Pembimbing:
BAGIAN/DEPARTEMEN MATA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL..................................................................................... iv
DAFTAR SINGKATAN............................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
Wound Healing....................................................................... 29
ii
DAFTAR GAMBAR
bawah................................................................................... 7
iii
DAFTAR TABEL
.............................................................................................. 16
iv
DAFTAR SINGKATAN
WH : Wound Healing
v
BAB I
PENDAHULUAN
terdiri dari kulit, otot, serta kartilago sehingga dapat menutup atau
1
tahun dengan etiologi terbanyak adalah jatuh. Studi lain
hanya terjadi pada cedera kelopak mata saja namun pada seluruh
2
Oleh karena signifikannya angka cedera pada kelopak mata,
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
lipatan yang dapat bergerak, terdiri dari kulit, otot, serta kartilago
mata merupakan kulit yang paling tipis pada tubuh manusia, dengan
kelopak mata.4
4
kelenjar keringat). Bulu mata berfungsi untuk menjaga agar
terdiri dari tarsus, yaitu jaringan ikat padat tebal dan memanjang.
5
Gambar 1. Potong Lintang Kelopak Mata Atas8
6
Gambar 2. Potong lintang landmark anatomis margin kelopak mata bawah9
Kulit kelopak mata adalah kulit tertipis dari tubuh dan unik
mata atas terdiri dari kulit preseptal yang longgar dan jaringan
7
subkutan yang berada di atas pertemuan aponeurosis levator dan
septum orbital.1
Bagian spesifik dari otot ini juga merupakan pompa lakrimal. Otot
mata paksa.1
8
dua bantalan lemak: medial dan sentral (preaponeurotik). Di kelopak
mata bawah, ada tiga bantalan lemak: medial, sentral, dan lateral.
Tarsus adalah jaringan ikat yang kuat dan padat yang berfungsi
forniks.1
9
2.1.2 Vaskularisasi Kelopak Mata
arteri karotis eksternal, serta dari sistem orbitalis yang berasal dari
dari batas bebas kelopak mata, tepat di atas folikel silia. Arkade
arteri perifer yang lebih kecil berjalan sepanjang margin atas plate
10
Gambar 3. Suplai arteri kelopak mata. Perhatikan sejumlah lokasi dimana arteri
muncul dari anastomosis orbita dari percabangan arteri fasialis. Arteri fasialis
bercabang menjadi arteri angularis dan berjalan secara superior, lateral terhadap
pada bola mata untuk proteksi dari cahaya berlebih atau cedera.
11
10-15 kali permenit saat istirahat, 20 kali per menit atau lebih saat
buku).4,8,9
third intention.10
kehilangan jaringan yang lebih ekstensif dan tepi luka yang tidak
12
Healing by third intention biasanya diasosiasikan dengan luka
Secara etiologi, luka dapat dibagi menjadi luka cedera dan luka
bakar.
merupakan cedera tumpul paling umum pada kelopak mata atau dahi
13
Gambar 4. A. Hematoma kelopak mata bawah dengan perdarahan
kulit dan otot orbikularis okuli. Kehadiran lemak orbital dalam luka
14
Gambar 5. A. Laserasi kelopak; B. Hasil postoperatif; C. Selulitis orbita sekunder
jaringan jarang terjadi tetapi dapat terjadi. Irigasi dan perbaikan luka
dini lebih disukai, dan protokol tetanus dan rabies harus diperhatikan.
15
dengan gigitan anjing dari ras campuran, gembala Jerman, pencari
area tubuh yang luas. Seringkali, pasien ini setengah sadar atau
kelopak mata atas; Zona II, kelopak mata bawah; Zona III, kantus
16
periosteum), dan kehilangan ketebalan penuh (keterlibatan
A = Superfisial
B = Ketebalan parsial
mata total)
A = Superfisial
B = Ketebalan parsial
mata total)
17
1 = tanpa kehilangan jaringan
A = Superfisial
atasnya. Tiap lesi dapat dibagi lagi menjadi terlokalisir dan meluas.
