TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Semen dalam Kedokteran Gigi
2.1.1 Definisi Semen
Semen merupakan suatu bahan non logam yang digunakan untuk restoratif.
Semen juga berfungsi sebagai perekat pada logam dan juga sebagai luting, basis,
liner dan Varnis (Cralk dalam Kadariani. 2001).
2.1.2 Klasifikasi
Klasifikasi semen kedokteran gigi berdasarkan kegunaan yang digunakan
menurut Anusavice (2003) :
Seng fosfat
Bahan
perekat
untuk Restorasi
jangka
panas.
luka
bedah
perekat
untuk
restorasi,
basis,
Silikat
orthodontik,
panas
restorasi
jangka
menengah.
Restorasi
jangka
peralatan
orthodontik.
Silikofosfat
Bahan
Ionomer kaca
restorasi
Restorasi gigi anterior, Penutup ceruk dan fisura,
bahan
perekat
perekat
untuk
pelapik
kavitas 3
Ionomer kaca modifikasi Restorasi gigi posterior
logam
konservatif, membangun
Resin
Kalsium Hidroksida
orthodontik.
Bahan penutup
pulpa
(pulp
basis
capping),
penahan panas.
invasi kuman
Tujuan utama luting mengisi & menutup sela secara lengkap Luting
mudah
agar
memudahkan
operator
untuk
bubuk.
Gerakan mengaduk semen seng fosfat memutar melawan jarum jam dari
spatula pada area yang luas.
10
No. 8
menyebutkan bahwa waktu pengerasan yang memadai untuk semen seng fosfat
adalah antara 5-9 menit (Anusavice, 2003).
F. Faktor yang mempengaruhi waktu kerja
Waktu kerja dan pengerasan dari sebuah produk komersial adalah sifat yang
dikendalikan oleh proses pembuatannya. Umumnya, praktisi menginginkan
perpanjangan waktu pengerasan semen sehingga tersedia waktu kerja yang cukup.
Berikut ini adalah cara memperpanjang waktu pengerasan di ruang praktik
(Anusavice, 2003).
1. Rasio bubuk dan cairan
Waktu kerja dan pengerasan dapat ditingkatkan dengan mengurangi rasio
bubuk dan cairan, namun prosedur ini bukan cara yang bisa diterima untuk
memperpanjang waktu pengerasan karena tindakan ini mengganggu sifat
fisik dan menghasilkan semen dengan pH awal yang rendah serta
mengurangi kekuatan kompresif dan kekuatan tarik (Anusavice, 2003).
2. Kecepatan pengadukan bubuk
Sejumlah bubuk yang secara bertahap dalam jumlah kecil dicampur ke
dalam cairan akan menambah waktu kerja dan pengerasan dengan
11
12
b. Kekurangan
Kekuatan menghancurkan rendah yang bervariasi antara 12.000 dan
19.000 psi
Larut dalam cairan mulut meskipun dengan intensitas rendah
Bahan yang opaque tidak cocok untuk daerah yang terlihat.
Gambar 3. ZOE
A. Definisi
Suatu semen tipe sedative yang lembut. Biasanya disediakan dalam bentuk
bubuk dan cair, dan berguna untuk basis insulatif (penghambat). Bahan ini juga
sering digunakan untuk balutan sementara. PH-nya mendekati 7 yang
13
membuatnya menjadi salah satu semen dental yang paling sedikit mengiritasi
(Baum , 1997).
Seng oksida semen eugenol adalah salah satu semen tertua yang
digunakan. Karena itu tindakan pada jaringan pulpa, eugenol memiliki sifat
anestesi topikal. Semen seng oksida eugenol semen paling sering digunakan
karena seng oksida eugenol semen jauh lebih sedikit iritasi pada pulpa, kurang
larut dalam cairan mulut dan menghasilkan segel marginal lebih baik dari seng
fosfat. (Anusavice, 2003).
B. Komposisi
Powder
Bahan-bahan
Zinc oxide 69,0%
White rosin 29,3%
Fungsi
Bahan utama
Untuk mengurangi
pada semen
Akselerator, plasticizer
Akselerator, menambah kekuatan
Ditambahkan pada bubuk, beraksi
kerapuhan
Eugenol 85,0%
Olivoil 15,0%
(Aryono, 2011)
oxide
Beraksi dengan zinc oxide
Plasticizer
14
1. sifat fisik
2. Sifat kimiawi
Komponen utama dari ZOE adalah oksida seng dan eugenol jadi reaksi
pengerasan dan struktur mikronya pada dasarnya sama cengan pasta cetak.
