Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH TENTANG PANCAINDERA

BAGIAN MATA

ANGGOTA:

ANDINI ROSALINA (231341142)


APRIL ALGHIFFARI (231341143)
FONTY ALYA SALSABILLA (231341150)
MUHAMMAD ILHAM HIDAYATULLAH (231341158)
NUR FADILAH (231341163)
NURUL FAUZIAH (231341164)
SUGANDI (231341175)

POLTEKKES KEMENKES PANGKAL PINANG


PRODI GIZI
AGUSTUS 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

PANGKAL PINANG, AGUSTUS 2023

PENULIS

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i

DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii

BAB 1.PENDAHULUAN.........................................................................................................
1

1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................. 1

1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................


1

1.3 TUJUAN..................................................................................................................
1

BAB 2.PEMBAHASAN............................................................................................................
2

A. ANATOMI MATA...................................................................................................
2

TUNIKA FIBROSA (LAPISAN SKLERA-KORNEA).......................................


3
TUNIKA VASKULOSA/ UVEA..........................................................................
4
TUNIKA NEURALIS (RETINA).........................................................................
5
B. FISIOLOGI MATA...................................................................................................
8

C. JENIS-JENIS PENYAKIT MATA DAN GEJALANYA.......................................


11
BAB 3.PENUTUPAN.............................................................................................................
17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................
18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mata adalah suatu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk
melihat. Dengan mata melihat, menusia dapat menikmati keindahan alam dan
berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan baik. Jika mata mengalami gangguan atau
penyakit mata, maka akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi sudah
semestinya mata merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kesehatan sehari-
hari.
Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, pada bidang kedokteran saat ini
juga telah memanfaatkan teknologi untuk membantu peningkatan pelayanan yang lebih
baik kepada masyarakat luas. Pekerjaan yang sangat sibuk dari seorang dokter
mengakibatkan bidang sistem pakar mulai dimanfaatkan untuk membantu seorang pakar
atau ahli dalam mendiagnosa berbagai macam penyakit, seperti jantung, ginjal, stroke,
kanker, gigi, kulit hingga ke mata.
Sistem pakar adalah salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang mengandung
pengetahuan dan pengalaman yang di masukan oleh satu atau banyak pakar ke dalam
suatu area pengetahuan tertentu sehingga setiap orang dapat menggunakanya untuk
memecahkan berbagai masalah yang bersifat spesifik, dalam hal ini adalah permasalahan
diagnosa penyakit mata pada manusia.
Data yang tersimpan dalam database akan menginformasikan suatu keluhan pasien
dengan akurat dan dapat menyimpulkan jenis penyakit mata yang di derita. Sehingga
setiap penderita penyakit mata dapat dengan mudah dan cepat mengetahui jenis penyakit
mata tanpa harus ke dokter terlebih dahulu. Oleh karena itu penulis mengangkat topik
tersebut dengan judul “SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT
MATA DENGAN METODE FORWARD CHAINING”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka perumusan masalah pada
perancangan ini adalah “Bagaimana merancang sistem pakar untuk mendiagnosa jenis
penyakit mata manusia menggunakan bahasa pemrograman PHP dan MySql dengan
menerapkan metode Forward Chaining”.

1.3 TUJUAN
Merancang suatu sistem pakar untuk dapat mendiagnosa penyakit mata pada manusia
menggunakan metode Forward Chaining. Agar setiap penderita penyakit mata dapat
dengan mudah dan cepat mengetahui jenis penyakit mata tanpa harus ke dokter terlebih
dahulu. Sistem nantinya untuk menggantikan ahlinya untuk mengenali jenis penyakit
serta penangganan awal dari penyakit tersebut.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi mata

Mata merupakan organ fotosentoris yaitu organ yang menerima rangsangan cahaya.
Cahaya melintasi kornea, lensa, daan beberapa struktur refraksi di dalam orbita.
Cahaya kemudian di fokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap
cahaya yaitu rentina. Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan
mengubah implus cahaya menjadi implus syaraf. Setelah melintasi suatu rangkaian
lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi penglihatan di teruskan oleh saraf
optik ke otak untuk di proses.
Secara embriologis proses pembentukan mata di mulai pada minggu ke 4 masa
embrio. Proses pembentukan mata berasal dari 3 sumber yaitu:
1. Penonjolan forebrain yang akan membentuk retina dan syaraf optik.
2. Permukaan ektoderm yang akan diinduksi menjadi lensa dan beberapa struktur
pelengkap di bagian depan mata.
3. Jaringan masenkim yang mengumpul membentuk tunika dan struktur-struktur
yang berkaitan dengan orbita.
Dinding tunika disusun oleh 3 tunika (lapisan) yaitu:
1. Tunika fibrosa (lapis sklera-kornea) merupakan lapisan luarbola mata terdiri
atas sklera dan kornea

