Disusun Oleh:
BIRAWA VIRAJATI
021918016306
SURABAYA
2020
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
BAB I
PENDAHULUAN
kemajuan industri dan meningkatnya mobilitas manusia maka meningkat pula angka
trauma pada kepala leher. Trauma kepala leher mengakibatkan jejas, kegawatan dan
variasi yang sangat luas, mulai memar, ekskoriasi hingga fraktur. Problema yang
timbul selain aspek fungsi juga dipikirkan aspek estetik karena dapat meninggalkan
jiwa. Cidera yang terjadi pada trauma kepala sering kompleks dan melibatkan
beberapa organ atau struktur, salah satunya yaitu penglihatan. Oleh karena itu
Mata merupakan salah satu indra dari pancaindra yang sangat penting untuk
yang baik merupakan kebutuhan yang tidak dapat diabaikan. Mata merupakan bagian
yang sangat peka. Walaupun mata mempunyai system pelindung yang cukup
baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemakretrobulbar selain terdapatnya
refleks memejam atau mengedip, mata masih sering mendapat trauma dari dunia
luar. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata
dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan
1
2
perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat
yang akan mengakibatkan kebutaan. Maka dari itu diagnosis dan tatalaksana yang
baik penanganan trauma pada mata akan membantu dalam kesembuhan organ penting
ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anatomi
1. Palpebra
lipatan kulit yang dapat menutup dan melindungi bola mata bagian anterior.
superior dan inferior dapat dilihat sebagai lipatan kulit yang tidak
dekat inner cantus, batas lipatan menyatu hingga pada usia 10 minggu gestasi,
karena lipatan menyatu satu sama lain, evolusi silia dan glandula tetap
minggu. Penyatuan palpebra akan terlepas pada usia 5 bulan gestasi disertai
epithelium.
pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi. Kelopak mata terdiri
atas empat bidang jaringan yang utama. Dari superfisial ke dalam antara lain
3
4
a. Lapisan kulit. Kulit palpebra berbeda dari kulit di kebanyakan bagian lain
tubuh karena tipis, longgar, dan elastis, dengan sedikit folikel rambut serta
orbita.Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat
kulit kepala.
tarsus. Sudut lateral dan medial serta juluran tarsus tertambat pada tepi
tarsus superior dan inferior juga tertambat pada tepi atas dan bawah orbita
oleh fasia yang tipis dan padat. Fasia tipis ini membentuk septum orbita.
Gambar 1. Struktur mata dan palpebra
2. Konjungtiva
oleh sel goblet yang berfungsi membasahi bola mata terutama kornea.
bawahnya.
semilunar medial, dan konjungtiva palpebra. serat otot polos membentuk otot
levator mempertahankan fornix superior dan slip fibrosa memperpanjang
3. Kornea
sebanding dengan kristal sebuah jam tangan kecil. Kornea ini disisipkan ke
dalam sklera pada limbus, lekukan melingkar pada sambungan ini disebut
a. Lapisan Epitel : berlaku sebagai barrier terhadap air, bakteri dan mikroba.
endothelial.
dan memfokuskan cahaya kepada retina dengan pecahan dan degradasi optic
yang minimal. Kornea dan sklera bergabung sebagai kesatuan pelindung isi
dari bola mata bersamaan dengan film air mata ( Akbar M, et al, 2019).
