hematologi
Jenis Hasil Nilai Normal Kesan: Anemia
Hemoglobin 9,2 g/dl 10,5 – 12,9 g/dL

Hematokrit 30% 35-43 %


Leukosit 8,6 ribu/ul 5,5-18,0 ribu/uL

Trombosit 350.000/ul 150-440 ribu/uL

Eritrosit 3.89 juta/ul 3.60-5,20 juta/uL

• Hitung Jenis

Jenis Hasil Nilai Normal Kesan: Limfositosis


Basofil 0% 1-3%
Eosinofil 0% 0-1%
Netrofil 18% 50-70 %
Limfosit 75% 20-40 %
Monosit 7% 2-8 %
Retikulosit 1,7% 0.2-2.8%

b. Uji PCR (Polymerase chain reaction) DNA : reaktif


16. Terapi/ Order Dokter
Terapi Saat ini :
• Infus RL 20 tts/i
• Imunisasi disarankan untuk anak-anak dengan infeksi HIV, sebagai pengganti vaksin poliovirus
(OPV), anak-anak diberi vaksin virus polio yang tidak aktif (IPV)
• Menghambat replikasi HIV dengan obat antivirus seperti golongan dideosinukleotid, yaitu
azidomitidin (AZT)

Keperawatan :
• Suportif dengan cara mengusahakan agar gizi cukup, hidup sehat dan mencegah kemungkinan
terjadi infeksi
• Menanggulangi infeksi opportunistic atau infeksi lain serta keganasan yang ada
• Mengatasi dampak psikososial
• Konseling pada keluarga tentang cara penularan HIV, perjalanan penyakit, dan prosedur yang
dilakukan oleh tenaga medis
Analisa Data
Data Penyebab Masalah
Data Subjektif : Proses Penyakit Hipertermi
 keluarga mengatakan anak sering diare
dan demam berkepanjangan
Data Objektif :
 suhu 38,5 º C.
Data Subjektif : Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrien Defisit Nutrisi
 keluarga mengatakan anak sering diare
 keluarga mengatakan demam
berkepanjangan
 Adanya nyeri tekan pada epigastrium
bagian bawah
Data Objektif :
 bising usus hiperaktif 32x/menit
 mukosa bibir kering
Data Subjektif : AIDS Resiko Infeksi
 sering diare dan demam berkepanjangan
 ibu pasien positive hiv
Data Objektif :
 Hb 9,2 g/dl
 terdapat candidiasis pada mulut
 terdapat perdarahan pada gusi
 PCR DNA dengan hasil reaktif.
Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit


2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan Ketidakadekuatan Pertahanan Tubuh Sekunder
Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan SLKI SIKI

1. Hipertermi berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam • Manajemen


dengan proses penyakit diharapkan : Hipertermia
• Termogulasi membaik • Regulasi temperature
• Suhu tubuh membaik
2. Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan 3x24 jam • Manajemen Nutrisi
dengan ketidakmampuan diharapkan: • Promosi Berat Badan
mengabsorbsi nutrient • Porsi makan yang dihabiskan meningkat
• BB meningkat
• Frekuensi makan meningkat
• Nafsu makan meningkat
• Status nutrisi membaik
3. Resiko Infeksi berhubungan Setelah dilakukan intervensi keperawatan diharapkan • Pencegahan infeksi
dengan Ketidakadekuatan glukosa derajat infeksi menurun dengan kriteria hasil :
Pertahanan Tubuh Sekunder • Tingkat infeksi menurun
• Kadar sel darah putih membaik
Thanks!
CREDITS: This presentation template was
Do you
created have any
by Slidesgo, questions?
including icons by
Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai