Dosen pembimbing
DISUSUN OLEH
1
KATA PENGANTAR
Penulis
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................iv
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................4
BAB 3 PENUTUP......................................................................................9
3.1 Kesimpulan..........................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................10
3
BAB 1
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan maslah
yaitu antara lain
1. Apa yang di maksud dengan Kekeruhan Kornea?
2. Pencegahan kebutaan pada kekeruhan kornea?
Terlepas dari tujuan itu sendiri makalah ini dibuat dengan manfaat
supaya pengetahuan dan wawasan pembaca pada umumnya dan
khususnya bagi saya selaku penulis.
5
BAB 2
PEMBAHASAN
Reseptor penglihatan adalah sel – sel di conus (sel kerucut) dan basillus
(sel batang). Conus terutama terdapat dalam fovea dan penting untuk
menerima rangsang cahay kuat rangsang warna. Sel – sel basillus
tersebar pada retina terutama diluar macula dan berguna sebagai
penerima rangsang cahaya bereintensitas rendah. Oleh karena itu
dilakukan dua mekanisme tersendiri di dalam retina (teori duplisitas) yaitu
Manusia dapat melihat karena ada rangsang berupa sinar yang diterima
oleh reseptor pada mata. Jalannya sinar pada mata adalah sebagai
berikut :
6
Impuls yang timbul dalam conus atau basillus berjalan melalui neuritnya
menuju ke neuron yang berbentuk sel bipolar dan akhirnya berpindah ke
neuron yang berbentuk sel multipolar. Neurit sel – sel multipolar
meninggalkan retina dan membentuk N. Optikus. Kedua N.Optikus
dibawah hipotalamus saling bersilangan sehingga membentuk chiasma
nervus optikus, yaitu neurit – neurit yang berasal dari sebelah lateral retina
tidak bersilangan. Traktus optikus sebagian berakhir pada coliculus
superior, dan sebagian lagi pada korpus genekulatum lateral yang
membentuk neuron baru yang pergi ke korteks pada dinding visura
calcarina melalui kapsula interna. Pada dinding visura calcarina inilah
terdapat pusat penglihatan.
7
Pencegahan untuk menurunkan angka kebutaan karena kekeruhan
kornea dapat dilakukan dengan mengatasi masing-masing penyebab
kekeruhan kornea tersebut. Kekeruhan kornea yang disebabkan oleh
infeksi, inflamasi, dan trauma dapat dilakukan pencegahan primer.
Kekeruhan kornea karena kondisi lain seperti keratokonus dan distrofi
tidak dapat dilakukan pencegahan primer maupun sekunder, namun dapat
dilakukan operasi transplantasi kornea sebagai pencegahan tersier.
Program pencegahan yang dapat dilakukan pada penyakit trakoma yaitu
program yang telah dilaksanakan secara global disebut strategi SAFE
(Surgery, Antibiotic, Facial Cleanliness, Environment Improvement).
Program ini terdiri operasi untuk mengobati trikiasis, antibiotik untuk
mengobati infeksi, menjaga kebersihan wajah serta perbaikan lingkungan
untuk meningkatkan akses terhadap air dan sanitasi. Pencegahan primer
pada penyakit onkosersiasis yaitu pemberian obat ivermektin dan kontrol
terhadap vektor lalat. Dosis ivermektin yang diberikan adalah 150 µm/kg
dan diberikan setiap 6-12 bulan. Eliminasi lalat dilakukan dengan
pemberian insektisida secara berkala. Pencegahan pada penyakit
xeroftalmia dapat dilakukan dengan edukasi mengenai nutrisi yang
dibutuhkan anak-anak serta pemberian suplementasi vitamin A yang
dilakukan serentak pada bulan Februari dan Agustus . Dosis pemberian
vitamin A yang dianjurkan dijelaskan pada tabel di bawah ini.
8
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
9
DAFTAR PUSTAKA
10