Oleh:
Muhammad Syauqi Abid Muslim, S.Ked
NIM. 1930912310096
Pembimbing:
Dr. dr. Muhammad Ali Faisal, M.Sc, Sp.M
i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
iii
BAB I
PENDAHULUAN
individu baru (janin). Kehamilan merupakan proses yang dimulai dari tahap
konsepsi sampai lahirnya janin. Saat masa kehamilan akan terjadi perubahan fisik
dan hormon yang sangat berubah drastis pada wanita.1,2 Selama kehamilan
sistemik terkait hormonal, dan mata. Perubahan fisiologis pada masa kehamilan
terjadi bersifat sementara, tetapi juga bisa permanen. Hal ini berhubungan dengan
perkembangan dari kondisi-kondisi okular yang baru, ataupun kondisi okular yang
sudah ada sebelum kehamilan. Efek okular pada kehamilan dapat dibagi menjadi
perubahan fisiologis, kondisi patologis atau modifikasi dari kondisi yang sudah
ada. Beberapa perubahan okuler selama kehamilan antara lain perubahan visus
mata, mata kering (dry eye), dan korioretinopati serosa sentral (CSCR).4
1
Perubahan fisiologis seperti perubahan status refraksi, perubahan kornea dan
itu beberapa penyakit seperti retinitis pigmentosa dan neuritis optik akan remisi
atau relaps selama kehamilan. Kondisi retinopati diabetik dan central serous
selama kehamilan dapat terjadi karena efek fisiologis kehamilan akibat perubahan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perubahan fisiologis pada masa kehamilan ini bertujuan untuk melindungi janin,
dikaitkan dengan perubahan okular (mata) yang dapat terjadi bersifat sementara,
tetapi juga bisa permanen. Hal ini berhubungan dengan perkembangan dari
kondisi-kondisi okular yang baru, ataupun kondisi okular yang sudah ada sebelum
kehamilan.4,5,6
3
Gambar 2.1. Perubahan Anatomi & Fisiologi selama Kehamilan
1. Anatomi
Mata terlindungi dengan adanya dinding orbita pada os. cranium. Dinding
mata terhadap benda asing dilakukan oleh palpebra (kelopak mata). Rata-rata
mekanis (misalnya aliran udara yang mendadak, partikel debu, dan serangga)
4
dapat mengaktifkan refleks berkedip (reflex corneal) yang bertujuan untuk
Bulbus occuli (bola mata) terdiri dari 3 tunica (lapian) dari luar ke dalam,
A. Tunica Fibrosa
1) Sklera, berwarna opak (putih) yang tersusun dari jaringan fibrosa padat dan
berwarna putih. Di posterior, sklera tembus oleh nervus opticus dan menyatu
dengan lapisan udara. Sklera berlanjut di depan dengan kornea pada limbus
cornea.
2) kornea, berwarna transparan yang berperan untuk refraksi cahaya yang masuk
ke mata. Fungsi kornea adalah sebagai medium refraksi mata yang terpenting.
5
B. Tunica Vasculosa
1) Koroid, merupakan lapisan luar berpigmen dan lapisan dalam yang kaya
pembuluh darah.
2) Korpus siliaris
3) Iris dan pupil, merupakan tabung tipis, kontraktil, berpigmen, dengan lubang
ditengahnya (pupil). Iris terdiri dari 2 otot yaitu musculus sphincter pupillae
C. Tunica Nervosa
fotoreseptor.
6
Gambar 2.3 Anatomi Occuli
2. Fisiologi
Bayangan optik akan dihasilkan dan menuju suatu lapisan sel peka sinar yitu
menangkap bayangan pada film. Seperti film yang dapat diproses menjadi Salinan
visual dari bayangan asli, citra yang tersandi di retina disalurkan melalui
7
serangkaian tahap pemprosesan visual hingga akhirnya secara sadar dipersepsikan
rangsang sinar dan mengubahnya menjadi impuls saraf yang berjalan di sepanjang
lintasan visual yang terdiri atas retina, nervus optikus, khiasma optikum, traktus
optikus, dan radiasio optika; yang akhirnya akan mencapai korteks visual di lobus
8
Gambar 2.4 Jaras Visual
berwarna hitam dengan latar belakang putih dengan jarak yang telah
9
distandarisasikan serta ukuran symbol yang bervariasi. Visus 20/20 adalah suatu
bilangan yang menyatakan jarak dalam satuan kaki yang mana seseorang dapat
membedakan sepasang benda (satuan lain dapat dinyatakan sebagai visus 6/6). 20
kaki dianggap sebagai tak terhingga dalam perspektif optikal. Untuk alasan
tersebut maka visus 20/20 dapat dianggap sebagai performa nominal untuk jarak
pengelihatan manusia.
