Di Susun Oleh:
1. Euodia Triana M (16.1228)
2. Feby Ayu Nur’aeni (16.1229)
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat, kasih karunia dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Kebutaan’’.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
JUDUL ..................................................................................................... i
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi .......................................................................................... 3
B. Anatomi dan fisiologi .................................................................... 3
C. Etiologi .......................................................................................... 6
D. Manifestasi Klinis .......................................................................... 6
E. Klasifikasi...................................................................................... 7
F. Patofisiologi .................................................................................. 8
G. Patways ......................................................................................... 10
H. Penatalaksanaan ............................................................................ 11
I. Pemeriksaan penunjang ................................................................. 12
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 18
B. Saran .............................................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Terdapat 45 juta yang mengalami buta diseluruh dunia dan 135 juta
dengan low vision. Setiap tahun tidak kurang dari 7juta orang yang
mengalami kebutaan, setiap 5 menit sekali ada satu penduduk bumi menjadi
buta dan 12 menit sekali terdapat satu anak mengalami kebutaan. Sekitar 90%
penderita kebutaan gangguan penglihatan ini hidup dinegara-negara miskin
dan terbelakang.
(WHO,2009)
(Ali,2007)
(Tsan,2010).
4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebutaan?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi pada mata?
3. Bagaimana etiologi pada kebutaan?
4. Bagaimana patofisiologi pada kebutaan?
5. Bagaimanatanda dan gejala pada kebutaan?
6. Bagaimana patways pada kebutaan?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada kebutaan?
8. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada kebutaan?
9. Bagaimana asuhan keperawatan untuk klien kebutaan?
C. Tujuan
1. TujuanUmum
Mahasiswa mampu memahami konsepkebutaan dan
mengaplikasikan asuhan keperawatan pada gangguan kebutaan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan apa yang dimaksut dengan kebutaan
b. Mahasiswa mampu menjelaskan anatomi dan fisiologi pada kebutaan?
c. Mahasiswa mampu menjelaskan etiologi pada kebutaan?
d. Mahasiswa mampu menjelaskan patofisiologi pada kebutaan?
e. Mahasiswa mampu menjelaskan tanda dan gejala pada kebutaan?
f. Mahasiswa mampu menjelaskan patways pada kebutaan?
g. Mahasiswa mampu menjelaskan penatalaksanaan pada kebutaan?
h. Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang pada
kebutaan?
i. Mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan untuk klien
kebutaan?
5
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Definisi
Kebutaan dalah Seseorang yang terhambat mobilitas gerak yang
disebabkan oleh hilang/berkurangnya fungsi penglihatan sebagai akibat dari
kelahiran, kecelakaan maupun penyakit.
(Marjuki, 2009)
(Depkes RI,2010)
6
1. Mata eksternal
a. Kelopak mata
Adalah lipatan-lipatan kulit denga pelekatan otot yang
memungkinkannya untuk bergerak. Kelopak mata melindungi bola
mata yang berkedip secara reflektif dan menggerakan cairan yang
melumasi diatas permukaan mata.
b. Fisura palpebra
Adalah lubang diantara kelopak mata bagian atas dan bagian
bawah. Bulu mata pada tepi kelopak mencegah objek dari udara masuk
kemata. Intropion dimana kelopak mata terlipat kedalam sehingga bulu
mata menggesek mata menyebabkan abrasi kornea. Ektropion dimana
kelopak mata terbalik keluar, mencegah penutupan, dan menyebabkan
kemerahan dan kongesti bola mata.
c. Alis mata
Terletak secara transpersal diatas kedua mata sepanjang puncak
orbital superior tulang tengkorak. Rambut pendek dan tebal ini
mencegah keringat masuk kemata. sesuai proses penuaan alis berubah
kelabu.
d. Konjugtiva
Suatu yang tipis, transparan dan mensekresi mucus, terbagi dalah
dua bagian : konjungtiva palpebra yang membatasi permukaan interior
dari masing-masing kelopak mata dan tampak merah muda berkilauan
hingga merah dan konjungtiva bulbaris yang membatasi permukaan
anterior bola mata sampai tembus dan tampak jelas. Sesuai dengan
proses penuaan, konjungtivca menipis dan bewarna kakuningan.
e. Apratus Lakrimalis
Terdiri dari kelenjar lakrimalis, duktus dan pungta lakrmalis.
