Anda di halaman 1dari 7

Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

STUDI PELEPASAN MONOMER SISA DARI RESIN AKRILIK HEAT CURED


SETELAH PERENDAMAN DALAM AKUADES

Viona Diansari, Sri Fitriyani, Fazliyanda Maria Haridhi

Program Studi Pendidikan Dokter Gigi


Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK
Resin akrilik heat cured merupakan campuran monomer metil metakrilat dan polimer polimetil
metakrilat yang dipolimerisasi dengan cara pemanasan. Proses polimerisasi tidak sempurna dan
menghasilkan monomer sisa. Kandungan monomer sisa yang tinggi dapat menyebabkan iritasi atau
alergi terhadap jaringan rongga mulut. Pengurangan jumlah monomer sisa dapat dilakukan dengan
perendaman resin akrilik heat cured dalam akuades. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh durasi perendaman resin akrilik heat cured dalam akuades terhadap pelepasan monomer
sisa. Penelitian ini menggunakan resin akrilik QC-20 berbentuk disk (ukuran d = 50 mm, t = 3 mm)
sebanyak 10 spesimen direndam dalam akuades dengan durasi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 hari pada suhu
37°C. Perendaman setiap 24 jam dilakukan pergantian akuades (tiap perlakuan menggunakan
spesimen yang sama). Pengukuran jumlah monomer sisa dilakukan setiap 24 jam menggunakan alat
Spektrofotometer UV-VIS. Perhitungan jumlah monomer sisa dalam bentuk konsentrasi
menggunakan persamaan garis lurus y = 9.2543x - 0.0027. Persamaan garis lurus didapat dari kurva
absorban dan konsentrasi larutan standar metil metakrilat 0.1%, 0.075%, 0.050%, 0.025%, dan
0.010%. Analisis statistik data hasil penelitian dilakukan dengan uji Friedman dan uji lanjut Wilcoxon
(p<0.05). Hasil uji Friedman menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna (p=0.000) antara
durasi perendaman terhadap jumlah monomer sisa. Hasil uji lanjut Wilcoxon menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan bermakna pada perendaman resin akrilik selama 24 jam (hari ke-1) dibandingkan
dengan hari berikutnya (perendaman hari ke-1 melepaskan monomer sisa dengan jumlah tertinggi).
Perendaman antara hari ke-6, 7, dan 8 terdapat perbedaan yang tidak bermakna (uji Wilcoxon p>0.05).
Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh durasi perendaman resin akrilik heat cured dalam
akuades terhadap pelepasan jumlah monomer sisa.
Kata kunci: Resin akrilik heat cured, monomer sisa, spektrofotometer UV-VIS

ABSTRACT
Heat cured acrylic resin which a mixture of methyl methacrylate monomer and polymer polymethyl
methacrylate were polymerized by heating. Polymerization process imperfect and has residual
monomer. High content of residual monomer may cause irritation or allergic to the oral tissues.
Reducing the amount of residual monomer can be done by immersion heat cured acrylic resin in
aquadest. Objective of this study is to analyze the effect of immersion duration of heat cured acrylic
resin in aquadest to residual monomers releasing. This study uses QC-20 acrylic resin in a disc (size
d = 50 mm, t = 3 mm) for 10 specimens was immersed in aquadest during 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, and 8
days at 37°C. Aquadest for immersion was replaced everyday (each treatment was used same
specimens). The amount of residual monomer was measured in each 24 hours using a UV-VIS
spectrophotometer. The amount of residual monomer in concentrations was calculated using the linear
equation y = 9.2543x - 0.0027. This equation was obtained from the absorbance and concentration of
methyl methacrylate standard solution in 0.1%, 0075%, 0050%, 0025% and 0010%. The result was
analyzed by Friedman and Wilcoxon test (p<0.05). Friedman test's result indicate that there was a
significant difference (p=0.000) between the immersion duration to the amount of residual monomer.
Wilcoxon test's results shown that there was significant differences of the amount of residual
monomer for 24 hours (day-1) was compared to the next day (in the first day of immersion was
released the highest number of residual monomer). While the immersion duration between 6th, 7th, and
8th days there was no significant differences (Wilcoxon p>0.05). It can be concluded that there was an
effect of immersion duration heat cured acrylic resin in aquadest to residual monomer releasing.
Key words: Heat cured acrylic resin, residual monomers, UV-VIS spectrophotometer

61
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

PENDAHULUAN akrilik heat cured dalam air dengan durasi


Sejak pertengahan tahun 1940-an, basis perendaman selama 1, 3, dan 7 hari pada suhu
gigi tiruan dibuat menggunakan resin polimetil 37°C menunjukkan bahwa jumlah total
metakrilat (PMMA) yang merupakan polimer monomer sisa yang terlepas relatif rendah
yang sangat popular di bidang kedokteran gigi yaitu 492.1 ppm. Pelepasan monomer sisa
dan menjadi pilihan utama.1,2 Sembilan puluh yang tertinggi dari resin akrilik heat cured
lima persen basis gigi tiruan yang digunakan adalah setelah perendaman dalam air selama
berasal dari resin akrilik heat cured karena 24 jam (1 hari) yaitu sebesar 275 ppm. Pada
bernilai estetis, relatif ekonomis, dan memiliki perendaman selama 3 dan 7 hari menghasilkan
kestabilan warna.3 Resin akrilik heat cured jumlah monomer sisa yang terus menurun
merupakan campuran antara monomer metil yaitu sebesar 250 ppm dan 97 ppm.10 Selain
metakrilat dan polimer polimetil metakrilat itu, penelitian Vojdani et al yang melakukan
yang dipolimerisasi dengan cara pemanasan.3 perendaman resin akrilik heat cured dalam air
Proses polimerisasi tidak pernah terjadi selama interval waktu 1 jam, 24 jam, 72 jam,
dengan sempurna dan selalu menghasilkan dan 1 minggu menunjukkan bahwa resin
monomer sisa. Monomer sisa adalah sejumlah akrilik tersebut menghasilkan jumlah
monomer yang tidak habis bereaksi setelah monomer sisa semakin rendah seiring
polimerisasi selesai. Kandungan monomer sisa meningkatnya durasi perendaman.11 Perbedaan
yang tinggi dapat menyebabkan iritasi atau durasi perendaman resin akrilik heat cured
alergi terhadap jaringan rongga mulut.4,5 dalam air menghasilkan pelepasan monomer
Monomer sisa meningkat jika perbandingan sisa dengan jumlah yang berbeda pula.
antara cairan dan bubuk tidak sesuai.4,6 Berdasarkan latar belakang di atas
Monomer sisa dalam jumlah besar dapat masih terdapat perdebatan mengenai durasi
mempengaruhi sifat fisik polimer yang perendaman dalam air (akuades) dan jumlah
dihasilkan karena dapat bertindak sebagai pelepasan monomer sisa pada resin akrilik
plasticizer sehingga menyebabkan plat resin heat cured. Selain itu juga masih terbatas
akrilik menjadi lunak dan fleksibel.4 informasi mengenai jumlah pelepasan
Pengurangan jumlah monomer sisa monomer sisa pada resin akrilik heat cured
dapat dilakukan dengan perendaman resin untuk durasi perendaman di atas 7 hari.
akrilik heat cured dalam air karena monomer Penelitian dari Krisna et al menunjukkan
sisa dapat berdifusi ke dalam air.5 Menurut bahwa setelah melakukan perendaman resin
Tsuchiya et al, Vallittu et al, dan Shim dan akrilik cold cured dalam akuades selama 12
Watts (Cit, Golbidi) menunjukkan bahwa hari terjadi penurunan jumlah monomer sisa
terjadi penurunan jumlah monomer sisa jika yang terlepas seiring dengan meningkatnya
setelah polimerisasi resin akrilik direndam durasi perendaman. Pada perendaman hari
dalam air.7 Berdasarkan penelitian Bural et al ke-8 mulai menunjukkan jumlah pelepasan
yaitu perendaman resin akrilik heat cured monomer sisa yang konstan sampai dengan
dalam air selama 1–2 hari dapat menjadi hari ke-12.4 Oleh karena itu dilakukan
rekomendasi untuk mengurangi jumlah penelitian untuk mengetahui pengaruh durasi
monomer sisa.5 Sedangkan hasil studi literatur perendaman plat resin akrilik heat cured
Jorge et al merekomendasi perendaman resin sebagai bahan basis gigi tiruan dalam akuades
akrilik dalam air selama 24 jam untuk selama 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, dan 8 hari terhadap
mengurangi jumlah monomer sisa.8 jumlah pelepasan monomer sisa.
Berdasarkan penelitian Tsuchiya et al Penelitian ini bertujuan untuk
(Cit, Golbidi) menunjukkan bahwa kandungan mengetahui pengaruh durasi perendaman resin
monomer sisa dari resin akrilik heat cured akrilik heat cured dalam akuades terhadap
mengalami penurunan seperempat dari nilai pelepasan monomer sisa.
awal jika setelah polimerisasi resin akrilik
direndam dalam air selama 60 menit pada suhu BAHAN DAN METODE
50°C.7 Hal ini didukung oleh penelitian Jorge Penelitian ini bersifat eksperimental
et al yang menunjukkan bahwa perendaman laboratories yang dilakukan di Laboratorium
resin akrilik heat cured dalam air selama Program Studi Pendidikan Dokter Gigi
60 menit pada suhu 55°C dapat menurunkan Fakultas Kedokteran Gigi dan Laboratorium
jumlah monomer sisa.9 Penelitian dari Mei Instrumen Teknik Kimia Universitas Syiah
Huang et al yang melakukan perendaman resin Kuala. Spesimen yang digunakan adalah plat