2
2. Tunika vaskularis (lapisan uvea) merupakan lapisan tengah bola mata terdiri
atas khoroid, badan siliaris dan iris
3. Tunika neuralis (lapisan retina) merupakan lapisan dalam bola mata terdiri
atas retina.

a. TUNIKA FIBROSA (LAPISAN SKLERA-KORNEA)


Tunika fibrosa merupakan sebuah kapsula fibroelastik yang kokoh menyokong
bola mata. Lapis fibrosa ini di bagi menjadi dua bagian yaitu sclera dan kornea.
Sklera merupakan bagian yang putih melingkupi lima-perenam bagian bola mata
dan terletak di sebelah belakang, sementara kornea merupakan bagian yang
jernih dan transparan yang melingkupi seperenam depan bola mata. Tempat
sambungan sklera dan kornea dikenal dengan nama limbus.
1) SKLERA
Sklera merupakan bagian bola mata yang putih seolah-olah tidak
mengandung pembuluh darah. Sklera disusun oleh serat-serat kolagen
tipe 1 yang diselang-selingi oleh jala-jala serat elastin. Sklera
mengandung pembuluh darah terutama pada limbus (tempat pertautan
sklera dan kornea).
2) KORNEA
Kornea merupakan bagian tunika fibrosa yang transparan, tidak
mengandung pembuluh darah, dan kaya akan ujung-ujung serat saraf.
Kornea berasal dari penonjolan tunika fibrosa ke sebelah depan bola
mata. Secara histologik kornea terdiri dari 5 lapisan yaitu:
1. Epitel kornea, merupakan lanjutan dari konjungtiva disusun oleh
epitel gepeng berlapis tanpa lapisan tanduk. Lapisan ini merupakan
lapisan kornea terluar yang langsung kontak dengan dunia luar dan
terdiri atas 7 lapis sel.
2. Membran bowman, merupakan lapisan fibrosa yang terletak di
bawah epitel tersusun dari serat kolagen tipe 1.
3. Stroma kornea, merupakan lapisan kornea yang paling tebal
tersusun dari serat-serat kolagen tipe 1 yang berjalan secara pararel
mebentuk lamel kolagen.
4. Membran descemet, merupakan membran dasar yang tebal tersusun
dari serat-serat kolagen.
5. Endotel kornea, lapisan ini merupakan lapisan kornea yang paling
dalam tersusun dari epitel selapis gepeng atau kuboid rendah. Kornea
menjadi buram bila endotel kornea gagal mengeluarkan kelebihan
cairan di stroma.

3) LIMBUS
Limbus merupakan tempat pertemuan antara tepian kornea dengan
sklera. Bagian luarnya diliputi epitel konjungtiva bulbi yang merupakan
epitel berlapis silindris dengan lamina propria di bawahnya.

4) KANAL SCHLEMM

3
Merupakan suatu pembuluh berbentuk cincin yang melingkari mata
terdapat anterior dan eksternal skleral spur. Di sebelah luar dibatasi oleh
jaringan sklera dan didalam oleh lapisan jaringan trabekula yang lebih
dalam. Lumel kanal ini di batasi oleh selapis sel endotel. Di bagian
posterior taji sklera, pada korpus siliaris terdapat otot halus, muskulus
siliaris yang berfungsi untuk mengatur akomodasi mata.

