Disusun oleh :
Kelompok 2
Zulfadli (22090270074)
KEPERAWATAN TRANSFER
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Katarak” dengan baik.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai informasi di internet maupun di buku sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah. Terselesainya makalah ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Karena itu, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Kedua orang tua kami yang tidak pernah putus mendoakan, memberikan
semangat, motivasi hingga tercapainya semua ini.
2. Kepada teman-teman kelas 3B atas kesetiaan, pengertian dan kekompakan
dalam penyusunan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di masa mendatang. Saya
berharap semoga hasil makalah ke depannya bisa mempunyai banyak manfaat
untuk memperdalam pengetahuan mengenai komunikasi keperawatan, dan serta
manfaat, maupun inpirasi terhadap para pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG....................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................
C. TUJUAN PENULISAN.................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mata merupakan satu alat indra yang berperan dalam proses melihat. Mata
sebagai media penerima rangsang berupa berkas-berkas cahaya yang akan
diterima retina dan selanjutnya diteruskan ke pusat penglihatan pada otak dan
direpresentasikan menjadi sebuah gambar visual. Bagian mata yang berfungsi
untuk memfokuskan bayangan benda atau rangsangan cahaya ke retina adalah
lensa. Salah satu bentuk kelainan yang dapat timbul pada lensa mata adalah
katarak. Katarak merupakan suatu kelainan berupa kekeruhan pada lensa
yang dapat menimbulkan gangguan penglihatan, dari penglihatan kabur
sampai kebutaan. Gangguan penglihatan ini disebabkan karena terganggunya
proses refraksi mata. Bayangan tidak dapat melewati media refraksi secara
normal karena terhalang oleh lensa yang keruh (Aprilia, 2020).
Penyakit katarak jika tidak segera ditangani atau dilakukan tindakan, maka
akan timbul hal-hal yang merugikan penderita itu sendiri. Salah satu masalah
yang paling utama muncul pada pasien pre dan post operasi katarak adalah
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah definisi katarak ?
2. Apa saja klasifikasi katarak ?
3. apa etiologi katarak ?
4. Bagaimana manifestasi klinis katarak ?
5. Bagaimana patofisiologi katarak ?
6. Apa pemeriksaan penunjang katarak ?
7. Bagaimana penatalaksanaan katarak ?
8. Bagaimana konsep asuhan keperawatan katarak ?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Agar mahasiswa mengetahui dan mampu memberikan asuhan
keperawatan pada pasien dengan katarak.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui definisi katarak
3
A. ANATOMI FISIOLOGI
Berdasarkan ilmu anatomi, mata manusia terbagi menjadi dua bagian yaitu
bagian dalam dan bagian luar. Berikut ini struktur dari bagian mata beserta
fungsinya masing-masing bagian :
1. Bagian dalam
e. Iris, Iris juga mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dan
dikendalikan oleh syaraf.
4
5
2. Bagian luar
B. DEFINISI
C. KLASIFIKASI
1. Katarak komplikata
2. Katarak traumatik
3. Katarak toksika
D. ETIOLOGI
1. Trauma mata
2. Umur
8
3. Genetic
4. Diabetes mellitus
5. Hipertensi
6. Merokok
7. Alkohol
8. Radiasi ultrafiolet
E. MANIFESTASI KLINIS
9
3. Silau
5. Penglihatan ganda atau banyak gambar dalam satu mata (gejala ini dapat
terjadi ketika katarak semakin membesar).
F. PATOFISIOLOGI
Lensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan,
berbentuk seperti kancing baju, mempunyai kekuatan refraksi yang besar.
Lensa mengandung tiga komponen anatomis, pada zona sentral terdapat
nucleus, diperifer ada korteks, dan yang mengelilingi keduanya adalah kapsul
anterior danposterior, dengan bertambahnya usia, nekleus mengalami
perubahan warna menjadi coklat kekuningan. Disekitar opasitaster terdapat
densitas seperti duri dianterior dan posterior nucleus. Opasitas pada kapsul
posterior merupakan bentuk katarak yang paling bermakna nampak seperti
kristal salju pada jendela. Perubahan fisik dan kimia dalam lensa
menyebabkan hilangnya transparansi. Perubahan pada serabut halus multiple
(zunula) yang memanjang dari badansilier di sekitar daerah di luar lensa dapat
menyebabkan penglihatan mengalami distorsi. Perubahan kimia dalam
protein lensa dapat menyebabkan koagulasi, sehingga mengabutkan
pandangan dengan menghambat jalannya cahaya ke retina. Salah satu teori
menyebutkan terputusnya protein lensa normal terjadi disertai influis air ke
dalam lensa. Proses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan
mengganggu transmisi sinar (Tamsuri, 2012).