62
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

resin akrilik heat cured (QC-20) berbentuk kelebihan monomer. Bila telah mencapai tahap
disk dengan ukuran diameter 50 mm dan tebal dough stage, seluruh adonan diambil dengan
3 mm. Kriteria spesimen adalah tidak porus, menggunakan semen spatula dan dimasukkan
permukaan halus dan rata. Jumlah total ke dalam mold space. Permukaan adonan
spesimen yang dipersiapkan sebanyak 10 buah dilapisi dengan kertas cellophane. Kemudian
untuk dilakukan perendaman dalam akuades kuvet atas dipasang beserta tutupnya dan
pada suhu rongga mulut (37°C) selama 1, 2, 3, dilakukan pengepresan ringan. Kuvet atas
4, 5, 6, 7, dan 8 hari secara berturut-turut. dibuka dan dibuang kelebihan adonan. Hal
Perendaman pada setiap 24 jam dilakukan tersebut dilakukan sampai kuvet metal to
pergantian akuades dan tiap perlakuan metal. Bila tidak ada lagi kelebihan akrilik dan
menggunakan spesimen yang sama. porus, kertas cellophane dilepas, sekrup
Pembuatan plat resin akrilik diawali dipasang dan dilakukan pengepresan akhir
dengan persiapan mold untuk pembuatan dengan menggunakan alat press.
spesimen dengan menyediakan model malam Tahap pemasakan akrilik (curing)
dari potongan base plate wax. Kemudian tahap dengan cara: air direbus dalam panci kurang
penanaman model malam dengan cara: lebih 100°C, kemudian kuvet dimasukkan
permukaan dinding dalam kuvet diolesi (temperatur akan turun). Setelah air mendidih
dengan vaselin (tipis saja) menggunakan kuas kembali kuvet dibiarkan selama 20 menit,
kemudian kuvet diisi dengan adonan gips tipe kuvet diangkat dan dibiarkan selama 10 menit.
II (perbandingan air dan bubuk sebanyak Tahap selanjutnya mengeluarkan model akrilik
15 ml : 50 gr diaduk selama 30 detik) hingga dari kuvet (deflasking) dengan cara: semua
penuh dan digetarkan hingga rata. Model sekrup dibuka dan tutup kuvet dibuka,
malam ditanamkan ke dalam kuvet, masing- kemudian kuvet bawah dilepaskan dengan cara
masing kuvet diisi dengan dua model mengetuk bagian dasar kuvet. Kuvet
spesimen, permukaan model malam rata dibongkar secara hati- hati dengan pisau gips.
dengan adonan gips. Kuvet atas dicobakan Spesimen dihaluskan dengan kertas pasir
sebelum adonan gips mengeras. Setelah waterproof no. 1000, 1500, dan 2000 sampai
adonan gips pada kuvet bawah mengeras permukaannya rata dan tetap dijaga
permukaan gips diolesi vaselin. Kuvet atas ukurannya. Kemudian spesimen dikeringkan
dipasang, kemudian diisi dengan adonan gips menggunakan desikator dan disimpan dalam
tipe II dan digetarkan hingga rata. Tutup kuvet inkubator dengan suhu 37°C selama 24 jam.
dan sekrup dipasang, kemudian menggunakan Perendaman spesimen dalam 20 ml
alat press hingga rapat (metal to metal) dan akuades dilakukan menggunakan gelas yang
sekrup dikencangkan. Didiamkan sampai tertutup pada suhu rongga mulut (37°C).
mengeras (setting) yaitu kurang lebih selama Setelah dilakukan perendaman selama 24 jam
15 menit. pertama (Hari ke-1), spesimen tersebut
Tahap pembuangan model malam dikeluarkan dari gelas dan dimasukkan
dengan cara: air dididihkan kurang lebih kembali dalam gelas yang berisi 20 ml
100°C, kemudian kuvet yang telah diikat akuades baru untuk dilakukan perendaman
dengan tali dimasukkan selama 5 menit. Kuvet hari ke-2, sampai seterusnya pada perendaman
diangkat, kemudian dibuka dan cairan malam hari ke-8. Hasil perendaman tersebut disebut
dibuang. Mold space dibersihkan dengan sebagai larutan uji. Dari setiap larutan uji
menyiramkan air panas yang telah dicampur diambil ± 4 ml kemudian dimasukkan ke
dengan deterjen. Sisa-sisa malam dibersihkan dalam kuvet pada alat spektrofotometer untuk
dari kuvet. Tahap pengolahan akrilik (packing) menentukan jumlah monomer sisa yang
dilakukan dengan cara: permukaan mold space terlepas.
diolesi Cold Mold Seal (CMS) menggunakan Pengukuran jumlah sisa monomer pada
kuas kemudian tunggu hingga kering. Bubuk larutan uji dilakukan dengan beberapa tahap,
polimer dan monomer dengan perbandingan yaitu:
23 mg : 10 ml disiapkan di dalam pot porselen, 1) Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
kemudian bubuk polimer dimasukkan sedikit (λmax)
demi sedikit sampai terlihat seperti pasir basah Penentuan panjang gelombang
dan digetarkan mangkok tersebut (kelebihan menggunakan larutan metil metakrilat (MMA)
monomer akan naik ke permukaan). Bubuk murni, sedangkan akuades digunakan sebagai
polimer ditaburi lagi sampai tidak ada blanko. Kalibrasi dilakukan terlebih dahulu