b. TUNIKA VASKULOSA/ UVEA


Tunika vaskulosa terdiri dari 3 bagian yaitu khoroid, badan siliaris dan iris.
1) Khoroid (choroid)
Khoroid merupakan lapisan yang banyak mengandung pembuluh darah dan
sel-sel pigmen sehingga tampak bewarna hitam. Khoroid terdiri atas 4
lapisan yaitu:
1. Epikhoroid, merupakan lapisan khoroid terluar tersusun dari serat-serat
kolagen dan elastin.
2. Lapisan pembuluh darah, merupakan lapisan yang paling tebal
tersusun dari pembuluh darah dan melanosit.
3. Lapisan koliokapiler, merupakan lapisan yang terdiri atas pleksus
kapiler, jaringan-jaringan halus serat elastin dan kolagen, fibroblas dan
melanosit.
2) Lamina elastika,
Lamina elastika merupakan lapisan khoroid yang berbatasan dengan epitel
pigmen rentina.
3) Badan siliaris (korpus siliaris)
Korpus siliaris (badan siliaris) adalah struktur melingkar yang menonjol ke
dalam mata terletak diantara ora serata dan limbus. Korpus siliar disusun
oleh jaringan penyambung jarang yang mengandung serat-serat elastin,
pembuluh darah dan melanosit. Korpus siliaris dilapisi oleh dua lapis epitel
kuboid.
Korpus siliar mengandung 3 berkas otot polos yang dikenal sebgai muskulus
siliaris. Satu berkas karna orientasinya akan menarik khoroid sehingga
membuka kanal schlemm untuk aliran humor akweus. Dua berkas lain yang
menempel pada skleral spur berfungsi untuk menuruni tekanan pada zonula
zinii sehingga lensa menjadi lebih tebal dan konveks. Fungsi ini disebut
akomodasi.
4) Glaukoma
Merupakan suatu keadaan klinis yang ditandai oleh peningkatan tekanan
intraokuler yang tinggi dalam waktu lama akibat kegagalan penyaluran
humor akweus dari bilik mata depan. Bila keadaan ini dibiarkan dapat
menyebabkan kebutaan .
5) Iris (iris, pelangi)
Iris merupakan bagian yang palin depan dari lapisan uvea. Struktur ini
muncul dari badan siliar dan membentuk sebuah diafragma di depan lensa.
Iris juga memisahkan bilik mata depan dan belakang. Celah diantara iris kiri
dan kanan dikenal sebagai pupil.

4
Pada iris terdapat 2 jenis otot polos yaitu otot dilatator pupil dan otot
sfingter/konstriktor pupil. Kedua otot ini akan itu diameter pupil. Otot
diatator pupil yang dipersarafi oleh persarafan simpatis akan melebarkan
pupil, sementara otot sfingter pupil yang dipersarafi oleh persarafan
parasimpatis akan memperkecil diameter pupil.
6) Lensa mata
Lensa terdiri dari 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel subkapsul dan serat-
serat lensa. Kapsul lensa merupakan lamina basal yang umumnya disusun
oleh serat-serat kolagen tipe IV dan glikoprotein.
Lensa sama sekali tidak mengandung pembuluh darah. Nutrisi untuk lensa
diperoleh dari humor akweus dan korpus vitreus. Lensa bersifat
impermeabel, tetapi dapat di tembus cahaya dengan mudah.
7) Korpus vitreus
Korpus vitreus merupakan suatu agar-agar jernih yang mengisi ruang vitreus
(ruang antra lensa dan rentina). Korpus vitreus di susun hampir seluruhnya
oleh air (99%) dan mengandung elektrolit, serat-serat kolagen dan asam
hialuronat. Korpus vitreus melekat pada seluruh permukaan retina. Di tengah
korpus berjalan sisa satu saluran yang berisi cairan dikenal sebagai kanal
hialoidea. Badan vitreus berfungsi untuk memelihara bentuk dan kenyalan
bola mata.
8) Ruang-ruang mata
Ada 2 ruang yaitu kamera ukoli arterior dan posterior. Kamera okuli anterior
merupakan suatu ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh sisi belakang
kornea dan di sebelah belakang dibatasi oleh lensa, iris dan permukaan depan
badan siliar.
Kamera okuli posterior adalah ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh
iris dan disebelah belakang oleh permukaan depan lensa dan zonula Zinii
serta diperifer oleh prosessus siliaris.
Kedua ruangan mata ini terisi oleh humor akweus, yaitu suatu cairan encer
yang disekresi sebagian oleh epitel siliar dan oleh difusi dari kapiler dalam
prosessus siliaris.
c. TUNIKA NEURALIS (RETINA)
Retina merupakan lapisan terdalam bola mata yang mengandung sel-sel
fotoreseptor yaitu sel-sel batang dan kerucut. Retina berkembang dari
cangkir optik (optic cup, suatu struktur berbentuk cangkir yang terbentuk
sebagai hasil proses invaginasi (penonjolan ke arah dalam) gelembung optik
primer (primary optic vesicle). Tangkai dari cangkir optik (optic stalk) akan
berkembang menjadi saraf optikus (optic nerve). Dinding luar cangkir optik
(optic cup) berkembang menjadi lapisan pigmen luar sementara bagian saraf
retina (neural retina) berkembang dari lapisan dalam cangkir optik.

Lempeng optik (optik disk) yang terletak di dinding belakang bola mata
merupakan tempat keluarnya nervus optikus. Serat-serat saraf di daerah ini
akan bertumpuk membentuk suatu tonjolan yang disebut papila nervus
optikus. Pada papila nervus optikus terdapat arteri dan vena sentralis. Pada

5
umumnya arteri sentralis merupakan satu-satunya arteri bagi retina.
Sumbatan pada arteri ini dapat mengakibatkan kebutaan yang menetap.

