Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EPIDEMIOLOGI

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah epidemiologi

Dosen pembimbing

Elvi Susanti

DISUSUN OLEH

Jones Wijaya Ng (21114041498)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III REFRAKSI OPTISI SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN BINALITA SUDAMA MEDAN 2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan atas segala rahmat yang telah diberikan


sehingga makalah yang berjudul “Epidemiologi” ini dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap
semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa di
mengerti oleh pembaca pada umumnya.

Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memberikan wawasan


lebih luas mengenai fungsi penglihatan dan tindakan-tindakan yang terkait
penglihatan bagi penulis serta memenuhi tugas perkuliahan dari dosen
pengampu.

Penulis mengucapkan terimkasih kepada Ibu Elvi susanti selaku


dosen pengampu mata kuliah Fisiologi Penglihatan dan Persepsi Karna
telah memberikan tugas ini kepada penulis, sehingga penulis
berkemampuan untuk mengumpulkan lebih banyak informasi tentang
Media Refraksi dan tindakan tindakan yang terkait penglihatan yang
berguna untuk penambahan ilmu dan wawasan bagi penulis dan juga
pembacanya.

Medan 17 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................i

KATA PENGANTAR.................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................1

1.1 Epidemiologi ........................................................................................2


1.2 Rumusan Masalah...............................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah...................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan Makalah.................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN..............................................................................4

2.1 Epidemiologi Penyakit Menular...........................................................6

2.2 Karakteristik Penyakit Menular............................................................8

2.3 Trakhoma.............................................................................................12

2.4 Gejala...................................................................................................13

2.6 Pengobatan..........................................................................................15

BAB 3 PENUTUP......................................................................................11

3.1 Kesimpulan..........................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Penglihatan merupakan salah satu fungsi fisiologis yang penting bagi


manusia. Objek pada lingkungan luar terlihat melalui cahaya yang
dipantulkan oleh objek ke mata dan terjadi induksi sel-sel fotoreseptor
retina sehingga energi cahaya diubah menjadi suatu impuls saraf. Cahaya
yang masuk ke mata pertama-tama akan mengalami pembiasan oleh
media refraksi untuk difokuskan tepat pada retina. Media refraksi meliputi
kornea, humor akuos, lensa, dan badan vitreus. Masing masing media
refraksi memiliki peranan dan kekuatan refraksi tersendiri.

Penyakit menular timbul akibat dari beroperasinya berbagai faktor baik dari
agen, induk semang atau lingkungan. Bentuk ini tergambar didalam istilah yang
dikenal luas dewasa ini. Yaitu penyebab majemuk (multiple causation of disease)
sebagai lawan dari penyebab tunggal (single causation).

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan maslah
yaitu antara lain
1. Apa yang di maksud dengan Trachoma
2. Bagaimana cara menangani penyakit Trachoma

1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memnuhi


salah satu tugas mata kuliah epidemiologi yang memiliki tema penyakit
menular trachoma yang selanjutnya dapat kita uraikan dalalam makalah
ini.

iv
1.4 manfaat penulisan makalah

Terlepas dari tujuan itu sendiri makalah ini dibuat dengan manfaat
supaya pengetahuan dan wawasan pembaca pada umumnya dan
khususnya bagi saya selaku penulis.

v
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Epidemiologi Penyakit Menular

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang


kedokteran mendorong para tenaga ahli selalu mengadakan riset terhadap
berbagai penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit menular demi
mengatasi kejadian penderitaan dan kematian akibat penyakit. Pengertian
Epidemiologi menurut asal kata, jika ditinjau dari asal kata Epidemiologi
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu Epi yang
berarti pada atau tentang, Demos yang berarti penduduk dan kata terakhir
adalah Logos yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi Epidemiologi adalah ilmu
yang mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalam pengertian modern
pada saat ini adalah ilmu yang mempelajari tentang frekuensi dan distribusi
(penyebaran) serta determinant masalah kesehatan pada sekelompok orang
atau masyarakat serta determinasinya (faktor-faktor yang mempengaruhinya).

Didalam usaha para ahli untuk mengumpulkan pengetahuan mengenai


timbulnya penyakit, mereka telah melakukan eksperimen terkendali untuk
menguji sampai dimana penyakit itu bisa di cegah sehinga dapat meningkat
taraf hidup penderita. Dalam epidemiologi ada tiga faktor yang dapat
menerangkan penyebaran (distribusi) penyakit atau masalah kesehatan yaitu
orang (person), tempat (place), dan waktu (time). Informasi ini dapat
digunakan untuk menggambarkan adanya perbedaan keterpaparan dan
kerentanan. Perbedaan ini bisa digunakan sebagi petunjuk tentang sumber,
agen yang bertanggung jawab, transisi, dan penyebaran suatu penyakit.

2.2 Karakteristik Penyakit Menular

Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain
ditentukan oleh tiga faktor tersebut diatas, yakni faktor Agen atau penyebab
penyakit Agen merupakan pemegang peranan penting didalam epidemiologi

vi
yang merupakan penyebab penyakit. Agen dapat dikelompokkan menjadi
Golongan virus, misalnya influenza, trachoma, cacar dan sebagainya,
Golongan riketsia, misalnya typhus, Golongan bakteri, misalnya disentri,
Golongan protozoa, misalnya malaria, filaria, schistosoma dan sebagainya.
Faktor Host (Manusia) Sejauh mana kemampuan host didalam menghadapi
invasi mikroorganisme yang infektius itu, berbicara tentang daya tahan.
Misalnya Imunitas seseorang. Faktor Route of transmission (jalannya
penularan). Penularan penyakit dapat dilihat dari potensi infeksi yang
ditularkan. Infeksi yang ditularkan tersebut berpotensi wabah atau tidak.

2.3 Trakhoma

Adalah salah satu jenis infeksi mata yang dapat menyebabkan


kebutaan. Biasanya trakhoma diawali dengan rasa gatal dan iritasi pada
kelopak mata. Bakteri penyebabnya sendiri dapat menyebar melalui kontak
langsung pada mata, kelopak mata, hidung, dan sekresi tenggorokan dari
orang yang terinfeksi.

Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), trakhoma menyebabkan


kebutaan pada 2,2 juta penduduk dunia. Trakhoma lebih banyak menyerang
anak-anak berusia 3–5 tahun. Sedangkan pada orang dewasa, mereka yang
berjenis kelamin perempuan diketahui lebih sering terkena trakhoma
dibandingkan pria. Penyakit ini sangat mudah menular dan hampir selalu
memengaruhi kedua mata. Kabar baiknya, kebutaan akibat trakhoma bisa
dicegah jika kondisi ini ditangani segera dan secara tepat. Penyebab
trakhoma adalah bakteri Chlamydia trakhomatis. Bakteri ini dapat menginfeksi
mata bila seseorang bertukar pakaian atau handuk dengan penderita
trakhoma. Kondisi lingkungan yang tidak bersih, tidak adanya air bersih, dan
penggunaan jamban bersama dapat meningkatkan risiko penularan penyakit
ini. Selain itu, bakteri Chlamydia trakhomatis juga dapat disebarkan lewat
lalat. Jika lalat yang membawa bakteri tersebut menempel pada tangan
seseorang atau pada daerah di sekitar mata, maka orang tersebut juga dapat
terjangkit bakteri dan mengalami trakhoma.

Dokter dapat mengetahui adanya trakhoma berdasarkan wawancara


medis secara mendetail yang berguna untuk mengetahui gejala yang muncul

vii
dan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik dilakukan secara menyeluruh pada
mata yang sakit. Pada umumnya, penderita tidak membutuhkan pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan tambahan lainnya. Kecuali untuk kepentingan
penelitian, pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR) terkadang
diperlukan.

2.4 Gejala

Pada tahap awal, trakhoma menyebabkan konjungtivitis (radang pada


selaput mata) yang ditandai dengan mata merah dan berair, namun
penglihatan tidak terganggu. Tak jarang, terdapat pula keluhan gatal pada
mata dan kelopak mata. Pada tahap lanjut, lama kelamaan akan terasa nyeri
pada mata dan ketajaman daya pandang akan menurun. Bila tidak segera
diobati dengan tepat, maka akan terbentuk jaringan parut (scar) di dalam
kelopak mata. Adanya jaringan parut ini menyebabkan bulu mata tertarik ke
dalam dan menusuk-nusuk lapisan bola mata. Bulu mata yang mengarah ke
dalam bola mata disebut dengan trikiasis. Trikiasis yang terjadi
berkepanjangan akan mencederai selaput pembungkus bola mata dan
kornea. Akibatnya kornea akan menjadi keruh, mengalami luka yang cukup
dalam, dan dapat berujung pada kehilangan penglihatan.

2.5 Pengobatan

Untuk menangani trakhoma, WHO menerapkan strategi SAFE,


yaitu Surgical care, Antibiotics, Facial cleanliness, dan Environmental
improvement sebagai berikut:
 Tindakan operasi (surgical lcare) Tindakan operasi dilakukan untuk
mengatasi trikiasis. Operasi dilakukan dengan cara melakukan rekonstruksi
pada kelopak mata, sehingga bulu mata tak lagi tumbuh ke arah dalam.
 Antibiotik
Untuk membunuh bakteri Chlamydia trakhomatis yang menyebabkan
penyakit trakhoma, WHO merekomendasikan dua jenis antibiotik, yaitu
azitromisin berbentuk tablet yang ditelan dan salep mata tetrasiklin.
Penggunaan antibiotik harus menggunakan resep dokter dan kondisi
penderita pun harus dalam pengawasan dokter.

viii
 Menjaga kebersihan wajah (facial cleanliness). WHO merekomendasikan
untuk membasuh wajah dengan air bersih mengalir dan sabun yang lembut
untuk menghambat perkembangbiakan bakteri penyebab trakhoma.
 Memperbaiki lingkungan (environmental improvement)
Untuk mencegah penyebaran bakteri dan menciptakan lingkungan yang
sehat, dibutuhkan kerja sama antara pengawas otoritas setempat,
masyarakat sekitar, dan keluarga pasien trakhoma. Lingkungan sehat yang
perlu diupayakan adalah lingkungan yang memiliki cukup air bersih dan
bebas dari lalat.

ix
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

Trakhoma adalah salah satu jenis infeksi mata yang dapat


menyebabkan kebutaan. Biasanya trakhoma diawali dengan rasa gatal
dan iritasi pada kelopak mata. Bakteri penyebabnya sendiri dapat
menyebar melalui kontak langsung pada mata, kelopak mata, hidung,
dan sekresi tenggorokan dari orang yang terinfeksi.

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah trakhoma adalah dengan


menjaga kebersihan lingkungan, kebersihan tubuh, dan mengupayakan
lingkungan sekitar agar tetap bersih. Dengan melakukan hal-hal tersebut,
diharapkan berbagai penularan penyakit akibat bakteri pun dapat
diminimalkan. Termasuk tentunya penularan terhadap trakhoma.

Anda mungkin juga menyukai