PENDAHULUAN
2.3 Tujuan
1. Menjelaskan macam-macam komposisi bahan dan sifat pasta gigi
2. Menjelaskan dan mengaplikasikan bahan abrasif dan polish yang dipakai
untuk melicinkan dan menghaluskan resin akrilik
3. Menjelaskan dan mengaplikasikan bahan abrasif dan polish yang dipakai
untuk melicinkan material resin komposit dan tumpatan semen
4. Menjelaskan dan mengaplikasikan bahan polish yang dipakai untuk
melicinkan gigi setelah dilakukan pemebersihan karang gigi.
5. Menjelaskan tentang flour
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4. Intan
Intan adalah mineral tidak berwarna, transparan yang terdiri atas
karbon. Ini adalah senyawa yang paling keras. Intan disebut super
abrasif karena kemampuannya untuk mengasah substansi apapun.
Digunakan pada bahan keramik dan resin komposit.
5. Amril
Berupa korodum berwarna hitam keabuan yang dibuat dalam bentuk
butiran halus. Amril digunakan khususnya dalam bentuk disk abrasif
dan tersedia dalam berbgai ukuran kekasaran.
6. Akik
Akik mempunyai sifat fisik dan kristalin yang sama. Mineral ini
adalah silika dari aluminium, kobalt, besi, magnesium, dan mangan.
Yang digunakan di kedokteran gigi berwarna merah gelap. Sangat
keras dan sangat efektif, jika patah selama pengasahan, membentuk
bidang berbentuk pahat yang tajam. Untuk mengasalh logam campur
dan bahan plastik.
7. Pumis
Silika abu-abu muda. Dalam bentuk pasir atau abrasif karet. Untuk
bahan plastik. Bubuknya adalah deriyat batu vulkanik yang sangat
halus dari Italia dan digunakan untuk memoles email, lempeng emas,
amalgam, dan resin akrilik.
plastik. Tersedia sebagai abrasif pada disk dan bonding vitreous serta
karet.
2. Oksida alumunium
Bubuk warna putih, dapat lebih keras dari korundum karena
kemurniannya. Dapat diproses dengan berbagai sifat melalui sedikit
mengubah reaktan pada proses pembuatannya. Digunakan dalam
abrasif bonding, abrasif berbentuk lapisan, dan abrasif dengan motor
udara.
3. Abrasif intan sintetik
Digunakan khusus sebagai abrasif dan dibuat 5 kali lebih besar dari
tingkat abrasif intan alami. Digunakan pada gergaji intan, roda, dan
burintan. Digunakan terutama untuk struktur gigi, bahan keramik, dan
bahan resin komposit.
4. Rouge
Oksida besi adalah senyawa abrasif yang halus dan berwarna merah
dalam rouge. Dipadukan seperti tripoli dengan berbagai pengikat
lunak menjadi bentuk bubuk. Untuk memoles logam campur mulia
yang berkadar tinggi.
5. Oksida timah
Abrasif sangat halus untuk bahan pemoles gigi dan restorasi logam.
Dicampur dengan air, alkohol, atau gliserin untuk membentuk pasta
abrasif ringan.
: aluminium, cornundum
2. Faktor Intraoral
a. Konsistensi saliva dan jumlahnya (variasi normal)
b. Xerostomia akibat obat, patologi kelenjar saliva, dan terapi radiasi.
c. Keberadaan, jumlah, kualitas deposit gigi yang ada (pelikel, plak,
kalkulus).
d. Permukaan akar gigi yang terbuka
Adanya baan restorasi, protesa gigi, dan alat orodonsi.
mulut, fungsi, dan estetika. Restorasi dengan kontur dan pemolesan yang
baik akan meningkatkan kesehatan mulut dengan jalan mencegah
akumulasi sisa makanan dan bakteri patogen. Ini diperoleh melalui reduksi
daerah permukaan total dan mengurangi kekasaran permukaan restorasi.
Permukaan yang lebih mulus akan lebih mudah dijaga kebersihannya
dengan tindakan pembersihan preventif yang biasa dilakukan sehari-hari
karena benang gigi dan sikat gigi akan mendapat jalan masuk yang lebih
baik ke semua permukaan dan daerah tepi. Daerah kontak restorasi yang
halus akan mengurangi tingkat keausan pada gigi tetangga maupun
antagonisnya. Ini khususnya berlaku untuk bahan restorasi seperti keramik
yang mengandung fase yang lebih keras daripada email gigi dan dentin.