63
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

menggunakan akuades. Kemudian untuk masing-masing berukuran ± 4 ml, kuvet


penentuan nilai panjang gelombang pertama untuk indikator pelarut yang berupa
maksimum (λmax) dilakukan dengan cara akuades dan kuvet kedua untuk larutan yang
MMA murni dimasukkan ke dalam diuji. Terlebih dahulu larutan uji diaduk agar
spektrofotometer pada panjang gelombang didapatkan larutan uji yang homogen.
200, 210, 220, 230, 240, 250, 260, 270, 280, Kemudian kuvet dimasukkan ke dalam
290, dan 300 nm sehingga didapatkan nilai spektrofotometer untuk diukur dengan
absorbansinya. Selanjutnya dibuat kurva menggunakan panjang gelombang maksimum
hubungan antara absorban dan panjang yang telah diperoleh. Hasil pengukuran jumlah
gelombang berdasarkan data yang diperoleh. monomer sisa pada durasi perendaman yang
Panjang gelombang maksimum (λmax) berbeda (tiap 24 jam) dinyatakan dengan nilai
ditentukan dari nilai absorban tertinggi dari absorbansi (y). Melalui persamaan garis
kurva tersebut. y = mx + C dihitung nilai konsentrasi MMA
2) Menentukan Persamaan Garis antara Kurva pada larutan uji (x) dalam satuan persentase.
Absorbansi dan Konsentrasi Hasil pengukuran dikumpulkan dan
Spektrofotometer yang akan digunakan ditabulasi menurut masing-masing durasi
diatur dengan panjang gelombang maksimum perendaman. Hasil penelitian ini merupakan
yang telah diperoleh. MMA murni dilarutkan nilai rerata dari jumlah pelepasan monomer
dengan menggunakan akuades untuk sisa yang didapat dari tiap 24 jam perendaman.
mendapatkan larutan induk 0.1% dengan Data yang diperoleh terdistribusi tidak normal
menggunakan rumus: V1.M1 = V2.M2 dimana: sehingga digunakan uji statistik Friedman
V1 = Volume bahan uji (500 ml); M1 = (p<0.05) dan uji lanjut dengan uji Wilcoxon.
Konsentrasi larutan induk (0.1 %); V2 =
Volume awal bahan uji (0.5 ml); M2 = HASIL PENELITIAN
Konsentrasi awal bahan uji (MMA murni Hasil penelitian yang diperoleh berupa
100%). nilai rerata dan standar deviasi dari jumlah
Konsentrasi 0.075%, 0.050%, 0.025%, monomer sisa resin akrilik heat cured yang
dan 0.010% didapatkan dari larutan induk direndam dalam akuades selama 1, 2, 3, 4, 5,
0.1% yang diencerkan dengan akuades dan 6, 7, dan 8 hari (Tabel 1). Berdasarkan Tabel 1
diaduk dengan menggunakan stirrer agar terlihat bahwa terjadi penurunan jumlah
didapatkan hasil yang homogen. Konsentrasi monomer sisa seiring dengan meningkatnya
didapatkan dengan menggunakan rumus: durasi perendaman resin akrilik heat cured
M1.V1 = M2.V2 dimana: M1 = Konsentrasi dalam akuades.
bahan uji yang ingin dibuat (%); V1 = Volume
bahan uji (10 ml); M2 = Konsentrasi larutan Tabel 1. Rerata ± Standar Deviasi Jumlah Mono-
induk 0.1%; V2 = Volume larutan induk (ml). mer Sisa Berdasarkan Durasi Perendaman
Untuk mencari volume pengencer dengan Resin Akrilik Heat Cured dalam Akuades
menggunakan rumus: Vpengencer = V2 – V1 Konsentrasi (%)
dengan keterangan: V = Volume pengencer Durasi Perendaman
X ± SD
(ml); V2 = Volume bahan uji yang ingin dibuat Hari ke-1 0.0101 ± 0.0040
(10 ml); V1 = Volume larutan uji (ml). Larutan Hari ke-2 0.0048 ± 0.0009
MMA dengan konsentrasi 0.1%, 0.075%, Hari ke-3 0.0039 ± 0.0008
0.050%, 0.025%, dan 0.010% yang telah Hari ke-4 0.0010 ± 0.0004
disiapkan dimasukkan satu per satu ke dalam Hari ke-5 0.0009 ± 0.0003
spektrofotometer dan dicatat nilai absorb- Hari ke-6 0.0002 ± 0.0004
ansinya. Setelah itu dibuat kurva hubungan Hari ke-7 0.0001 ± 0.0003
Hari ke-8 0.0000 ± 0.0000
antara absorban dengan konsentrasi larutan
MMA beserta persamaan garisnya. Persamaan
garis didapat dengan persamaan: y = mx + C Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
dengan keterangan: y = Absorbansi (A); m = nilai rerata konsentrasi monomer sisa dari
Gradien; x = Konsentrasi larutan uji (%); C = resin akrilik heat cured setelah direndam
Konstanta. dalam akuades selama 24 jam (hari ke-1)
3) Penentuan Konsentrasi Metil Metakrilat sangat tinggi dibandingkan dengan peren-
(MMA) pada Larutan Uji daman hari-hari berikutnya. Untuk mengetahui
Spektrofotometer memiliki dua kuvet kemaknaan perbedaan penurunan jumlah