Kelnjar lakrimalis terletak pada bagian superolateral pada orbit dan
dipersarafi oleh saraf kranialis VII ( fasialis ). Kelenjar ini yang
melembabkan konjungtiva dan kornea.
7
2. Mata internal
a. Sklera
Sclera atau bagian putih mata tersusun atas jaringan-jaringa elastis
dan kolagen yang memberi bentuk dan melindungi struktur-struktur
bagian dalam dari bola mata. Beberapa lansia dapat terjadi bintik-bintik
coklat pada sklera.
b. Lensa
Lensa memisahkan bola mata dalam dua rongga ; ruang anterior
dan posterior. Ruang anterior terlatak didepan iris dan dibelakang
kornea. Ruang posterior diantara iris dan lensa. Glokoma suatu penyakit
mata yang sering kali berhubungan dengan proses penuaan.
c. Iris
Iris adalah piringan bulat dan berpigmen dikelilingi oleh serat otot
polos. Kontraksi serat otot ini mengatur diameter pupil, lubang ditengah
iris. Sesuai dengan proses penuaan pulpil menurun dalam ukuran dan
kemampuannya untuk kontraksi pada respon dan cahaya akomodasi.
d. Retina
Retina adalah lapisan mata paling dalam dimana bayangan
diproyeksikan. Struktur retina tampak dengan optalmokopis meliputi
piringan optic atau saraf utama pada saraf optic. Saraf optic :
pembuluh-pembuluh darah retina yang timbulm dari piringan optic :
macula, dimana penglihatan pusat dan persepsi warna dikonsentrasikan
dan latara belakang retina jingga kemerahan itu sendiri.
3. Otot-otot ekstraokuler
Gerakan-gerakan bola mata dikontrol oleh enam otot ektrinsik :
otot rektusuporior, inferior, radial, dan median dan otot-otot obliqsuperior
dan inferior. Mata bergerak dalam arah yang sama karena otot pada satu
mata bekerja dengan otot yang berhubungan dengan mata yang lainnya.
Otot mata dipersarafi oleh tiga saraf cranial, saraf inferior dan otot oblique
8
superior dan inferior. Saraf troklear( SK IV) mempersarafi otot oblique
superior dan otot abdusen (SK VI) mempersarafi otot rektus lateral.
C. Etiologi
Penyebab cacat mata atau kebutaan adalah sebagai berikut :
1. Katarak
Adalah opasitaslensa kristalina yang normalnya jernih. Biasnya terjadi
akibat proses penuaan tetapi dapat timbul pada saat proses kelahiran
(katarak konginetal).
2. Glukoma
Adalah berkurangnya lapang pandang akibat kerusakan saraf optikus.
3. Unveitis
Adalah inflamasi salah satu struktur traktus uvea karena uvea
mengandung banyak pembuluh darah yang memberi nutrisi mata dan
membatasi bagian mata yang lain, maka inflamasi lapisan ini dapat
mengancam penglihatan.
4. Kemerosotan macula
Adalah keadaan yang mengakibatkan kehilangan penglihatan sentral
progresif yang mengakibatkan kebutaan.
5. Trakoma
Adalah penyakit infeksi yang mengenai lebih dari 500 juta manusia
diseluruh dunia.
6. Strabismus (juling)
Istilah strabismus digunakan untuk menunjukkan suatu kondisi
dimana image obyek yang dilihat tidak diterima secara baik oleh mata
kanan dan mata kiri. Dengan kata lain kedua mata tidak bekerja secara
bersama-sama karena tidak ada koordinasi yang baik antara otot-otot mata.