Permukaan yang kasar menyebabkan terjadinya tekanan kontak yang
tinggi yang dapat menimbulkan hilangnya kontak fungsional dan
stabilisasi antara gigi-gigi. Akirnya, kebutuhan estetik dapat membuat
dokter gigi menangani permukaan restorasi yang tampak jelas dengan cara
berbeda daripada permukaan yang sulit dijangkau. Walaupun pemolesan
yang mirip cermin diinginkan demi alasan di atas, jenis permukaan ini
mungkin secara estetik kurang baik karena tidak cocok dengan gigi-gigi di
sebelahnya bila berada di daerah yang mudah kelihatan seperti permukaan
labial dari gigi-gigi aterior atas. Meskipun demikian, permukaan ini tidak
terkena tekanan kontak yang tinggi dan mudah dibersihkan. Ciri dan corak
anatomi yang samar dapat ditambahkan pada daerah ini tanpa
mempengaruhi kesehatan maupun fungsi rongga mulut (Naibaho, 2004)
2.1.6 Bahan Abrasif dan Poles yang digunakan Paska Pembersihan Karang
Gigi
Scalling adalah salah satu perwatan gigi dan mulut yang tujuan utamanya
membesihkan karang gigi. Peralatan yang biasa dipakai adalah hand
istrument scaler/ manual scaler yang mempunyai bebebrapa bentuk yang
disesuaikan dengan anatomi gigi dan letak kalkulus (Dwitanti, 2011).
10
Hal ini terjadi pada restorasi porselen yang mempunyai kekearasan yang
lebih dibanding email dan dentin. Permukaan yang kasar menyebabkan
terjadinya tekanan yang tinggi pada gigi sehingga dapat menimbulkan
hilangnya kontak fungsional dan stabilitas antar gigi (Combe, EC. 1992).
Struktur gigi dan bahan restorasi di polish, karena untuk mengurangi
adhesi. Plak, stain, dan kalkulus terlihat seperti batangan dan lapisan
permukaan yang halus. Hal ini benar-benar terlihat pada kedua lapisan gigi
maupun bahan restorasinya.
Membuat permukaan halus. Seorang pasien akan lebih menerima
permukaan yang lebih halus pada berbagai restorasi yang ditempatkan
pada rongga mulutnya.
Meningkatkan estetik. Peran estetik sangat penting dalam kedokteran gigi
untuk menciptakan restorasi yang menarik bagi pasien (Combe, EC. 1992).
Bentuk partikel ahan abrasif; partikel yang mempunyai tepi tajam akan
lebih efisien daripada partikel yang bersudut tumpul.
Sifat-sifat bahan yang hendak digosok; bahan yang rapuh dapat digosok
dengan cepat, sedangkan bahan yang lunak dan kenyal (misalnya, emas
mrni) akan mengalir dan bukannya terasah oleh abrasif (Syafiar L, 2011).
11
2.3 Aplikasi Bahan Abrasif dan Polish pada Resin Akrilik Resin Komposit
dan Tumpatan Semen
2.3.1 Aplikasi pada Resin Akrilik
Aplikasi dan bahan abrasif dan polish pada resin akrilik menurut
(Anusavice, 2004) yaitu :
1. Batu Arkansas
Batu endapan silika warna abu-abu muda dan semitranslusen yang
ditambang di Arkansas. Mengandung quartz mikrokristal. Corak padat,
keras, seragam. Potongan kecil dicekatkan pada batang logam lalu
ditruin keberbagai bentuk untuk mengasah email gigi dan logam
campur.
2. Pasir
Campuran partikel mineral kecil terutama silika. Berwarna-warni
sehingga punya penampilan yang khas. Bentuk bulat atau angular.
Diaplikasikan dengan tekanan udara untuk menghilangkan bahan tanam
dari logam campur pengecoran. Dapat dilapiskan pada disk kertas untuk
mengasah logam campur dan bahan plastik.
3. Pumis
Silika abu-abu muda. Dalam bentuk pasir atau abrasif karet. Untuk
bahan plastik. Bubuknya adalah derivat batu vulkanik yng sangat halus
dari italia dan digunakan memoles email, lempeng emas, amalgam, dan
resin akrilik.
12
13
14
untuk
mengcontur
dan
memolish
permukaan
15
16
2. Manipulasi :
Ada 2 mekanis, yaitu:
a. Menggunakan amalgamator Manual
Ada 3 cara (sircular motion , figure eight, fold and press motion)
b. Menggunakan alat (semen spatel untuk mengaduk)
Plastis instrument (untuk memasukkan ke dalam cavitas)
Powder : Liquid = 1,3 : 1 atau sesuai anjuran pabrik
Pencampurannya hingga tampak glossy (mengkilat) tidak boleh
hingga buram.
dan
memoles
permukaan
gigi,
menghilangkan
atau
mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada mulut serta memelihara
kesehatan gingiva.
17
18
hidrogen
peroksida,
citroxane,
dan
sodium
hexametaphpshate.
