Anda di halaman 1dari 20

PREPARASI GIGI

DI SUSUN OLEH KELOMPOK 9:

ANDI ABDULLAH : PO713261181003

SERLI MALINDA : PO713261181039

SRY EKA ALDAYANTI LATIF : PO713261181042

SRI GUSNAINI MILENIA : PO713261181043

DIII KEPERAWATAN GIGI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2019-2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua limpahan rahmat
dan karunianya sehingga makalah ini sanggup tersusun hingga selesai. Tidak lupa
kami mengucapkan begitu banyak terimakasih atas uluran tangan dan bantuan
berasal dari pihak yang telah bersedia berkontribusi bersama dengan
mengimbuhkan sumbangan baik anggapan maupun materi yang telah mereka
kontribusikan.
Dan kita semua berharap semoga makalah ini mampu
menambah pengalaman serta ilmu bagi para pembaca. Sehingga untuk ke
depannya sanggup memperbaiki bentuk maupun tingkatkan isikan makalah
sehingga menjadi makalah yang miliki wawasan yang luas dan lebih baik lagi.
Karena keterbatasan ilmu maupun pengalaman kami, Kami percaya tetap banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat berharap saran dan
kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Makassar, September 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................ i


Kata Pengantar ....................................................................................... ii
Daftar Isi ................................................................................................. iii

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Preparasi gigi adalah pembuangan jaringan karies dan jaringan yang telah
lemah dari gigi dan membentuk gigi yang masih sehat sedemikian rupa sehingga
dapat menerima restorasi permanen atau sementara. Perawatan dilakukan untuk
mencegah dan menanggulangi perjalanan penyakit jaringan pulpa ke daerah
apeks. Prinsip preparasi itu, mengilangkan penyebab dan mencegah timbulnya
reinfeksi. Dikenalah Triad Endodontic yang terdiri atas menghilangkan jaringan
terinfeksi, preparasi, lalu pengisian saluran akar.
Tindakan mengebor gigi merupakan rangsang mekanik dan termal dari
penekanan serta gesekan antara jaringan gigi dan alat. Karena itu dengan
pengeboran akan timbul pergerakan jaringan dalam tubuli dentin yang akan
menyebabkan rasa sakit. Tetapi karena umumnya pengeboran sekarang dilakukan
dengan anastesi, maka sakit yang merupakan mekanisme pertahanan tidak
dirasakan lagi. Hal ini dapat menimbulkan konsekuensi pengeboran dapat
dilakukan dengan gegabah karena pasien tidak merasa sakit.
B. Rumusan Masalah

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Preparasi Gigi
Semua preprasi kavitas,karena dentin merupakan kesatuan dengan
jaringan pulpa,akan menimbulkan reaksi pada jaringan pulpa. Bagaimana
reaksi yang terjadi bergantung pada berbagai factor. Reaksi terhadap preprasi
kavitas umumnya adalah pembentukan dentin ireguler,perubahan pada
odontoblast yang berhubungan dengan dentin yang terluka,dan perubahan pada
jaringan pulpa. Kerusakan hanya minimal jika dentin hanya di bor secara super
fisial dan dalam keadaan basah. Standlay (1980) mengatakan bahwa dengan
sisa dentin setebal 3 mm dan preparasi kelas V di lakukan dengan kecepatan
putaran bor antara 600-200rb rpm,menggunakan bor intan no.37 dalam
keadaan basah,reaksi pulva tidak akan terlihat. Jika kedalam mencapai 2m dari
ruang pulva,reaksi mulai terlihat,dan ini akan meningkat sesuai dengan
kedalaman dan sisa tebal dentin. Dikatakan pula bahwa sisa tebal dentin
merupakan factor penting dalam menentukan adanya reaksi dalam jaringan
pulva. Namun,perlu di ingat bahwa pengukuran ini tentunya di sesuaikan
dengan arah tubulus. Dipihak lain meskipun kapitas cukup dalam,tetapi jika di
lakukan pada gigi yang besar,reaksi dalam jaringan pulva tidak akan pearah
karena dentin dibawah dasar kavitas masih cukup tebal.
Preparasi onlay MOD
Peralatan :
1. Bur
FG No.169,70,70L,170,171.
2. Bur pengakhir
3. Roda intan berukuran 4mm
4. Intan berhidung seperti peluru
5. Intan dengan ujung nyala api
6. Hatchet email
7. Pahat bersudut dua