18
lesi trauma komposit, lesi trauma kompleks, serta lesi tulang
lapis)
lapis)
Cedera globus
19
hemostasis, inflamasi, proliferasi dan remodeling jaringan.
dari proses penyakit atau memiliki etiologi yang disengaja atau tidak
disengaja.12
Hemostasis
kontraksi, meskipun hal ini hanya dapat terjadi jika cedera berada
20
masuknya sel inflamasii ke dalam ruang ekstraseluler di sekitar luka.
trombin.
21
tempat yang terpapar kolagen untuk membentuk trombosit plug
Lebih dari 300 sinyal molekul telah telah diisolasi dari diaktifkan
Inflamasi
adalah sel yang sangat motil yang menginfiltrasi luka dalam waktu
22
berkelanjutan selama 48 jam pertama. Hal ini dimediasi melalui
kemotaksis.12
dilepaskan dari trombosit dan sel yang rusak dan mampu bertahan di
23
lingkungan luka yang lebih asam yang ada pada tahap ini. Makrofag
berikutnya muncul.12
Proliferasi
telah tercapai, respon inflamasi seimbang dan luka bebas dari debris,
24
pembentukan jaringan granulasi, deposisi kolagen, epitelisasi dan
Angiogenesis
granulasi penyembuhan.12,13,14
Migrasi fibroblas
25
Pada hari ketiga, luka menjadi kaya akan fibroblas yang
kolagen maksimal pada hari ke-5 dan ini sering dapat dipalpasi di
26
termasuk infeksi luka dan di mana ada ketegangan yang
berlebihan.12,13,14
komponen seluler dan molekuler muncul 3 hari setelah cedera. FGF, basic
fibroblast growth factor; IGF, insulin‐like growth factor; KGF, keratinocyte growth
Epitelisasi
27
perjalanan melintasi permukaan luka. Pada luka yang sebagian
tingkat sel epitel dan perbaikan luka lengkap. Pada luka yang
Gambar 7. Ilustrasi luka kulit dengan ketebalan penuh 5 hari setelah cedera
metalloproteinase.13
Retraksi luka
28
miosin menarik badan sel lebih dekat, sehingga mengurangi area
bentuk luka, dengan luka linier berkontraksi paling cepat dan luka
Remodelling
29
Kelopak mata telah dijabarkan memiliki lapisan dengan
30
sebagian besar sayatan kulit akan mengalami reepitelisasi. Namun,
inflamasi pada bahan jahitan. Pada saat ini, luka hanya memiliki
aposisi jaringan.10
31
diinginkan, biasanya menggunakan jahitan poliglaktin. Ini
fungsi otot rangka, respon inflamasi akut yang sembuh tepat waktu
32
setelah cedera. Sejumlah penelitian telah memberikan temuan
oleh karena sel induk sekitar, sel satelit dan sel punca mesenkim,
mencakup bagian serat otot yang rusak selama cedera awal. Pada
dibedakan dari serat yang tidak terluka oleh nukleus yang terpusat,
33
representasi yang terlihat dari penurunan kepadatan serat otot dan
serat otot yang rusak sekarang tidak dapat dibedakan dari serat
34
epitel, dermis dari dermis dan tulang rawan dari tulang rawan.