64
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

monomer sisa antara durasi perendaman resin monomer sisa yang diperoleh dari alat
akrilik heat cured dalam akuades maka spektrofotometer UV-VIS. Variabel m meru-
dilakukan analisis menggunakan uji Friedman pakan gradien dengan nilai 9.2543 dan
(p<0.05). Pemilihan uji non parametrik C merupakan konstanta dengan nilai -0.0027.
Friedman sebagai metode statistik dalam Variabel x adalah konsentrasi monomer sisa
analisis data hasil penelitian ini disebabkan yang terlepas. Persamaan garis lurus tersebut
oleh data hasil penelitian yang diperoleh diperoleh dari kurva nilai absorban terhadap
terdistribusi tidak normal (p<0.05 uji Shapiro- konsentrasi larutan standar 0.1%, 0.075%,
Wilk). Hasil analisis uji Friedman untuk 0.050%, 0.025%, dan 0.010%. Berdasarkan
mengetahui pengaruh durasi perendaman resin persamaan garis lurus tersebut didapatkan
akrilik heat cured dalam akuades terhadap konsentrasi monomer sisa resin akrilik heat
jumlah monomer sisa diperoleh nilai p=0.000 cured seperti yang terdapat pada Tabel 1.
(p<0.05). Kemudian dilakukan uji lanjut Berdasarkan hasil analisis statistik non
Wilcoxon untuk mengetahui durasi peren- parametrik uji Friedman menunjukkan bahwa
daman yang memberikan pengaruh signifikan terjadi penurunan jumlah monomer sisa yang
terhadap jumlah monomer sisa. Hasil analisis signifikan seiring dengan meningkatnya durasi
uji Wilcoxon dapat dilihat pada Tabel 2. perendaman. Hal ini diduga dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti komposisi resin akrilik
Tabel 2. Hasil Analisis Uji Wilcoxon heat cured dan durasi perendaman resin akrilik
Durasi heat cured dalam akuades. Resin akrilik heat
Nilai p cured bersifat hidrofilik karena mengandung
Perendaman
1 2 0.007* gugus ester. Sifat tersebut menyebabkan resin
3 0.005* akrilik mudah menyerap air (akuades) dan
4 0.005* monomer sisa yang terdapat dalam resin
5 0.005* akrilik dapat berdifusi ke dalam air (akuades).
6 0.005* Kemudian dengan meningkatnya durasi
7 0.005* perendaman menyebabkan semakin banyak
8 0.005* jumlah akuades yang diserap, sedangkan
2 3 0.087
jumlah monomer sisa yang terlepas akan
4 0.004*
5 0.005* semakin menurun bahkan dapat mencapai
6 0.005* jumlah yang sangat minimal (konstan). Hal ini
7 0.004* didukung oleh pendapat Rao yang menyatakan
8 0.004* bahwa terlepasnya monomer sisa menye-
3 4 0.005* babkan banyaknya ruang kosong di dalam
5 0.005* resin akrilik sehingga penyerapan air
6 0.005* (akuades) juga tinggi.12
7 0.004* Jumlah monomer sisa tertinggi
8 0.005* diperoleh pada perendaman hari ke-1 dengan
4 5 0.564
konsentrasi sebesar 0.0101%. Hasil analisis uji
6 0.011*
7 0.007* Wilcoxon menunjukkan jumlah monomer sisa
8 0.004* yang terlepas pada perendaman hari ke-1
5 6 0.008* berbeda signifikan dibandingkan perendaman
7 0.005* hari ke-2 sampai ke-8 (Tabel 2). Hasil ini
8 0.003* didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh
6 7 0.317 Mei Huang et al yang melakukan perendaman
8 0.157 resin akrilik heat cured dalam air dengan
7 8 0.317 durasi perendaman selama 1, 3, dan 7 hari
*Perbedaan bermakna (Uji Wilcoxon p<0.05) pada suhu 37°C menunjukkan pelepasan
monomer sisa yang tertinggi pada hari ke-1
PEMBAHASAN dan terus menurun sampai hari ke-7. Mei
Hasil penelitian ini berupa konsentrasi Huang et al juga menyatakan bahwa monomer
monomer sisa dalam satuan persentase yang sisa yang terlepas dari resin akrilik untuk
diperoleh dari hasil perhitungan persamaan bahan basis gigi tiruan baik jenis heat cured
garis lurus y = mx + C. Variabel y adalah nilai maupun cold cured paling tinggi adalah pada
absorban yang merupakan hasil pengukuran perendaman 24 jam pertama sehingga

65
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

direkomendasikan dokter gigi merendam basis bahwa analisis monomer sisa resin akrilik heat
gigi tiruan resin akrilik dalam air selama cured yang dilakukan perendaman dalam air
24 jam sebelum memasangkan basis gigi (akuades) selama interval waktu 24, 48, 72,
tiruan resin akrilik kepada pasien.8,10 96, dan 120 jam pada suhu ruangan
Monomer sisa tertinggi yang terlepas ke menunjukkan jumlah monomer sisa yang
dalam akuades pada perendaman hari ke-1 tertinggi pada perendaman resin akrilik heat
diduga oleh karena monomer sisa yang cured dalam air (akuades) pada waktu 24, 48,
dilepaskan berasal dari bagian permukaan dan 72 jam pertama.12 Berdasarkan penelitian
resin akrilik yang relatif lebih cepat Vojdani et al merekomendasikan dokter gigi
dibandingkan dengan bagian dalam karena untuk merendam basis gigi tiruan resin akrilik
terperangkap oleh rantai polimer yang lebih dalam air selama 72 jam sebelum
panjang. Selain itu juga diduga disebabkan memasangkan basis gigi tiruan kepada
oleh proses polimerisasi resin akrilik masih pasien.11
berlangsung dalam beberapa jam meskipun Hasil analisis uji wilcoxon (Tabel 2)
resin akrilik telah mengeras. Tahap terminasi pada perendaman antara durasi perendaman
dari polimerisasi resin akrilik belum terjadi hari ke-2 dibandingkan dengan hari ke-4, 5, 6,
dalam waktu beberapa jam setelah resin akrilik 7, dan 8 menunjukkan perbedaan yang
setting, dimana tahap propagasi masih bermakna. Perbedaan jumlah monomer sisa
berlangsung sehingga menyebabkan monomer yang bermakna juga terdapat antara
yang belum terpolimerisasi berdifusi ke dalam perendaman hari ke-4 dibandingkan dengan
akuades. hari ke-6, 7, dan 8 serta hari ke-5
Perendaman sampai hari ke-3 dibandingkan dengan hari ke-6, 7, dan 8. Hal
menunjukkan jumlah monomer sisa yang ini disebabkan perendaman pada hari ke-6, 7,
terlepas ke dalam akuades masih cukup tinggi dan 8 menghasilkan pelepasan monomer sisa
meskipun terjadi penurunan dibandingkan hari dalam jumlah yang konstan. Penurunan
sebelumnya. Hasil analisis uji Wilcoxon tersebut diduga disebabkan oleh jumlah
(Tabel 2) menunjukkan terdapat perbedaan monomer sisa yang telah habis di permukaan
tidak bermakna terlihat pada perendaman hari dan hanya sedikit yang tersisa di dalam rantai