Retina optikal atau neural melapisi khoroid mulai dari papila saraf optik di
bagian posterior hingga ora serrata di anterior. Pada irisan histologik terdapat
10 lapisan retina dari luar ke dalam,yaitu:
a) Epitel pigmen, adalah suatu lapisan sel poligonal yang teratur, ke
arah ora serrata bentuk selnya menjadi lebih gepeng. Inti sel
berbentuk kuboid dengan sitoplasmanya kaya akan butir-butir
melanin.
Fungsi epitel pigmen adalah
a. Menyerap cahaya dan mencegah terjadinya pemantulan.
b. Berperan dalam nutrisi fotoreseptor
c. Penimbunan dan dan pelepasan vitamin A
d. Berperan dalam proses pembentukan rhodopsin
b) Lapisan batang dan kerucut, mengandung 2 jenis sel fotoreseptor
yaitu sel batang dan sel kerucut yang merupakan modifikasi sel saraf.
Lapisan ini mengandung badan sel batang dan kerucut. Sel batang
merupakan sel khusus yang ramping dengan segmen luar berbentuk
silindris dengan panjang 28 mikrometer mengandung fotopigmen
rhodopsin dan suatu segmen dalam yang sedikit lebih panjang yaitu
sekitar 32 mikrometer. Sel kerucut mempunyai struktur yang mirip
dengan sel batang tetapi segmen luar yang mengecil dan membesar
ke arah segmen dalam, sehingga berbentuk seperti botol. Inti sel
kerucut lebih besar dibandingkan dengan sel batang. Ada 3 jenis sel
kerucut yang masing-masing mengandung pigmen iodopsin yang
berbeda. Setiap jenis iodopsin mempunyai sensitivitas tertentu
terhadap warna merah, biru dan hijau.
c) Membran limitans luar, merupakan rangkaian kompleks tautan
antara sel batang, sel kerucut, dan sel Muller. Dengan mikroskop
cahaya tampak sebagai garis.
d) Lapisan inti luar, merupakan lapisan yang terdiri atas inti-inti sel
batang dan kerucut bersama badan selnya.
e) Lapisan pleksiform luar, dibentuk oleh akson sel batang dan
kerucut bersama dendrit sel bipolar dan sel horizontal yang saling
bersinaps.
f) Lapisan inti, dalam dibentuk oleh inti-inti dan badan sel bipolar, sel
horizontal, sel amakrin, dan sel Muller. Sel bipolar dapat mempunyai
dendrit yang panjang atau pendek. Sel horizontal mempunyai badan
sel yang lebih besar daripada sel bipolar. Sel amakrin terletak pada
baris kedua atau ketiga sebelah dalam lapisan inti dalam. Bentuknya
seperti buah pir dengan sebuah tonjolan yang berjalan ke arah dalam
untuk berakhir pada lapisan pleksiform dalam. Sel Muller disebut
juga gliosit retina, berukuran raksasa dengan intinya terletak pada
lapisan inti dalam.

6
g) Lapisan pleksiform dalam, dibentuk oleh sinaps antara sel bipolar,
amakirn, dan sel. Ganglion.
h) Lapisan ganglion, dibentuk oleh badan dan inti sel ganglion. Sel
ganglion merupakan sel yang besar, sangat mirip dengan neuron pada
otak dengan suatu massa terdiri dari materi kromofil (badan Nissl)
dalam badan sel. Akson sel ganglion membentuk serat saraf optik.
Aksonnya tak pernah bercabang
i) Lapisan serat saraf optikus, dibentuk oleh akson sel ganglion.
j) Membran limitans dalam, adalah membrana basalis sel Muller yang
memisahkan retina dari korpus vitreum.

1. Media Refraksi
Media refraksi merupakan bangunan transparan yang harus. Dilalui
berkas cahaya untuk mencapai retina. Komponen media refraksi adalah
a. Kornea
b. kamera okuli anterior
c. kamera okuli posterior
d. lensa
e. badan vitreus.

2. Organ Tambahan Mata

Bola mata
terletak di dalam rongga tulang yang membuka ke anterior. Celah ini
ditutup oleh kelopak mata atas dan bawah yang bila saling mendekat
akan bertemu di fissura palpebra. Konjungtiva akan melipat dari
bagian tepi kornea untuk melapisi permukaan dalam kelopak mata.
Lipatan ini disebut forniks superior dan inferior.
Organ-organ tambahan mata terdiri atas:
a. Kelopak Mata
Kelopak mata terdiri atas lempeng penyokong di bagian. Tengah
yang terdiri dari jaringan ikat dan otot rangka yang diliputi kulit di
bagian luar dan suatu membran mukosa di dalam. Kulit di bagian
depan merupakan kulit tipis dengan rambut kecil, kelenjar keringat,

