Instruktur :
1. drg. Priesta Honeste
2. drg. Marsecall Dhira Brata Moffan
Disusun oleh :
Janatin Aliya
10621034
S1 KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1) Mahasiswa mampu membuat lempeng akrilik dan melakukan processing akrilik
pada kuvet besar dengan benar
2) Mahasiswa dapat melakukan buang malam (boiling out) dan dapat
memanipulasi dengan tepat resin akrilik polimerisasi panas
1.3 Manfaat
1) Mahasiswa mengetahui pengaplikasian membuat lempeng akrilik dan
melakukan processing akrilik pada kuvet besar dengan benar
2) Mahasiswa mengetahui buang malam (boiling out) dan dapat memanipulasi
dengan tepat resin akrilik polimerisasi panas
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
c. Panaskan baseplate wax dan aplikasikan pada model rahang tak bergigi
d. Bentuklah wax dengan pisau model dan panaskan dengan api Bunsen
kemudian sesuaikan dengan outline yang telah dibuat
c. Buatlah adonan gips putih dan isikan ke dalam kuvet bawah yang telah
diulasi vaselin hingga penuh
d. Tanam model rahang beserta model malam dalam kuvet bagian bawah.
Posisi model rahang atas dalam kuvet (bagian anterior lebih tinggi
daripada posterior). Posisi rahang bawah dalam kuvet sejajar dengan
lantai. Setelah itu tunggu hingga setting dan rapikan dengan kertas
pasir
g. Buatlah adonan gips putih dan penuhi kuvet dengan adonan gips putih
Skill lab kali ini melakukan pembuatan lempeng gigit akrilik heat cured, dengan
bantuan studi model yang pernah dilakukan pada pertemuan pertama skill lab sebagai
cetakan mould space dengan gypsum biru, gypsum putih serta malam baseplate sebagai
cetakan tempat resin. Tujuan dari penggunaan resin akrilik adalah sebagai basis dari
pembuatan gigi tiruan. Gigi tiruan yang menggantikan satu atau lebih tetapi tidak semua
gigi serta jaringan sekitarnya biasanya menggunakan gigi tiruan sebagian lepasan (Naini,
2012).
Dalam skill lab kali ini, resin akrilik yang digunakan adalah type heat cured,
dimana proses pengerasan atau curing menggunakan pemanasan dengan cara kuvet yang
berisikan adonan resin akrilik direbus dalam air mendidih selama 30 menit. Resin akrilik
setelah setting dan diambil dari cetakan kuvet dan didinginkan sebentar, lalu setelah itu
dilakukan proses finishing dan polishing. Pada tahapan ini ada beberapa alat dan bahan
yang dibutuhkan, seperti micromotor, straight hand piece dan beberapa bur stone yang
diperlukan.
Tindakan finishing adalah mengubah plat akrilik kasar menjadi halus dan siap
untuk dipulas. Pada tindakan finishing, tidak hanya menghaluskan permukaan yang kasar
tetapi juga membentuk outline plat sesuai desain yang diinginkan. Finishing akan lebih
memerlukan waktu dan menghasilkan debu akrilik lebih banyak apabila plat akrilik
terlalu tebal atau meluber ke daerah di luar outline. Tindakan polishing hanya
menghaluskan kembali permukaan yang sudah melalui tahap finishing dan
mengkilapkannya. Tindakan pemulasan tidak banyak mengikis plat sebagaimana
tindakan finishing. Dengan demikian debu akrilik yang dihasilkan akan lebih sedikit dari
saat finishing.
Tujuan dari proses finishing dan polishing adalah agar basis gigi tiruan resin akrilik
nyaman apabila dipasangkan di dalam mulut pasien, dan tidak melukai jaringan didalam
ronga mulut pasien. Pembuatan resin akrilik pada skillab kali ini sudah cukup benar
karena resin akrilik mulai dimasukkan pada kuvet saat adonan dough stage, dan direbus
selama 30 menit dari mulai air sudah mendidih, sehingga mendapatkan resin akrilik yang
tidak porus dan tetap berserat merah.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Resin akrilik merupakan bahan yang paling sering digunakan dalam pembuatan
gigi tiruan. Resin akrilik tersedia dalam bentuk bubuk dan larutan. Komponen utama
dari bubuk resin akrilik adalah Polymethylmethacrylate sedangkan komponen utama
dari larutan resin akrilik adalah methacrylate (MMA). Akrilik resin di klasifikasikan
menjadi 5 tipe yaitu Heat-processing polymers, autopolymerised polymers,
thermoplastic blank or powder, light activated materials, dan microwave-cured
material. Namun tipe yang sering digunakan adalah tipe heat processing polymer atau
heat cured dan Autopolymerised polymers atau self cured.
Berdasarkan skill lab yang saya lakukan pada kali ini menggunakan heat cured.
Dapat disimpulkan bahwa ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi
porositas. Salah satunya disebabkan oleh overheating atau bisa disebabkan oleh tekanan
selama proses pembuatan dan terkena udara. Porositas ini dapat mempengaruhi
stabilitas warna dari resin akrilik.
6.1 Saran
Laporan skill lab ini tidak terlepas dari kekurangan, untuk itu diharapkan pada
pembaca berupa saran dan kritikan yang membangun untuk kesempurnaan laporan skill
lab ini. Semoga laporan skill lab ini bermanfaat bagi kita semua, serta dapat dijadikan
sebagai referensi untuk pembuatan literatur selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice. K.J. 2003, Phillips’ Science on Dental Materials., 11th ed. Saunders,
Elsevier Science. St Loius
Craig, R.G., Powers, J.M., dan Sakaguchi, R.L., 2006. Resin Compounds Restorative
Materials, in Craig’s Restorative Dental Material. Edisi 12. Mosby, St. Louis
Gunadi, H.A., Margo, A., Burhan, L.K., Suryatenggara, F. Setiabudi, I., 1995, Buku
Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan, Jilid I, h. 12, 215-6, Hipokrates,
Jakarta
McCabe, J. F. and Walls, A. W. . (2014) Bahan Kedokteran Gigi. 9th edn. Jakarta:
EGC.
Nuryanti, N. and Sunarintyas, T. (2001) ‘Korelasi Antara Berbagai Proses Kuring
Akrilik Terhadap porositas dengan Perlekatan Candida albicans’, III (6).
Serra G, de Morais LS, Elias CN. Surface morphology changes of acrylic resins
during finishing and polishing phases. Dental Press J Orthod 2013; 18(6): 26-
30.