3. Sifat biologi
Semen ZOE mempunyai pH mendekati 7 yang cocok secara biologis
terhadap pulpa. Selain itu dapat menutup kavitas dengan sangat baik untuk
menghambat masuknya cairan mulut dan dengan begitu iritasi akibat kebocoran
mikro uga dapat dikurangi (Baum , 1997).
15
Cairannya adalah larutan air dari asam poliakrilat. Konsentrasi asam dapat
bervariasi di antara satu semen dengan semen lainnya tetapi biasanya
sekitar 40%.
Bubuknya mengandung Zink-Oksida dengan sejumlah Magnesium
Oksida (Anusavice, 2003) .
Sifat umum
Sifat mekanis.
Compressive strength dari semen polikarboksilat adalah sekitar 55 MPa
(40-70 MPa), relatif lebih rendah daripada semen Zink Fosfat.
ketebelan lapisan
Secara klinistindakan pengadukan dan penempatan dengan getaran akan
16
Daya larut
Daya larut semen di dalam ir memang rendah, tetapi jika terpajan asamasam organik dengan pH 4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat
besar.
17
18
19
bubuk semen zink fosfat dengan semen silikat dan sering disebut dengan
semen silikofosfat (Baum, 1997).
B. Fungsi Semen Silikofosfat
Bahan perekat untuk restorasi, bahan tambalan sementara dan tambalan
gigi desidu, bahan perekat fixed restoration, bahan bandorthodontics.
Bahan pembuatan die (Baum, 1997).
C. Komposisi Semen Silikofosfat
Bubuk semen silikofosfat adalah kombinasi dari bubuk semen silikat dan
semen zink fosfat, yang dikemas dalam satu bentuk powder dan liquid yang akan
dimanipulasi untuk mendapatkan kekentalan yang tepat (Baum, 1997).
1. Komposisi Bubuk
- Aluminosilicate Glass
- Seng okside
- Magnesium okside
2. Komposisi Cair
Asam fosfat (phosporic acid)
- Air
- Seng dan aluminium salt
Salah satu semen silikofofat yang paling terkenal terdiri atas 90% bubuk
semen silikat dan 10% bubuk semen seng fosfat. Pada umumnya semen
silikofosfat berisi 12%-25% flourida. Reaksi penyatuan bubuk dan cair dapat di
gambarkan sebagai berikut :
seng oxide/aluminosilicate glass + phosphoric acid
Seng aluminosilicate phosphate gel
D. Manipulasi Semen Seng Silikofosfat
Pemanipulasian semen silikofosfat sama dengan semen silika dan semen
seng fosfat , dimana ada dua metode pemanipulasian manual dan metode
pemanipulasian mekanis (OBrien dalam Hermanto , L.FM.2007)
a. Manipulasi manual
1. rasio bubuk dan cairan 2,2 gr : 1 m l
2. tempat pencampuran bubuk dengan cairan menggunakan glass slab
yang tebal dan dingin, juga menggunakan spatula dari bahan plastik
atau cobalt chromium
20
21
Sifat Kimia
Ketahanan terhadap kelarutan dan disintegrasi di dalam mulut. Kelarutan
tergantung pada manipulasi adonan
Sifat Biologis
Keasaman pada semen ini ditimbulkan karena adanya kandungan asam
fosfat, ph semen ini sangat rendah pada awal pengaplikasian pada kavitas
setelah setting 1 jam yaitu 4-5.Oleh karena itu, harus diberi perlindungan
pada pulpa agar tidak teriritasi pulpa, sehingga diperlukan CaH(Calcium
Hidroksida) agar tidak terjadi iritasi .(OBrien dalam Hermanto,
L.FM.2007)
F. Indikasi dan Kontraindikasi
Indikasi :
Basis
Sementasi untuk mulut yang angka karies nya tinggi
Kontraindikasi :
Kasus pulpa gangren atau mati (Harty, 2012).
Gambar 5. GIC
A. Definisi
Glass ionomer cement atau Semen Ionomer Kaca (GIC atau SIK) merupakan
bahan restorasi yang banyak digunakan oleh dokter gigi dan terus dikembangkan.