10
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
H. PENATALAKSANAAN
2. Penatalaksanaan bedah
1. Pengkajian
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama
c. Pemeriksaan fisik
2) Mata
3) Telinga
4) Hidung
5) Mulut
6) Leher
7) Paru – paru
8) Jantung
9) Abdomen
10) Ekstremitas
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
Terapeutik
a. Berikan Teknik
nonfarmakologis
untuk
mengurangi nyeri
(mis: TENS,
hypnosis,
akupresur, terapi
music,
biofeedback,
16
terapi pijat,
aromaterapi,
Teknik imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)
b. Kontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis: suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
a. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
d. Anjurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat
e. Ajarkan Teknik
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi
17
pemberian
analgetik, jika
perlu
(I.08238)
2 Gangguan persepsi sensori Setelah dilakukan Observasi
berhubungan dengan Tindakan a. Periksa status
gangguan penglihatan (D. keperawatan selama mental, status
0085) 3 x 24 jam sensori, dan
diharapkan persepsi tingkat
sensori membaik kenyamanan
dengan kriteria hasil (mis: nyeri,
: kelelahan)
a. Verbalisasi
Terapeutik
melihan
a. Diskusikan
bayangan
tingkat toleransi
meningkat
terhadap beban
Edukasi
a. Ajarkan cara
meminimalisasi
stimulus (mis:
mengatur
pencahayaan
ruangan,
mengurangi
kebisingan,
membatasi
18
kunjungan)
(I.08241)
3 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan krisis situasional, Tindakan
a. Monitor tanda –
kekhawatiran mengalami keperawatan selama
tanda ansietas
kegagalan dan kurang 2 x 24 jam
terpapar informasi diharapkan tingkat Terapeutik
(D.0080). ansietas menurun a. Temani pasien
dengan kriteria hasil untuk mengurangi
: kecemasan
a. Verbalisasi b. Diskusikan
khawatir akibat perencanaan
kondisi yang realistis tentang
dihadapi peristiwa yang
menurun akan datang
(I.9314)
19
Edukasi
a. Anjurkan
memanggil
perawat jika
membutuhkan
bantuan untuk
berpindah
b. Anjurkan
menggunakan
alas kaki yang
20
tidak licin
(I.14540)
5 Resiko infeksi Setelah dilakukan Observasi
dihubungkan dengan efek Tindakan
a. Monitor tanda
prosedur invasive keperawatan selama
dan gejala
(D.0142). 2 x 24 jam
infeksi lokal dan
diharapkan tingkat
sistemik
infeksi menurun
dengan kriteria hasil Terapeutik
: a. Cuci tangan
sebelum dan
a. Nyeri menurun
sesudah kontak
b. Kadar sel dengan pasien
darah putih dan lingkungan
meningkat pasien
Edukasi
a. Jelaskan tanda
(L.14137)
dan gejala
infeksi
b. Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
c. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
d. Anjurkan
meningkatkan
asupan cairan.
(I.14539)
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KATARAK
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 70 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Berjualan
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Alamat : Jl. Angsa Raya
Diagnosa Medis : Katarak
Tanggal dan jam masuk perawatan : 10 Juni 2023 jam 15:30
2. Status Kesehatan Saat Ini
a. Keluhan Utama
Pasien masuk dengan keluhan utama pandangan kabur, tidak jelas
saat melihat
b. Alasan Masuk Rumah Sakit
Pasien mengatakan terdapat keluhan pada mata sebelah kanannya
setelah dilakukan pencangkokan kornea, setelah kontrol ke dokter
mata ternyata di dapatkan adanya hasil katarak pada Tn. S
c. Faktor Pencetus
Pencangkokan korne yang dilakukan pada bulan Februari lalu
d. Lamanya Keluhan
Pasien mengatakan terdapat keluhan mata sudah lumayan terasa
sejak sebulan setelah pencangkokan kornea mata
e. Timbulnya Keluhan
Timbulnya keluhan secara bertahap
23
terbangun dan sulit untuk tidur lagi karean perasaan cemas dan nyeri
pasca oprasi.
6. Pola Nutrisi
Pasien mengatakan saat sebelum sakit dan sesudah di rumah sakit tidak
ada perubahan dalam makan, tetap habis satu porsi dewasa. Nasi yang
padat, tidak lembek.