Penurunan visus adalah apabila tajam pengelihatan seseorang kurang dari 20/20
atau 6/6. Penurunan tajam pengelihatan dapat disebabkan oleh organik maupun
anorganik.9
3. Presbiopia
4. Astigmatisme
1. Katarak
2. Glaukoma
kehamilan terhadap perubahan pada okuler dapat bersifat ringan sampai berat.
10
Pada kasus berat (tahap lanjut) jika terjadi komplikasi dan tidak ditangani dengan
progesteron.5,6,11
1. Perubahan Fisiologis
yang terjadi secara khas di sekitar wajah (dahi, hidung, kelopak mata, pipi, dan
merupakan kondisi yang tidak berbahaya dan dapat sembuh spontan setelah ibu
melahirkan.5,12
Perubahan pada kelopak mata selama kehamilan juga dapat berupa ptosis.
Ptosis diyakini berkembang sebagai akibat dari cairan dan efek hormonal pada
meningkat karena edem yang terjadi selama kehamilan edem kornea terjadi
11
karena retensi air di jaringan okuler akibat peningkatan hormon estrogen yang
bersifat retensi air. Hormon ini akan mereabsorbsi air dan menarik air sehingga
terjadi retensi air. Pada kondisi ini pasien mengeluh mata kabur. Sensitivitas
kornea selama kehamilan akan menurun dan menjadi normal setelah 8-9 minggu
postpartum.5,6,13
pada kornea. Hal ini terjadi akibat penurunan hormon progesterone Dalam masa
permukaan dalam dari kornea oleh sel-sel iris berpigmen yang terlepas selama
gesekan mekanis lapisan pigmen posterior iris sebagai akibat dari aliran humor
12
aquous. Krukenberg spindle telah diamati pada kornea pada awal kehamilan, yang
menyebabkan mata kering (dry eye). Hal ini disebabkan oleh peningkatan reaksi
imunitas terhadap sel-sel duktus lakrimal dan penghancuran langsung sel asinar
sampai interaciner. Selain itu kondisi kehamilan yang diperparah dengan dehidrasi
akibat mual dan muntah berakibat terhadap berkurangnya cairan pada tubuh
ibu.5,6,7
13
Pada kehamilan terjadi penurunan tekanan intraocular (TIO) pada
postpartum. Penurunan TIO terjadi karena kenaikan aliran humor aquos melalui
dan penurunan tekanan vena episklera serta penurunan tekanan vena di extremitas
atas. Efek dari penurunan TIO selama masa kehamilan tersebut berpengaruh pada
2. Perubahan Patologis
dengan komplikasi ocular dan kelainan ocular yang muncul dan meningkat saat
kehamilan. 5,6,
140/90 mmHg, edema dan proteinuria setelah minggu ke-20 kehamilan. Dengan
terlihat pada 25% wanita dengan pre-eklampsia dan 50% wanita dengan
penglihatan kabur adalah keluhan yang paling sering pada pasien ini, namun,
14
fotopsia, skotoma, dan diplopia juga dapat terjadi. Edema retina, perdarahan, dan
eksudat, infark lapisan serat saraf dan perdarahan vitreus sekunder akibat
preeklamsia.5,6,7
sendirinya cairan akan hilang dan lapisan saraf kembali normal. Tetapi tak
mengatasinya, biasanya tak ada penanganan khusus di bagian mata, Yang diatasi
adalah masalah eklamsianya. Ini merupakan jalan terbaik, selain untuk kesehatan
mata juga untuk kesehatan secara umum mengingat eklamsia berbahaya bagi ibu
maupun janin. Jika eklamsia tak ditangani dengan baik, bukan saja mengakibatkan
badan. Kondisi ini terjadi dengan obesitas dan ditandai oleh peningkatan tekanan
intrakranial yang tidak diketahui penyebabnya. Sakit kepala adalah gejala yang
paling umum, dan dapat disertai dengan mual dan muntah. Temuan mata
15
Edema papiler tampak jelas selama pemeriksaan fundus. Menjaga agar kenaikan
4. Grave’s disease
Kasus ringan dapat dipantau, tetapi kasus sedang hingga berat harus diobati
dengan obat antitiroid. Propylthiouracil adalah obat pilihan pada wanita hamil. 5,6
5. Pituitary tumor
Ibu hamil dengan kondisi tumor hipofisis yang sudah ada sebelum
kehamilan. Dalam kasus yang jarang terjadi dimana pertumbuhan nyata terjadi
ketajaman visual, perubahan bidang visual sebagian besar cacat bitemporal, dan
diplopia adalah gejala yang paling umum pada pertumbuhan hipofisis adenoma. 5,6
16
6. Toxoplasmosis
penyebab paling umum dari uveitis posterior pada pasien imunokompeten. Janin
penularan ke janin lebih sering terlihat pada trimester ketiga, ketika sirkulasi ibu
dan janin berada dalam kontak terbesar. Infeksi laten pada ibu dapat menjadi aktif.
Wanita dengan infeksi aktif selama kehamilan harus dipantau setiap tiga
dihindari karena risiko kernikterus neonatal. Sebagai pilihan pengobatan saat ini,
dilaporkan. 5,6
1. Retinopati diabetik
17
Retinopati diabetik dapat berkembang dengan cepat selama kehamilan.
selama kehamilan.16,17
awal retinopati. Oleh karena itu, dengan tidak adanya gejala visual, pemeriksaan
dasar selama trimester pertama sudah cukup. Temuan retinopati selama kehamilan
ketiga dan periode postpartum. engobatan standar untuk retinopati diabetik adalah
Namun, regresi retinopati diabetik setelah melahirkan dapat terjadi dengan tingkat
ketiga dan periode postpartum. Pasien tanpa retinopati hingga retinopati diabetik
nonproliferatif sedang harus diperiksa ulang setiap tiga hingga 12 bulan, dan
18
pasien dengan retinopati diabetik nonproliferatif berat atau lebih buruk harus
2. Glaukoma
TIO telah dinyatakan turun 2-3 mmHg terutama di bawah pengaruh hormon
tantangan pada wanita hamil. Mengingat penurunan TIO dengan peningkatan usia
kehamilan dan kemungkinan cacat lahir dan ketakutan pasien, dokter mata
Sebagian besar obat glaukoma termasuk dalam kategori kehamilan B atau C dan
oleh karena itu dikontraindikasikan atau harus digunakan hanya pada indikasi
19
terbatas. Namun, pasien yang merencanakan kehamilan dapat memperoleh
3. Uveitis
okular dan sistemik uveitis non-infeksi mereda dan frekuensi serangan menurun.
Perbaikan pada gejala okular dan sistemik dari sarkoidosis, spondiloartropati dan
artritis reumatoid telah diamati. Namun, enam bulan setelah melahirkan mungkin
berfungsi sebagai keuntungan bagi wanita hamil dengan uveitis yang mengancam
trimester ketiga, meskipun mungkin juga muncul pada trimester pertama dan
20
korioretinopati serosa sentral. Oleh karena itu, penting untuk mempertimbangkan
CSR pada pasien hamil yang mengalami gejala berikut: penurunan ketajaman
diamati pada akhir kehamilan atau setelah kelahiran; Namun, mungkin ada
kecenderungan untuk kambuh pada mata yang sama pada kehamilan berikutnya.
20,21
BAB III
KESIMPULAN
anatomi dan fisiologis pada ibu hamil. Perubahan ini bertujuan untuk melindungi
21
Selama kehamilan sejumlah besar wanita mengalami perubahan fisiologis pada
Keluhan visual merupakan hal yang umum terjadi pada ibu hamil. Sangat
penting untuk dokter dalam menyadari berbagai kondisi fisiologis dan patologis
yang mungkin timbul atau berubah selama kehamilan, dan memiliki pengetahuan
yang jarang dan serius mungkin termasuk gejala visual dan pasien hamil pada
awalnya dapat dilihat oleh dokter mata. Merespon secara hati-hati, cepat dan
DAFTAR PUSTAKA
22
3. Kazma JM, Anker JVD, Allegaert K, Dallmann A, Ahmadzia HK.
Anatomical and physiological alterations of pregnancy. J Pharmacokint
Pharmacodyn. 2020. 47(4): 271-85.
4. Yenerel NM, Kucumen RB. Pregnancy and the eye. TJO. 2015; 45(5):
213-9.
11. Patil AD, Ellabban AA, Patil DB, Yorston D, Williamson TH, Laidlaw
DA. Ocular manifestations of pregnancy and labour: from the innocuous
to the sight threatening. The Obstetrician and Gynecologist. 1-28.
15. Samra KA. The eye and visual system in the preeclampsia/eclampsia
syndrome what to expect. Saudi Journal of Ophtalmology. 2013; 27: 51-3.
23
17. European Glaucoma Society. Terminology and guidelines for glaucoma.
4th ed. Europe: PubliComm; 2014.
24