Cedera atau trauma mata adalah perlukaan/cedera mata yang dapat terjadi
dalam bentuk trauma tumpul, trauma tajam, trauma kimia, trauma termis dan
trauma radiasi (Ilyas, S., 2015). Trauma mengakibatkan kerusakan pada jaringan
jika tidak segera ditatalaksana dapat menyebabkan penurunan visus (low vision)
al., 2013). Trauma oleh benturan yang dapat menyebabkan energi mekanis yang
cukup untuk menghasilkan suatu injuri/luka. Peristiwa ini terjadi karena aktivitas
gigi yang tidak sesuai, serta menggigit benda keras. Perilaku manusia seperti
pengambilan resiko,
masalah hubungan dengan kawan, hiperaktivitas, dan perilaku stress juga
Penderita yang mengalami trauma berat ternyata disertai juga trauma okuli
pemeriksaan fisik penderita trauma kepala dan leher didapatkan adanya tanda –
tanda hifema, bola mata yang lunak, penurunan penglihatan, laserasi sclera
C. Etiologi
Gejala yang ditimbulkan tergantung jenis trauma serta berat dan ringannya trauma.
benda asing didalam mata. Benda asing yang tertinggal dapat bersifat tidak
beracun dan beracun. Benda beracun contohnya logam besi, tembaga serta
bahan dari tumbuhan misalnya potongan kayu. Bahan tidak beracun seperti
pasir, kaca. Bahan tidak beracun dapat pula menimbulkan infeksi jika
a. Trauma tembus kelopak mata. Trauma ini dapat menembus sebagian atau
gangguan pada salah satu bagian dari sistem pengaliran air mata dan
mengakibatkan epifora.
d. Trauma tembus pada sklera. Luka kecil pada sklera sukar dilihat. Pada
luka yang agak besar, akan terlihat jaringan uvea yaitu iris, badan silier
dan koroid yang berwarna gelap disertai COA yang dangkal. Jika luka
e. Trauma tembus pada kornea, iris, badan silinder, lensa dan korpus vitreus.
perforasi kornea yang disertai prolaps jaringan iris melalui luka akan
inkarserasi iris melalui luka perforasi, adanya luka pada kornea, edema
fotofobia, nyeri yang hebat, penglihatan menurun dan klien tidak dapat
tembus pada kornea dapat disertai trauma pada lensa. Penetrasi lensa yang
penglihatan.
f. Trauma tembus pada koroid dan retina. Trauma tembus yang disertai
g. Trauma tembus pada orbita. Trauma yang mengenai orbita dapat merusak
pergerakan bola mata dan diplopia jika mengenai otot-otot luar mata.
mengenai
a. Organ Eksternaa
a). Orbita. Trauma tumpul bagian ini dapat menimbulkan fraktur orbita
b. Organ Internaa
b). Kornea (dapat terjadi edema kornea, erosi kornea, erosi kornea
rekuren) c). Iris / badan silinder (dapat terjadi iridodialis dan hifema)
d). Lensa (dapat terjadi dislokasi lensa, subluksasi lensa, luksasi lensa
cincinvossius)
subluksasi atau luksasi lensa mata, maka zonula Zin dan korpus vitreus
f). Retina (dapat terjadi edema retina & koroid, dan ablasi retina)
g). Nervus optikus (N. II). Akibat trauma tumpul nervus optikus dapat
trauma khemis basa. Mata nampak merah, bengkak, keluar air mata
berlebihan dan penderita nampak sangat kesakitan, tetapi trauma basa akan
perlahan-lahan.
4. Trauma Mekanik
sehingga aliran darah menjadi lambat, sel endotel rusak, cairan keluar dari
3. Bilikmata dangkal
6. Terdapat jaringan yang prolapse seperti caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau
retina
7. Kunjungtiva kemotis
Evaluasi awal pada trauma mata dimulai dengan penilaian kondisi keseluruhan
1. Anamnesis
deskripsi singkat tentang apa yang terjadi. Anamnesis dan riwayat terperinci
2. Pemeriksaan mata
yang parah, pemeriksaan mata harus dilakukan secara hati-hati sehingga tidak
bentuk, dan responnya terhadap cahaya. Pada pasien yang sadar dapat
pemeriksaan ini dapat diketahui benda tersebut pada bilik mata depan, lensa,
retina.
