Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

MELAKUKAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK

PADA KASUS (EXODONTIA)

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 12

EKA SILVIA (PO713261181011)

JUMRIANI (PO71326118017

YUSMANIAR (PO71326118050)

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN GIGI

POLITEKNIK KSEHATAN MAKASSAR

2019-2020
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya, sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini
yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Melakukan Komunikasi
Terapeutik pada kasus (Exodontia).

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantasa meridhoi segala usaha kita.

Makassar, 22 Februari 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. LATAR BELAKANG ................................................................... 1


B. RUMUSAN MASALAH ............................................................... 1
C. TUJUAN ........................................................................................ 1
D. MANFAAT .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

A. PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK .......................... 3


B. FASE-FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK .............................. 3
C. PENGERTIAN EXODONTIA ...................................................... 5
D. PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KASUS
EXODONTIA ............................................................................... 5
E. DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWATAN
EXODONTIA ................................................................................ 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 12

A. KESIMPULAN .............................................................................. 12
B. SARAN .......................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 13

LAMPIRAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan
komunikasi. Sehingga sekarang ilmu komuniasi sangat pesat.
Kenyataanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian
integral dari kehidupan kita, tidak terkecuali perawat gigi, yang
berhubugan dengan orang lain baik itu pasien, keluarga pasien, maupun
tim kesehatan lainnya.
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang di rencanakan
secara sadar, bertujuan dan kegiatanya dipusatkan untuk pasien
Komunikasi terapeutik mengarah pad bentuk interpersonal.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian komunikasi terapiutik
b. Apa fase-fase komunikasi terapeutik?
c. Apa itu Exodontia?
d. Pengaruh komunikasi terapeutik dalam kasus exodontia?
e. Mengetahui isi dialog komunikasi terapeutik dalam kasus exodontia?.

C. Tujuan
a. Membekali perawat pada saat akan melakukan tindakan kepada pasien
b.Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan
dan pikiran serta dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi
yang ada bila pasien percaya pada hal yang di perlukan.

1
D. Manfaat

Dapat mengetahui tentang komunikasi terapeutik dalam kasus exodontia

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara
sadar antara perawat dengan pasien maupun kerabat dan keluarga pasien
yang umumnya bersifat interpersonal
Komunikasi terapeutik meningkatkan pemahaman dan membantu
terbentuknya hubungan yang konstruktif pada pasien.
Tidak seperti komunikasi sosial, komunikasi ini mempunyai tujuan
untuk membantu pasien mencapai satu tujuan dalam asuhan keperawatan
dalam komunikasi terapeutik dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya
1. Komunikasi terapeutik pada pasien yang sadar
Komunikasi terapeutik pada pasien dalam kondisi sadar adalah
komunikasi yang dilakukan oleh perawat atau tenaga kesehatan dengan
pasien secara langsung yang bertujuan untuk membantu mempermudah
melakukan tindakan oleh perawat gigi
2. Komunikasi terapeutik pada pasien tidak sadar
Komunikasi dengan pasien tidak sadar merupakan suatu
komunikasi dengan menggunakan teknik komunikasi khusus/terapeutik
fikarenakan fungsi sensorik dan motorik pasien mengalami penurunan
sehingga seringkali stimulus dari luar tidak dapat pasien dan pasien tidak
dapat merespon kembali stimulus tersebut.

B. FASE-FASE KOMUNIKASI TERAPEUTIK


1. Tahap Persiapan (Prainteraksi)
Tahap persiapan atau prainteraksi sangat penting dilakukan
sebelum interaksi dengan pasien (Cristina, dkk,2002). Pada tahap ini
perawat menggali perasaan dan mengidentifikasi kelebihan dan
kekuranganya, perawat ini juga mencari informasi tentang pasien.