2
8. Pengasah tepi dan /pembentuk sudut
9. Ekskavator
PROSEDUR
Bentuk dasar preparasi MOD di peroleh dengan cara yang sama sebagai mana
yang sudah di jelaskan untuk tuangan dua permukaan. Kedua boks proksimal
akan di preparasi akan di hubungankan satu sama lain dengan itmus oklusal.
Metode ini dan instrumentasinya dilakukan dengan cara yang sudah di jelaskan
pada inlay dua permukaan. Sering kali ukuran lesi cukup besar sehingga
memungkingkan bur No 70 dengan kecepatan tinggi menembus dan
membentuk rangangan daerah MOD. Dalam hal ini operator harus teliti
sehingga tidak menganggu gigi tetangga khususnya selama preparasi. Kontak
proksimal di sebabkan pada semua arah dan dinding-dindingnya di letakkan
agar memberikan dukungan struktur yang baik. Jika preparasi cukup amalgam
yang rusak,bur No.70 dapat di gunakan untuk membentuk bagian proksimal
dan ragangan oklusal. Sebagai pedoman,semua amalgam yang sudah lama
harus di buang. Bur No.4 dengan kecepatan rendah dapat di gunakan untuk
membongkar amalgam. Apabila ada karies,maka baik bur atau ekskavator
dapat di gunakan untuk membuangnya dan prosedur pemberian basis di
lakukan sesuai yang di jelaskan. Perluasan bukal dan lingual di tentukan oleh
perluasan dari karies atau restorasi, dan tipikalnya, lebih besar dari pada
perluasan inlay yang memiliki dua permukaan. Apabila perluasan bukal lingual
pada salah-satu atau kedua proksimal sampai merusak resistensi yang di
butuhkan, preparasi perlu di ubah dan di pertimbangkan untuk membuat
mahkota sebagai atau penuh. Bila rangsangan proksimal dan struktur boks
telah di tetapkan,lanjutkan dengan mengurangi permukaan oklusal yang masih
ada. Hal ini mudah di capai dengan menggunakan intan berbentuk bulat telur
yang kecil atau intan roda bulat. Sebagian operator lebih suka menggunakan
bur lurus untuk melakukan pengasahan ini. Jumlah pengasahan harus
memungkinkan di perolehnya ketebalan logam minimal 1,0mm di daerah
fungsional. Sedangkan pada daerah nonfungsional,ukuran pengasahan biasa
lebih kecil akan tetapi harus cukup untuk mendapatkan tuangan yang

3
akurat,yang ketebalannya tidak lebih kecil dari 0,5mm. Pengasahan ini
dilakukan sesuai dengan morfologi anatomi oklusal.

RINGKASAN PREPARASI MAHKOTA SEBAGIAN DAN PENUH


1. Bila mana mungkin,garis penyelesaian gingiva harus di tetapkan di atas
gingiva.
2. Untuk resistensi, alur dengan panjang yang sesuai lebih baik dari pada
boks proksimal.
3. Jangan membuat garis penyelesaian pada jejas keausan.
4. Pengambilan oklusal harus di lakukan pertama kali dengan roda intan atau
intan berbentuk bola. Dengan bantuan gigitan malam, ceklah jarak
minimal 1 mm.
5. Pengambilan daerah lingual dengan intan berhidung peluru 2D-T.
6. Pengambilan inter proksimal dengan intan berbentuk nyala api atau tipis
agar tidak mengikis gigi tetangga.
7. Alur proksimal di lokasikan dengan panjang maksimal dan akan terletak
segaris ke arah tonjol bukal.
8. Tempatkan bewel bukal kea rah pasial untuk menyempurnakan estetik dan
fungsinya.
9. Konektor bentuk V bisa di buatkan alur yang ada.
10. Untuk mahkota gigi 7/8, satu alur bisa di lokasikan di atas permukaan
fasial.
11. Untuk preparasi mahkota penuh, pengambilan daerah pasial di lakukan
dengan alat yang sama dengan untuk bagian lingual. Camfer yang defintip
di perlukan untuk garis penyelesaian bukal.
12. Tempatkan alur pada permukaan persial dan preparasi `untuk kepentingan
restorasi tuang dan gunakan intan runcing atau bur N0.171.

