Anda di halaman 1dari 15

KONSEP EPIDEMIOLOGI KARIES DAN PENYAKIT PERIODONTAL

DISUSUN OLEH:
Kelompok 3

Herodion Septianto Caesarian J011201002


Izzul Faiz Ammas J011201025
Ruth Triagil Ade Putri J011201057
Amel Diandra Jelita J011201077
Tharisya Amiharna Kayla J011201085
Nurazizah Soraya Putri Darlan J011201089
Fatima Az-Zahra J011201097
Rahmat Akbar Putra Ilahude J011201144
M. Aidil Sultan Herdiansyah J011201147
Dion Agung Mahendra J011201168

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Segala puji bagi Allah


SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan
syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat-


Nya sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan makalah sebagai tugas
kelompok pada mata kuliah Epidemiologi, Manjemen, dan Kebijakan Kesehatan
dengan judul makalah yaitu “Konsep Epidemiologi Karies dan Penyakit
Periodontal”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu,
penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya
makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak khususnya


kepada pendamping, yang telah membimbing penulis. Demikian, semoga makalah
ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 26 Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

2.1 Definisi Epidemiologi Menurut Para Ahli ............................................... 3

2.2 Konsep Etiologi Karies............................................................................. 4

2.2.1 Host ................................................................................................... 5

2.2.2 Agent ................................................................................................. 5

2.2.3 Environment ...................................................................................... 6

2.3 Konsep Etiologi Penyakit Periodontal...................................................... 7

2.3.1 Host ................................................................................................... 7

2.3.2 Agent ................................................................................................. 8

2.3.3 Environment ...................................................................................... 9

BAB III KESIMPULAN ....................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah epidemiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu epi yang berarti diatas,
demos yang berarti masyarakat dan logos yang berarti ilmu. Jadi epidemiologi
adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang terjadi didalam masyarakat.
Dalam melakukan penyelidikan secara epidemiologi perlu diketahui dasar-
dasar pendekatan lebih dulu, yaitu darimana penyelidikan tersebut akan
dimulai. Epidemiologi merupakan cabang ilmu kesehatan untuk menganalisis
sifat dan penyebaran berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk
tertentu serta mempelajari sebab timbulnya masalah. Epidemiologi adalah
studi tentang distribusi dan fakto–faktor yang menentukan keadaan yang
berhubungan dengan kesehatan atau kejadian–kejadian pada kelompok
penduduk tertentu. Kajian epidemiologi selalu menaruh perhatian terhadap
berbagai kejadian yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan penyakit
yang timbul, yang penekanannya pada masalah kesakitan, kematian, ketidak
mampuan dan status kesehatan lainnya.1
Menurut Riskesdas 2018 prevalensi penyakit gigi dan mulut di Indonesia
masih tinggi (57,6%) dan kasus terbanyak adalah karies dan penyakit
periodontal.2 Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang terjadi
akibat pelarutan kimia lokal pada permukaan gigi yang disebabkan oleh
produksi asam oleh biofilm gigi (dental plak) oleh karena sering terpapar oleg
gula. Sedangkan, penyakit periodontal (gingivitis dan periodontitis)
merupakan penyakit inflamasi pada mulut yang berasal dari mikroba. Faktor
risiko yang paling penting adalah akumulasi plak gigi biofilm pada dan di
bawah margin gingiva, yang kemudian diasosiasikan dengan kekebalan
inflamasi yang tidak tepat dan merusak tanggapan. Dengan demikian, biofilm
gigi adalah penentu biologis utama yang umum untuk perkembangan kedua
penyakit tersebut.3

1
Berdasarkan penjelasan diatas, maka makalah ini disusun untuk mengetahui
dan memahami lebih jauh mengenai epidemiologi dari penyakit karies dan
penyakit periodontal.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja definisi epidemiologi menurut para ahli
2. Bagaimana konsep etiologi karies berdasarkan host, agent, dan
environment?
3. Bagaimana konsep etiologi penyakit periodontal berdasarkan host, agent,
dan environment?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui definisi epidemiologi menurut para ahli
2. Untuk memahami konsep etiologi karies berdasarkan host, agent, dan
environment
3. Untuk memahami konsep etiologi penyakit periodontal berdasarkan host,
agent, dan environment

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Epidemiologi Menurut Para Ahli


