i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat
dan karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan
berasal dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan sumbangan baik anggapan maupun materi yang telah mereka
kontribusikan.
Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu
menambah pengalaman serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke
depannya sanggup memperbaiki bentuk maupun tingkatkan isikan makalah
sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang luas dan lebih baik lagi.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan
kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Preparasi gigi adalah pembuangan jaringan karies dan jaringan yang telah
lemah dari gigi dan membentuk gigi yang masih sehat sedemikian rupa sehingga
dapat menerima restorasi permanen atau sementara. Perawatan dilakukan untuk
mencegah dan menanggulangi perjalanan penyakit jaringan pulpa ke daerah
apeks. Prinsip preparasi itu, mengilangkan penyebab dan mencegah timbulnya
reinfeksi. Dikenalah Triad Endodontic yang terdiri atas menghilangkan jaringan
terinfeksi, preparasi, lalu pengisian saluran akar.
Tindakan mengebor gigi merupakan rangsang mekanik dan termal dari
penekanan serta gesekan antara jaringan gigi dan alat. Karena itu dengan
pengeboran akan timbul pergerakan jaringan dalam tubuli dentin yang akan
menyebabkan rasa sakit. Tetapi karena umumnya pengeboran sekarang dilakukan
dengan anastesi, maka sakit yang merupakan mekanisme pertahanan tidak
dirasakan lagi. Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi pengeboran dapat
dilakukan dengan gegabah karena pasien tidak merasa sakit.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Preparasi Gigi
Semua preprasi kavitas,karena dentin merupakan kesatuan dengan
jaringan pulpa,akan menimbulkan reaksi pada jaringan pulpa. Bagaimana
reaksi yang terjadi bergantung pada berbagai factor. Reaksi terhadap preprasi
kavitas umumnya adalah pembentukan dentin ireguler,perubahan pada
odontoblast yang berhubungan dengan dentin yang terluka,dan perubahan pada
jaringan pulpa. Kerusakan hanya minimal jika dentin hanya di bor secara super
fisial dan dalam keadaan basah. Standlay (1980) mengatakan bahwa dengan
sisa dentin setebal 3 mm dan preparasi kelas V di lakukan dengan kecepatan
putaran bor antara 600-200rb rpm,menggunakan bor intan no.37 dalam
keadaan basah,reaksi pulva tidak akan terlihat. Jika kedalam mencapai 2m dari
ruang pulva,reaksi mulai terlihat,dan ini akan meningkat sesuai dengan
kedalaman dan sisa tebal dentin. Dikatakan pula bahwa sisa tebal dentin
merupakan factor penting dalam menentukan adanya reaksi dalam jaringan
pulva. Namun,perlu di ingat bahwa pengukuran ini tentunya di sesuaikan
dengan arah tubulus. Dipihak lain meskipun kapitas cukup dalam,tetapi jika di
lakukan pada gigi yang besar,reaksi dalam jaringan pulva tidak akan pearah
karena dentin dibawah dasar kavitas masih cukup tebal.
Preparasi onlay MOD
Peralatan :
1. Bur
FG No.169,70,70L,170,171.
2. Bur pengakhir
3. Roda intan berukuran 4mm
4. Intan berhidung seperti peluru
5. Intan dengan ujung nyala api
6. Hatchet email
7. Pahat bersudut dua
2
8. Pengasah tepi dan /pembentuk sudut
9. Ekskavator
PROSEDUR
Bentuk dasar preparasi MOD di peroleh dengan cara yang sama sebagai mana
yang sudah di jelaskan untuk tuangan dua permukaan. Kedua boks proksimal
akan di preparasi akan di hubungankan satu sama lain dengan itmus oklusal.