4
PERALATAN :
1. Strip dan diks pemisah.
2. Diks intan safe side 7/8 inci, kecepatan rendah.
3. Intan berbentuk nyala api, densco 1DT-L, kecepatan tinggi.
4. intan runcing, berhidung peluru, densco D71, kecepatan tinggi.
5. Intan berbentuk bola, densco 1LC, kecepatan tinggi.
6. Roda intan yang kecil
7. Bur No. 169 L
8. Bur No. 170 L
9. Diks kertas

RESTORASI SEBELUM PREPARASI


Hingga kini preparasi restorasi tuang telah di bahas berdasarkan asumsi
bahwa ada cukup jaringan gigi yang tersisa untuk merancang preparasi. Sering
gigi yang perlu di tambal dengan mahkota sebagian atau penuh di restorasi
sebelum di lakukan preparasi. Untuk gigi vital penggunaan pin pada amalgam
atau restorasi resin merupakan cara logis untuk merestorasi gigi sebelum
membuat preparasi untuk logam tuang. Dari dua bahan tersebut, amalgam lebih
di sukai karena lebih keras, dan lebih lentur di bandingkan resin sehingga amat
tepat sebagai basis tambalan tuang.
Amalgam mempunyai ke unggulan lain yaitu lebih efektip menahan
kebocoran. Etsa asam kurang bermanfaat untuk mencegah kebocaran pada
resin, karena email yang tinggal tidak cukup besar. Resin komposit memang
menarik sebagai mekanisme “pembentuk” karena cepat mengeras, sehingga
sekali kunjungan dapat di lakukan preparasi. Namun amalgam tembaga tinggi
juga memiliki kecepatan mengeras yang sama. Resin komposit yang memakai
pin retainer bisa di gunakan kalau kehilangan sturktur gigi bukan suatu
problem. Perkembangan baru dari semen ionomer kaca memberikan suatu
harapan sebagai bahan pin tapi dengan beberapa pembatasan karena
ukurannya.

5
Syarat yang diperlukan untuk preparasi :
1. Cavitas harus bersih
2. Tepi cavitas halus dan terletak pada garis yang sehat harus kosong oleh
dentin sesuai arah enamel rods
3. Bentuk cavitas harus menanggung tambalan yang kuat, tidak pecah
(resisten)
4. bentuk tambalan member retensi yang cukup pada tambalan tepi cavitas
harus diambil di tempat dimana tidak akan terjadi caries sekunder.

Gigi yang membutuhkan restorasi bisa dikarenakan banyak alasan,


paling utamanya itu karena masalah karies. Tindakan operatif berhubungan
dengan perawatan atau kontrol terhadap lesi jaringan keras gigi yaitu email dan
dentin, dan hampir semua perawatan tersebut berupa untuk mengembalikan
struktur gigi yang hilang.
1. Karies gigi.
Karies gigi email maupun dentitn. Proses penghancuran berlangsung
cepat pada dentin daripada email. Proses tersebut berlangsung terus sampai
jaringan dibawahnya.
2. Keausan dan abrasi
Keausan ujung-ujung gigi diakibatkan oleh gesekan antar gigi atau
emngunyah makanan yang kasar. Abrasi bias ditimbulkan akibat pemakaian
sikat gigi yang salah sehingga menimbulkan lekukan pada persambungan
antara mahkota dan akar.
3. Fraktur
Berbagai jenis trauma dapat menyebabkan gigi mengalami fraktur,
bisa karena benturan atau patah saat mengigit benda keras. Seringkali
fraktur terjadi disebabkan tambalan amalgam yang pernah dibuat,
melemahkan struktur gigi yang tersisa.
4. Gigi yang telah dirawat endodontic
Gigi yang telah dirawat endodonti emngandung cairan 9% lebih
sedikit dibanding gigi-gigi yang utuh pada rongga mulut yang sama. Ini