Epidemiologi secara terminologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri
dari tiga kata yaitu epi (di atas/di antara/ yang di antara), demos (populasi,
orang, masyarakat), dan logos (ilmu). Berdasarkan arti secara harfiah tersebut,
dapat dikatakan epidemiologi merupakan ilmu yang mempelajari suatu
penyakit yang ada di antara masyarakat/populasi. 4
Epidemiologi merupakan salah satu ilmu yang digunakan dalam mencari
penyebab penyakit. Dewasa ini, epidemiologi selain sebagai ilmu dalam
mencari penyebab suatu penyakit, juga digunakan dalam pemilihan upaya
pencegahan penyakit. Terdapat beberapa definisi epidemiologi yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. 4
Adapun beberapa definisi epidemiologi menurut para ahli adalah sebagai
berikut: 4
1. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran dan perluasan
suatu penularan penyakit dalam suatu kelompok penduduk atau masyarakat
(Definisi lama sebelum tahun 1960).
2. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan
determinan yang berhubungan dengan status kesehatan atau kejadian
penyakit pada masyarakat khusus, dan penggunaannya untuk mengontrol
masalah kesehatan (Last, 1995).
3. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari penyebaran penyakit dan
faktor-faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada manusia
(MacMahon & Pug, 1970)
4. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan determinan-
determinan frekuensi penyakit dan status kesehatan pada populasi manusia
(Murti, 1997).
5. Epidemologi adalah suatu studi mengenai terjadinya distribusi keadaan
kesehatan penyakit dan perubahan pada penduduk, begitu juga

3
determinannya dan akibat-akibat yang terjadi pada kelompok penduduk
(Omran).
6. Epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari distribusi dan jenis
tentang timbulnya penyakit pada manusia berdasarkan waktu dan tempat
(W.H. Frost).
7. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari, menganalisis serta berusaha
memecahkan berbagai masalah kesehatan maupun masalah yang erat
hubungannya dengan kesehatan pada suatu kelompok penduduk tertentu
(Noor, 2002).
8. Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana dan mengapa
penyakit terjadi pada kelompok orang yang berbeda (Ahrens & Iris, 2005).

Secara garis besar, definisi-definisi tentang epidemiologi tersebut memiliki


persamaan satu dengan yang lainnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa:
Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan determinan
penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok manusia, serta mempelajari
bagaimana suatu penyakit terjadi dan meneliti upaya preventif maupun upaya
mengatasi masalah tersebut. 4

2.2 Konsep Etiologi Karies


Karies adalah suatu penyakit infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri.
Karies gigi terjadi karena proses demineralisasi dari interaksi bakteri pada
permukaan gigi. Bakteri bersifat asam sehingga dalam periode waktu tertentu,
asam akan merusak email gigi dan menyebabkan gigi menjadi berlubang.
Faktor etiologi terjadinya karies yaitu mikroorganisme plak, diet dan waktu.
Karies pada gigi sulung sering menyerang gigi molar rahang bawah, gigi molar
rahang atas, dan gigi anterior rahang atas. Pada masa periode gigi bercampur
karies gigi sering menyerang pada gigi molar permanen rahang bawah
dibandingkan dengan gigi rahang atas.5

4
Gambar 1: Faktor Risiko Penyakit Periodontal

2.2.1 Host
Proses karies terjadi di biofilm, yang aktif secara permanen dengan
setiap fluktuasi pH, dan lesi dalam jaringan keras gigi. Karies gigi
terjadi ketika mikrobiota biofilm yang biasanya berada di rongga oral
dalam homeostasis berubah menjadi populasi asidogenik, asam, dan
kariogenik karena seringnya konsumsi gula. Hasil dari pergeseran ini
dapat secara klinis tidak terlihat atau menyebabkan kehilangan mineral
bersih dalam struktur keras gigi, menghasilkan lesi karies yang terlihat.
Oleh karena itu, karies gigi dianggap sebagai penyakit mikroba yang
membutuhkan biofilm kariogenik dan paparan karbohidrat yang dapat
difermentasi (glukosa, fruktosa, maltosa, dan sukrosa) dari diet.
Faktor perilaku, psikologis, dan sosial juga memainkan peran
penting dalam proses penyakit. Kapasitas fluoride untuk mencegah
karies adalah fakta yang terkenal, dan paparan fluoride yang tidak
mencukupi juga harus dianggap sebagai faktor yang berkontribusi
dalam proses penyakit.6