7
kelenjar sebasea dan suatu dermis yang terdiri dari jaringan ikat halus
yang banyak serat elastin. Fungsi utama kelopak mata adalah
untuk melindungi mata serta membuat kelembaban permukaan mata
(kornea) terjaga secara konstan, sehingga kelopak mata bertanggung
jawab untuk menyebarkan lapisan air mata secara merata di seluruh
permukaan mata.

b. Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa jernih yang melapisi
permukaan dalam kelopak mata (konjungtiva palpebra) dan menutupi
permukaan sklera pada bagian depan bola mata (konjungtiva bulbi).
Konjungtiva di susun oleh epitel berlapis silindris yang mengandung
sel goblet yang terletak di atas suatu lamina basal dan lamina propia
yang terdiri atas jaringan ikat longgar. Konjungtivitis adalah
peradangan konjungtiva yang biasanya ditandai oleh konjungtiva yang
hiperemis: (merah) dan sekret yang banyak. Hal ini mungkin
disebabkan oleh bakteri, virus, alergen atau parasit-parasit lainnya.
c. Kelenjar Lakrimal
Kelenjar lakrimal utama terletak pada sudut superolateral rongga
mata. Ukurannya sebesar kenari, tubuloasinar dan serosa, dengan sel
mioepitel yang menyolok. Lobus kelenjar yang terpisah mencurahkan
isinya melalui 10-15 saluran keluar ke dalam bagian lateral forniks
superior konjungtiva. Juga ditemukan banyak kelenjar lakrimal
tambahan/ assesori dalam lamina propria kelopak mata atas dan bawah.
Air mata mengandung banyak air dan lisosim suatu zat anti bakteri. Air
mata berfungsi untuk memelihara agar epitel konjungtiva tetap lembab,
kedipan kelopak mata akan menyebabkan air mata tersebar di atas
kornea seperti wiper pada kaca mobil dan berguna untuk mengeluarkan
benda asing seperti partikel debu.

B. Fisiologi Mata
Organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat
dan saraf untuk transduksi sinar. Aparatus optic mata membentuk dan
mempertahankan ketajaman focus objek dalam retina. Prinsip optic: sinar
dialihkan berjalan dari satu mediu m ke medium lain dari kepadatan yang
berbeda, focus utama pada garis yang berjalan melalui pusat kelengkungan
lensasumbu utama.
Indra penglihatan menerima rangsangan berkas – berkas cahaya pada
retina dengan perantara serabut nervus optikus, mengahantarkan rangsangan
ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.Cahaya yang jatuh ke

8
mata menimbulkan bayangan yang letaknya difokuskan pada retina. Bayangan
itu akan menembus dan diubah oleh kornea lensa badan ekueus dan vitrous.
Lensa membiaskan cahaya dan mengfokuskan bayangan pada retina bersatu
menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan.

a. Pembentukan Bayangan

Jarak terdekat yang dapat dilihat


dengan jelas disebut titik dekat
(punctum proximum). Jarak terjauh
saat benda tampak jelas tanpa
kontraksi disebut titik jauh (punctum
remotum). Jika kita sangat dekat
dengan obyek maka cahaya yang
masuk ke mata tampak seperti
kerucut, sedangkan jika kita sangat
jauh dari obyek, maka sudut kerucut cahaya yang masuk sangat kecil
sehingga sinar tampak paralel. Baik sinar dari obyek yang jauh
maupun yang dekat harus direfraksikan (dibiaskan) untuk
menghasilkan titik yang tajam pada retina agar obyek terlihat jelas.
Pembiasan cahaya untuk menghasilkan penglihatan yang jelas
disebut pemfokusan. Cahaya diblaskan jika melewati konjungtiva
kornea. Cahaya dari obyek yang dekat membutuhkan lebih banyak
pembiasan untuk pemfokusan dibandingkan obyek yang jauh. Mata
mamalia mampu mengubah derajat pembiasan dengan cara mengubah
bentuk lensa. Cahaya dari obyek yang jauh difokuskan oleh lensa tipis
panjang, sedangkan cahaya dari obyek yang dekat difokuskan dengan
lensa yang tebal dan Bayang pendek. Perubahan bentuk lensa ini akibat
kerja otot siliari. Saat melihat dekat, otot siliari berkontraksi sehingga
memendekkan apertura yang mengelilingi lensa. Sebagai akibatnya
lensa menebal dan pendek. Saat melihat jauh, otot siliari relaksasi
sehingga apertura yang mengelilingi lensa membesar dan tegangan
ligamen suspensor bertambah. Sebagai akibatnya ligamen suspensor
mendorong lensa pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda-beda
disebut daya akomodasi.
(Gambar A : Akomodasi mata saat melihat jauh)
(Gambar B : Akomodasi mata saat melihat dekat)

Cahaya dari objek membentuk ketajaman tertentu dari bayangan


objek diretina. Bayangan dalam fovea diretina selalu lebih kecil dan
terbalik dari objek nyata. Bayangan yang jatuh pada retna akan

9
menghasilkan sinyal saraf dan mosaic reseptor, selanjutnya
mengirimkan bayangan dua dimensi ke otak untuk direkonstruksi
menjadi tiga dimensi.

Pembentukan bayangan abnormal jika bola mata terlalu panjang dan


berbentuk elips, titik fokus jatuh didepan retina sehingga bayangan
kabur. Untuk melihat lebih jelas harus mendekatkan mata pada objek
yang dilihat, dibantu dengan lensa bikonkaf yang memberi cahaya
divergen sebelum masuk mata. Hiperpropia titik focus jatuh di
belakang retina. Kelainan dikoreksi dengan lensa bikonveks. Presbiopi,
bentuk abnormal karena lanjut usia yang kehilangan kekenyalan lensa.

Mekanisme pembentukan bayangan. Potensial aksi dalam nervus


optikus bayangan objek di dalam lingkungan difokuskan dalam retina.
Sinar yang membentuk retina membentuk potensial dalam bayangan
kerucut impuls yangs ada dalam retina, dihantarkan di dalam korteks
serebri pada tempat menghasilkan sensasi bayangan. Penentuan jarak
suatu benda : ukuran relative, paralaks yang bergerak dan stereopsis.

b. Respon bola mata terhadap benda


Relaksasi m. Siliaris membentuk ligamentum tegang, lensa tertarik
sehingga bentuknya lebih pipih. Keadaan ini akan memperpanjang
jarak fokus. Bila benda dekat dengan mata mata otot berkontraksi agar
lengkung lensa meningkat. Jika benda jauh M. Siliaris berkontraksi
agar pipih supaya bayangan benda pada retina menjadi tajam.
Akomodasi mengubah ukuran pupil, kontraksi iris, kontraksi iris
membuat pupil mengecil dan melebar.
 Jika sinar terlalu banyak maka pupil menyempit agar sinar
tidak seluruhnya masuk ke dalam mata. Dalam keadaan gelap
pupil melebar agar sinar banyak ditangkap.
 Respon dalam melihat benda jika mata melihat jauh kemudian
melihat dekat maka pupil berkontraksi agar terjadi peningkatan
ke dalam lapang penglihatan.

Akomodasi lensa diatur oleh mekanisme umpan balik


negative secara otomatis.

c. Lintasan Penglihatan
Setelah impuls meninggalkan retina, impuls ini berjalan kebelakang
melalui nervus optikus. Pada persilangan optikus, serabut menyilang
kesisi lain bersatu dengan serabut yang berasal dari retina. Otak
menggunakan visual sebagai informasi untuk dikirim ke korteks
serebri dan visual pada bagian korteks visual ini membentuk gambar
tiga dimensi.
Korteks visual primer. Gambar yang ada pada retina ditraktus
optikus disampaikan secara tepat ke korteks jika seseorang kehilangan

10
lapang pandang sebagian besar dapat dilacak lokasi kerusakan diotak
yang bertanggung jawab atas lapang pandang.

C. Jenis-Jenis Penyakit Mata dan Gejalanya


Mata adalah organ inti untuk semua mahluk hidup. Dari mata kita bisa melihat
isi dunia dan melakukan berbagai jenis aktivitas. Namun mata juga seperti organ
tubuh lain yang bisa terkena penyakit dan fungsinya mengalami penurunan. Ada
berbagai jenis penyakit mata yang bisa menyerang siapa saja termasuk bayi, anak-
anak, remaja hingga orang lanjut usia. Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit
mata yang sangat umum.

1. Degenerasi Makula
Degenerasi makula adalah
sebuah penyakit mata yang
menyerang pada bagian
makula sehingga menyebabkan
mata tidak bisa melihat dengan
jelas atau penglihatan kabur.
Makula merupakan sebuah
organ kecil pada mata yang
terletak dibagian belakang
mata dan berfungsi untuk mengirimkan sinyal gambar dari mata ke bagian
otak. Penyakit ini paling sering terjadi pada orang tua.

 Gejala Degenerasi Makula

 Penglihatan mata menjadi kabur atau tidak fokus


 Adanya garis gelombang dalam penglihatan
 Tidak bisa mengenal warna dengan baik
 Membutuhkan cahaya yang sangat terang untuk membaca
 Sulit untuk mengenali wajah
 Tidak bisa melihat warna cerah
 Mengalami halusinasi dalam melihat warna dan gelombang cahaya.

2. Katarak

11
Katarak merupakan sebuah penyakit yang menyebabkan lensa mata menjadi
keruh dan menyebabkan penglihatan berkurang atau kebutaan. Penyakit ini
bisa mengganggu berbagai aktifitas karena mata tidak bisa melihat dengan
baik dan lebih parah pada malam hari. Katarak sering berkembang sesuai
dengan waktu dan bisa terjadi sejak kecil.

 Gejala Katarak

 Penglihatan menjadi kabur


 Sulit untuk melihat pada malam hari
 Mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya
 Ada lingkaran putih dalam sumber cahaya seperti lampu
 Lensa kacamata sering tidak menjadi jelas atau harus lebih sering
berganti.
 Penglihatan mata menjadi ganda.

3. Neuritis Optik

Neuritis optik adalah penyakit karena adanya peradangan pada bagian


saraf optik yang berupa kumpulan syaraf yang berfungsi untuk
menghubungkan informasi dari mata ke otak. Penyakit ini pada awalnya
sering ditandai dengan rasa sakit pada bagian mata dan penglihatan
mengalami gangguan sementara. Penyakit ini juga berhubungan dengan
penyakit lain yaitu multiple sclerosis.

 Gejala Nueritis Optik

 Rasa sakit atau nyeri pada bagian belakang mata


 Gangguan penglihatan yang terjadi dalam sementara waktu atau jangka
yang lebih panjang.
 Tidak bisa mengenali warna dengan baik.

12
 Melihat bayangan lampu berkedip

4. Glukoma

Glukoma adalah kondisi penyakit mata yang


menyebabkan mata tidak bisa melihat dalam
jangka waktu tertentu. Penyakit ini bisa
disebabkan karena kondisi penyakit mata
tertentu yang menyerang pada bagian saraf
optik mata. Tekanan yang terlalu tinggi
dalam bagian mata bisa menyebabkan
penyakit ini muncul. Ada dua jenis glukoma
yaitu glukoma sudut terbuka dan glukoma
sudut tertutup.

 Gejala Glukoma Sudut Terbuka

 Penglihatan menjadi tidak jelas terutama pada bagian tepi


 Rasa sakit yang parah pada bagian belakang mata

 Gejala Glukoma Sudut Tertutup

 Sakit mata parah


 Mual dan muntah saat sakit mata
 Tidak bisa melihat saat redup atau tidak ada cahaya
 Ada lingkaran putih pada sumber cahaya seperti lampu.
 Mata menjadi merah.

5. Ablasi Retina

Ablasi retina adalah sebuah kondisi


yang menyebabkan lapisan penting dari
jaringan pada retina mengalami
penurunan sehingga posisinya lebih
kebawah atau menarik ke dalam yang
menyebabkan gangguan untuk
pembuluh darah di daerah ini. Kondisi
ini akan menyebabkan retina mengalami
kekurangan oksigen sehingga bisa
menyebabkan kebutaan.

 Gejala Ablasi Retina

 Mata seperti melihat bintik-bintik kecil pada pandangan.


 Mata seperti tertutup oleh rambut atau beberapa benang kecil
meskipun sebenarnya tidak.
 Mata memberikan respon berkedip dalam waktu cepat saat melihat
mata

6. Penyakit Graves

13
Penyakit graves adalah
sebuah kondisi yang
menyebabkan adanya
gangguan sistem kekebalan
tubuh karena tubuh
menghasilkan terlalu banyak
hormon tiroid. Hormon tiroid
adalah hormon yang bisa
mempengaruhi semua sistem dalam kesehatan tubuh dengan berbagai cara
yang berbeda. Penyakit ini bisa terjadi pada perempuan dan biasanya
menyerang saat belum berumur kurang dari 40 tahun.

 Gejala Graves

 Mata menjadi lebih menonjol


 Ada tekanan kuat pada bagian dalam mata
 Mata seperti menghasilkan pasir
 Kelopak mata seperti tertarik
 Peradangan mata yang menyebabkan mata merah
 Mata menjadi lebih sensitif terhadap cahaya
 Mata tidak bisa melihat dengan jelas atau penglihatan ganda
 Mata kehilangan kemampuan untuk melihat.

7. Mata Juling (Strabismus)

Strabismus adalah sebuah kondisi yang


menggambarkan bahwa mata tidak bisa melihat
dengan baik. Bola mata bisa melihat ke arah kanan
atau kiri sehingga menyebabkan pandangan mata
yang sebenarnya lurus tapi tidak bisa terjadi dengan
baik. Penyakit ini bisa terjadi pada semua orang dan
termasuk untuk anak-anak maupun orang dewasa.

 Gejala Strabismus

 Anak-anak akan sering memiringkan salah satu bagian mata atau


menutup satu mata untuk bisa melihat objek dengan benar.
 Mata menjadi tidak fokus saat melihat dan sering terlihat oleh orang
lain.

8. Mata Bintitan

14
Mata bintitan adalah salah satu jenis penyakit yang
menyerang bagian mata yang sangat mengganggu,
namun biasanya tidak berlangsung lama. Mata bintitan
biasanya ditandai dengan munculnya bintitan seperti
bisul, namun terjadi biasanya di sekitar kelopak mata.

 Gejala Mata Bintitan

 Muncul bintitan di kelopak mata bagian atas dan atau bagian bawah
 Perih di mata
 Rasa nyeri
 Mata cenderung berwarna merah dan kebiruan.

9. Miopia atau rabun jauh

Rabun jauh atau miopi adalah gangguan pada penglihatan yang


menyebabkan objek yang letaknya jauh terlihat kabur, tetapi tidak ada masalah
melihat objek yang letaknya dekat. Miopi atau rabun jauh dikenal juga dengan
istilah mata minus. Miopi atau rabun jauh adalah salah satu kelainan refraksi
mata. Kondisi ini terjadi karena mata tidak dapat memfokuskan cahaya pada
tempat yang semestinya, yaitu retina mata.

 Gejala Miopi atau rabun jauh


 Sakit kepala
 Mata lelah karena mata bekerja secara berlebihan
 Sering mengedipkan mata
 Sering memicingkan mata saat melihat benda-benda jauh
 Sering mengucek mata
 Terlihat tidak menyadari keberadaan objek yang jauh

10. Rabun dekat atau hipermetropia

15
Rabun dekat atau hipermetropia atau hiperopia adalah gangguan
penglihatan dalam jarak yang dekat sehingga penderita mengalami
penglihatan buram atau tidak jelas ketika melihat dekat. Contohnya, tidak
jelas dalam membaca buku. Namun, penderita rabun dekat umumnya tidak
bermasalah dalam melihat jarak jauh.

 Gejala rabun dekat yang bisa dikenali meliputi:

 Sulit untuk fokus melihat benda jarak dekat


 Nyeri kepala
 Penglihatan kabur
 Mata tegang
 Mata lelah atau sakit kepala setelah melakukan pekerjaan jarak
dekat seperti membaca
11. Silinder atau Astigmatisme

Mata silinder memiliki istilah medis astigmatisme. Istilah tersebut


mengacu pada kondisi mata yang mengalami penglihatan kabur dan
berbayang karena bentuk kornea atau lensa mata tidak cembung
sempurna.
Tanda dan gejala paling umum yang dirasakan penderita mata
silinder adalah penglihatan kabur atau berbayang. Penderita menjadi
sering memicingkan mata ketika melihat jauh maupun dekat. Selain
itu, penderita biasanya mengeluh kesulitan membaca tulisan yang
kecil. Gejala lain yang sering dikeluhkan yaitu sakit kepala, mata
tegang, dan lelah setelah membaca atau memakai komputer.

 Gejala Silinder atau astigmatisme

16
 Pandangan mata buram, garis lurus terlihat miring atau berbayang
 Sulit melihat dalam jarak dekat maupun jauh
 Kesulitan melihat di malam hari
 Perlu menyipitkan mata saat melihat
 Mata tegang
 Sakit kepala

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Mata merupakan organ fotosensoris yaitu organ yang menerima


rangsangan cahaya.Bagian-bagian dari mata itu sendiri terdiri dari kornea,
otot mata, iris, pupil, lensa mata, retina, dan sclera. Penyakit atau gangguan
yang terjadi pada mata antara lain bintitan, trachoma, katarak dan
konjugtivitis.

B. Saran

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dibutuhkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun.

17
DAFTAR PUSTAKA

Barakati, S. M. (2014, november 28). Makalah Mata. Diambil kembali dari slideshare.net:
https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-mata-42116975

Essilor. (2023). Miopi. Diambil kembali dari essilor.co.id: https://www.essilor.co.id/vision/eye-


problems/myopia

Halo Sehat. (2023). Jenis Penyakit Mata. Diambil kembali dari HaloSehat:
https://halosehat.com/penyakit/jenis-jenis-penyakit-mata

Klikdokter, T. M. (2021, oktober 21). Rabun Dekat. Diambil kembali dari Klikdokter:
https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-mata/rabun-dekat

Na'imah, S. (2023). Mata Silinder. Diambil kembali dari hellosehat.com:


https://hellosehat.com/mata/gangguan-penglihatan/mata-silinder/

18

Anda mungkin juga menyukai