6
yang mengakibatkan mengapa gigi yang masih vital lebih resisten
dibandung gigi yang non vital yang cenderung rapuh dan mudah mengalami
fraktur. Keadaan pulpa gigi yang non vital biasanya menyebabkan
perubahan warna pada gigi.

B. Tujuan dari preparasi adalah :


1. Menghilangkan semua kerusakan, dan melindungi pulpa
2. Membentuk preparasi gigi sehingga dibawah tekanan mastikasi, gigi atau
restorasi ataupun keduanya tidak akan patah, dan restorasi tidak akan
berpindah tempat.
3. Memungkinkan penempatan dari bahan-bahan restorasi

C. Langkah-langkah pembuatan preparasi gigi:


1. Menentukan ouline form
Outline form yaitu garis terluar dar hasil preparasi kavitas yang
terdapat di permukaan gigi. Penentuan outline form ini meliputi membuka
kavitas dengan bor, menghaluskan kavitas, alas dari kavitas diratakan, lalu
inggir dari kavitas dihaluskan lagi.
2. Membuat resistence form.
Prinsip kedua dalam preparasi kavitas adalah resistance form
(bentuk resistensi) yaitu bentuk yang dibuat Sedemikian rupa pada
kavitas untuk mencegah pecahnya tumpatan atau sisa jaringan gigi. Ini
meliputi pembuatan dasar gingival dan pulpa yang horizontal terhadap aksis
panjang gigi. Resistensi formadalah bentuk reparasi kavitas dimana
sisa Jaringan gigi yang ada tetap kuat dan menerima daya kunyah/ tidak
pecah oleh daya kunyah. Jadi pada waktu melakukan peluasan preparasi
harus diperhatikan sisa jaringan gigi yang ada cukup tebal.
3. Membuat retention form
Retention form dibuat pada kavitas dengan tujuan agar tumpatan
mempunyai pegangan yang kuat dan tidak bergeser dari tempatnya bila gigi
digunakan mengunyah

7
PRINSIP DASAR PREPARASI ADA 5:
1. Pemeliharaan struktur gigi
2. Bentuk retensi dan resistensi
3. Daya tahan restorasi
4. Integritas tepi restorasi
5. Pemeliharaan jaringan periodonsium

Macam bentuk retensi :


1. Frictional wall retention
2. Undercut mekanis
3. Groove
4. Posthole
5. Dovetail
Retensi frictional wall disebabkan karena adaya nterlocking dari
bahan tupatan. Dari pemikiran ini dinding kavitas yang kasar akan
mempunyai retensi yang lih baik. Perhatikan untuk pemilihan bahan
restorasinya. Undercat mekanisumumnya dibuat pada sudut
preparasiKlas V. Restorasi amalgam pada kavitas yang luas dapat di
tambahkan pinuntuk meningkatkan retensinya.
4. Membuat convinence form
Conveniece form adalaha membentuk kavitas seemikian rupa untuk
mempermudah pengerjaan kavitas dan memasukkan bahan tumpatanke
dalam kavitas.Convenience Form diperoleh dengan cara :
a. Memperluas preparasi kavitas
b. Pemilihan alat yang dapat memudahkan peerjaan
c. Pemasangan separator mekanis untuk retraksi gingival
5. Membuang sisa jaringan karies
Pembuangan jaringan karies dentin dan debris-debris pada dinding
aktivitas. Karies tidak boleh ditinggalkan di dalam kavitas. Sebab jika teradi
kebocoran, bakteri yang tinggal di dalam kavitas akan aktif dan dapat
menimbukan gejala sakit dinding kavitas.