2.2.2 Agent

5
Komponen matriks polimer ekstraseluler (EPS) utama dalam
biofilm kariogenik adalah polisakarida, khususnya glukan yang
diturunkan S. mutan serta glukan dan fruktan yang terlarut yang
diproduksi oleh spesies lain (misalnya., Actinomyces, Streptococcus
salivarius, dan Streptococcus gordonii). Analisis molekuler terbaru
telah mengungkapkan adanya flora patogen yang mencakup bakteri
yang berbeda dari streptococci (misalnya., Scardovia dan Actinomyces)
dan jamur (misalnya., Candida albicans). Selain S. mutans,
lactobacillus, bifidobacterium, dan spesies Scardovia juga dianggap
sebagai penyebab terjadinya karies.6,7

2.2.3 Environment
Mikrobiota oral pada permukaan gigi cenderung membentuk
komunitas polimikroba, yang dikenal sebagai biofilm gigi. Sekarang
jelas bahwa matriks polimer ekstraseluler (EPS) memberikan habitat
patologis untuk mikroorganisme kariogenik. Sejumlah besar bukti
menunjukkan bahwa karies gigi pada dasarnya adalah penyakit yang
diinduksi biofilm, daripada penyakit menular, dan prosesnya dimulai
dari biofilm yang menutupi permukaan gigi. Biofilm karies (biofilm
yang dapat menyebabkan karies) adalah ekosistem yang sangat aktif
dan rumit, kaya akan EPS. Pembentukan biofilm dimulai ketika film
glikoprotein saliva (disebut pelikel gigi) melapisi permukaan gigi.
Bakteri gram-positif termasuk streptokokus dari mitis dan spesies
Mutans (yang dianggap sebagai penjajah awal biofilm) kemudian
membentuk EPS, yang meningkatkan kepatuhan organisme lain.

Kariogenitas gula makanan dan efek ani karies zat in vitro


Streptococcus mutans biofilm sebagian besar memiliki potensi
karigenik yang tergantung pada tiga atribut ini: (i) Produksi asam, (ii)
resistensi asam - yang membuatnya tidak hanya dapat memetabolisme
berbagai karbohidrat menjadi asam organik tetapi juga untuk
berkembang dalam kondisi pH rendah dan (iii) kemampuan untuk

6
mensintesis EP, yang dapat dilihat sebagai proses promosi
pertumbuhan, memberikan perlindungan untuk sel dan dengan
demikian memungkinkan mereka untuk bertahan hidup di lingkungan
yang keras.7

2.3 Konsep Etiologi Penyakit Periodontal


Penyakit periodontal ditandai dengan destruksi progresif jaringan lunak dan
keras pada jaringan periodontal, yang dimediasi oleh interaksi antara mikroba
dan respon imun yang menurun pada gingiva dan jaringan periodontal. Reaksi
patogen periodontal diduga didukung oleh keadaan lingkungan mikrobiota
rongga mulut sehingga berubah menjadi respon dysbiotic dan terjadi inflamasi
sehingga menyebabkan kerusakan jaringan. Faktor-faktor yang berkontribusi
dalam menyebakan periodontitis adalah keadaan host, oral environmental, diet
dan gaya hidup, serta mekanisme imunologis dan genetic host, seperti yang
diilustrasikan pada gambar 2.1.8,9

Gambar 2: Faktor Risiko Penyakit Periodontal


Sumber: Sedghi LM, Bacino M and Kapila YL. Periodontal Disease: The Good, The Bad,
and The Unknown Front Cell Infect. 2021.

2.3.1 Host
Faktor-faktor yang memicu penyakit periodontal, termasuk disbiosis
biofilm, respon inflamasi gingiva dan periodontal yang tidak terkontrol,

