PENDAHULUAN
Semen merupakan suatu bahan non logam yang digunakan untuk restoratif.
Semen juga berfungsi sebagai perekat pada logam dan juga sebagai luting, basis,
liner dan Varnis. Semen Seng fosfat merupakan semen yang memiliki sejarah
paling panjang, sehingga material ini memiliki aplikasi yang paling luas. Mulai
dari semen sebagai luting, cavitas liner dan basis untuk melindungi pulpa dari
yang dikonstruksi di luarmulut pasien. Misalnya inlay, mahkota logam, bridge, dan
metal post. Hal ini karenajika suatu protesa ditempatkan pada gigi pasien,
maka diperlukan adanya suatu mekanisme retensi antara gigi dan protesa
sedangkan fungsi semen fosfat sebagai basis adalah yaitu sebagai lapisan semen
pulpa yang rusak dan melindunginya dari kerusakan. Kerusakan itu bisa dari
thermal shock bila gigi direstorasi dengan bahan logam dan kerusakan karena iritasi
kimia. Basis berfungsi sebagai tekanan selama proses kondensasi serta dapat
Komposisi semen fosfat tersedia dalam bentuk bubuk dan cairan dalam botol
yang terpisah. Komposisi dari bubuk adalah seng oksida (90%) dan metal oksida
lainnya (10%). Sedangkan komposisi cairan adalah asam fosfat (50%-60%) dan
membentuk fosfat yang mana dapat menyetabilkan pH dari asam dan mengurangi
permukaan partikel dan melepaskan ionion seng ke dalam cairan. Dua menit setelah
pengadukan, pH semen seng fosfat berkisar 2. Adukan yang terlalu encer akan
menyebabkan pH semen seng fosfat menjadi lebih rendah pada waktu yang lama.
Keasaman semen seng fosfat akan mengakibatkan kerusakkan pulpa, oleh karena
itu dentin pulpa perlu dilindungi dengan semen sebagai subbase. Oleh karena sifat
asam yang dihasilkan oleh semen seng fosfat ini, maka dalam praktikum kali ini
kami akan melakukan uji keasaman terhadap semen seng fosfat kedokteran gigi.
1.2 Tujuan
memanipulasi semen seng fosfat kedokteran gigi sebagai luting dan basis
1.3. Manfaat
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui waktu setting dari semen seng fosfat dan
METODE PENGAMATAN
2.1.1 Alat
c. Spatula semen
d. Stopwatch
e. Celluloid strip
f. Kuas kecil
g. Gunting/cutter
h. Timbangan digital
i. Sonde
j. Sendok takar
2.1.2 Bahan
b. Vaselin dental
2.2 Cara Kerja
2. Mengambil cairan dan bubuk ke glass plate, dengan proporsi sesuai gambar
pada tutup botol bubuk (rasio gambar liquid/powder pada tutup sudah sesuai
petunjuk pabrik)
3. Melakukan manipulasi semen seng posfat dengan benar dan tunggu seting.
Gambar 3. Manipulasi semen seng fosfat
4. Semen seng phospat untuk basis yang sudah setting (sampel pada percobaan
sampel kemudian campur dengan sedikit air destilasi atau aquadest steril
5. Mengaduk Semen seng phospat untuk basis (sesuai petunjuk pabrik) selama 2
menit kemudian campur dengan sedikit air destilasi atau aquadest steril
sampai terlarut seperti pasta (dijadikan sebagai kelompok 2). Mengukur
setting
perubahan warna berbeda, sehingga semua perubahan warna itu menyatu dan
mencelupkan kertas tersebut dalam larutan yang hendak kita ketahui pH-nya.
dalam larutan yang hendak kita ketahui pH-nya. Warna yang terbentuk
HASIL PENGAMATAN
diaduk
PEMBAHASAN
Seng fosfat adalah semen untuk luting yang pertama. Semen ini terdiri dari
bubuk dan cairan yang berada di dua botol yang terpisah. Komposisi utama dari bubuk
adalah seng oksida, sedangkan komposisi utama dari cairan adalah asam fosfat
(Anusavice, 2003). Semen seng fosfat terbentuk apabila seng oksida dan asam fosfat
Pada praktikum ini, uji keasaman dilakukan pada semen seng fosfat sebagai
basis. Semen yang digunakan untuk basis memiliki konsistensi putty-like dengan rasio
bubuk : cairan yang digunakan sekitar 3,5 : 1. Semen yang digunakan untuk luting
campurannya lebih cair dengan rasio bubuk : cairan yang digunakan lebih randah. Hal
2008).