8
6. Merapikan dan menghaluskan tepi dan dinding karies
Tindakan yang dilakukanu n t u k m e m b e n t u k d i n d i n g e n a m e l
m a rg i n y a n g h a l u s d a n r a t a u n t u k mendapatkan kontak marginal
serta adaptasi tumpatan yang baik.Dindingkavitas dibuat lurus dan rata. Tepi
cavosurface dibuat bevel atau sudut 900. Untuk meratakan dinding kavitas
dapat digunakan bur putaran rendah ataudikombinasi dengan hand
cutting instrumen yang tajam contoh pada tumpatan amalgam, dinding
kavitas yang agak kasar dapat menambah retensi. Pada tumpatan tuang
sebaiknya dinding kavitas dibuat halus.
7. membersihkan kavitas
Tindakan terakhir dari prinsip preparasi kavitas, yang bertujuan
untuk membersihkan kavitas dari debris. Kavitas dibersihkan dengan air
hangat. U n t u k pembersihan yang lebih efektif dianjurkan penggunaan
bahan-bahan kimia seperti H2O2 3%

D. Indikasi dan Kontraindikasi Perawatan Saluran Akar


1. Indikasi
a. Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan
prostetik (untuk pilar restorasi jembatan)
b. Gigi tidak goyang dan periodontal normal
c. Belum terlihat adanya fistel
d. Foto rontgen; resorpsi akar tidak lebih 1/3 apikal, tidak ada granuloma
pada gigi geligi sulung
e. Kondisi pasien baik serta menginginkan giginya untuk dipertahankan
serta bersedia untuk memelihara kesehatan gigi dan mulutnya
f. Keadaan ekonomi pasien mengizinkan
g. Diagnose nekrosis pulpa totalis
2. Kontraindikasi
a. Gigi tidak dapat direstorasi lagi
b. Resorbsi akar lebih 1/3 apikal

9
c. Kondisi pasien jelek,mengidap penyakit kronis; diabetes mellitus, TBC,
dll
d. Terdapat belokan akar dengan granuloma (kista) yang sukar dibersihkan
atau sukar dilakukan tindakan bedah endodontik.

E. Klasifikasi preparasi gigi


Klasifikasi G.V. Black (1924) à preparasi kavitas :
1. Berdasarkan pada area anatomi yang termasuk dari tipe perawatan dari
Black. Teridiri dari kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V dan ada
kelas tambahan yaitu kelas VI.

Klas I : Pit dan fissure permukaan oklusal dari M + P pit bukal dan lingual
dari semua gigi posterior dan cingulum (gigi anterior)

Sumber :http://www.scribd.com/doc/74484346/8/Prinsip-preparasi-gigi- su
lung-dan-gigi-permanen
Klas II : Permukaan proksimal gigi M + P dengan jalan masuk melalui
oklusal. Biasaya berada pada tiik kontak yang sulit dibersihkan.

10
Sumber : (http://www.scribd.com/doc/74484346/8/Prinsip-preparasi-gigi-
sulung- dan-gigi-permanen)

Sumber : http://www.scribd.com/doc/74484346/8/Prinsip-preparasi-
gigi- sulung-dan-gigi-permanen

11
Klas III : Permukaan proksimal gigi anterior dengan atau tanpa labial atau
lingual eksterior (tidak mengenai sudut incisal), biasanya terjadi
pada permukaan mesial atau distal dari incisivus atau kaninus daan
biasnaya terjadi dibawah tiik kontak.

Klas IV : Terjadi pada proksimal gigi anterior yang yang telah meluas sampai
ke sudut incisal

Klas V : Terjadi pada permukaan fasial maupun lingual, namun lebih sering
terjadi pada permkaan yang menghadap ke bibir daan pipi.