7
stress psikologis sehingga menyebabkan peningkatan pelepasan
kortisol, dan diet tidak sehat yang ditandai dengan konsumsi
karbohidrat yang tinggi. Penyakit periodontal mempengaruhi kesehatan
jaringan mulut dan menunjukkan hubungan sebab-akibat dua arah
terjadinya karsinoma, menginduksi penuaan sel pada sel sehat,
meningkatkan peradangan sistemik, dan merupakan faktor risiko pada
penyakit radang kronis termasuk penyakit radang usus (IBD),
kardiovaskular, kondisi autoimun, dan Alzheimer. Penyakit Periodontal
juga muncul sebagai faktor risiko yang meningkatkan keparahan
COVID-19, seperti halnya penyakit peradangan kronis sistemik
lainnya.9,10
Proses kerusakan jaringan pada penderita gingivitis diawali dengan
akumulasi biofilm yang berisi massa bakteri di gigi atau di bawah
gingiva margin. Kerusakan jaringan terjadi karena interaksi kompleks
antara bakteri dengan sistem imun sel host, serta hubungan kompleks
sitokin, prostagladin, reactive oxygen spesies, enzim proteolitik dan zat
toksin yang dilepaskan bakteri plak dental.11 Terjadinya infeksi pada
gigi berawal dari ketidakseimbangan bakteri dalam plak. Plak
merupakan lapisan tipis pada permukaan gigi yang berasal dari air liur
dan tidak tampak oleh mata. Plak sudah terbentuk beberapa detik
setelah menyikat gigi. Beberapa jam kemudian sejumlah bakteri dalam
mulut akan menempel pada plak, namun hal ini bersifat normal. Bila
kebersihan mulut tidak dijaga baik maka keseimbangan bakteri plak di
daerah tersebut akan terganggu, bakteri akan berkembang biak, dan
mulai tercium bau tidak sedap (halitosis) dari mulut yang bersumber
dari toksin bakteri. Plak yang tidak dibersihkan secara rutin akan
menjadi karang gigi yang semakin hari akan semakin tebal. Kondisi ini
akan menyebabkan gusi menjadi rentan terhadap peradangan sehingga
terjadi radang gusi (gingivitis).12

2.3.2 Agent

8
Rongga mulut adalah rumah bagi sekitar 700 spesies bakteri.
Mikroba oral terdiri dari ekosistem yang beragam dan unik yang
berinteraksi secara metabolik dan fisik. Interaksi tersebut menghasilkan
pembentukan komunitas biofilm. Mark Welch et al. menunjukkan
struktur spatio-kimia plak supragingiva yang sehat, yang dijelaskan
menggunakan model “hedgehog-like” dan diatur secara radial. Dalam
model ini, lapisan awal dipenuhi oleh Corynebacterium spp sebagai
penjajah awal dan secara radial memanjang ke luar, misalnya
Actinomyces spp dan Streptococcus spp. Pada lapisan luar yang kaya
akan oksigen dan nutrisi, dipenuhi Haemophilus, Aggregatibacter, dan
Neisseriaceae. Output metabolik dari spesies oksidatif di lapisan terluar
menciptakan lingkungan anoxic di pusat biofilm, di mana spesies
capnophilic anoxic, seperti Capnocytophaga, Leptotrichia, dan
Fusobacterium tumbuh subur di lapisan tengah. Studi ini juga
menemukan kesamaan yang mencolok dalam komposisi plak
supragingiva dan plak subgingiva di subyek sehat. Ketika ekosistem
yang kompleks dari biofilm oral terganggu, maka terjadi dysbiosis
mikroba. Keadaan ini memainkan peran utama dalam etiologi gingivitis
dan perkembangan penyakit periodontal.9
Bakteri plak secara umum dianggap sebagai penyebab utama
penyakit periodontal. Pada pasien dengan oral hygiene yang buruk,
peran bakteri dalam biofilm memulai inflamasi yang berkembang di
jaringan gingiva dan meningkatkan akumulasi plak mengakibatkan
penyakit periodontal. Bakteri penyebab gingivitis diantaranya yaitu
Actinomyce viscosus, Prevotella intermedia dan Fusobacterium
nucleatum. Sementara itu, bakteri penyebab periodontitis seperti
Porphyromynas gingivalis dan Tanerella forsythia.13

2.3.3 Environment
Spesies yang terlibat sebagai etiologi periodontitis menunjukkan
hubungan antagonis dan interaksi sinergis antara patogen oral.

9
Misalnya, Fusobacterium nucleatum terbukti meningkatkan
kelangsungan hidup P.gingivalis dalam lingkungan kaya oksigen.
Potensi patogen-patogen telah dibuktikan oleh interaksi mutualistik
antara T.denticola dan P.gingivalis, di mana T. denticola mendapat
manfaat dari suksinat yang diproduksi sebagai produk sampingan
metabolik oleh P. gingivalis. Kepadatan T. denticola dan P. gingivalis
meningkat secara signifikan dalam kultur bersama dibandingkan
dengan monokultur. Selain itu, A. actinomycetemcomitans dan
Filifactor alocis, keduanya terkait dengan periodontitis agresif lokal,
menunjukkan pertumbuhan mutualistik komunitas. Interaksi dua
spesies patogen periodontal dikaitkan dengan tingkat keparahan
penyakit juga ditunjukkan dalam model murine di mana koinfeksi oleh
T. forsythia dan F. nucleatum secara signifikan menginduksi
peningkatan kehilangan tulang alveolar dibandingkan dengan infeksi
mono spesies. Hal serupa ditunjukkan oleh interaksi Streptococcus
gordonii dengan P. gingivalis yang menunjukkan kerusakan tulang
secara signifikan lebih besar dibandingkan dengan infeksi mono-
spesies.9

10
BAB III
KESIMPULAN

Epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang distribusi dan


determinan penyakit atau masalah kesehatan pada kelompok manusia, serta
mempelajari bagaimana suatu penyakit terjadi dan meneliti upaya preventif maupun
upaya mengatasi masalah tersebut. Karies dan penyakit periodontal adalah penyakit
gigi dan mulut yang paling banyak diderita oleh penduduk.