ke-2 dibandingkan dengan hari ke-3 dan pola polimer resin akrilik.
yang sama untuk perendaman hari ke-4 Hasil analisis uji Wilcoxon (Tabel 2)
dibandingkan dengan hari ke-5. Hal ini diduga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan
disebabkan oleh perendaman resin akrilik heat penurunan jumlah monomer sisa yang
cured hanya berselang 1 hari sehingga jumlah bermakna antara ketiga hari perendaman 6, 7,
pelepasan monomer sisa yang terjadi tidak dan 8. Penurunan jumlah monomer sisa pada
jauh berbeda nilainya dan penurunan jumlah perendaman hari ke-6, 7, dan 8 hari
monomer sisa mulai menunjukkan nilai menunjukkan nilai konstan. Hal ini diduga
konstan yang diduga terjadi akibat monomer disebabkan oleh monomer sisa yang terdapat
sisa yang terlepas berasal dari dalam resin di dalam rantai polimer resin akrilik berjumlah
akrilik heat cured sehingga berdifusi lambat minimal sehingga sangat sedikit monomer sisa
ke dalam akuades. Monomer sisa yang terlepas yang terlepas bahkan tidak ada lagi monomer
hanya menurun sedikit jumlahnya. Hal ini sisa yang dilepaskan pada perendaman hari
diduga karena polimerisasi telah selesai pada ke-8. Selain itu juga diduga faktor penyerapan
perendaman hari ke-2 dan monomer sisa yang akuades oleh resin akrilik yang mulai jenuh
berasal dari permukaan resin akrilik sudah setelah perendaman hari ke-5 menunjukkan
mulai habis. Monomer sisa yang terlepas ke bahwa tidak ada lagi ruang kosong yang
dalam akuades pada perendaman setelah hari tersisa di dalam rantai polimer resin akrilik.
ke-3 dan seterusnya diduga berasal dari bagian Hal ini mengartikan bahwa monomer sisa
dalam rantai polimer resin akrilik sehingga telah habis dilepaskan ke dalam akuades dan
difusi monomer sisa yang dilepaskan ke dalam diduga monomer sisa yang masih terdapat di
akuades menjadi lebih lambat dibandingkan dalam resin akrilik sangat minimal atau dapat
hari sebelumnya. Akibatnya jumlah monomer dikatakan telah habis.
sisa yang terlepas setelah perendaman hari Secara keseluruhan berdasarkan Tabel 1
ke-3 menjadi semakin menurun. Hasil menunjukkan bahwa pelepasan monomer sisa
penelitian ini didukung oleh penelitian yang terus menurun hingga hampir konstan pada
dilakukan oleh Rao PS et al, menunjukkan perendaman resin akrilik heat cured dalam