Sumber : http://www.scribd.com/doc/74484346/8/Prinsip-preparasi-gigi-
sulung-dan-gigi-permanen

Klas VI : Cavity pada incisal edge atau pada oklusal cusp

12
Sumber : http://www.sanedentist.com/want-to-know-best-filling-material-for-
you-read-this.html
2. Klaifikasi kavitas berdasarkan luasnya
Simple cavity : terdapat satu kavitas
Compound cavity : terdapat dua kavitas
Complex cavity : terdapat leih dari dua kavitas

ALAT ALAT PREPARASI GIGI


 Perkembangan alat hendpiase & daya abrasifnya
 Cepat,panas,nyilu
 Berkembang >100.000 rpm
 Panas tanpa pendingin : 3 X
 Pendingin:
 Mencegah kerusakan pulpa
 Membersihkan sisa jaringan
 Efisiensi putaran alat

DIAMOND BUR
 Bur dengan batu intan
 Efisien mengasa gigi kasar
 Dihaluskan dengan bur carbide
TUNGSTEN CARBIDE BUR
 Hasilnya lebih halus
 Baik untuk desain khusus : groove, boks
TWIST DRILL
 Membuat
 Penguat tambalan komposit
BUR INTAN
 Baver berujung bulat :
 Baver fungctional cusp
 Pengurangan bidang oklusal

13
 Saluran orientasi
TEPAR BERUJUNG DATAR:
 Pengurangan bidang aksial
 Pembuatan bahu
 Jarum panjang: awal prep.proksikal (anterior)
 Jarum pendek awal prep.proksimal (posterior)
 Roda kecil bertepi bulat:mengurangi lingual gigi anterior
 Cahmper :pengurangan bidang aksial &akhiran chamfer
BUR KARBIT
“TAPER FISUR:
 Saluran orientasi
 Pengukuran bidang oklusal
 Saluran proksimal dan insisal
TAPER PERUJUNG RUNCING:
 Membulat kan sudut saluran proksimal
 Saluran proksimal gigi anterior

SALURAN ORIENTASI
 Panduan pada saat preparasi
 Batasan pengambilan jaringan
 Di oklusan/incical,bukal/labial,lingual
 Jumlah nya :2-4 terjantung lebar permukaan
 Kedalaman ; sesual batal pengambilan
 Penyambungan saluran ; tidak ditekan,hanya sekedar menjalankan bur
sampai saluran rata.

URUTAN TAHAP PREPARASI


1. SALURAN ORIENTASI
2. OKLUSAL
3. BEVEL OKLUSAL
4. BUKAL LINGUAL SAMPAI SERVIKAL

14
5. PROKSIMAL
6. SEMPURNAKAN AKHIRAN SERVIKAL
7. BULATKAN /HALUSKAN SUDUT-SUDUT.

15
PENUTUP

KESIMPULAN
Preparasi kavita ialah semua pekerjaan yang dilakukan untuk menghilangkan
jaringan gigi yang rusak disebabkan karena karies dengan maksud untuk di buat
suatu tumpatan supaya didapatkan kembali bentuk anatominya, kekuatannya dan
untuk mencegah terjadinya karies gigi.

SARAN
 Bila kavita lebih besar maka tidak dapat dibuat preparasi yang sempurna,
sebab ini berarti menghilangkan atau mengurangi retensi dari tambalan.
 Semua jaringan karies harus dibuang kalau ternyata kemungkinan besar
untuk pulpa terbuka, maka jaringan karies tadi dibuang pada bagian yang
dapat merusak pulpa dan Bagian ini untuk beberapa hari ditutup dengan
eugenol dan tymol supaya steril.

16
DAFTAR PUSTAKA

T.R. Pitt Ford. Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, Jakarta : EGC,1997.
J.D. Eccles. Konservasi Gigi, Buku Ajar Ilmu Konservasi Gigi, Jakarta :
EGC,1997.
http://mydentistdiary.blogspot.com/2011/01/akar.html
http://stereoboost.wordpress.com/
http://www.sanedentist.com/want-to-know-best-filling-material-for-you-read-
this.html

17

Anda mungkin juga menyukai