22
GIC/SIK memiliki kemampuan berikatan secara fisikokimia baik pada email maupun
dentin. Suatu bubuk kaca dan asam ionomer yang mengandung gugus karboksil,
Selain
sebagai
bahan
restorasi,
Semen
ionomer
kaca
dapat
digunakansebagai bahan perekat, bahan pengisi untuk restorasi gigi anterior dan
posterior, pelapiskavitas, penutup pit dan fisur, bonding agent pada resin
komposit, serta sebagai semen adhesif pada perawatan ortodontik. Ukuran partikel
gelas Semen ionomer kaca bervariasi, yaitu sekitar 50 m sebagai bahan restorasi
dan sekitar 20 m sebagai bahan luting (Robert, 2002).
B. Klasifikasi Glass ionomer Cemen berdasarkan bahan pengisi
1. Konvensional
Semen ionomer kaca konvensional secara luas digunakan untuk kavitas Klas V,
hasil klinis dari prosedur ini cukup baik, meskipun penelitian in vitro berpendapat
bahwa semen ionomer kaca modifikasi resin dengan ketahanan fraktur yang lebih
tinggi dan peningkatan kekuatan perlekatan memberikan hasil yang jauh lebih
baik. (Gladwin, 2009).
2. Semen Ionomer Hybrid
23
untuk
light
curing
atau
chemical
curing.
Komponen
cairan
biasanyaterdiri dari air dan asam polyacrylic atau asam polyacrilyc yang
dimodifikasidengan monomer methacrylate hydroxyethyl methacrylate. (Gladwin,
2009).
3. Semen Ionomer Tri-Cure
Terdiri dari partikel kaca silicate, sodium florida dan monomer yang dimodifikasi
polyacid tanpa air.bahan ini sangat sensitif terhadap cairan, sehingga biasanya
disimpan didalam kantong anti air. (Gladwin, 2009).
4. Semen Ionomer Yang Diperkuat Dengan Metal
Semen glass ionomer ini kurang kuat, dikarenakan tidak dapat menahan gaya
mastikasi yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan penggunaan
dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan keramik.
(Gladwin, 2009).
C. Klasifikasi Glass Ionomer Cement Berdasarkan Kegunaannya
a. Type I Luting cements
SIK tipe luting semen sangat baik untuk sementasi permanen mahkota,
jembatan,veneer dan lainnya. Dapat digunakan sebagai liner komposit. Secara
kimiawi berikatan dengan dentin enamel, logam mulia dan porselen. Memiliki
translusensiyang baik dan warna yang baik, dengan kekuatan tekan tinggi. (Craig,
2004).
b. Type II Restorasi
Karena sifat perekatnya, kerapuhan dan estetika yang cukup memuaskan, SIK
juga digunakan untuk mengembalikan struktur gigi yang hilang seperti abrasi
servikal. Abrasi awalnya diakibatkan dari iritasi kronis seperti kebiasaan menyikat
gigi yang terlalu keras (Craig, 2004).
c. Type III Liners and Bases
24
Pada teknik sandwich, merupakan suatu teknik penumpatan berlapis dengan SIK
dilibatkan sebagai pengganti dentine, dan komposit sebagai pengganti enamel.
(Anusavice, 2003).
d. Type IV Fissure Sealants
Tipe IV SIK dapat digunakan juga sebagai fissure sealant. Pencampuran bahan
dengan konsistensi cair, memungkinkan bahan mengalir ke lubang dan celah gigi
posterior yang sempit (Powers, 2008).
e. Type V - Orthodontic Cements
Pada saat ini, braket ortodonti paling banyak menggunakan bahan resin komposit.
Namun SIK juga memiliki kelebihan tertentu. SIK memiliki ikatan langsung
ke jaringan gigi oleh interaksi ion Polyacrylate dan kristal hidroksiapatit, dengan
demikian dapat menghindari etsa asam. Selain itu, SIK memiliki efek
antikariogenik karena kemampuannya melepas fluor. (Powers, 2008).
f. Type VI Core build up
Beberapa dokter gigi menggunakan SIK sebagai inti (core), mengingat
kemudahanSIK dalam jelas penempatan, adhesi, fluor yang dihasilkan, dan baik
dalam koefisienekspansi termal. Direkomendasikan bahwa gigi harus memiliki
minimal dua dinding utuh jika menggunakan SIK, ada dua macam cor build up
pasak dan cob build up pin (Powers, 2008).
g. Type VII - Fluoride releasing
Banyak laboratorium percobaan telah mempelajari fluorida yang dihasilkan SIK
dibandingkan dengan bahan lainnya. Hasil dari satu percobaan, dengan salah satu
tindak lanjut periode terpanjang, menemukan bahwa SIK konvensional
menghasilkan fluorida lima kali lebih banyak daripada kompomer dan 21 kali
lebih banyak dari resin komposit dalam waktu 12 bulan (Craig, 2004).