Cairan dari semen seng fosfat memiliki sifat buffer dengan kombinasi dari
oksida yang terkandung di dalam bubuk dengan magnesium hidroksida yang berperan
untuk membentuk fosfat pada cairan. (Van Nort, 2002). Saat bubuk dan cairan semen
seng fosfat dicampur, asam fosfat melarutkan partikel zinc oxide pada area superfisial.
Zinc oxide yang bercampur degnan asam fosfat menghasilkan suatu reaksi asam basa
dicampur memberikan kerugian berupa working time yang singkat. Untuk mengatasi
Pada glass lab yang tebal atau dingin, memungkinkan untuk menyerap panas
lebih banyak dari pada glass lab yang tipis. Penggunaan glass slab dingin dapat
eksotermis, karena dengan cara tersebut bidang pengadukan akan lebih luas,
sehingga panas yang dapat diserap oleh glass slab akan lebih banyak.
yang dihasilkan akan bertahap dan sedikit demi sedikit, sehingga panas yang
dihasilkan tidak terlalu banyak. Keuntungan lain dari membagi bubuk menjadi
2002).
Pada manipulasi semen seng fosfat rasio bubuk dan cairan tergantung pada
aplikasinya. Jika digunakan untuk basis membutuhkan konsistensi putty like dengan
rasio bubuk dan cairan yang digunakan adalah 3,5:1. Sedangkan untuk lutting
ditambahkan cairan. Rasio bubuk dan cairan yang lebih rendah bermanfaat untuk
mendapatkan sifat flow yang lebih baik sehingga terjadi seating yang benar. (McCabe,
2008).
Pada praktikum uji yang dilakukan kali ini, terdapat 2 macam percobaan.
Percobaan pertama adalah dengan menguji pH semen seng fosfat sebagai basis yang
telah setting atau mengeras. Setelah itu semen seng fosfat yang telah mengeras digerus
menggunakan mortar dan pastel sampai menjadi serbuk. Lalu diambil kurang lebih 1gr
serbuk tadi dan dicampur dengan sedikit air aquadest atau destilasi sampai terlarut
seperti pasta. Dan diukur dengan kertas indikator pH universal sehingga didapatkan
nilai pH 4.
Sedangkan pada percobaan kedua yaitu dengan menguji keasamaan semen seng
fosfat basis yang belum setting atau baru diaduk selama 2 menit. Lalu dicampurkan air
destilasi sampai larut seperti pasta. Dan diukur dengan kertas indikator pH universal
Dari 2 percobaan ini, dapat diketahui bahwa nilai pH semen seng fosfat yang
telah setting atau lebih dulu memiliki nilai pH yang lebih tinggi daripada semen seng
fosfat yang baru diaduk selama 2 menit. Walaupun sama-sama bersifat asam, tetapi
keasaman semen seng fosfat yang baru saja diaduk selama 2 menit memiliki keasaman
yang tingi. Hal ini sama seperti teori yang dikemukakan oleh anusavice bahwa ph
semen seng fosfat pada awal pengaplikasian ke kavitas akan sangat rendah, tetapi
setelah 1 jam pHnya 4,5. Oleh karena itu, harus di beri perlindungan pada pulpa agar
KESIMPULAN
Semen seng fosfat merupakan salah satu jenis material semen yang berbahan
dasar air yang biasa digunakan sebagai luting maupun basis dalam bidang kedokteran
gigi. Dimana konsistensi semen seng fosfat yang digunakan sebagai basis lebih kental
Pada praktikum uji keasaman kali ini, semen seng fosfat yang diuji ialah semen
seng fosfat untuk basis. Pada uji yang dilakukan pada percobaan 1 dan 2 dapat
disimpulkan bahwa semen seng fosfat yang baru diaduk selama 2 menit atau belum
setting memiliki nilai keasaman yang lebih tinggi daripada semen seng fosfat yang
sudah setting. Hal ini jika diaplikasikan pada kavitas yang dalam akan merusak pulpa,
maka diperlukan suatu pelapis tambahan atau subbase yang harus diletakkan dibawah
O'Brien, W. J. 2002. Dental Materials and Their Selections. 3th ed. Chicago:
Quintessence Company.
McCabe. 2008. Applied Dental Materials. 9th ed. Victoria: Blackweel Inc.
Anusavice, KJ. 2003. Philips’ Science of Dental Materials. 11th ed. Industrial Drive,
St. Louis, Missouri.
Gladwin, M., dan Bagby, M. 2009. Clinical aspect of Dental Materials : Theory,
Practice, and case. Philadelphia: Wolters Kluwer
Noort, R. V. 2007. Introduction to Dental Materials. 3rd edition. Mosby: Elsevier.
Craig, Robert G, and John M. Power. 2002.Restorative Dental Material: 11th edition.
United State of America : Mosby.
Anusavice, K.J. 2004. Phillips :Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi Edisi
…….10.Jakarta :Penerbit Buku Kedokteran EGC