Metode ini dan instrumentasinya dilakukan dengan cara yang sudah di jelaskan
pada inlay dua permukaan. Sering kali ukuran lesi cukup besar sehingga
memungkingkan bur No 70 dengan kecepatan tinggi menembus dan
membentuk rangangan daerah MOD. Dalam hal ini operator harus teliti
sehingga tidak menganggu gigi tetangga khususnya selama preparasi. Kontak
proksimal di sebabkan pada semua arah dan dinding-dindingnya di letakkan
agar memberikan dukungan struktur yang baik. Jika preparasi cukup amalgam
yang rusak,bur No.70 dapat di gunakan untuk membentuk bagian proksimal
dan ragangan oklusal. Sebagai pedoman,semua amalgam yang sudah lama
harus di buang. Bur No.4 dengan kecepatan rendah dapat di gunakan untuk
membongkar amalgam. Apabila ada karies,maka baik bur atau ekskavator
dapat di gunakan untuk membuangnya dan prosedur pemberian basis di
lakukan sesuai yang di jelaskan. Perluasan bukal dan lingual di tentukan oleh
perluasan dari karies atau restorasi, dan tipikalnya, lebih besar dari pada
perluasan inlay yang memiliki dua permukaan. Apabila perluasan bukal lingual
pada salah-satu atau kedua proksimal sampai merusak resistensi yang di
butuhkan, preparasi perlu di ubah dan di pertimbangkan untuk membuat
mahkota sebagai atau penuh. Bila rangsangan proksimal dan struktur boks
telah di tetapkan,lanjutkan dengan mengurangi permukaan oklusal yang masih
ada. Hal ini mudah di capai dengan menggunakan intan berbentuk bulat telur
yang kecil atau intan roda bulat. Sebagian operator lebih suka menggunakan
bur lurus untuk melakukan pengasahan ini. Jumlah pengasahan harus
memungkinkan di perolehnya ketebalan logam minimal 1,0mm di daerah
fungsional. Sedangkan pada daerah nonfungsional,ukuran pengasahan biasa
lebih kecil akan tetapi harus cukup untuk mendapatkan tuangan yang
3
akurat,yang ketebalannya tidak lebih kecil dari 0,5mm. Pengasahan ini
dilakukan sesuai dengan morfologi anatomi oklusal.
4
PERALATAN :
1. Strip dan diks pemisah.
2. Diks intan safe side 7/8 inci, kecepatan rendah.
3. Intan berbentuk nyala api, densco 1DT-L, kecepatan tinggi.
4. intan runcing, berhidung peluru, densco D71, kecepatan tinggi.
5. Intan berbentuk bola, densco 1LC, kecepatan tinggi.
6. Roda intan yang kecil
7. Bur No. 169 L
8. Bur No. 170 L
9. Diks kertas
5
Syarat yang diperlukan untuk preparasi :
1. Cavitas harus bersih
2. Tepi cavitas halus dan terletak pada garis yang sehat harus kosong oleh
dentin sesuai arah enamel rods
3. Bentuk cavitas harus menanggung tambalan yang kuat, tidak pecah
(resisten)
4. bentuk tambalan member retensi yang cukup pada tambalan tepi cavitas
harus diambil di tempat dimana tidak akan terjadi caries sekunder.
6
yang mengakibatkan mengapa gigi yang masih vital lebih resisten
dibandung gigi yang non vital yang cenderung rapuh dan mudah mengalami
fraktur. Keadaan pulpa gigi yang non vital biasanya menyebabkan
perubahan warna pada gigi.
7
PRINSIP DASAR PREPARASI ADA 5:
1. Pemeliharaan struktur gigi
2. Bentuk retensi dan resistensi
3. Daya tahan restorasi
4. Integritas tepi restorasi
5. Pemeliharaan jaringan periodonsium
8
6. Merapikan dan menghaluskan tepi dan dinding karies
Tindakan yang dilakukanu n t u k m e m b e n t u k d i n d i n g e n a m e l
m a rg i n y a n g h a l u s d a n r a t a u n t u k mendapatkan kontak marginal
serta adaptasi tumpatan yang baik.Dindingkavitas dibuat lurus dan rata. Tepi
cavosurface dibuat bevel atau sudut 900. Untuk meratakan dinding kavitas
dapat digunakan bur putaran rendah ataudikombinasi dengan hand
cutting instrumen yang tajam contoh pada tumpatan amalgam, dinding
kavitas yang agak kasar dapat menambah retensi. Pada tumpatan tuang
sebaiknya dinding kavitas dibuat halus.
7. membersihkan kavitas
Tindakan terakhir dari prinsip preparasi kavitas, yang bertujuan
untuk membersihkan kavitas dari debris. Kavitas dibersihkan dengan air
hangat. U n t u k pembersihan yang lebih efektif dianjurkan penggunaan
bahan-bahan kimia seperti H2O2 3%
9
c. Kondisi pasien jelek,mengidap penyakit kronis; diabetes mellitus, TBC,
dll
d. Terdapat belokan akar dengan granuloma (kista) yang sukar dibersihkan
atau sukar dilakukan tindakan bedah endodontik.
