23 Desember 2021
Pembimbing:
2021
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
depan .................................................................................. 11
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR SINGKATAN
HA : Hyaluron acid
v
BAB I
PENDAHULUAN
ahli farmakologi dan para dokter mata karena organ mata memiliki
pada kornea, sklera, aliran darah konjungtiva, dan lapisan air mata
dengan berbagai cara secara garis besar terdapat empat jalur pemberian
konvensional, larutan mata atau tetes mata paling banyak digunakan dan
pemberian agen topikal lebih disukai karena mudah, nyaman, dan non-
pada bagian anterior mata namun kurang pada bagian posterior mata
1
injeksi intraokular merupakan pemberian yang efisien untuk terapi dengan
cukup rendah. Pada jalur penyerapan obat pada mata juga sangat
tergantung oleh sifat kelarutan obat tersebut terhadap air atau lemak.2,3
1.2 Tujuan
toksisitas.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dibagi menjadi dua bagian, yaitu segmen anterior dan posterior. Segmen
anterior bola mata berisi kornea, iris, lensa, konjungtiva, badan siliaris, dan
epitel pigmen retina, neural retina, saraf optik, dan vitreous humour,
3
2.1.1 Kornea
ujung saraf yang tidak bermielin dan menyumbang dua pertiga dari
sifat bias mata dengan indeks bias 1,376. Ketebalannya sekitar 0,5
mm dan diameter 11,5 mm. Bagian tepi dibatasi oleh limbus kornea.
Kornea terdiri dari tiga lapisan epitel luar, stroma tengah, dan
yang rapat (zona oklusi), sehingga kurang dari 5% dari dosis obat
4
Gambar 2. Gambaran skematik epitel kornea.6
2.1.2 Konjungtiva
mukosa dari film air mata, zat antibakteri, dan antivirus dan
5
Gambar 3. Konjungtiva. Li, limbus; BC, konjungtiva bulbar; FC,
2.1.3 Sklera
6
Gambar 4. Sklera dan pembuluh darah episklera.6
2.1.4 Vitreous
7
sekitar 300 g/ml dan sangat tidak larut, serta terdiri dari kolagen tipe
II yang dominan dengan jumlah kolagen tipe IX, tipe V/XI yang lebih
susunan serat kolagen yang lebih padat di dasar vitreous dan cortical
sangat tipis. Vitreous terdiri dari 98-99% air dengan serat gel kolagen
2.1.5 Retina
paling sentral dari makula adalah fovea, suatu lekukan pusat selebar
barrier (BRB) terdiri dari barrier dalam dan luar. Sawar darah retina
8
sambungan antar sel epitel pigmen retina (RPE), untuk mengatur
Gambar 5. Retina.6
ketika masalah berada di permukaan mata dan segmen anterior. Gel dan
salep juga merupakan bentuk sediaan yang populer untuk pemberian obat
mata. Pasien diminta untuk melihat ke bawah dan menutup mata dengan
lembut. Tetes mata adalah metode pemberian obat yang paling nyaman,
paling tidak invasif dan paling murah pada mata. Keuntungan pemberian
9
topikal dapat menghindari paparan sistemik terhadap tingkat obat yang
10
dan emulsi. Karena sifat jaringan penargetan dan cara
11
2.2.1.1 Absorbsi Topikal
film air mata yang memiliki lipid hidrofobik menuju udara dan
menyerap elektrolit, air, dan obat yang digunakan dari film air
12
bersifat hidrofobik dan stroma bersifat hidrofilik, sehingga baik
obat yang larut dalam air maupun yang larut dalam lemak
transelular.9
• rute administrasi
• biotransformasi
• ekskresi
13
Farmakodinamik menyangkut aktivitas biologis dan efek klinis
adrenergik.6
pasien dan terkait dengan usia, jenis kelamin, ras, obat lain yang
diresepkan saat ini, dan kondisi medis pasien yang sudah ada
sebelumnya.6
14
Prinsip farmakologis berlaku berbeda untuk pasien usia lanjut.
menurun dengan usia; baik perfusi hati dan aktivitas enzimatik juga
pasien yang lebih muda, dan banyak dari obat yang mereka gunakan
sudah terganggu.6
diabsorbsi.10
bagi obat topikal mata untuk mencapai konsentrasi yang efektif serta
15
dipertahankan dalam waktu tertentu. Terdapat faktor-faktor yang
pertama.
• Retensi reservoir air mata dan waktu kontak obat juga dapat
16
Gambar 8. Farmakokinetik obat tetes mata topikal.6
diabsorbsi.10
17
nyatanya, merupakan tantangan bagi obat topikal mata untuk
topikal mata.3,10
Ukuran partikel
asetat.9,11
18
partikel kecil pada obat suspensi bertahan di cul-de-sac untuk
Tonisitas
19
Viskositas dan pembawa
centipoises.9,11
Faktor tetesan.
20
pemberian obat dan efisiensi penghantaran obat ke segmen
periokular, obat bergerak ke sklera melalui salah satu dari tiga jalur:
humor.12
21
2.3.2 Pemberian Obat Periokuli
melalui bilik mata depan di mana obat itu berdifusi ke dalam humor
aquos baik secara langsung atau melalui sklera dan badan siliaris
atau melalui cairan air mata dan kornea setelah direfluks melalui
konjungtiva. Dalam jalur yang berbeda ini, ada tiga jenis hambatan
22
Gambar 9. Rute pengiriman periokular yang berbeda.12
Rute subkonjungtiva
karena itu menyediakan jalur trans-skleral untuk difusi obat. Rute ini
maksimum 0,5 ml. Berbagai obat telah berhasil diberikan melalui rute
23
dalam sebuah penelitian, deksametason menunjukkan kadar yang
Rute retrobulbar
retrobulbar, di dalam kerucut otot yang terdiri dari empat otot rektus
Rute peribulbar
24
dibandingkan dengan rute retrobulbar, rute ini juga kurang efektif bila
Rute Sub-Tenon
waktu kontak obat dengan sklera dan ketika kanula tumpul dapat
Rute ini adalah metode yang lebih baru yang digunakan untuk
25
penetrasi bola mata. Metode ini digunakan untuk mengantarkan obat
ini aman dan efektif untuk pengiriman molekul obat ke koroid dan
Jalur
Manfaat Tantangan
administrasi
rendah (<5%)
Blood-aqueous barrier,
Rute pemberian
BRB, dosis tinggi
yang sesuai
Oral (sistemik) menyebabkan toksisitas
dengan pasien dan
dan bioavailabilitas rendah
non-invasif
(<2%)
26
langsung ke retina, perdarahan,
Pengiriman ke
segmen anterior
Sirkulasi konjungtiva dan
dan posterior dan
Subkonjungtiva koroid bertindak sebagai
pemberian
penghalang
formulasi depot
yang mudah
seperti pengiriman
intravitreal
Memberikan
anestesi lokal
pada tekanan
intraokular
27
Aman untuk
pengiriman depot
formulation,
mempertahankan
Membutuhkan operasi dan
Jukstaskleral kadar obat hingga
RPE bertindak sebagai
posterior 6 bulan ke makula,
penghalang
menghindari risiko
endophthalmitis
dan kerusakan
intraokular
formulasi oral, akan sangat nyaman dan dapat diterima oleh pasien.
Namun, hanya sebagian kecil dari obat yang dikirim secara sistemik
28
sehingga sering administrasi yang diperlukan dan efek samping
29
biasanya mencapai vitreous humou. Dosis obat yang tinggi dan
sistemik.14
badan siliar, koroid, dan retina. Lebih dari 85% aliran darah okular
dalam, dan epitel iris posterior dan dinding pembuluh darah iris, dan
dibatasi.13
30
aptamer. Saat ini, injeksi inhibitor VEGF intravitreal (ranibizumab,
farmakologis yang sama dengan obat induk. Mata adalah organ yang
31
oftalmik ketorolak dikaitkan dengan penurunan perkembangan
yang tidak berlangsung lebih dari lima hari, dan dapat diberikan
32
BAB III
KESIMPULAN
Mata adalah organ yang dapat diakses untuk aplikasi obat langsung,
hambatan statis yaitu kornea, konjungtiva, dan epitel pigmen retina dan
pembersihan darah dan limfatik. Pemberian sistemik melalui rute oral dan
tetes mata yang paling umum dan formulasi konvensional lainnya hingga
sistem implan yang lebih kompleks yang dapat diberikan setiap beberapa
33
pendekatan fisik untuk meningkatkan penghantaran obat seperti
obat mata yang diselidiki secara luas dan pendekatan untuk memenuhi
dibagi menjadi dua segmen besar, yaitu segmen anterior dan segmen
posterior. Kedua daerah mata yang berbeda ini unik dan menghadapi
secara terpisah.
34
DAFTAR PUSTAKA
Reviews. 2017.
2016(5): 83-90
35
8. Mehta P, Haj-Ahmad R, Al-Kinani A, Arshad MS, Chang MW, Alany
Tersedia di
https://www.researchgate.net/publication/320347161_Factors_Affectin
November 2021.
12. Waite D, Wang Y, Jones D, Stitt A, Raj Singh TR. Posterior drug
13. Vellonen KS, Soini EM, Del Amo EM, Urtti A. Prediction of ocular drug
36
15. Novack GD, Robin AL. Ocular pharmacology. The Journal of Clinical
37