Akibatnya dalam retina terdapat dua image terhadap satu obyek yang
sedang dilihat. Kondisi ini disebut diplopia. Untuk menolong penderita
strabismus dapat dilakukan operasi pada otot mata.
9
7. Nystagmus
Nystagmus adalah suatu kondisi dimana mata bergerak secara cepat
dan tidak teratur. Nystagmus dapat terjadi pada seseorang karena
kelelahan atau stress dan juga dapat terjadi karena adanya kerusakan pada
otak atau gangguan medis lain yang kronis. Penderita nystagmus tidak
dapat melihat suatu obyek dengan baik karena matanya sselalu bergerak
dan tidak dapat memfokuskan obyek yang sedang dilihat.
8. Retinopati diabetic
Adalah komplikasi diabetes yang sering disebabkan oleh kerusakan
atau penyumbatan pembuluh darah yang memberi nutrisi retina sebagai
akibat kontrol glukosa darah yang tidak adekuat.
D. Manifestasi Klinis
E. Klasifikasi
1. Kebutaan warna
10
diwarisi dan mempengaruhi sekitar 8% dari laki-laki dan dibawah 1% dari
perempuan.
2. Kebutaan Malam
3. Kebutaan Total
Adalah seseorang yang tidak memiliki kemampuan untuk
mengetahui/ membedakan adanya sinar kuat yang ada langsung di
depan matanya.
F. Patofisiologi
11
Teori lain mengatakan bahwa suatu enzim mempunyai peran dalam
melindungi lensa dari degenerasi.
12
G. Patways
13
H. Pemeriksaan Penunjang
1. Kartu mata snellen/mesin telebinokuler : mungkin terganggu dengan
kerusakan kornea, lensa, kueus/ vitreus humor, kesalahan refraksi,
penyakitsistem syaraf, penglihatan keretina.
2. Lapang penglihatan: penurunan mungkin karena masa tumor,karotis,
glikoma.
3. Pengukuran tonografi: TIO (12-25 mmHg).
4. Pengukuran gonioscopy : membedakan sudut terbuka dari sudut
tertutup glukoma.
5. Test provokatif : menentukan adanya/tipe glukoma.
6. Oftalmoscopy: mengkaji struktur internal okuler, otrofi, papiledema,
perdarahan.
7. Darah lengkap. LE : menunjukkan anemi sistemik atauinfeksi.
8. EKG, kolesterol, serum, lipit.
9. Test toleransi glukosa: kontrol DM.
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Keperawatan
a. Orientasi danmobilitas dalam membantu pasien yang mengalami
gangguan penglihatan
b. Meningkatkan keamanan, kenyamanan dan mengurangi ansietas dalam
lingkungan pasien yang tidak mampu meihat.
c. Mendukung dan memberi motivasi pada pasien.
d. Pemberian asuhan keperawatan.
2. Penatalaksanaan Medis
a. Diberikan alat bantu
1. Buku berbicara.
2. Braille.
3. Jam tangan dan jam dinding yang angkanya dapat diraba.
4. Permainan di atas meja yang dimodifikasi dengan rabaan.
14
5. Tongkat.
b. Pembedahan
1. Trasplantasi kornea adalah operasi yang dilakukan dengan cara
mengangkat kornea penderita yang keruh dan menggantinya dengan
kornea donor yang masih jernih.
2. Operasi vitreoretinal adalah operasi mata untuk mengatasi kelainan
retina (selaput syaraf mata) atau vitreus.
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Fokus Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat : Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan
dengan gangguan penglihatan.
2. Makanan / Cairan : Mual, muntah
3. Neurosensori : Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang
menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer,
kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap
(katarak). Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi
sekitar sinar, kehilangan penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
16
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan sensori perseptual berhubungan dengan kesulitan melihat
akibat pencahayaan menurun.