3
Tahap ini harus dilakukan oleh seorang perawat untuk memahami
dirinya, mengatasi kecemasanya,dan meyakinkan dirinya bahwa dia siap
untuk berinteraksi dengan pasien (Suryani, 2005)
2. Tahap Perkenalan
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali
bertemu atau kontak dengan pasien (Cristina, dkk, 2002). Perawat harus
memperkenalkan dirinya terlebih dahulu (Suryani, 2005). Tujuan tahap ini
adalah untuk memvalidasi kekurtan data dan rencana yang telah dibuat
(Stuart, G.W dalam Suryani, 2005)
3. Tahap Kerja
Tahap kerja ini merupakan inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik (Stuart, G.W dalam suryani, 2005).Pada tahap ini perawat perlu
melakukan active listening karena tugas perawat pada tahap ini bertujuan
untuk menyelesaikan masalah pasien. Perawat juga di harapkan mampu
menyimpulkan percakapanya dengan pasien, tujuan teknik menyimpulkan
adalah membantu klien menggali hal-hal dan teman emosional yang
penting (Fontaine & Fletcner dalam Suryani, 2005).
4. Tahap Terminasi
Tahap terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan
pasien (Cristina, dkk, 2002). Tahap ini dibagi menjadi dua tahap terminasi
sementara dan tahap terminasi akhir (Stuart, G.W dalam Suryani,2005).
a. Tahap Sementaraadalah akhir dari tiap pertemuan perawat-pasien,
setelah terminasi sementara,perawat akan bertemu kembali dengan
klien pada waktu yang telah ditentukan.
b. Terminasi akhir terjadi jika perawat telah menyelesaikan proses
keperawatan secara keseluruhan.

Stuart G.W (1998) dalam Suryani (2005), menyatakan bahwa


proses terminasi perawat-pasien mrupakan aspek penting dalam asuhan
keperawatn, sehingga jika hal tersebut tidak dilakukan dengan baik oleh
perawat, maka regresi dan kecemasan dapat terjadi kepada pasien.
Timbulnya respon tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuan perawat

4
untuk terbuka, empati responsif terhadap kebutuhan klien pada
pelaksanaan tahap sebelumnya.

C. PENGERTIAN EXODONTIA

Exodontia adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara


mengeluarkan (ekstraksi) gigi secara efektif dan segala perawatan yang
menyertainya, termasuk dalam komunikasi terapeutik pada kasus
exodontia.

Ekstraksi gigi sering dikategorikan menjadi dua macam yakni :


1. Ekatraksi simple
Ekstraksi simple adalah ekstraksi yang dilakukan pada gigi
yang terlihat dalam rongga mulut, menggunakan alat-alat untuk
elevasi bagian gigi yang terlihat.
2. Ekstraksi bedah/surgical
Ekstraksi bedah merupakan ekstraksi yang dilakukan pada
gigi yang tidak dapat dijangkau dengan mudah karena belum
erupsi secara keseluruhan. Melalui proses ekstraksi bedah,
dilakukan sayatan pada guis untuk menjangkau gigi. Pada beberapa
kasus, gigi dengan keadaan demikian harus dipecah menjadi
beberapa bagian sebelum dicabut.

Pencabutan gigi sederhana yaitu dengan pencabutan dengan


melonggarkan alveolus, memutuskan ligamentum dan memisahkan
perlekatan gingival sehingga mudah dapat di keluarkan dengan tang
ekstraksi.

D. PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM KASUS


EXODONTIA PADA ANAK-ANAK

Kebanyakan orang, bahkan mungkin kita sendiri, menomorduakan


kondisi kesehatan gigi. Salah satu perawatan gigi yang paling ditakuti
anak-anak adalah pencabutan gigi.

5
Untuk mengatasi hal itu maka sebelum dilakukan pencabutan gigi,
anak harus sudah dipersiapkan mentalnya. Persepsi negatif anak terhadap
perawatan gigi dapat menimbulkan rasa takut yang dapat menyebabkan
anak menolak perawatan gigi.

Timbulnya rasa takut pada anak dapat merupakan hasil proses


presepsi anak mengenai perawatan gigi melalui pengalaman mendengar
cerita , sehingga rasa takut ini sering menyebabkan anak menolak
perawatan gigi.

