DISUSUN OLEH
KELOMPOK 12
JUMRIANI (PO71326118017
YUSMANIAR (PO71326118050)
2019-2020
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Melakukan Komunikasi
Terapeutik pada kasus (Exodontia).
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantasa meridhoi segala usaha kita.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. KESIMPULAN .............................................................................. 12
B. SARAN .......................................................................................... 12
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi. Sehingga sekarang ilmu komuniasi sangat pesat.
Kenyataanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian
integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat gigi, yang
berhubugan dengan orang lain baik itu pasien, keluarga pasien, maupun
tim kesehatan lainnya.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang di rencanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatanya dipusatkan untuk pasien
Komunikasi terapeutik mengarah pad bentuk interpersonal.
B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian komunikasi terapiutik
b. Apa fase-fase komunikasi terapeutik?
c. Apa itu Exodontia?
d. Pengaruh komunikasi terapeutik dalam kasus exodontia?
e. Mengetahui isi dialog komunikasi terapeutik dalam kasus exodontia?.
C. Tujuan
a. Membekali perawat pada saat akan melakukan tindakan kepada pasien
b.Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan
dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi
yang ada bila pasien percaya pada hal yang di perlukan.
1
D. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara
sadar antara perawat dengan pasien maupun kerabat dan keluarga pasien
yang umumnya bersifat interpersonal
Komunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan membantu
terbentuknya hubungan yang konstruktif pada pasien.
Tidak seperti komunikasi sosial, komunikasi ini mempunyai tujuan
untuk membantu pasien mencapai satu tujuan dalam asuhan keperawatan
dalam komunikasi terapeutik dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya
1. Komunikasi terapeutik pada pasien yang sadar
Komunikasi terapeutik pada pasien dalam kondisi sadar adalah
komunikasi yang dilakukan oleh perawat atau tenaga kesehatan dengan
pasien secara langsung yang bertujuan untuk membantu mempermudah
melakukan tindakan oleh perawat gigi
2. Komunikasi terapeutik pada pasien tidak sadar
Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu
komunikasi dengan menggunakan teknik komunikasi khusus/terapeutik
fikarenakan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami penurunan
sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat pasien dan pasien tidak
dapat merespon kembali stimulus tersebut.
3
Tahap ini harus dilakukan oleh seorang perawat untuk memahami
dirinya, mengatasi kecemasanya,dan meyakinkan dirinya bahwa dia siap
untuk berinteraksi dengan pasien (Suryani, 2005)
2. Tahap Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali
bertemu atau kontak dengan pasien (Cristina, dkk, 2002). Perawat harus
memperkenalkan dirinya terlebih dahulu (Suryani, 2005). Tujuan tahap ini
adalah untuk memvalidasi kekurtan data dan rencana yang telah dibuat
(Stuart, G.W dalam Suryani, 2005)
3. Tahap Kerja
Tahap kerja ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik (Stuart, G.W dalam suryani, 2005).Pada tahap ini perawat perlu
melakukan active listening karena tugas perawat pada tahap ini bertujuan
untuk menyelesaikan masalah pasien. Perawat juga di harapkan mampu
menyimpulkan percakapanya dengan pasien, tujuan teknik menyimpulkan
adalah membantu klien menggali hal-hal dan teman emosional yang
penting (Fontaine & Fletcner dalam Suryani, 2005).
4. Tahap Terminasi
Tahap terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan
pasien (Cristina, dkk, 2002). Tahap ini dibagi menjadi dua tahap terminasi
sementara dan tahap terminasi akhir (Stuart, G.W dalam Suryani,2005).
a. Tahap Sementaraadalah akhir dari tiap pertemuan perawat-pasien,
setelah terminasi sementara,perawat akan bertemu kembali dengan
klien pada waktu yang telah ditentukan.
b. Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses
keperawatan secara keseluruhan.
4
untuk terbuka, empati responsif terhadap kebutuhan klien pada
pelaksanaan tahap sebelumnya.
C. PENGERTIAN EXODONTIA
5
Untuk mengatasi hal itu maka sebelum dilakukan pencabutan gigi,
anak harus sudah dipersiapkan mentalnya. Persepsi negatif anak terhadap
perawatan gigi dapat menimbulkan rasa takut yang dapat menyebabkan
anak menolak perawatan gigi.
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Perkenalan
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi
6
Dialog Komunikasi Terapeutik Perawatan Exodontia
Perawat : saya Ilham pak, perawat gigi disini. Ada yang bisa
Ayah pasien : Iya mas, jadi begini, anak saya mengeluhkan gigi
Perawat : Baik pak, saya periksa gigi adek dulu, ayo dek
7
Setelah selesai Pemeriksaan.....
Perawat : Jadi begini pak, gigi adek sudah saya periksa tadi
Ayah pasien : Iya mas, anaknya juga minta dicabut soalnya kalau
menjanggal gitu
Perawat : Baik kalau begitu pak, saya akan cabut gigi adek
cabut?
tumbuh lagi
Pasien : Iya kak, tapi gak sakit kan kak, aku takut kak kalau
Sakit
8
waktu cabut gak kerasa sakit.
Perawat : Dek, kan giginya udah kakak cabut kan, jadi bekas
satu jam.
juga ya lukanya.
9
Perawat :Sip, pinter.
Ayah pasien : kalau begitu saya pamit dulu ya mas, terima kasih
banyak (bersalaman)
10
Perawat : Baik pak
Itu adalah salah satu contoh dialog yang dilakukan antara pasien
dan perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik dalam kasus
exodontia, komunikasi terapeutik itu merupakan komunikasi anatar
perawat dengan pasien yang bertujuan untuk meringankan beban atau
kecemasan tersendiri bagi pasien yang ingin melakukan penrawatan
ataupun pencabutan gigi.
11
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar
antara perawat dan pasien maupun kerabat dan keluarga pasien yang
umumnya bersifat interpersonal
b. Komunkasi terapeutik terbagi menjadi dua yaitu komunikasi pasien yang
sadar maupun pasien yang tidak sadar
c. Fase-fase komunikasi terapeutik
- Tahap persiapan
- Tahap perkenalan
- Tahap kerja
- Tahap terminasi, yang dibagi menjadi tahap terminasi sementara dan
terminasi Akhir
d. Exodontia adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara
mengeluarkan (ekstraksi) gigi secara efektif dan segala perawatan yang
menyertainya, termasuk dalam komunikasi terapeutik. Ekstraksi gigi
dikategorikan menjadi dua antara lain, ekstraksi simpel dan ekstraksi
bedah/sugical.
e. Melakukan komunikasi terapeutik dalam kasus exodontia sangatlah
berpengaruh pada pasien sehingga pasien tidak merasa takut atau cemas
pada saat melakukan perawatan atau pencabutan gigi pada pasien.
B. SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
http://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/makalah-
komunikas-terapeutik-keperawatan-gigi.html
http://wijanarkosite.wordpress.com/2016/01/01/makalah-komunikasi-
terapeutik/amp/
https://www.google.com/amp/s/dentias.wordpress.com/2016/06/17/pencabutan-
gigi-exodontia/amp/
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/69/
https://www.academia.edu/34747069/Dialog_Komunikasi_Terapeutik_Perawatan
_Exodonti
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25