Karies adalah suatu penyakit infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri.
Karies gigi terjadi karena proses demineralisasi dari interaksi bakteri pada
permukaan gigi. Bakteri bersifat asam sehingga dalam periode waktu tertentu, asam
akan merusak email gigi dan menyebabkan gigi menjadi berlubang.

Penyakit periodontal ditandai dengan destruksi progresif jaringan lunak dan


keras pada jaringan periodontal, yang dimediasi oleh interaksi antara mikroba dan
respon imun yang menurun pada gingiva dan jaringan periodontal. Reaksi patogen
periodontal diduga didukung oleh keadaan lingkungan mikrobiota rongga mulut
sehingga berubah menjadi respon dysbiotic dan terjadi inflamasi sehingga
menyebabkan kerusakan jaringan.

Masing-masing karies dan penyakit periodontal diakibatkan oleh


ketidakseimbangan interaksi oleh host, agent, dan lingkungan rongga mulut.

11
DAFTAR PUSTAKA
1. Haryono, Rubaya AK, Husein A. Pengantar epidemiologi. Yogyakarta:
Poltekkes Jogja Press. 2021; h. 3-5.
2. Santoso O. Infeksi periodontal sebagai faktor risiko kondisi sistemik.
ODONTO Dental Journal. 2019; 6(2): 141. doi: 10.30659/odj.6.2.141-152
3. Jepsen S, Blanco J, Buchalla W, Carvalho JC, Dietrich T, Dorfer C, et al.
Prevention and control of dental caries and periodontal diseases at individual
and population level: consensus report of group 3 of joint EFP/ORCA
workshop on the boundaries between caries and periodontal diseases. J Clin
Periodontol 2017; 44 (Suppl. 18): S86–7. doi: 10.1111/jcpe.12687.
4. Nangi MG, Yanti F, Lestari SA. Dasar epidemiologi. Yogyakarta: Deepublish.
2019; h. 1-2.
5. Sebastian ST, Treesa J. International caries detection and assesmen system
(ICDAS). International journal of oral healt and medicl research.2015;
2(3):56,82
6. Rathee M, Sapra A. Dental Caries. StatPearls.2022:2
7. Chen X, Daliri EBM, Kim N, Kim JR, Yoo D, Hwan D. Microbial Etiology
and Prevention of Dental Caries: Exploiting Natural Products to Inhibit
Cariogenic Biofilms.2020;9(7):4-6
8. Caranza FA, Newman MG, Takei HH, Klokkevold P. Carranza’s Clinical
Periodontology. 13th ed, Philadelphia: Saunders Elsevier. 2019, p. 86.
9. Sedghi LM, Bacino M and Kapila YL. Periodontal Disease: The Good, The
Bad, and The Unknown Front Cell Infect. Microbiol. 2021; 11: 766944. doi:
10.3389/fcimb.2021.766944.
10. Jung S, Gies V, Korganow A-S and Guffroy A. Primary Immunodeficiencies
with Defects in Innate Immunity: Focus on Orofacial Manifestations. Front.
Immunol. 2020; 11: 1065. doi: 10.3389/fimmu.2020.01065.
11. Fitri H, Fajrin FN, Kasuma N, Suharti N. Efek Pemberian Zink Pasca Scaling
Root Planning Terhadap Kadar Mmp-8 Saliva Pada Pasien Gingivitis. B-Dent:
Jurnal Kedokteran Gigi Universitas Baiturrahmah. 2019; 6(2): 133-4.
12. Notohartojo IT, Suratri MAL. Menyikat gigi, konsumsi buah dan sayur,
aktivitas fisik, diabetes mellitus dengan jaringan periodontal gigi di indonesia.
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. 2016; 19 (4): 219-225.
13. Sagura V, et all. Etiology and Microbiology of Periodontal disease: A Review.
2015. African Journal of Microbiology research; 9(48): 7.

12

Anda mungkin juga menyukai