9. Bahan pengawet (0,05% - 0,5%)
Bahan
pengawet
berfungsi
untuk
mencegah
pertumbuhan
19
20
21
6. Anti hipersensitif
Pasta gigi yang berfungsi sebagai anti kalkulus terdiri dari kombinasi
tetrasodium phosphat dan disodium dihydrogen pyrophosphate. Agen
aktifnya terdiri dari patosium nitrat, strontium chloride, dan sodium
sitrat. Dengan kombinasi agen aktif yang memberikan efek anti
hipersensitif dan preventif karies (Maulani, 2006).
7. Pemutih dan pengkilap gigi
Pasta gigi yang berfungsi sebagai pemutih gigi dan pengkilap gigi
dibagi menjadi 2 kategori, yaitu dengan peroksida dan pasta tanpa
peroksida. Pasta tanpa peroksida lebih bersifat abrasif yang terasa pada
waktu pertengahan pemakaian pasta gigi. Pasta dengan peroksida
dikenal sebagai tooth whiteners (bahan yang dapat memutihkan gigi).
Produk ini terdiri dari hydrogen peroksida atau carbamide peroksida
yang berfungsi sebagai bleaching dan whitening. Carbamide peroksida
dirusak dan dibentuk menjadi urea dan hydrogen peroksida. Hydrogen
peroksida kembali menjadi radikal bebas yang berikatan dengan
oksigen yang nantinya menjadi molekul bleaching yang aktif.
Penggunaan peroksida yang banyak menyebabkan warna hitam pada
permukaan lidah dan berbahaya untuk pulpa dan jaringan lunak di
rongga mulut (Maulani, 2006).
22
2.5 Flour
Flour merupakan gashalogen univalen beracun berwarna kuning-hijau yang
paling reaktif secara kimia dan electron negatif dari seluruh unsur.
Dalam bentuk murni sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran
kimia parah begitu kontak dengan kulit (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
Flour merupakan salah satu bahan pasta gigi berfungsi memberikan efek
deterjen sebagai satu dari tiga utamanya diamping bahan abrasi sebagai
pembersih mekanik permukaan gigi dan pemberi rasa segar pada mulut
(Herdiyati dan Sasmita, 2010).
Penamabahan flour pada pasta gigi dapat memperkuat enamel dengan cara
membuatnya resisten terhadap asam dan menghambat bakteri untuk
memproduksi asam. Jenis flour yang terdapat dalam pasta gigi adalah
stannous floride, sodium floride dan sodium monoflourofosfat. Flour bersifat
antibakterial namun kelemahannya dapat membuat stein abu-abu pada gigi.
Sodium flouride atau NaF merupakan flour yang paling sering ditambahkan
dalam pasta gigi, tapi tidak dapat digunakan bersamaan dengan bahan abrasi
(Herdiyati dan Sasmita, 2010).
23
1. Stannous fluor
Tin flour merupakan flour yang pertama ditambahkan dalam pasta
gigi yang digunakan secara bersamaan dengan bahan abrasif
(kalsium fosfat). Flour ini bersifat antibakterial namun kelemahan
dapat membuat stein abu-abu pada gigi (Herdiyati dan Sasmita,
2010).
2. Sodium fluoride
NaF merupakan flour yang paling sering ditambahkan dalam pasta
gigi, teapi tidak dapat digunakan bersamaan dengan bahan abrasif
(Herdiyati dan Sasmita, 2010).
3. Sodium monoflourofosfat (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
24
dari kristal email. Meskipun sel tubuh lain seperti tulang dapat
mengalami gangguan fungsi oleh pemakaian flour yang berlebihan,
namun organ email merupakan bagian tubuh yang paling sensitif
terhadap efek toksis dari flour. Makin tinggi derajat flourosis, resiko
karies juga meningkat karena adanya ceruk dan hilangnya lapisan
permukaan email (mottled email) (Herdiyati dn Sasmita, 2010).
Konsentrasi flour yang tinggi, lebih dari 2 ppm dapat mempengaruhi
gigi-gigi yang sedang terbentuk sehingga terjadi fluorisis.
2. Toksisitas Flour
Zat flour seperti zat kimia lainnya, dapat dipakai sebagai zat makanan,
obat atau racun tergantung pada dosisnya, karena zar flour ini biasanya
dipakai sebagai racun untuk mematikan tikus, maka banyak penelitian
diadakan untuk
mengetahui samapai
dapat
25
BAB III
KONSEP MAPPING
Bahan abrasif
Finishing
Komposisi
Polishing
Sifat
Cleansing
Fungsi
Aplikasi
Kurang Tepat
Tepat
Menyebabkan
Kesehatan gigi
terjadinya penyakit
baik
3.1 Hipotesa
Pengaplikasian bahan abrasif mempengaruhi kesehatan dan kebersihan
rongga mulut
26
BAB IV
PEMBAHASAN
Abrasi adalah suatu proses untuk pelepasan suatu bahan yang dikenakan
pada permukaan suatu bahan oleh bahan yang lain dengan penggosokan,
pencungkilan, pemahatan, pengasahan atau dengan cara mekanis lainnya
secara berulang ulang oleh suatu gesekan (Anusative, 2004).