Dunia kesehatan semakin mengutamakan adanya komunikasi


dalam metode penyembuhan yang dapat menunjang kesembuhan para
pasien.

Dengan adanya metode komunikasi terapeutik dalam kasus


exodontia dapat membantu melancarkan pemeriksaan atau pencabutan
gigi terutama pada anak.

Komunikasi terapeutik ini di lakukan dengan pasien yang sadar,


karna dalam pemberian komunikasi terapeutik sebagai perawat kita
mampu untuk membuat para pasien merasa tenang pada saat melakukan
pemeriksaan atau pencabutan gigi.

E. DIALOG KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWATAN


EXODONTIA

Didalam pemberian komunikasi terapeutik perawatan exodontia


ada beberapa tahap yaitu :

1. Tahap Persiapan
2. Tahap Perkenalan
3. Tahap Kerja
4. Tahap Terminasi

6
Dialog Komunikasi Terapeutik Perawatan Exodontia

Ayah pasien : (Memberi salam) Assalamualikum mas

Perawat : Waalaikumsalam pak, silahkan duduk

Ayah pasien : Terima kasih mas

Perawat : Mohon maaf sebelumnya dengan bapak siapa ya?

Ayah pasien : saya bapak Arif, ini anak saya Putri

Perawat : saya Ilham pak, perawat gigi disini. Ada yang bisa

saya bantu pak?

Ayah pasien : Iya mas, jadi begini, anak saya mengeluhkan gigi

sakit, kayaknya harus dicabut mas.

Perawat : Apakah giginya sudah goyang pak?

Ayah pasien : Iya mas, giginys goyang

Perawat : kalau boleh tau sebelah mana ya pak?

Ayah pasien : Bagian kiri bawah mas

Perawat : Umur adeknya sendiri berapa pak kalau boleh tau?

Ayah pasien : Putri umurnya 9 tahun mas

Perawat : Baik pak, saya periksa gigi adek dulu, ayo dek

kakak periksa dulu giginya ( Menyuruh pasien

duduk di Dental Chair)

Ayah pasien : Iya mas, ayo dek.

Perawat (Mempersiapkan alat, dan memasang apd)

7
Setelah selesai Pemeriksaan.....

Perawat : Jadi begini pak, gigi adek sudah saya periksa tadi

jadi benar giginya sudah goyang yang sebelah kiri

bawah, jadi harus di cabut pak.

Ayah pasien : Iya mas, anaknya juga minta dicabut soalnya kalau

dibuat makan gak enak seperti ada yang

menjanggal gitu

Perawat : Baik kalau begitu pak, saya akan cabut gigi adek

(menyiapkan alay pencabutan)

Selesai Menyiapkan Alat...

Perawat : Dek, tadi kan giginya kakak udah periksa, terus

gigi adek yang sebelah bawah kiri itu goyang jadi

harus di cabut dek, kakak cabut ya? Mau ya?

Pasien : Nanti aku jdi ompong dong kak kalau giginya di

cabut?

Perawat : (Tersenyum) Tidak dek. Gigi adek itu masih gigi

susu, jadi kalau nanti giginya dicabut masih bisa

tumbuh lagi

Pasien : Iya kak, tapi gak sakit kan kak, aku takut kak kalau

Sakit

Perawat : Nanti dikasih gel sebelum giginya di cabut biar

8
waktu cabut gak kerasa sakit.

Pasien : Iya kak, janji gak sakit yah

Perawat : (Tersenyum) Janji dek.

Selesai perawatan ...

Perwat : Adek, giginya udah kakak cabut, gimana sakitgak?

Pasien : Gak sakit kak

Perawat : Bener kan yang kakak bilang kalau gak sakit

Pasien : Iya kak (Tersenyum)

Perawat : Dek, kan giginya udah kakak cabut kan, jadi bekas

lukanya masih belum kering. Adek harus gigit ini

ya (tampon/kassa) biar lukanya tertutup, jangan

kumur, makan sama minum dulu ya dek selama

satu jam.

