Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENCEGAHAN KEBUTAAN PADA PENYAKIT KEKERUHAN KORNEA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Phatologi

Dosen pembimbing

Dr. Zaldi, Sp.M

DISUSUN OLEH

Jones Wijaya Ng (21114041498)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINALITA SUDAMA
MEDAN 2022-2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan atas segala rahmat yang telah diberikan


sehingga makalah yang berjudul “Pencegahan kebutaan pada penyakit
kekeruhan kornea” ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa
saya mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap
lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di mengerti oleh pembaca pada
umumnya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan


lebih luas mengenai fungsi penglihatan dan tindakan-tindakan yang terkait
penglihatan bagi penulis serta memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu.

Penulis mengucapkan terimkasih kepada bapak Dr, Zaldi Z, Sp.M,


selaku dosen pengampu mata kuliah Phatologi Karna telah memberikan
tugas ini kepada penulis, sehingga penulis berkemampuan untuk
mengumpulkan lebih banyak informasi tentang Penyakit mata dan
tindakan tindakan yang terkait penglihatan yang berguna untuk
penambahan ilmu dan wawasan bagi penulis dan juga pembacanya.

Medan 16 mei 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................iv

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1

1.1 Latar belakang Masalah.......................................................................2


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah...................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan Makalah.................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................4

2.1 Proses Stimulus Penglihatan...............................................................6

2.2 Pencegahan Kebutaan Pada kekeruhan Kornea................................7

BAB 3 PENUTUP......................................................................................9

3.1 Kesimpulan..........................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Penglihatan merupakan salah satu fungsi fisiologis yang penting bagi


manusia. Objek pada lingkungan luar terlihat melalui cahaya yang
dipantulkan oleh objek ke mata dan terjadi induksi sel-sel fotoreseptor
retina sehingga energi cahaya diubah menjadi suatu impuls saraf. Cahaya
yang masuk ke mata pertama-tama akan mengalami pembiasan oleh
media refraksi untuk difokuskan tepat pada retina. Media refraksi meliputi
kornea, humor akuos, lensa, dan badan vitreus. Masing masing media
refraksi memiliki peranan dan kekuatan refraksi tersendiri.

Kebutaan merupakan masalah yang hingga saat ini masih menjadi


masalah yang mendunia. Angka kejadian kebutaan di dunia pada tahun
2015 masih mencapai 36 juta orang dengan 20,1 juta penduduk berjenis
kelamin wanita (56%). Gangguan penglihatan dan kebutaan di negara
berkembang masih menjadi masalah yang signifikan. Penelitian Bourne
dkk menyebutkan bahwa 216,6 juta penduduk menderita gangguan
penglihatan sedang dan berat pada tahun 2015.

Kekeruhan kornea menjadi masalah kesehatan diindonesia


dikarenakan penyakit ini menempatiurutan kedua dalam penyebab utama
kebuataan, kekeruhan koernea terutama disebabkan oleh infeksi
mikroorganisme seperti bakteri, jamur dan virus, apabila terlambat
didiaknosis atau diterapi secara tidak tepat akan mengakibatkan
kerusakan stroma dan meninggalkan jaringan parut yang luas, insiden
ulkus kornea pada tahun 1993 adalah 5,3 juta per 100.000 penduduk di
Indonesia, sedangkan factor yang mempengaruhi ulkus kornea antara lain
karna trauma, pemakaian lensa kontak, dan kadang kadang tidak
diketahui penyebabnya (Gondho Wiarjdjo & Simanjuntak 2006).

4
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan maslah
yaitu antara lain
1. Apa yang di maksud dengan Kekeruhan Kornea?
2. Pencegahan kebutaan pada kekeruhan kornea?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memnuhi


salah satu tugas mata kuliah Phatologi Mata yang memiliki tema
Pencegahaan kebutaan pada penyakit kekeruhan kornea yang
selanjutnya dapat kita uraikan dalalam makalah ini.

1.4 manfaat penulisan makalah

Terlepas dari tujuan itu sendiri makalah ini dibuat dengan manfaat
supaya pengetahuan dan wawasan pembaca pada umumnya dan
khususnya bagi saya selaku penulis.

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Proses Stimulus Penglihatan

Gamabar 2.6 Stimulus Penglihatan

Reseptor penglihatan adalah sel – sel di conus (sel kerucut) dan basillus
(sel batang). Conus terutama terdapat dalam fovea dan penting untuk
menerima rangsang cahay kuat rangsang warna. Sel – sel basillus
tersebar pada retina terutama diluar macula dan berguna sebagai
penerima rangsang cahaya bereintensitas rendah. Oleh karena itu
dilakukan dua mekanisme tersendiri di dalam retina (teori duplisitas) yaitu

Penglihatan photop yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan sinar


pada siang hari dan penglihatan warna dengan conus.

Penglihatan scotop yaitu mekanisme yang mengatur penglihatan senja


dan malm hari dengan basillus.

Manusia dapat melihat karena ada rangsang berupa sinar yang diterima
oleh reseptor pada mata. Jalannya sinar pada mata adalah sebagai
berikut :

6
Impuls yang timbul dalam conus atau basillus berjalan melalui neuritnya
menuju ke neuron yang berbentuk sel bipolar dan akhirnya berpindah ke
neuron yang berbentuk sel multipolar. Neurit sel – sel multipolar
meninggalkan retina dan membentuk N. Optikus. Kedua N.Optikus
dibawah hipotalamus saling bersilangan sehingga membentuk chiasma
nervus optikus, yaitu neurit – neurit yang berasal dari sebelah lateral retina
tidak bersilangan. Traktus optikus sebagian berakhir pada coliculus
superior, dan sebagian lagi pada korpus genekulatum lateral yang
membentuk neuron baru yang pergi ke korteks pada dinding visura
calcarina melalui kapsula interna. Pada dinding visura calcarina inilah
terdapat pusat penglihatan.

2.2 Pencegahan Kebutaan Pada kekeruhan Kornea

Kekeruhan kornea merupakan salah satu penyebab kebutaan di


dunia. Kekeruhan kornea dapat disebabkan oleh infeksi, nutrisi, inflamasi,
keturunan, degeneratif, dan trauma. Kekeruhan kornea karena infeksi
dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, trakoma, atau onkosersiasis.
Penyebab kekeruhan korena karena nutrisi yaitu xeroftalmia.
Onkosersiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh Onchocerca volvulus.
Trakoma adalah penyakit yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.
Xeroftalmia terjadi pada keadaan defisiensi vitamin A. Faktor risiko yang
dapat menyebabkan terjadinya kekeruhan korena bervariasi tergantung
pada penyebabnya. Faktor risiko terjadinya trakoma yaitu lingkungan,
sosio-ekonomi, edukasi, sanitasi yang kurang baik, serta akses terhadap
air bersih yang sulit. Onkosersiasis merupakan penyakit yang terjadi di
daerah endemik seperti Afrika, Yaman dan beberapa negara Amerika.
Xeroftalmia dapat terjadi di daerah endemik pada anak usia prasekolah.
Angka kebutaan karena kekeruhan kornea mengalami penurunan dari
4,57% pada tahun 1995 menjadi 3,21% pada tahun 2015. Penyebab
kebutaan karena trakoma pada tahun 2015 yaitu sebesar 0,97%.

7
Pencegahan untuk menurunkan angka kebutaan karena kekeruhan
kornea dapat dilakukan dengan mengatasi masing-masing penyebab
kekeruhan kornea tersebut. Kekeruhan kornea yang disebabkan oleh
infeksi, inflamasi, dan trauma dapat dilakukan pencegahan primer.
Kekeruhan kornea karena kondisi lain seperti keratokonus dan distrofi
tidak dapat dilakukan pencegahan primer maupun sekunder, namun dapat
dilakukan operasi transplantasi kornea sebagai pencegahan tersier.
Program pencegahan yang dapat dilakukan pada penyakit trakoma yaitu
program yang telah dilaksanakan secara global disebut strategi SAFE
(Surgery, Antibiotic, Facial Cleanliness, Environment Improvement).
Program ini terdiri operasi untuk mengobati trikiasis, antibiotik untuk
mengobati infeksi, menjaga kebersihan wajah serta perbaikan lingkungan
untuk meningkatkan akses terhadap air dan sanitasi. Pencegahan primer
pada penyakit onkosersiasis yaitu pemberian obat ivermektin dan kontrol
terhadap vektor lalat. Dosis ivermektin yang diberikan adalah 150 µm/kg
dan diberikan setiap 6-12 bulan. Eliminasi lalat dilakukan dengan
pemberian insektisida secara berkala. Pencegahan pada penyakit
xeroftalmia dapat dilakukan dengan edukasi mengenai nutrisi yang
dibutuhkan anak-anak serta pemberian suplementasi vitamin A yang
dilakukan serentak pada bulan Februari dan Agustus . Dosis pemberian
vitamin A yang dianjurkan dijelaskan pada tabel di bawah ini.

8
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

 Mata sebagai alat indera penglihatan kita sangatla penting untuk


kelangsungan hidup. Karena mata adalah salah satu organ penting pada
manusia. mata adalah alat indra yang terdapat pada manusia. Secara
konstan mata menyesuaikan jumlah cahaya yang masuk, memusatkan
perhatian pada objek yang dekat dan jauh serta menghasilkan gambaran
yang kontinu yang dengan segera dihantarkan ke otak.

      Mata mempunyai strukturnya yang sangat rinci dan setiap bagian


dari  mata tersebut mempunyai fungsinya masing – masing seperti yang
sudah dijelaskan di atas. Mata juga mempunyai kemampuan dalam
beradaptasi di saat cahaya terang maupun gelap.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Stoane, Ethel.2003.Anatomi dan Fisiologi untuk


pemula.Jakarta:ECG. https://id.scribd.com/doc/193088968/Makalah
-Indera-Penglihatan-Kel-1
2. Heni puji wahyuningsih, yunu kusmiati ANATOMO FISIOLOGI,
kementrian kesehatan republic Indonesia:2017
3. ANATOMI MATA, Fakultas Kedokteran UMY, Youtube: Chamim
Faizin 2015 Noer Haeny, Analisis Fakto FKM UI, 2009
4. Bruce james dkk, lecture notes oftamologi, terj: Asri Dwi
Rachmawati,(semarang:erlangga,Edisi ke ix,2005) Syaifuddin,
Anatomi Fisioogi Untuk Mahasiswa
5. Liesegang TJ. Skuta GL. Cantor LB. Optic of the Human Eye In
Clinical Optic. Chapter 3. American Academy of Ophthalmology.
San Fransisco. 2014: pp.116 - 117

10

Anda mungkin juga menyukai