h. Type VIII - ART (atraumatic restorative technique)
25
Sebagai bahan restorasi adhesif yang mampu melepaskan ion fluour. ART adalah
metode manajemen karies atau merupakan bagian minimal intervensi meliputi komponen
restorasi dan pencegahan karies. (Craig, 2004).
i. Type IX - Deciduous teeth restoration
Restorasi gigi susu berbeda dari restorasi di gigi permanen karena kekuatan
kunyahdan usia gigi. Pada awal tahun 1977, disarankan bahwa semen ionomer
kaca dapat memberikan keuntungan restoratif bahan dalam gigi susu karena
kemampuan SIK untuk melepaskan fluor dan untuk menggantikan jaringan keras
gigi, serta memerlukan waktu yang cepat dalam mengisi kavitas. Hal ini dapat
dijadikan keuntungan dalam merawat gigi pada anak-anak (Craig, 2004).
D. Komposisi Semen Ionomer Kaca
a. Komposisi Bubuk
Bubuk Semen Ionomer Kaca adalah kaca alumina-silikat. Walaupun memiliki
karakteristik yang sama dengan silikat tetapi perbandingan alumina-silikat lebih
tinggi pada semen silikat (Anusavice, 2003).
b. Komposisi Cairan
Cairan yang digunakan semen Ionomer Kaca adalah larutan dari asam poliakrilat
dalam konsentrasi kira-kira 50%. Cairan ini cukup kental cenderung membentuk
gel setelah beberapa waktu. Pada sebagian besar semen, cairan asam poliakrilat
adalah dalam bentuk kopolimer dengan asamitikonik, maleic atau asam
trikarbalik. Asam-asam ini cenderung menambah resktifitas dari cairan,
mengurangi kekentalan dan mengurangi kecenderungan membentuk gel
(Anusavice, 2003).
Ketika bubuk dan cairan semen ionomer kaca dicampurkan, cairan asam akan
memasuki permukaan partikel kaca kemudian bereaksi dengan membentuk
lapisan semen tipis yang akan mengikuti inti. Selain cairan asam, kalsium,
aluminium, sodium sebagai ion-ion fluoride pada bubuk semen ionomer kaca
akan memasuki partikel kaca yang akan membentuk ion kalsium (Ca2+)
kemudian ion aluminium (Al3+) dan garam fluor yang dianggap dapat mencegah
26
27
1)
2)
3)
4)
5)
lingual
6) Reparasi kerusakan tepi restorasi mahkota (Craig, 2004).
Kontraindikasi :
1)
2)
3)
4)
Potensi antikariogenik
Translusen
Biokompatibel
Melekat secara kimia dengan struktur gigi
Sifat fisik yang stabil
Mudah dimanipulasi (Craig, 2004).
Kekurangan :
1)
2)
3)
4)
liquid
Manipulasi dilakukan dengan gerakan melipat searah. Hal ini dikarenakan
bentuk molekul GIC yang kotak dan hanya bisa tercampur dengan cara
melipat
Sisa powder ditambahkan dan total waktu yang digunakan untuk
mencampur adalah 30 40 detik, dengan setting time 4 menit.
28
varnish
Kelengkapan dan finishing akan selesai setelah 24 jam
MIXING TIME
WORKING TIME
SETTING TIME
20 detik
2 menit
4 menit 30 detik
Restorasi
25-30 detik
2 menit
2 menit 30 detik
Restorasi Posterior
25-30 detik
2 menit
2 menit 30 detik
29
Semen ionomer kaca kurang kuat dan karenanya, tidak dapat menahan
tekanan kunyah yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan
penggunaan dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan
keramik. Semen ionomer kaca telah dimodifikasikan dengan mengikutkan
partikel-partikel logam sebagai bahan pengisi sebagai usaha untuk meningkatkan
kekuatan, ketahanan terhadap fraktur, dan ketahanan terhadap keausan. Ada dua
metode modifikasi yang telah dilakukan. Metode pertama adalah mencampur
bubuk logam campur amalgam yang berpartikel sferis dengan bubuk ionomer
kaca Tipe II. Semen ini disebut sebagai gabungan logam campur perak. Metode
kedua adalah mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan menggunakan
pemanasan yang tinggi. Semen ini sering disebut Cermet (Anusavice, 2003).
B. Sifat Umum
Pengisi logam hanya sedikit atau sama sekali tidak berpengaruh terhadap
sifat mekanis dari semen ionomer kaca tipe II. Bahan Cermet jauh lebih tahan
terhadap keausan dari luncuran dibandingkan semen ionomer kaca tipe II.
Peningkatan ketahanan terhadap keausan berkaitan dengan penambahan bahan
pengisi logam.
Pelepasan Fluorida
Jumlah fluorida yang dilepaskan dari kedua sistem modifikasi logam ini cukup
besar. Namun, fuorida yang dilepaskan dari semen Cermet lebih sedikit daripada
yang dilepaskan dari semen ionomer kaca Tipe II. Pada awalnya, semen gabungan
melepas lebih banyak fluorida daripada semen Tipe II. Tetapi besarnya pelepasan
ini menurun dengan berjalannya waktu (Anusavice, 2003).
C. Pertimbangan Klinis
Dengan meningkatnya daya tahan terhadap keausan dan potensi antikariesnya, semen-semen dengan modifikasi logam ini telah dianjurkan
untukpenggunaan yang terbatas sebagai alternatif dari amalgam atau komposit
untuk restorasi gigi posterior. Meskipun demikian bahan ini masih dikategorikan
sebagai bahan yang rapuh. Karena alasan inilah penggunaan bahan tersebut
umumnya terbatas pada restorasi konservatif dan umumnya kelas I. Bahan
tampaknya mempunyai kinerja yang relatif baik pada situasi seperti itu dan
terutama cocok untuk pasien muda yang rentan terhadap karies.
30
31
Jembatan berikatan-resin
Bracket ortodontik
Restorasi kaca keramik
H. Indikasi
bahan perekat untk restorasi
peralatan ortodontik, dan
restorasi sementara (Anusavice, 2003).
32
(Ca(OH)2)
Kalsium hidroksida adalah suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan pH 12-13.
B. Sifat bahan Kalsium Hidroksida
pulpa,
yang
menunjukkan
penyembuhan
awal
dari
Celah mikro= tujuan perawatan saluran akar, untuk menutup akar dgn
rapat agar terhindar dari masukny bakteri, tidak mengalami pengerutan,
kalsium hidroksida sama seperti ZOE, untuk sifat celah mikro.
33
Setting
time
diperlambat
dengan
pengeringan
dan
perlindungan
(Hussain,2004).
F. Keuntungan Kalsium Hidroksida
34
Tidak dapat menutup permukaan fraktur pada kasus injury traumatik pada
gigi vital.
35
36
1). Zinc Phosphat Cement, selain dapat dipakai sebagai tumpatan sementara,
pemakaian yang umum adalah sebagai basis tumpatan dan juga untuk
melekatkan pekerjaan logam pada gigi (misalnya inlay).
2). Zink Oksida Eugenol memiliki fungsi : Bahan perekat smntara dan permanen
restorasi, digunakan sebagai tambalan sementara, sebagai bahan pelapik,
bahan pengisi saluran akar, pembalut periodontal dan pada perawatan
pulpotomi, restorasi sementara dan menengah.
3). Silikat, pada dasarnya digunakan sebagai restorasi anterior, kemudian
berkembangnya semen ionomer kaca menyebabkan semen silikat tidak
digunakan sebagai tumpatan tetap, namun tetap digunakan sebagai tumpatan
sementara, karena memiliki sifat anti karies dari kandunga fluor (Anusavice,
2003).
B. Macam bahan untuk tumpatan tetap adalah:
1). Amalgam adalah bahan tambal berbakan dasar logam dimana komponen
utamanya liquid yaitu logam merkuri, dimana bubuk yaitu logam paduan yng
kandungan utamanya terdiri dari perak , timah dan tembaga.
2). Resin komposit, adalah bahan tambal sewarna gigi, dengan bahan dasar
polimer dan ditambahkan dengan partikel anorganiksebagai penguat. Bahan
tambal ini umumnya mengalami reaksi pengerasan dengan bantuan sinar
(sinar UV, atau bisa juga dengan visible light).
3). Glass Ionomer Cement (GIC) adalah bahan tambal sewarna gigi yang
komponen utamanya adalah: a). Liquid yang merupakan gabungan air dengan
polyacid (asam poliakrilat, maleat, itakonat, tartarat). b). Bubuk yang berupa
fluoroaluminosilicate glass (Anusavice, 2003).