Klas I : Pit dan fissure permukaan oklusal dari M + P pit bukal dan lingual
dari semua gigi posterior dan cingulum (gigi anterior)
Sumber :http://www.scribd.com/doc/74484346/8/Prinsip-preparasi-gigi- su
lung-dan-gigi-permanen
Klas II : Permukaan proksimal gigi M + P dengan jalan masuk melalui
oklusal. Biasaya berada pada tiik kontak yang sulit dibersihkan.
10
Sumber : (http://www.scribd.com/doc/74484346/8/Prinsip-preparasi-gigi-
sulung- dan-gigi-permanen)
Sumber : http://www.scribd.com/doc/74484346/8/Prinsip-preparasi-
gigi- sulung-dan-gigi-permanen
11
Klas III : Permukaan proksimal gigi anterior dengan atau tanpa labial atau
lingual eksterior (tidak mengenai sudut incisal), biasanya terjadi
pada permukaan mesial atau distal dari incisivus atau kaninus daan
biasnaya terjadi dibawah tiik kontak.
Klas IV : Terjadi pada proksimal gigi anterior yang yang telah meluas sampai
ke sudut incisal
Klas V : Terjadi pada permukaan fasial maupun lingual, namun lebih sering
terjadi pada permkaan yang menghadap ke bibir daan pipi.
Sumber : http://www.scribd.com/doc/74484346/8/Prinsip-preparasi-gigi-
sulung-dan-gigi-permanen
12
Sumber : http://www.sanedentist.com/want-to-know-best-filling-material-for-
you-read-this.html
2. Klaifikasi kavitas berdasarkan luasnya
Simple cavity : terdapat satu kavitas
Compound cavity : terdapat dua kavitas
Complex cavity : terdapat leih dari dua kavitas
DIAMOND BUR
Bur dengan batu intan
Efisien mengasa gigi kasar
Dihaluskan dengan bur carbide
TUNGSTEN CARBIDE BUR
Hasilnya lebih halus
Baik untuk desain khusus : groove, boks
TWIST DRILL
Membuat
Penguat tambalan komposit
BUR INTAN
Baver berujung bulat :
Baver fungctional cusp
Pengurangan bidang oklusal
13
Saluran orientasi
TEPAR BERUJUNG DATAR:
Pengurangan bidang aksial
Pembuatan bahu
Jarum panjang: awal prep.proksikal (anterior)
Jarum pendek awal prep.proksimal (posterior)
Roda kecil bertepi bulat:mengurangi lingual gigi anterior
Cahmper :pengurangan bidang aksial &akhiran chamfer
BUR KARBIT
“TAPER FISUR:
Saluran orientasi
Pengukuran bidang oklusal
Saluran proksimal dan insisal
TAPER PERUJUNG RUNCING:
Membulat kan sudut saluran proksimal
Saluran proksimal gigi anterior
SALURAN ORIENTASI
Panduan pada saat preparasi
Batasan pengambilan jaringan
Di oklusan/incical,bukal/labial,lingual
Jumlah nya :2-4 terjantung lebar permukaan
Kedalaman ; sesual batal pengambilan
Penyambungan saluran ; tidak ditekan,hanya sekedar menjalankan bur
sampai saluran rata.
14
5. PROKSIMAL
6. SEMPURNAKAN AKHIRAN SERVIKAL
7. BULATKAN /HALUSKAN SUDUT-SUDUT.
15
PENUTUP
KESIMPULAN
Preparasi kavita ialah semua pekerjaan yang dilakukan untuk menghilangkan
jaringan gigi yang rusak disebabkan karena karies dengan maksud untuk di buat
suatu tumpatan supaya didapatkan kembali bentuk anatominya, kekuatannya dan
untuk mencegah terjadinya karies gigi.
SARAN
Bila kavita lebih besar maka tidak dapat dibuat preparasi yang sempurna,
sebab ini berarti menghilangkan atau mengurangi retensi dari tambalan.
Semua jaringan karies harus dibuang kalau ternyata kemungkinan besar
untuk pulpa terbuka, maka jaringan karies tadi dibuang pada bagian yang
dapat merusak pulpa dan Bagian ini untuk beberapa hari ditutup dengan
eugenol dan tymol supaya steril.
16
DAFTAR PUSTAKA
T.R. Pitt Ford. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, Jakarta : EGC,1997.
J.D. Eccles. Konservasi Gigi, Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, Jakarta :
EGC,1997.
http://mydentistdiary.blogspot.com/2011/01/akar.html
http://stereoboost.wordpress.com/
http://www.sanedentist.com/want-to-know-best-filling-material-for-you-read-
this.html
17