66
Cakradonya Dent J 2016; 8(1):1-76

akuades setelah hari ke-3. Penurunan jumlah Minimal dari Bahan Denture Base Jenis
monomer sisa setiap harinya diduga terjadi Cold Cured. Material Dental Journal
akibat monomer berdifusi ke dalam akuades 2009; 1(2):15-18.
(air perendaman) dan polimerisasi yang masih 5. Bural C, Aktas E, Deniz G, et al. Effect
berlangsung dari radikal aktif yang terdapat of Leaching Residual Methyl
dalam rantai polimer.12 Beberapa peneliti Methacrylate Concentrations On In Vitro
mengatakan bahwa monomer sisa masih dapat Cytoxicity of Heat Polimerized Denture
terdeteksi pada basis gigi tiruan yang Base Acrylic Resin Processed with
digunakan hingga 17 tahun. Namun sebagian Different Polymerization Cycles. Journal
besar monomer sisa terlepas dalam 5 tahun Applied Oral Science 2010; 306-312.
pertama.13 Hal ini menunjukkan bahwa 6. Young BC. A Comparison of
monomer sisa akan tetap ada dalam jangka Polymeric Denture Base Materials.
waktu yang lama. Tetapi hasil penelitian ini London: University of Glasgow Dental
menunjukkan bahwa jumlah monomer sisa School. Thesis 2010: 9-40.
dapat diminimalkan melalui perendaman basis 7. Golbidi F, Asghari G. The Level of
gigi tiruan resin akrilik di dalam akuades Residual Monomer in Acrylic Denture
selama 8 hari sebelum digunakan oleh pasien. Base Materials. Research Journal of
Sehingga dampak dari tingginya jumlah Biological Sciences 2009; 4(2):244-249.
monomer sisa pada basis gigi tiruan resin 8. Jorge JH, Giampaolo ET, Machado AL.
akrilik seperti iritasi atau alergi pada jaringan Cytoxicity of Denture Base Acrylic
rongga mulut dapat berkurang. Resins: A Literature Review. The Journal
of Prosthetic Dentistry 2003; 90(2):
KESIMPULAN 190-193.
Dapat disimpulkan bahwa adanya 9. Jorge JH, Giampaolo ET, Vergani CE,
pengaruh durasi perendaman resin akrilik heat et al. Effect of Post-Polymerization
cured dalam akuades terhadap pelepasan Heat Treatments On The Cytoxicity of
monomer sisa yaitu semakin meningkat durasi Two Denture Base Acrylic Resins.
perendaman resin akrilik heat cured dalam Journal of Applied Oral Science 2006;
akuades maka semakin menurun jumlah 14(3):203-207.
monomer yang terlepas. Durasi perendaman 10. Mei Huang F, Chin Hu C, Chao Chang
resin akrilik heat cured dalam akuades selama Y, et al. Residual Monomer Releasing
24 jam (hari ke-1) menunjukkan jumlah From Acrylic Denture Base In Water.
monomer sisa tertinggi dibandingkan hari- hari China Dental Journal 2000; 17-21.
berikutnya. Terdapat penurunan jumlah 11. Vojdani M, Sattari M, Khajehoseini
monomer sisa yang tidak bermakna mulai SH, et al. Cytotoxicity of Resin-Based
perendaman hari ke-6 sampai ke-8. Cleansers: An In Vitro Study. Irian
Red Crescent Medical Journal 2010;
DAFTAR PUSTAKA 12(2):158-162.
1. Anusavice KJ. Phillips’ Science of Dental 12. Rao P Srinivas, Mahesh P, Kumar HC, et
Material. 8th ed. St Louis: Elsevier al. Comparison of Residual Monomer and
Science. 2003: 145, 164-166, 722-734. Water Absorption in Acrylic Resin
2. Wardahana DW, Subianto A, Melanie Samples Processed with Microwave and
T. Efek Lama Perendaman Lempeng Conventional Heat Cure Polymerization
Resin Akrilik Heat Cured dalam Larutan Methods – Invitro Study. Annals and
Propolis Obat Kumur terhadap Perubahan Essence of Dentistry 2012; 4(1):25-29.
Warna. Journal of Prosthodontics 2010; 13. Hatrick CD, Eakle WS, William FB.
1(1):9-11. Dental Materials: Clinical Applications
3. Sunarintyas S, Irnawati D. Pengaruh Cara for Dental Assistants and Dental
Pemrosesan Resin Akrilik Terhadap Sifat Hygienists. St Louis: Elsevier. 2003:
Fisik dan Mekanik. Jurnal Lembaga 250-256.
Pengabdian kepada Masyarakat. ISSN
1693-1033. 2005; 19-23.
4. Krisna NKMA, Nirwana I, Yuliati A.
Perendaman dalam Air Selama 8 Hari
Menghasilkan Pelepasan Monomer Sisa

67

Anda mungkin juga menyukai