Pasien : Iya kak

Perawat : Nanti kalau udah satu jam tamponya boleh di lepas

dek, kalau sudah di lepas adek nanti baru boleh

makan sama minum. Ingat ya jangan mainin bekas

lukanya pake lidah apalagi pake jari, nanti lukanya

kebuka gak sembuh-sembuh dek, jangan isep;isep

juga ya lukanya.

Pasien : iya kak

9
Perawat :Sip, pinter.

Keluar ruangan perawatan..

Perawat : Permisi pak, giginya adek sudah saya cabut pak,

sekarang bekas pencabutanya saya kasih tampon

agar lukanya ketutup, adel disuruh gigit tamponya

selama satu jam ya pak.

Ayah pasien : kalau makan gimana mas?

Perawat : Adek puasa dulu ya pak selama satu jam, nanti

kalau udah satu jam tamponya boleh dilepas dan

baru bisa makan sama minum, tapi hindari makan

pedas sama minum panas ya pak.

Ayah pasien : Iya mas, terimakasih

Perawat : Adek di awasi ya pak, jangan sampai memainkan

bekas pencabutanya dengan lidah apalagi jari,

soalnya takutnya pendarahan lagi

Ayah pasien : Iya mas

Perawat : Ini saya kasih resep, disuruh minum ya pak

Ayah pasien : Terima kasih banyak mas

Perawat : Baik pak, sama-sama

Ayah pasien : kalau begitu saya pamit dulu ya mas, terima kasih

banyak (bersalaman)

10
Perawat : Baik pak

Ayah pasien : Wassalamualikum wr.wb

Perawat : Waalaikumsalam wr.wb

Itu adalah salah satu contoh dialog yang dilakukan antara pasien
dan perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik dalam kasus
exodontia, komunikasi terapeutik itu merupakan komunikasi anatar
perawat dengan pasien yang bertujuan untuk meringankan beban atau
kecemasan tersendiri bagi pasien yang ingin melakukan penrawatan
ataupun pencabutan gigi.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
a. Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang dilakukan secara sadar
antara perawat dan pasien maupun kerabat dan keluarga pasien yang
umumnya bersifat interpersonal
b. Komunkasi terapeutik terbagi menjadi dua yaitu komunikasi pasien yang
sadar maupun pasien yang tidak sadar
c. Fase-fase komunikasi terapeutik
- Tahap persiapan
- Tahap perkenalan
- Tahap kerja
- Tahap terminasi, yang dibagi menjadi tahap terminasi sementara dan
terminasi Akhir
d. Exodontia adalah ilmu yang mempelajari tentang bagaimana cara
mengeluarkan (ekstraksi) gigi secara efektif dan segala perawatan yang
menyertainya, termasuk dalam komunikasi terapeutik. Ekstraksi gigi
dikategorikan menjadi dua antara lain, ekstraksi simpel dan ekstraksi
bedah/sugical.
e. Melakukan komunikasi terapeutik dalam kasus exodontia sangatlah
berpengaruh pada pasien sehingga pasien tidak merasa takut atau cemas
pada saat melakukan perawatan atau pencabutan gigi pada pasien.

B. SARAN

Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami bahwa


pentingnya melakukan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari terutama
dalam proses melakukan komunikasi terapeutik dalam kasus exodontia.
Khusunya bagi pembaca beprofesi tenaga medis, semoga dapat berkomunikasi
yang baik dengan pasien.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com/amp/s/dokumen.tips/amp/documents/makalah-
komunikas-terapeutik-keperawatan-gigi.html

http://wijanarkosite.wordpress.com/2016/01/01/makalah-komunikasi-
terapeutik/amp/

https://www.google.com/amp/s/dentias.wordpress.com/2016/06/17/pencabutan-
gigi-exodontia/amp/

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/69/

https://www.academia.edu/34747069/Dialog_Komunikasi_Terapeutik_Perawatan
_Exodonti

13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai