BAGIAN MATA
ANGGOTA:
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
PENULIS
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB 1.PENDAHULUAN.........................................................................................................
1
1.3 TUJUAN..................................................................................................................
1
BAB 2.PEMBAHASAN............................................................................................................
2
A. ANATOMI MATA...................................................................................................
2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Mata adalah suatu panca indra yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk
melihat. Dengan mata melihat, menusia dapat menikmati keindahan alam dan
berinteraksi dengan lingkungan sekitar dengan baik. Jika mata mengalami gangguan atau
penyakit mata, maka akan berakibat sangat fatal bagi kehidupan manusia. Jadi sudah
semestinya mata merupakan anggota tubuh yang perlu dijaga dalam kesehatan sehari-
hari.
Seiring perkembangan teknologi yang sangat pesat, pada bidang kedokteran saat ini
juga telah memanfaatkan teknologi untuk membantu peningkatan pelayanan yang lebih
baik kepada masyarakat luas. Pekerjaan yang sangat sibuk dari seorang dokter
mengakibatkan bidang sistem pakar mulai dimanfaatkan untuk membantu seorang pakar
atau ahli dalam mendiagnosa berbagai macam penyakit, seperti jantung, ginjal, stroke,
kanker, gigi, kulit hingga ke mata.
Sistem pakar adalah salah satu bagian dari kecerdasan buatan yang mengandung
pengetahuan dan pengalaman yang di masukan oleh satu atau banyak pakar ke dalam
suatu area pengetahuan tertentu sehingga setiap orang dapat menggunakanya untuk
memecahkan berbagai masalah yang bersifat spesifik, dalam hal ini adalah permasalahan
diagnosa penyakit mata pada manusia.
Data yang tersimpan dalam database akan menginformasikan suatu keluhan pasien
dengan akurat dan dapat menyimpulkan jenis penyakit mata yang di derita. Sehingga
setiap penderita penyakit mata dapat dengan mudah dan cepat mengetahui jenis penyakit
mata tanpa harus ke dokter terlebih dahulu. Oleh karena itu penulis mengangkat topik
tersebut dengan judul “SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT
MATA DENGAN METODE FORWARD CHAINING”.
1.3 TUJUAN
Merancang suatu sistem pakar untuk dapat mendiagnosa penyakit mata pada manusia
menggunakan metode Forward Chaining. Agar setiap penderita penyakit mata dapat
dengan mudah dan cepat mengetahui jenis penyakit mata tanpa harus ke dokter terlebih
dahulu. Sistem nantinya untuk menggantikan ahlinya untuk mengenali jenis penyakit
serta penangganan awal dari penyakit tersebut.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi mata
Mata merupakan organ fotosentoris yaitu organ yang menerima rangsangan cahaya.
Cahaya melintasi kornea, lensa, daan beberapa struktur refraksi di dalam orbita.
Cahaya kemudian di fokuskan oleh lensa ke bagian saraf mata yang sensitif terhadap
cahaya yaitu rentina. Retina mengandung sel-sel batang dan kerucut yang akan
mengubah implus cahaya menjadi implus syaraf. Setelah melintasi suatu rangkaian
lapisan sel saraf dan sel-sel penyokong informasi penglihatan di teruskan oleh saraf
optik ke otak untuk di proses.
Secara embriologis proses pembentukan mata di mulai pada minggu ke 4 masa
embrio. Proses pembentukan mata berasal dari 3 sumber yaitu:
1. Penonjolan forebrain yang akan membentuk retina dan syaraf optik.
2. Permukaan ektoderm yang akan diinduksi menjadi lensa dan beberapa struktur
pelengkap di bagian depan mata.
3. Jaringan masenkim yang mengumpul membentuk tunika dan struktur-struktur
yang berkaitan dengan orbita.
Dinding tunika disusun oleh 3 tunika (lapisan) yaitu:
1. Tunika fibrosa (lapis sklera-kornea) merupakan lapisan luarbola mata terdiri
atas sklera dan kornea
2
2. Tunika vaskularis (lapisan uvea) merupakan lapisan tengah bola mata terdiri
atas khoroid, badan siliaris dan iris
3. Tunika neuralis (lapisan retina) merupakan lapisan dalam bola mata terdiri
atas retina.