7. Pola Kognitif – perseptual sensori
m. Terapi Obat:
9. Analisa data
Data Objektif:
a. Pasien tampak cemas dan gelisah
b. Pasien terlihat tegang
c. TTV:
TD 120/70 mmHg
RR 20 x/mnt
S 36,8C
N 89 x/mnt
Data Subjektif: Nyeri Akut Agen
a. Pasien mengatakan nyeri Pencedera
b. Didapatkan PQRST Fisik
P : Luka oprasi katarak pada mata
sebelah kiri,
Q : Seperti tertusuk-tusuk
R : Mata sebelah kiri
S :5
T : Hilang saat istirahat, timbul saat
sedang beraktivitas (Hilang Timbul)
Data Objektif:
a. Pasien tampak meringis dan gelisah
b. TTV:
TD 130/80 mmHg
RR 20 x/mnt
S 36,5C
N 85 x/mnt
Data Subektif: Resiko Infeksi Efek Prosedur
a. Pasien mengatakan matanya terasa pegal Invasif
dan agak gatal
b. Pasien mengatakan tidak merasakan
pusing
Data Objektif:
a. Pasien tampak selalu ingin mengusap
bagian matanya
b. TTV:
TD 130/80 mmHg
RR 20 x/mnt
S 36,5C
N 85 x/mnt
28
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa Pre Oprasi
a. Gangguan Persepsi Sensori berhubungan dengan gangguan
penglihaatan (D.0085)
b. Ansietas berhubungan dengan kekhawatiran mengalami kegagalan
(D.0080)
2. Diagnosa Post Operasi
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
b. Resiko Infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive
(D.0142)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Intervensi Pre Oprasi
1 Gangguan persepsi sensori Setelah dilakukan Observasi
berhubungan dengan Tindakan a. Periksa status
gangguan penglihatan (D. keperawatan selama mental, status
0085) 3 x 24 jam sensori, dan
diharapkan persepsi tingkat
sensori membaik kenyamanan
dengan kriteria hasil (mis: nyeri,
: kelelahan)
29
a. Pandangan Terapeutik
kabur menurun a. Diskusikan
tingkat toleransi
b. Orientasi
terhadap beban
membaik
sensori (mis:
Edukasi
a. Ajarkan cara
meminimalisasi
stimulus (mis:
mengatur
pencahayaan
ruangan,
mengurangi
kebisingan,
membatasi
kunjungan)
Kolaborasi
a. BerikanTetes
mata molan 1
tetes/2 jam
b. Berikan Tetes
mata pipred 1
tetes/2 jam
c. Berikan Tetes
mata siloxane 1
tetes/2 jam
30
(I.08241)
2 Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Observasi
dengan krisis situasional, Tindakan
a. Monitor tanda –
kekhawatiran mengalami keperawatan selama
tanda ansietas
kegagalan (D.0080). 2 x 24 jam
diharapkan tingkat Terapeutik
ansietas menurun a. Temani pasien
dengan kriteria hasil untuk
: mengurangi
kecemasan
a. Verbalisasi
khawatir akibat b. Diskusikan
kondisi yang perencanaan
dihadapi realistis tentang
menurun peristiwa yang
akan datang
b. Pusing menurun
Edukasi
a. Anjurkan
(L.09093)
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
b. Informasikan
secara factual
mengenai
diagnosis,
pengobatan dan
prognosis
c. Ciptakan
lingkungan
tenang dan
tanpa gangguan
dengan
pencahayaan
dan suhu ruang
nyaman
(I.9314)
31
Terapeutik
a. Berikan Teknik
nonfarmakologis
32
untuk
mengurangi nyeri
(mis: TENS,
hypnosis,
akupresur, terapi
music,
biofeedback,
terapi pijat,
aromaterapi,
Teknik imajinasi
terbimbing,
kompres
hangat/dingin,
terapi bermain)
b. Kontrol
lingkungan yang
memperberat rasa
nyeri (mis: suhu
ruangan,
pencahayaan,
kebisingan)
c. Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi
a. Jelaskan
penyebab,
periode, dan
pemicu nyeri
b. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
c. Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
d. Anjurkan
menggunakan
analgesik secara
tepat
e. Ajarkan Teknik
33
farmakologis
untuk
mengurangi
nyeri
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian PCT
500/8 jam
b. Kolaborasi
pemberian Asam
mefenamat 3x1
gr
(I.08238)
2 Resiko infeksi Setelah dilakukan Observasi
dihubungkan dengan efek Tindakan
a. Monitor tanda
prosedur invasive keperawatan selama
dan gejala
(D.0142). 2 x 24 jam
infeksi lokal
diharapkan tingkat
dan sistemik
infeksi menurun
dengan kriteria hasil Terapeutik
: a. Cuci tangan
sebelum dan
a. Nyeri menurun
sesudah kontak
b. Gatal menurun dengan pasien
dan lingkungan
(L.14137)
pasien
Edukasi
a. Jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
b. Ajarkan cara
mencuci tangan
dengan benar
c. Anjurkan
meningkatkan
asupan nutrisi
d. Anjurkan
34
meningkatkan
asupan cairan.
Kolaborasi
a. Kolaborasi
pemberian
Ceftazidim 2x1
gr
(I.14539)
A. KESIMPULAN
Penyebab katarak belum diketahui dengan pasti, kejadiannya dipengaruhi
oleh berbagai faktor seperti trauma mata, usia, genetik, DM, hiprtensi,
merokok, konsumsi alkohol, dan radiasi ultraviolet. Prevalensi katarak pada
umumnya meningkat sesuai dengan meningkatnya umur seseorang.
Penatalaksanaan katarak yaitu dengan bedah maupun non bedah.
B. SARAN
Disarankan kepada pasien untuk menjaga pola hidup dan melakukan kontrol
rutin pascaoperasi.
36
DAFTAR PUSTAKA
https://doi.org/10.35816/jiskh.v10i1.494
https://doi.org/10.18860/mat.v11i1.7673
Fildzah, N., Sidharta, B., Handaja, D., & Indradi, R. (2021). Analisis Hubungan Aktivitas
37