35
intrinsik adalah penemuan garis Langer. Ini adalah garis kulit
ini.19
jaringan yang hilang. TGF-β, salah satu sinyal inflamasi yang paling
sel epitel dan fibroblas yang beristirahat di sekitar tepi luka dengan
isi dan kekakuan ECM dan luka. Kulit normal yang tidak terluka
36
kekakuan ECM yang tinggi yaitu 3 N/mm. Peningkatan kekakuan
mekanorespons.18,19
terkait erat dengan gerakan tubuh, usia, dan faktor lainnya. Secara
37
dibandingkan dengan suture pada daerah seperti tangan ataupun
folikel rambut yang ada pada tubuh kita dan menarik kesimpulan
Hal ini bisa dikaitkan dengan proses wound healing dimana kepala
scarring. Hal ini kontras dengan bagian telapak tangan dan kaki
38
faktor-faktor lainnya, bagian tubuh ini memiliki durasi wound healing
Tabel 4. Perbandingan densitas folikel rambut pada beberapa bagian tubuh yang
Wound Healing
a. Nutrisi
memiliki banyak lesi kulit yang tidak dapat disembuhkan. Baru pada
39
menghambat fungsi fibroblas dan mengurangi angiogenesis dan
b. Hipoksia
40
Oksigen juga penting untuk deposisi kolagen karena bertindak
c. Merokok
d. Konsumsi Alkohol
41
terbukti memainkan peran sebagai agen imunomodulator: konsumsi
e. Obesitas
berat badan dan, dari jumlah tersebut, lebih dari setengah miliar
dan iskemik yang terjadi pada jaringan adiposa subkutan. Jadi, jika
42
jaringan di sekitar luka tidak cukup oksigen, proses perbaikan seluler
f. Infeksi
pada tahun 1958 dan kemudian pada manusia pada tahun 1960.
infeksi luka.12
g. Immunosupresi
43
yang tertunda. Selain itu, setiap obat yang mengganggu respon
kolagen.12
h. Penyakit kronis
44
mikrovaskular jangka panjang yang mempengaruhi tingkat oksigen
i. Manajemen luka
penyembuhan luka. Ada lebih dari 250 jenis pembalut luka yang
penyembuhan.12
j. Usia
dehiscence.12
k. Genetika
45
Bekas luka keloid terjadi ketika ada pertumbuhan berlebih dari
dan gatal dan memiliki tingkat kekambuhan yang tinggi tetapi dapat
sering terjadi di bahu, lengan atau dada bagian atas dan jarang di
pada pasien ras kulit hitam, Hispanik atau Asia. Hernia insisional juga
oleh defek pada deposisi kolagen, dengan kadar kolagen tipe 3 yang
l. Teknik bedah
Mata
46
Teknik Penutupan Luka
dimana konsep yang digunakan tidak beda jauh dari konsep yang
47
penutupan luka kornea. Bioadhesive bahkan mungkin dapat
lebih rendah, dan waktu penyembuhan yang lebih baik. Lem fibrin
48
Pemberian kortikosteroid mengurangi peradangan pasca
limfositolisis.10
49
enzimatik antioksidan seperti glutathione peroxidase dan
50
Mekanisme kerja asiaticoside adalah dengan membantu proliferasi
luka.25,26
BAB III
51
KESIMPULAN
Luka kelopak mata adalah kondisi medis yang cukup umum dalam
operasi. Penyebab paling umum dari cedera kelopak mata, yang bisa
yang baik tentang anatomi daerah yang terkena dan proses penyembuhan
DAFTAR PUSTAKA
52
1. American Academy of Opthalmology. 2019. Basic and Clinical Science
Course: Section 7 – Oculafacial Plastic. San Fransisco: American
Academy of Ophthalmology.
2. Gipson IK. 2007. The Ocular Surface: The Challenge to Enable and
Protect Vision. Ocular Surface 48(10): 4390-4398.
3. Mohapatra DP, dkk. Proposal of a new classification scheme for
periocular injuries. Indian Journal of Plastic Surgery. 2017. 50(1): 21-
28.
4. Dieckow J dan Argueso P 2013. The Human Tear Film. Dalam:
Herranz RM dan Herran RMC Ocular Surface: Anatomy, Physiology,
Disorders and Therapeutic Care. Hal. 23-30. New York: CRC Press.
