Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar
Keperawatan
oleh:
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat-Nya, akhirnya
dapat menyelesaikan makalah mengenai “PRINSIP – PRINSIP LEGAL DALAM
PRAKTIK KEPERAWATAN” yang dipengampu oleh : Rissa,SST,M.H.Kes
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 2
A. Kesimpulan............................................................................ 10
B. Saran...................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesadaran masyarakat terhadap hak-hak mereka dalam pelayanan kesehatan
dan tindakan yang manusiawi semakin meningkat, sehingga diharapkan adanya
pemberi pelayanan kesehatan dapat memberi pelayanan yang aman, efektif dan
ramah terhadap mereka. Jika harapan ini tidak terpenuhi, maka masyarakat akan
menempuh jalur hukum untuk membelahak-haknya.
Terjadinya pergeseran paradigma dalam pemberian pelayanan kesehatan dari
model medikal yang menitikberatkan pelayanan pada diagnosis penyakit dan
pengobatan ke paradgima sehat yang lebih holistic yang melihat penyakit dan
gejala sebagai informasi dan bukan sebagai focus pelayanan (Cohen, 1996),
maka perawat berada pada posisi kunci dalam reformasi kesehatan ini. Hal ini
ditopang oleh kenyataan bahwa 40%-75% pelayanan di rumah sakit merupakan
pelayanan keperawatan (Gillies, 1994), Swansburg dan Swansburg, 1999) dan
hampir semua pelayanan promosi kesehatan dan pencegahan penyakit baik di
rumah sakit maupun di tatanan pelayanan kesehatan lain dilakukan oleh
perawat.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
a) Mampu menjelaskan Konsep dan Prinsip Legal Etik.
b) Mampu menjelaskan Landasan Legal Dalam Keperawatan.
c) Mampu menjelaskan Aplikasi dan Contoh Kasus dalam Legal Keperawatan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Perawat tidak perlu takut hukum, tetapi lebih melihat hukum sebagai dasar
pemahaman terhadap apa yang masyarakat harapkan dari penyelenggara pelayanan
keperawatan yang profesional.
c. Justice ( Keadilan )
Prinsip keadilan dibutuhkan untuk tercapai yang sama dan adil terhadap orang
lain yang menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai
inidirefleksikan dalam prkatek profesional ketika perawat bekerja untuk terapiyang
benar sesuai hukum, standar praktek dan keyakinan yang benar untuk memperoleh
3
kualitas pelayanan kesehatan. d. Nonmal eficience ( Tidak Merugikan ) Prinsip ini
berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.
e. Veracity ( Kejujuran )
Prinsip ini berarti penuh dengan kebenaran. Nilai diperlukan oleh pemberi
pelayanan kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk
meyakinkan bahwa klien sangat mengerti. Prinsip ini berhubungan dengan
kemampuan seseorang untuk mengatakan kebenaran.
h. Accountability ( Akuntabilitas )
Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang
professional dapat dinilai dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
i. Informed Consent
“Informed Consent” terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti telah
mendapat penjelasan atau keterangan (informasi), dan “consent” yang berarti
persetujuan atau memberi izin. Jadi “informed consent” mengandung pengertian
suatu persetujuan yang diberikan setelah mendapat informasi. Dengan demikian
“informed consent” dapat didefinisikan sebagai persetujuan yang diberikan oleh
4
pasien dan atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medis yang
akan dilakukan terhadap dirinya serta resiko yang berkaitan dengannya.
5
Penyerangan artinya dengan sengaja berusahan untuk menyentuh tubuh orang
lain atau bahkan mengancam untuk melakukannya. Pemukulan berarti secara nyata
menyentuh orang lain tanpa ijin.Perawatan yang kita berikan selalu atas ijin pasien
atau informed consent. Ini berarti pasien harus mengetahui dan menyetujui apa
yang kita rencanakan dan kita lakukan.
f) Pelanggaran privasi
Pasien mempunyai hak atas kerahasiaan dirinya dan urusan pribadinya.
Pelanggaran terhadap kerahasiaan adalah pelanggaran privasi dan itu adalah
tindakan yang melawan hukum.
g) Penganiayaan
Menganiaya pasien melanggar prinsip-prinsip etik dan membuat anda terikat
secara hukum untuk menanggung tuntutan hukum. Standar etik meminta perawat
untuk tidak melakukan sesuatu yang membahayakan pasien. Setiap orang dapat
dianiaya, tetapi hanya orang tua dan anak-anaklah yang paling rentan. Biasanya,
pemberi layanan atau keluargalah yang bertanggung jawab terhadap
penganiayaan ini. Mungkin sulit dimengerti mengapa seseorang menganiaya
ornag lain yang lemah atau rapuh, tetapi hal ini terjadi. Beberapa orang merasa
puas bisa mengendalikan orang lain. Tetapi hampir semua penganiayaan berawal
dari perasaan frustasi dan kelelahan dan sebagai seorang perawat perlu menjaga
keamanan dan keselamatan pasiennya.