3) LIMBUS
Limbus merupakan tempat pertemuan antara tepian kornea dengan
sklera. Bagian luarnya diliputi epitel konjungtiva bulbi yang merupakan
epitel berlapis silindris dengan lamina propria di bawahnya.
4) KANAL SCHLEMM
3
Merupakan suatu pembuluh berbentuk cincin yang melingkari mata
terdapat anterior dan eksternal skleral spur. Di sebelah luar dibatasi oleh
jaringan sklera dan didalam oleh lapisan jaringan trabekula yang lebih
dalam. Lumel kanal ini di batasi oleh selapis sel endotel. Di bagian
posterior taji sklera, pada korpus siliaris terdapat otot halus, muskulus
siliaris yang berfungsi untuk mengatur akomodasi mata.
4
Pada iris terdapat 2 jenis otot polos yaitu otot dilatator pupil dan otot
sfingter/konstriktor pupil. Kedua otot ini akan itu diameter pupil. Otot
diatator pupil yang dipersarafi oleh persarafan simpatis akan melebarkan
pupil, sementara otot sfingter pupil yang dipersarafi oleh persarafan
parasimpatis akan memperkecil diameter pupil.
6) Lensa mata
Lensa terdiri dari 3 lapisan yaitu kapsul lensa, epitel subkapsul dan serat-
serat lensa. Kapsul lensa merupakan lamina basal yang umumnya disusun
oleh serat-serat kolagen tipe IV dan glikoprotein.
Lensa sama sekali tidak mengandung pembuluh darah. Nutrisi untuk lensa
diperoleh dari humor akweus dan korpus vitreus. Lensa bersifat
impermeabel, tetapi dapat di tembus cahaya dengan mudah.
7) Korpus vitreus
Korpus vitreus merupakan suatu agar-agar jernih yang mengisi ruang vitreus
(ruang antra lensa dan rentina). Korpus vitreus di susun hampir seluruhnya
oleh air (99%) dan mengandung elektrolit, serat-serat kolagen dan asam
hialuronat. Korpus vitreus melekat pada seluruh permukaan retina. Di tengah
korpus berjalan sisa satu saluran yang berisi cairan dikenal sebagai kanal
hialoidea. Badan vitreus berfungsi untuk memelihara bentuk dan kenyalan
bola mata.
8) Ruang-ruang mata
Ada 2 ruang yaitu kamera ukoli arterior dan posterior. Kamera okuli anterior
merupakan suatu ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh sisi belakang
kornea dan di sebelah belakang dibatasi oleh lensa, iris dan permukaan depan
badan siliar.
Kamera okuli posterior adalah ruangan yang dibatasi di sebelah depan oleh
iris dan disebelah belakang oleh permukaan depan lensa dan zonula Zinii
serta diperifer oleh prosessus siliaris.
Kedua ruangan mata ini terisi oleh humor akweus, yaitu suatu cairan encer
yang disekresi sebagian oleh epitel siliar dan oleh difusi dari kapiler dalam
prosessus siliaris.
c. TUNIKA NEURALIS (RETINA)
Retina merupakan lapisan terdalam bola mata yang mengandung sel-sel
fotoreseptor yaitu sel-sel batang dan kerucut. Retina berkembang dari
cangkir optik (optic cup, suatu struktur berbentuk cangkir yang terbentuk
sebagai hasil proses invaginasi (penonjolan ke arah dalam) gelembung optik
primer (primary optic vesicle). Tangkai dari cangkir optik (optic stalk) akan
berkembang menjadi saraf optikus (optic nerve). Dinding luar cangkir optik
(optic cup) berkembang menjadi lapisan pigmen luar sementara bagian saraf
retina (neural retina) berkembang dari lapisan dalam cangkir optik.
Lempeng optik (optik disk) yang terletak di dinding belakang bola mata
merupakan tempat keluarnya nervus optikus. Serat-serat saraf di daerah ini
akan bertumpuk membentuk suatu tonjolan yang disebut papila nervus
optikus. Pada papila nervus optikus terdapat arteri dan vena sentralis. Pada
5
umumnya arteri sentralis merupakan satu-satunya arteri bagi retina.
Sumbatan pada arteri ini dapat mengakibatkan kebutaan yang menetap.
Retina optikal atau neural melapisi khoroid mulai dari papila saraf optik di
bagian posterior hingga ora serrata di anterior. Pada irisan histologik terdapat
10 lapisan retina dari luar ke dalam,yaitu:
a) Epitel pigmen, adalah suatu lapisan sel poligonal yang teratur, ke
arah ora serrata bentuk selnya menjadi lebih gepeng. Inti sel
berbentuk kuboid dengan sitoplasmanya kaya akan butir-butir
melanin.
Fungsi epitel pigmen adalah
a. Menyerap cahaya dan mencegah terjadinya pemantulan.
b. Berperan dalam nutrisi fotoreseptor
c. Penimbunan dan dan pelepasan vitamin A
d. Berperan dalam proses pembentukan rhodopsin
b) Lapisan batang dan kerucut, mengandung 2 jenis sel fotoreseptor
yaitu sel batang dan sel kerucut yang merupakan modifikasi sel saraf.
Lapisan ini mengandung badan sel batang dan kerucut. Sel batang
merupakan sel khusus yang ramping dengan segmen luar berbentuk
silindris dengan panjang 28 mikrometer mengandung fotopigmen
rhodopsin dan suatu segmen dalam yang sedikit lebih panjang yaitu
sekitar 32 mikrometer. Sel kerucut mempunyai struktur yang mirip
dengan sel batang tetapi segmen luar yang mengecil dan membesar
ke arah segmen dalam, sehingga berbentuk seperti botol. Inti sel
kerucut lebih besar dibandingkan dengan sel batang. Ada 3 jenis sel
kerucut yang masing-masing mengandung pigmen iodopsin yang
berbeda. Setiap jenis iodopsin mempunyai sensitivitas tertentu
terhadap warna merah, biru dan hijau.
c) Membran limitans luar, merupakan rangkaian kompleks tautan
antara sel batang, sel kerucut, dan sel Muller. Dengan mikroskop
cahaya tampak sebagai garis.
d) Lapisan inti luar, merupakan lapisan yang terdiri atas inti-inti sel
batang dan kerucut bersama badan selnya.
e) Lapisan pleksiform luar, dibentuk oleh akson sel batang dan
kerucut bersama dendrit sel bipolar dan sel horizontal yang saling
bersinaps.
f) Lapisan inti, dalam dibentuk oleh inti-inti dan badan sel bipolar, sel
horizontal, sel amakrin, dan sel Muller. Sel bipolar dapat mempunyai
dendrit yang panjang atau pendek. Sel horizontal mempunyai badan
sel yang lebih besar daripada sel bipolar. Sel amakrin terletak pada
baris kedua atau ketiga sebelah dalam lapisan inti dalam. Bentuknya
seperti buah pir dengan sebuah tonjolan yang berjalan ke arah dalam
untuk berakhir pada lapisan pleksiform dalam. Sel Muller disebut
juga gliosit retina, berukuran raksasa dengan intinya terletak pada
lapisan inti dalam.
6
g) Lapisan pleksiform dalam, dibentuk oleh sinaps antara sel bipolar,
amakirn, dan sel. Ganglion.
h) Lapisan ganglion, dibentuk oleh badan dan inti sel ganglion. Sel
ganglion merupakan sel yang besar, sangat mirip dengan neuron pada
otak dengan suatu massa terdiri dari materi kromofil (badan Nissl)
dalam badan sel. Akson sel ganglion membentuk serat saraf optik.
Aksonnya tak pernah bercabang
i) Lapisan serat saraf optikus, dibentuk oleh akson sel ganglion.
j) Membran limitans dalam, adalah membrana basalis sel Muller yang
memisahkan retina dari korpus vitreum.
1. Media Refraksi
Media refraksi merupakan bangunan transparan yang harus. Dilalui
berkas cahaya untuk mencapai retina. Komponen media refraksi adalah
a. Kornea
b. kamera okuli anterior
c. kamera okuli posterior
d. lensa
e. badan vitreus.
Bola mata
terletak di dalam rongga tulang yang membuka ke anterior. Celah ini
ditutup oleh kelopak mata atas dan bawah yang bila saling mendekat
akan bertemu di fissura palpebra. Konjungtiva akan melipat dari
bagian tepi kornea untuk melapisi permukaan dalam kelopak mata.
Lipatan ini disebut forniks superior dan inferior.
Organ-organ tambahan mata terdiri atas:
a. Kelopak Mata
Kelopak mata terdiri atas lempeng penyokong di bagian. Tengah
yang terdiri dari jaringan ikat dan otot rangka yang diliputi kulit di
bagian luar dan suatu membran mukosa di dalam. Kulit di bagian
depan merupakan kulit tipis dengan rambut kecil, kelenjar keringat,
7
kelenjar sebasea dan suatu dermis yang terdiri dari jaringan ikat halus
yang banyak serat elastin. Fungsi utama kelopak mata adalah
untuk melindungi mata serta membuat kelembaban permukaan mata
(kornea) terjaga secara konstan, sehingga kelopak mata bertanggung
jawab untuk menyebarkan lapisan air mata secara merata di seluruh
permukaan mata.
b. Konjungtiva
Konjungtiva adalah membran mukosa jernih yang melapisi
permukaan dalam kelopak mata (konjungtiva palpebra) dan menutupi
permukaan sklera pada bagian depan bola mata (konjungtiva bulbi).
Konjungtiva di susun oleh epitel berlapis silindris yang mengandung
sel goblet yang terletak di atas suatu lamina basal dan lamina propia
yang terdiri atas jaringan ikat longgar. Konjungtivitis adalah
peradangan konjungtiva yang biasanya ditandai oleh konjungtiva yang
hiperemis: (merah) dan sekret yang banyak. Hal ini mungkin
disebabkan oleh bakteri, virus, alergen atau parasit-parasit lainnya.
c. Kelenjar Lakrimal
Kelenjar lakrimal utama terletak pada sudut superolateral rongga
mata. Ukurannya sebesar kenari, tubuloasinar dan serosa, dengan sel
mioepitel yang menyolok. Lobus kelenjar yang terpisah mencurahkan
isinya melalui 10-15 saluran keluar ke dalam bagian lateral forniks
superior konjungtiva. Juga ditemukan banyak kelenjar lakrimal
tambahan/ assesori dalam lamina propria kelopak mata atas dan bawah.
Air mata mengandung banyak air dan lisosim suatu zat anti bakteri. Air
mata berfungsi untuk memelihara agar epitel konjungtiva tetap lembab,
kedipan kelopak mata akan menyebabkan air mata tersebar di atas
kornea seperti wiper pada kaca mobil dan berguna untuk mengeluarkan
benda asing seperti partikel debu.
B. Fisiologi Mata
Organ sensorik kompleks yang mempunyai fungsi optikal untuk melihat
dan saraf untuk transduksi sinar. Aparatus optic mata membentuk dan
mempertahankan ketajaman focus objek dalam retina. Prinsip optic: sinar
dialihkan berjalan dari satu mediu m ke medium lain dari kepadatan yang
berbeda, focus utama pada garis yang berjalan melalui pusat kelengkungan
lensasumbu utama.
Indra penglihatan menerima rangsangan berkas – berkas cahaya pada
retina dengan perantara serabut nervus optikus, mengahantarkan rangsangan
ini ke pusat penglihatan pada otak untuk ditafsirkan.Cahaya yang jatuh ke
8
mata menimbulkan bayangan yang letaknya difokuskan pada retina. Bayangan
itu akan menembus dan diubah oleh kornea lensa badan ekueus dan vitrous.
Lensa membiaskan cahaya dan mengfokuskan bayangan pada retina bersatu
menangkap sebuah titik bayangan yang difokuskan.
a. Pembentukan Bayangan
9
menghasilkan sinyal saraf dan mosaic reseptor, selanjutnya
mengirimkan bayangan dua dimensi ke otak untuk direkonstruksi
menjadi tiga dimensi.
c. Lintasan Penglihatan
Setelah impuls meninggalkan retina, impuls ini berjalan kebelakang
melalui nervus optikus. Pada persilangan optikus, serabut menyilang
kesisi lain bersatu dengan serabut yang berasal dari retina. Otak
menggunakan visual sebagai informasi untuk dikirim ke korteks
serebri dan visual pada bagian korteks visual ini membentuk gambar
tiga dimensi.
Korteks visual primer. Gambar yang ada pada retina ditraktus
optikus disampaikan secara tepat ke korteks jika seseorang kehilangan
10
lapang pandang sebagian besar dapat dilacak lokasi kerusakan diotak
yang bertanggung jawab atas lapang pandang.
1. Degenerasi Makula
Degenerasi makula adalah
sebuah penyakit mata yang
menyerang pada bagian
makula sehingga menyebabkan
mata tidak bisa melihat dengan
jelas atau penglihatan kabur.
Makula merupakan sebuah
organ kecil pada mata yang
terletak dibagian belakang
mata dan berfungsi untuk mengirimkan sinyal gambar dari mata ke bagian
otak. Penyakit ini paling sering terjadi pada orang tua.
2. Katarak
11
Katarak merupakan sebuah penyakit yang menyebabkan lensa mata menjadi
keruh dan menyebabkan penglihatan berkurang atau kebutaan. Penyakit ini
bisa mengganggu berbagai aktifitas karena mata tidak bisa melihat dengan
baik dan lebih parah pada malam hari. Katarak sering berkembang sesuai
dengan waktu dan bisa terjadi sejak kecil.
Gejala Katarak
3. Neuritis Optik
12
Melihat bayangan lampu berkedip
4. Glukoma
5. Ablasi Retina
6. Penyakit Graves
13
Penyakit graves adalah
sebuah kondisi yang
menyebabkan adanya
gangguan sistem kekebalan
tubuh karena tubuh
menghasilkan terlalu banyak
hormon tiroid. Hormon tiroid
adalah hormon yang bisa
mempengaruhi semua sistem dalam kesehatan tubuh dengan berbagai cara
yang berbeda. Penyakit ini bisa terjadi pada perempuan dan biasanya
menyerang saat belum berumur kurang dari 40 tahun.
Gejala Graves
Gejala Strabismus
8. Mata Bintitan
14
Mata bintitan adalah salah satu jenis penyakit yang
menyerang bagian mata yang sangat mengganggu,
namun biasanya tidak berlangsung lama. Mata bintitan
biasanya ditandai dengan munculnya bintitan seperti
bisul, namun terjadi biasanya di sekitar kelopak mata.
Muncul bintitan di kelopak mata bagian atas dan atau bagian bawah
Perih di mata
Rasa nyeri
Mata cenderung berwarna merah dan kebiruan.
15
Rabun dekat atau hipermetropia atau hiperopia adalah gangguan
penglihatan dalam jarak yang dekat sehingga penderita mengalami
penglihatan buram atau tidak jelas ketika melihat dekat. Contohnya, tidak
jelas dalam membaca buku. Namun, penderita rabun dekat umumnya tidak
bermasalah dalam melihat jarak jauh.
16
Pandangan mata buram, garis lurus terlihat miring atau berbayang
Sulit melihat dalam jarak dekat maupun jauh
Kesulitan melihat di malam hari
Perlu menyipitkan mata saat melihat
Mata tegang
Sakit kepala
A. Kesimpulan
B. Saran
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dibutuhkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun.
17
DAFTAR PUSTAKA
Barakati, S. M. (2014, november 28). Makalah Mata. Diambil kembali dari slideshare.net:
https://www.slideshare.net/septianbarakati/makalah-mata-42116975
Halo Sehat. (2023). Jenis Penyakit Mata. Diambil kembali dari HaloSehat:
https://halosehat.com/penyakit/jenis-jenis-penyakit-mata
Klikdokter, T. M. (2021, oktober 21). Rabun Dekat. Diambil kembali dari Klikdokter:
https://www.klikdokter.com/penyakit/masalah-mata/rabun-dekat
18