5. Sadek EY, dkk. Periorbital Trauma: A New Classification.
Craniomaxillofacial Trauma and Reconstruction. 2019; 12(3): 228-240.
6. Iftikhar M et al. Changes in the Incidence of Eye Trauma
Hospitalizations in the United States from 2001 through 2014. JAMA
Ophthalmol. 2019 Jan 1;137(1):48-56.
7. Usmani B et al. Eye Trauma in Falls Presenting to the Emergency
Department from 2006 through 2015. Br J Ophthalmol. 2021
Feb;105(2):198-204.
8. American Academy of Opthalmology. 2019. Basic and Clinical
Science Course: Section 8 – External Disease and Cornea. San
Fransisco: American Academy of Ophthalmology.
9. American Academy of Opthalmology. 2019. Basic and Clinical
Science Course: Section 2 – Fundamentals and Principles of
Ophthalmology. San Fransisco: American Academy of
Ophthalmology.
10. Naseri A 2019. The Healing Process. Dalam: Mickler C, Moya F dan
Quiros PA Basic Principles of Ophthalmic Surgery 4 th ed. Hal. 229-236.
San Fransisco: American Academy of Ophthalmology.
11. Salmon JF. 2020. Kanski’s Clinical Ophthalmology: A Systematic
Approach. Edisi ke-9. Elsevier.
12. Singh S, Young A, McNaught CE. The physiology of wound healing.
Surgery (Oxford). 2017 Sep 1;35(9):473-7.
13. Theoret C. Physiology of wound healing. Equine wound management.
2016 Nov 28:1-3.
14. Qing C. The molecular biology in wound healing & non-healing wound.
Chinese Journal of Traumatology. 2017 Aug 1;20(4):189-93.
15. Greising SM, Corona BT, Call JA. Musculoskeletal Regeneration,
Rehabilitation, and Plasticity Following Traumatic Injury. Int J Sports
Med. 2020.
53
16. Liu G et. al. Identification and Characterization of Skeletal Muscle Stem
Cells from Human Orbicularis Oculi Muscle. Tissue Engineering. 2018.
17. M. V. Plikus et al. Regeneration of Fat Cells from Myofibroblasts during
Wound Healing. Science 10.1126/science.aai8792. 2017.
18. Rodrigues M, Kosaric N, Bonham CA, Gurtner GC. Wound Healing: A
Cellular Perspective. 2019. Rev 99: 665–706.
19. Harn HI, Ogawa R, Hsu C, Hughes MW, Tang M, Chuong C. The
Tension Biology of Wound Healing. Experimental Dermatology. 2019;
28:464–471.
20. Forsch RT, Little SH, Williams C. Laceration Repair: A Practical
Approach. American Family Physician. 2017; 95 (10): 628-637.
21. Rippa A, Kalabusheva EP, Vorotelyak EA. Regeneration of Dermis:
Scarring and Cells Involved. Cells. 2019; 8: 607.
22. Otberg N et. al. Variations of Hair Follicle Size and Distribution in
Different Body Sites. J Invest Dermatol. 2004; 122:14 –19.
23. Avishai E, Yeghiazaryan K, Golubnitschaja O. Impaired wound
healing: facts and hypotheses for multi-professional considerations in
predictive, preventive and personalised medicine. EPMA Journal. 2017
Mar 1;8(1):23-33.
24. Brocke T, Barr J. The History of Wound Healing. Surg Clin N Am.
2020.
25. Novyana RM, Susanti. Lidah Buaya (Aloe vera) untuk Penyembuhan
Luka. J Kedokt Univ Lampung [Internet]. 2016; 5:149–53. Available
from:
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/
902/810.
26. Sabila FC, Muhartono. Efektivitas Pemberian Ekstrak Daun Pegagan
(Centella asiatica) terhadap Penyembuhan Luka The Effectivity of
Giving Gotu Kola Leaf Extract (Centella asiatica) to Wound Healing. Lit
Rev. 2020; 7:23–9.
54