6
Kewenangan itu, hanya diberikan kepada mereka yang memiliki kemampuan.
Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan. Seperti juga
kemampuan yang didapat secara berjenjang, kewenangan yang diberikan juga
berjenjang.
Kompetensi dalam keperawatan berarti kemampuan khusus perawat dalam
bidang tertentu yang memiliki tingkat minimal yang harus dilampaui. Dalam profesi
kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang diatur oleh Departemen
Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang kesehatan dan kedokteran.
Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam arti tindakan kedokteran atau
kesehatan tertentu diserahkan kepada profesi masing- masing.
7
kepada pasien yang membutuhkan Pelayanan keperawatan di rumah sakit meliputi :
proses pemberian asuhan keperawatan, penelitian dan pendidikan berkelanjutan.
Dalam hal ini proses pemberian asuhan keperawatan sebagai inti dari kegiatan yang
dilakukan dan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian-penelitian yang menunjang
terhadap asuhan keperawatan, juga peningkatan pengetahuan dan keterampilan serta
sikap yang diperoleh melalui pendidikan dimana hal ini semua bertujuan untuk
keamanaan pemberian asuhan bagi pemberi pelayanan dan juga pasien selaku
penerima asuhan.
Berdasarkan undang-undang kesehatan yang diturunkan dalam Kepmenkes
1239 dan Permenkes No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010, terdapat beberapa hal yang
berhubungan dengan kegiatan keperawatan. Adapun kegiatan yang secara langsung
dapat berhubungan dengan aspek legalisasi keperawatan :
1) Proses Keperawatan
2) Tindakan keperawatan
3) Informed Consent
Untuk melindungi tenaga perawat akan adanya tuntutan dari klien/pasien
perlu ditetapkan dengan jelas apa hak, kewajiban serta kewenangan perawat agar
tidak terjadi kesalahan dalam melakukan tugasnya serta memberikan suatu kepastian
hukum, perlindungan tenaga perawat. Hak dan kewajiban perawat ditentukan dalam
Kepmenkes 1239/2001 dan Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Medik Nomor
Y.M.00.03.2.6.956
8
F. Contoh Kasus Terkait Dengan Etik Dan Legal Beserta Penyelesaiannya
Kasus
Seorang perawat salah menulis diagnosa medis yang seharusnya
abnormal urteri bleeding (AUB) menjadi abortion (AB), pasien dan
keluarga tersinggung karna ternyata pasien masih Nona. Bagaimana
tanggapan anda terkait kondisi tersebut ditinjau dari legal etik.
Penyelesaian
Menurut kelompok kami dari kasus tersebut tentang teori legal etik,
bahwa legal etik adalah adalah: aspek aturan keperawatan dalam
memberkan asuhan keperawatan sesuai ingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbaga tatanan pelayanan, termasuk hak dan
kewajibannya yang diatur dalam undang- undang keperawatan. Dilihat
dari kasus tersebut bahwa perawat menyalahi aturan atau lalai, yang
pertama dalam melakukan tindakan keperawatan, perawat lupa untuk
melakukan informed consent dulu kepada pasien tindakan keperawatan
apa yang akan diakukan kepada pasien tersebut, sedangkan dari etka
keperawatan perawat bukan hanya memahami definisi, tetapi juga
memahami masalah-masalah yang ada dipelayanan kesehatan saat ini,
sehingga diharapkan mampu memahami masalah yang menjadi kenyataan.
Perawat harus mempunyai kemampuan yang bak untuk pasien dan dirinya
di dalam menghadapi masalah yang menyangkut etika. Perawat harus
berfikir secara rasional untuk melakukan pengkajan sampai mendapatkan
hasil yang tepat dan benar. Didalam menentukan diagnosa, perawat juga
tidak hanya melihat dari hasil pengkajian / anamnesa saja, tetapi
penentuan diangnosa harus melihat hasi pemeriksaan penunjang atau
laborat, supaya kesalahan diagnosa tersebut tidak terjadi pada pasien
tersebut.
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak
sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah ini, agar makalah ini
dapat lebih sempurna dan menjadi pedoman untuk kita semua.
10
DAFTAR PUSTAKA
Halim, U. (2013, Desember Selasa). Aspek Legal Keperawatan Pada Asuhan Profesi
Keperawatan. Retrieved Juli Jumat, 2014, From google:
http://wwww.jaringankomputer.org/aspek-legal-asuhan-keperawatahn-pada-asuhan-
profesikeperawatan/