2. Gangguan body image berhubungan dengan cacat penglihatan secara
keseluruhan.
3. Resiko cidera berhubungan dengan sensitivitas mata .
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
C. Intervensi Keperawatan
NO DIAGNOSA
TUJUAN (NOC) INTERVENSI (NIC)
DX KEPERAWATAN
1 Gangguan NOC : NIC
sensori Vision compensation Pencapaian Komunikasi: Defisit Penglihatan
perceptual behavior 1. Kaji reaksi pasien terhadap penurunan penglihatan
berhubungan K Kriteria hasil: 2. Ajak pasien ntuk menentukan tujuan dan belajar melihat
dengan kesulitan a. Memakai kaca dengan cara yang lain
melihat akibat mata atau lensa 3. Deskripsikan lingkungan disekitar pasien
pencahayaan dengan benar 4. Jangan memindahkan sesuatu di ruangan pasien tanpa
menurun. b. Memakai huruf memberi informasi pada pasien
braile 5. Bacakan surat atau koran atau info lainnya
c. Memakai 6. Sediakan huruf braile
penyinaran/ cahaya 7. Informasikan letak benda-benda yang sering diperlukan
yang sesuai pasien
Manajemen Lingkungan
1. Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
2. Pindahkan benda-benda berbahaya dari lingkungan pasien
3. Pasang side rail
4. Sediakan tempat tidur yang rendah
5. Tempatkan benda +benda pada tempat yang dapat dijangkau
pasien
17
2 Gangguan body NOC: NIC :
image a. Body image Body image enhancement
berhubungan b. Self esteem 1. Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap
dengan cacat kriteria hasil: tubuhnya
penglihatan a. Body image 2. Monitor frekuensi mengkritik dirinya
secara positif 3. Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan
keseluruhan b. Mampu prognosis penyakit
mengidentifikasi 4. Dorong klien mengungkapkan perasaannya
kekuatan 5. Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
personal 6. Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
c. Mendiskripsikan
secara faktual
perubahan fungsi
tubuh
d. Mempertahankan
interaksi sosial
18
dijelaskan secara 10. Diskusikan pilihan terapi atau penanganan
benar 11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan
c. Pasien dan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan
keluarga mampu 12. Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan
menjelaskan cara yang tepat
kembali apa yang 13. Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal,
dijelaskan dengan cara yang tepat
perawat/tim 14. Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk
kesehatan lainnya melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara
yang tepat
19
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kebutaan adalah salah satu jenis penyakit yang menyerang mata dan
menyebabkan seseorang tidak dapat melihat. Anatomi dan fisiologi mata di
bagi menjadi dua yaitu ekternal terdiri dari kelopak mata,palbebra,alis
mata,konjungtiva,apratus lakrimalis, sedangkan bagian internal terdiri dari
sclera,lensa,iris retina dan otot ekstraokuler.
Penyebab cacat mata bisa karena katarak, glukoma,trakoma,juling dan
lain-lain tanda dan gejala padakebutaan adalah kehilangan penglihatan,mata
berair, kesulitan melihat pada malam hari dan sensitive terhadap cahaya.
Penatalksanaan untuk kasus kebutaan di bagi menjadi dua yaitu
penatalksanaan keperawatan dan penatalaksanaan medis,pemeriksaan
penunjang untuk kbutaan salah satunya adalah bisa dengan cara
menggunakan kartu snallen dan test toleransi glukoma.
B. Saran
Diharapkan bagi masyarakat untuk selalu menjaga dan memelihara
kesehatan mata dengan cara menjaga lingkungan tetap bersih agar mata dapat
terhindar dari debu atau benda-benda yang dapat membahayakan kesehatan
mata atau membahayakan mata, hindari obat-obat atau cairan kimia yang
dapat membahayakan mata, dapat juga konsultasikan kepada dokter atau
perawat bagaimana cara memelihara mata agar tetap terjaga dan sehat.
20
DAFTAR PUSTAKA
21