Gambar 5. A. Foto polos benda tajam pada mata, B. USG adanya foreign body
pada mata
hemoragi.
infeksi sekunder.
hidup pasien.Semua trauma yang terjadi pada mata dan mengganggu serta
trauma mata bila jelas terjadi ruptur bola mata, sebaikanya dilakukan pembedahan
dalam kondisi steril dan dengan anesteasi umum. Obat sikloplegik atau antibiotic
topikal tidak boleh diberikan sebelum pembedahan karena potensi toksisitas pada
a). Terlebih dahulu beri kompres dingin untuk mengurangkan sakit dan
pembengkakan jaringan.
b). Segera cari tempat pertolongan pertama bila mata sakit, penglihatan
berkurang.
Perawatan Mata,2004)
b. Trauma tajam
a). Tindakan awal adalah tutup mata dan lakukan kompres es untuk
menurunkan perdarahan
kirim jaringan dalam wadah yang dibungkus dengan es. Jika benda
2. Trauma Kimia
Bagian terapi terpenting adalah irigasi mata segera dengan air bersih dalam
jumlah banyak. Selain itu bagian bawah kelopak mata atas dan bawah juga
dan mengukur pH dengan kertas litmus. Pemberian tetes mata steroid dan dilator
antikolagenasesistemik
dan topikal (misal tetrasiklin) Kerusakan luas pada limbus dapat menghambat
regenerasi epitel padapermukaan kornea. Defek epitel yang terjadi lama dapat
transplantasi limbus (yang memberi sumber baru untuk sel benih) atau dilapisi
(Khurana AK,2015).
pembersihan luka dengan larutan garam fisiologik. Bila ada jaringan iris atau
badan kaca yang prolaps, bagian yang prolaps dipotong (jaringan direposisi
kembali kecuali bila yakin tidak ada infeksi). Bila benda asing dapat dilihat
langsung, maka mungkin dapat dikeluarkan dengan pinset atau magnit melalui
luka perforasi. Luka perforasi dijahit dengan jarumdan benang yang halus.
penderita dikirim ke pusat, untuk mencegah jangan sampai banyak isi bola mata
yang prolaps melalui luka perforasi, makamata tersebut detelah ditutup dengan
kain kasa steril masih harus ditutuplagi dengan semacam penutup (dob) yang
( yang paling sederhana adalah menutup mata tersebut dengan kepala sendok).
Penderita juga diberi obat penenang, obat analgesik, dan bila perlu dapat
H. Pencegahan
1. Trauma tumpul akibat kecelakaan tidak dapat dicegah, kecuali trauma tumpul
perkelahian.
4. Pada pekerja las sebaiknya menghindarkan diri terhadap sinar dan percikan
bahan las dengan memakai kaca mata.
BAB 3
Penutup
anak dan dewasa muda Trauma oculi dapat dibagi menjadi trauma tajam,
profilaktif infeksi dan analgetik untuk meredakan nyeri pasca tindakan. Mata
sembuh dengan baik setelah trauma minor dan jarang terjadi sekuele jangka
panjang karena munculnya sindrom erosi berulang, trauma kimia pada mata
dapat menyebabkan gangguan penglihatan berat jangka panjang dan rasa tidak
yang tidak dapat diterapi jika terjadi lubang retina pada fovea. Penglihatan
22
DAFTAR PUSTAKA
Akbar M, Helijanti M, Munir A.M, Sofyan A. 2019. Conjunctival Laceration Of The Tarsalis
Ilyas S, Yulianti SR. 2015. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-5. Jakarta: Badan Penerbit FKUI.
Bourne, R. et al. 2013. "Causes of vision loss worldwide, 1990–2010: a systematic analysis",
Istiqomah, Indriana N. 2012. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Mata. Jakarta: EGC.
Khurana, A. K. 2015. Comprehensive Ophtalmology Sixth Edition. New Delhi: New Age
Vaughan and Asbury. 2018. General Ophthalmology, 19th edition. Lange: McGraw-Hill.
23