Restorasi gigi diselesaikan sebelum dipasang di dalam rongga mulut untuk
mendapatkan tiga manfaat dari perawatan gigi : kesehatan mulut, fungsi,
dan estetika. Restorasi dengan kontur dan pemolesan yang baik akan
meningkatkan kesehatan mulut dengan jalan mencegah akumulasi sisa
makanan dan bakteri patogen. Permukaan yang lebih mulus akan lebih
mudah dijaga kebersihannya dengan tindakan pembersihan preventif yang
biasa dilakukan sehari-hari karena benang gigi dan sikat gigi akan mendapat
jalan masuk yang lebih baik ke semua permukaan dan daerah tepi. Dengan
beberapa bahan gigi tertentu, aktivitas karat dan korosi dapat dikurangi
cukup besar jika seluruh restorasi dipoles dengan baik. Daerah kontak
restorasi yang halus akan mengurangi tingkat keausan pada gigi tetangga
maupun antagonisnya. Ini khususnya berlaku untuk bahan restorasi seperti
keramik yang mengandung fase yang lebih keras daripada email gigi dan
dentin. Permukaan yang kasar menyebabkan terjadinya tekanan kontak yang
tinggi yang dapat menimbulkan hilangnya kontak fungsional dan stabilisasi
antara gigi-gigi (Naibaho, 2004).
Macam-Macam Abrasif (Bahan Abrasif)
1. Berdasarkan Kegunaan dari Bahan Abrasif
a. Bahan Abrasif Finishing
Merupakan bahan abrasif yang umumnya keras, kasar yang
digunakan
pada
permulaan
untuk
menghasilkan
suatu
27
: aluminium, corundum
28
intraoral adalah konsistensi saliva dan jumlahnya, jumlah deposit gigi yang
ada, terapi radiasi, permukaan akar gigi yang terbuka.
29
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Bahan abrasif terdiri dari bahan abrasif finishing, abrasif polishing dan
abrasif cleansing berdasarkan klasifikasi kegunaannya. Setiap bahan
memiliki fungsi yang berbeda sesuai dengan tujuan dalam penggunaannya
masing-masing.
Polishing merupakan tindakan abrasi pada permukaan untuk mengurangi
goresan hingga permukaan tersebut mengkilap (Combe, EC. 1992).
Pasta gigi berfungsi untuk mengurangi pembentukan plak, memperkuat
gigi terhadap karies, membersihkan dan memoles permukaan gigi,
menghilangkan atau mengurangi bau mulut, memberikan rasa segar pada
mulut serta memelihara kesehatan gingiva.
Komposisi dari pasta gigi, terdiri dari Bahan abrasif (20% - 50%), Air
(20% - 40%), Humectant atau pelembab (20% - 35%), Bahan perekat (1% 2%), Surfectan atau deterjen (1% - 3%), Bahan penambah rasa (0%- 2%),
Bahan terapeutik (0% - 2%), Bahan pemutih (0,05% - 0,5%), Bahan
pengawet (0,05% - 0,5%).
Flour merupakan salah satu bahan pasta gigi berfungsi memberikan efek
deterjen sebagai satu dari tiga utamanya diamping bahan abrasi sebagai
pembersih mekanik permukaan gigi dan pemberi rasa segar pada mulut
(Herdiyati dan Sasmita, 2010).
Dalam bentuk murni sangat berbahaya, dapat menyebabkan pembakaran
kimia parah begitu kontak dengan kulit (Herdiyati dan Sasmita, 2010).
5.2
Saran
Diharapkan setelah membaca makalah ini mahasiswa dapat memahami
jenis-jenis bahan abrasif, bahan polish, pasta gigi dan flour yang digunakan
dalam kedokteran gigi, komposisi, sifat, fungsi dan pengaplikasiannya.
30
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, Kenneth J. 2004. Philips Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi
edisi 10. Jakarta: EGC
Naibaho, Anneke N.L. 2004. Proses abrasi dalam kedokteran gigi. Medan:
Bagian Ilmu Material dan Teknologi Kedokteran Gigi
Rudd Kd, Merrow RM, Rhoads JE. Dental laboratory procedures removable
partianl denture. 1nd ed. St Louis. CV Mosby Company, 2941. p. 319.
31