Anda di halaman 1dari 14

PRINSIP – PRINSIP LEGAL DALAM PRAKTIK KEPERAWATAN

Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar
Keperawatan

Dosen Pengampu: Rissa,SST,M.H.Kes

oleh:

Agum Ridhoni C1914201120


Ira Meida Trimaryani C1914201148
Indriyani C1914201133
Restu Yulidan C1914201136
Selawati C1914201116
Muhammad Gabril Maulana C1914201142

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-Nya, akhirnya
dapat menyelesaikan makalah mengenai “PRINSIP – PRINSIP LEGAL DALAM
PRAKTIK KEPERAWATAN” yang dipengampu oleh : Rissa,SST,M.H.Kes

Makalah ini untuk memenuhi mata kuliah konsep dasar keperawatan.


Makalah ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan kemampuan,
pengalaman, dan ilmu yang dimiliki ataupun kurangnya sumber pustaka. Oleh karena
itu, saran dan kritik sangat diharapkan untuk penyempurnaan dengan pengembangan
makalah ke arah yang lebih baik. Semoga segala yang tertuang dalam makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua, baik sekarang mau pun di masa yang
akan datang.

Akhir kata, penulis mohon maaf sebesar-besarnya apabila terdapat banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan
banyak terimakasih.

Tasikmalaya, 25 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR...................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1


B. Rumusan Masalah................................................................... 1
C. Tujuan..................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 2

A. Konsep Legal Etik.................................................................. 2


B. Prinsip – prinsip Legal dan Etik............................................. 3
C. Legal Dalam Keperawatn....................................................... 5
D. Landasan Aspek Legal Dalam Keperawatan.......................... 6
E. Aplikasi Aspek Legal Dalam Keperawatan............................ 7
F. Contoh Kasus Terkkait Dengan Etik Dan Legal Beserta
Penyelesaiannya...................................................................... 9

BAB III PENUTUP.......................................................................... 10

A. Kesimpulan............................................................................ 10
B. Saran...................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesadaran masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan kesehatan
dan tindakan yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan adanya
pemberi pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang aman, efektif dan
ramah terhadap mereka. Jika harapan ini tidak terpenuhi, maka masyarakat akan
menempuh jalur hukum untuk membelahak-haknya.
Terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari
model medikal yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan
pengobatan ke paradgima sehat yang lebih holistic yang melihat penyakit dan
gejala sebagai informasi dan bukan sebagai focus pelayanan (Cohen, 1996),
maka perawat berada pada posisi kunci dalam reformasi kesehatan ini. Hal ini
ditopang oleh kenyataan bahwa 40%-75% pelayanan di rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan (Gillies, 1994), Swansburg dan Swansburg, 1999) dan
hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di
rumah sakit maupun di tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh
perawat.
B. RUMUSAN MASALAH

a) Apa Konsep dan Prinsip Legal Etik ?


b) Bagaimana Landasan Legal Dalam Keperawatan?
c) Bagaimana Aplikasi dan Contoh Kasus dalam Legal Keperawatan?

C. TUJUAN
a) Mampu menjelaskan Konsep dan Prinsip Legal Etik.
b)  Mampu menjelaskan Landasan Legal Dalam Keperawatan.
c) Mampu menjelaskan Aplikasi dan Contoh Kasus dalam Legal Keperawatan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Legal Etik


Pengertian Etika keperawatan (nursing ethic) merupakan bentuk ekspresi
bagaimana perawat seharusnya mengatur diri sendiri, dan etika keperawatan diatur
dalam kode etik keperawatan.
Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam
undang-undang keperawatan.
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan
ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun
sakit yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia. Perawat sebagai profesi dan
bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak saja membutuhkan kesabaran.
Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah-masalah kesehatan tentu harus juga
bisa diandalkan.
International Council of Nurses (ICN) mengeluarkan kerangka kerja kompetensi bagi
perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu bidang Professional, Ethical and Legal
Practice, bidang Care Provision and Management dan bidang Professional
Development “Setiap profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama, yaitu
kompetensi yang diperoleh melalui pelatihan yang ekstensif, komponen intelektual
yang bermakna dalam melakukan tugasnya, dan memberikan pelayanan yang penting
kepada masyarakat”. (Budi Sampurna, Pakar Hukum Kesehatan UI 2006)
Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan legal yang
ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan, pemahaman
tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis perawat. Perawat perlu
memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri dari masalah.

2
Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar
pemahaman terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan
keperawatan yang profesional.

B. Prinsip – prinsip Legal dan Etik


a. Autonomi ( Otonomi )
Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir
logis dan mampu membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan
memiliki kekuatan membuat sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau
pilihan yang harus dihargai oleh orang lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk
respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai persetujuan tidak memaksa dan
bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian dan kebebasan
individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan otonomi
saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.

b. Beneficience ( Berbuat Baik )


Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan,
memerlukan pencegahan dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau
kejahatan dan peningkatan kebaikan oleh diri dan orang lain. Terkadang,dalam situasi
pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara prinsip ini dengan otonomi.

c. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai
inidirefleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapiyang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh

3
kualitas pelayanan kesehatan. d. Nonmal eficience ( Tidak Merugikan ) Prinsip ini
berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

e. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.

f. Fidellity (Metepati Janji)


Prinsip ini dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya
terhadap orang lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta
menyimpan rahasia pasien.
g. Confidentiality ( Kerahasiaan )
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga
privasi klien. Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien
hanya boleh dibaca dalam rangka pengobatan klien.

h. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.

i. Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah
mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang berarti
persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed consent” mengandung pengertian
suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian
“informed consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh

4
pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang
akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.

C. Legal Dalam Keperawatan


Hukum dikeluarkan oleh badan pemerintah dan harus dipatuhi oleh warga
negara. Setiap orang yang tidak mematuhi hukun akan terikat secara hukum untuk
menanggung denda atau hukuman penjara. Beberapa situasi yang perlu dihindari
seorang perawat :
a) Kelalaian
Seorang perawat bersalah karena kelalaian jika mencederai pasien dengan cara
tidak melakukan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan ataupun tidak
melakukan tugas dengan hati-hati sehingga mengakibatkan pasien jatuh dan cedera.
b) Pencurian
Mengambil sesuatu yang bukan milik anda membuat anda bersalah karena
mencuri. Jika anda tertangkap, anda akan dihukum. Mengambil barang yang tidak
berharga sekalipun dapat dianggap sebagai pencurian.
c) Fitnah
Jika anda membuat pernyataan palsu tentang seseorang dan merugikan orang
tersebut, anda bersalah karena melakukan fitnah. Hal ini benar jika anda
menyatakan secara verbal atau tertulis.
d) False imprisonment
Menahan tindakan seseorang tanpa otorisasi yang tepat merupakan pelanggaran
hukum atau false imprisonment. Menggunakan restrein fisik atau bahkan
mengancam akan melakukannya agar pasien mau bekerja sama bisa juga termasuk
dalam false imprisonment. Penyokong dan restrein harus digunakan sesuai
dengan perintah dokter
e) Penyerangan dan pemukulan

5
Penyerangan artinya dengan sengaja berusahan untuk menyentuh tubuh orang
lain atau bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan berarti secara nyata
menyentuh orang lain tanpa ijin.Perawatan yang kita berikan selalu atas ijin pasien
atau informed consent. Ini berarti pasien harus mengetahui dan menyetujui apa
yang kita rencanakan dan kita lakukan.
f) Pelanggaran privasi
Pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan urusan pribadinya.
Pelanggaran terhadap kerahasiaan adalah pelanggaran privasi dan itu adalah
tindakan yang melawan hukum.
g) Penganiayaan
Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda terikat
secara hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar etik meminta perawat
untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan pasien. Setiap orang dapat
dianiaya, tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang paling rentan. Biasanya,
pemberi layanan atau keluargalah yang bertanggung jawab terhadap
penganiayaan ini. Mungkin sulit dimengerti mengapa seseorang menganiaya
ornag lain yang lemah atau rapuh, tetapi hal ini terjadi. Beberapa orang merasa
puas bisa mengendalikan orang lain. Tetapi hampir semua penganiayaan berawal
dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai seorang perawat perlu menjaga
keamanan dan keselamatan pasiennya.

D. Landasan Aspek Legal Keperawatan


Landasan aspek legal keperawatan adalah undang-undang keperawatan
Aspek legal Keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang
memberikan kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktik profesi
perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja di dalam suatu institusi dan Surat
Ijin Praktik Perawat (SIPP) bila bekerja secara perorangan atau berkelompok.

6
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan.
Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan. Seperti juga
kemampuan yang didapat secara berjenjang, kewenangan yang diberikan juga
berjenjang.
Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan khusus perawat dalam
bidang tertentu yang memiliki tingkat minimal yang harus dilampaui. Dalam profesi
kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang diatur oleh Departemen
Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran.
Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran atau
kesehatan tertentu diserahkan kepada profesi masing- masing.

E. Aplikasi Aspek Legal Dalam Keperawatan


Hukum mengatur perilaku hubungan antar manusia sebagai subjek hukum
yang melahirkan hak dan kewajiban. Dalam kehidupan manusia, baik secara
perorangan maupun berkelompok, hukum mengatur perilaku hubungan baik antara
manusia yang satu dengan yang lain, antar kelompok manusia, maupun antara
manusia dengan kelompok manusia. Hukum dalam interaksi manusia merupakan
suatu keniscayaan (Praptianingsih, S., 2006).
Berhubungan dengan pasal 1 ayat 6 UU no 36/2009 tentang kesehatan
berbunyi : “Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan
untuk melakukan upaya kesehatan.”
Begitupun dalam pasal 63 ayat 4 UU no 36/2009 berbunyi “Pelaksanaan
pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu”. Yang mana berdasarkan pasal ini keperawatan merupakan
salah satu profesi/tenaga. kesehatan yang bertugas untuk memberikan pelayanan

7
kepada pasien yang membutuhkan Pelayanan keperawatan di rumah sakit meliputi :
proses pemberian asuhan keperawatan, penelitian dan pendidikan berkelanjutan.
Dalam hal ini proses pemberian asuhan keperawatan sebagai inti dari kegiatan yang
dilakukan dan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian-penelitian yang menunjang
terhadap asuhan keperawatan, juga peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta
sikap yang diperoleh melalui pendidikan dimana hal ini semua bertujuan untuk
keamanaan pemberian asuhan bagi pemberi pelayanan dan juga pasien selaku
penerima asuhan.
Berdasarkan undang-undang kesehatan yang diturunkan dalam Kepmenkes
1239 dan Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010, terdapat beberapa hal yang
berhubungan dengan kegiatan keperawatan. Adapun kegiatan yang secara langsung
dapat berhubungan dengan aspek legalisasi keperawatan :
1) Proses Keperawatan
2) Tindakan keperawatan
3) Informed Consent
Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien
perlu ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta kewenangan perawat agar
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya serta memberikan suatu kepastian
hukum, perlindungan tenaga perawat. Hak dan kewajiban perawat ditentukan dalam
Kepmenkes 1239/2001 dan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor
Y.M.00.03.2.6.956

8
F. Contoh Kasus Terkait Dengan Etik Dan Legal Beserta Penyelesaiannya

 Kasus
Seorang perawat salah menulis diagnosa medis yang seharusnya
abnormal urteri bleeding (AUB) menjadi abortion (AB), pasien dan
keluarga tersinggung karna ternyata pasien masih Nona. Bagaimana
tanggapan anda terkait kondisi tersebut ditinjau dari legal etik.

 Penyelesaian

Menurut kelompok kami dari kasus tersebut tentang teori legal etik,
bahwa legal etik adalah adalah: aspek aturan keperawatan dalam
memberkan asuhan keperawatan sesuai ingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbaga tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang- undang keperawatan. Dilihat
dari kasus tersebut bahwa perawat menyalahi aturan atau lalai, yang
pertama dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat lupa untuk
melakukan informed consent dulu kepada pasien tindakan keperawatan
apa yang akan diakukan kepada pasien tersebut, sedangkan dari etka
keperawatan perawat bukan hanya memahami definisi, tetapi juga
memahami masalah-masalah yang ada dipelayanan kesehatan saat ini,
sehingga diharapkan mampu memahami masalah yang menjadi kenyataan.
Perawat harus mempunyai kemampuan yang bak untuk pasien dan dirinya
di dalam menghadapi masalah yang menyangkut etika. Perawat harus
berfikir secara rasional untuk melakukan pengkajan sampai mendapatkan
hasil yang tepat dan benar. Didalam menentukan diagnosa, perawat juga
tidak hanya melihat dari hasil pengkajian / anamnesa saja, tetapi
penentuan diangnosa harus melihat hasi pemeriksaan penunjang atau
laborat, supaya kesalahan diagnosa tersebut tidak terjadi pada pasien
tersebut.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Aspek Legal Etik Keperawatan adalah Aspek aturan Keperawatan dalam


memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya
pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang diatur dalam
undang-undang keperawatan.
Praktik keperawatan yang aman memerlukan pemahaman tentang batasan
legal yang ada dalam praktik perawat. Sama dengan semua aspek keperawatan,
pemahaman tentang implikasi hukum dapat mendukung pemikiran kristis perawat.
Perawat perlu memahami hukum untuk melindungi hak kliennya dan dirinya sendiri
dari masalah. Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai
dasar pemahaman terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara
pelayanan keperawatan yang profesional.

B. Saran
     Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini
dapat lebih sempurna dan menjadi pedoman untuk kita semua.

10
DAFTAR PUSTAKA

Halim, U. (2013, Desember Selasa). Aspek Legal Keperawatan Pada Asuhan Profesi
Keperawatan. Retrieved Juli Jumat, 2014, From google:
http://wwww.jaringankomputer.org/aspek-legal-asuhan-keperawatahn-pada-asuhan-
profesikeperawatan/

Anda mungkin juga menyukai