Anda di halaman 1dari 7

PERAWAT GIGI SEBAGAI PROFESI YANG BERKARAKTER

DOSEN PEMBIMBING :

Almujadi, S.Pd., S.SiT., M.DSc

DISUSUN OLEH:

Cindy Nabila

P07125219006

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

SARJANA TERAPAN TERAPI GIGI

2020
PERAWAT GIGI SEBAGAI PROFESI YANG BERKARAKTER

 Profesi menurut Wiknsky, 1964

Profesi berasal dari kata Profesion, yang mempunyai arti suatu pekerjaan yang
membutuhkan dukungan Body of Knowledge. Body of knowledge adalah pengetahuan
yang merupakan dasar perkembangan dari suatu teori yang sistematis, sehingga mampu
menghadapi banyak tantangan baru sehingga membutuhkan pendidikan dan pelatihan
yang lama, memiliki kode etik, serta organisasi.

Profesi menurut Nugroho, 1982 menjelaskan bahwa Profesi bukan sekedar pekerjaan
atau vocation, melainkan suatu pekerjaan khusus yang mempunyai ciri-ciri:

 Keahlian (expertise)
 Tanggung jawab (responsibility), dan
 Rasa kesejawatan (corporateness).

 Nilai-nilai esensial dalam profesi


1. Aesthetics (keindahan).
Kualitas obyek suatu peristiwa/kejadian adalah nilai seseorang yang
memberikan kepuasan termasuk penghargaan, imajinasi, sensitivitas dan
kepedulian.
2. Altruism (mengutamakan orang lain).
Nilai berdasarkan atas kesediaan memperhatikan kesejahteraan orang lain
termasuk keperawatan, komitmen, arahan, kedermawanan atau kemurahan
hati (terutama dalam dunia keperawatan).
3. Equality (kesetaraan).
Nilai yang beranggapan bahwa manusia memiliki hak atau status yang sama
termasuk penerimaan dengan sikap asetif, kejujuran, harga diri dan toleransi.
4. Freedom (kebebasan).
Nilai berdasarkan kemampuan seseorang memiliki kapasitas untuk memilih
kegiatan termasuk percaya diri, harapan, disiplin serta kebebasan dalam
pengarahan diri sendiri.
5. Human dignity (martabat manusia).
Nilai yang berhubungan dengan penghargaan yang lekat terhadap martabat
manusia termasuk di dalamnya kemanusiaan, kebaikan, pertimbangan, dan
penghargaan penuh terhadap kepercayaan.
6. Justice (keadilan).
Nilai yang menjunjung tinggi moral dan prinsip-prinsip legal termasuk
obyektifitas, moralitas, integritas, dorongan dan keadilan serta kewajaran.
7. Truth (kebenaran).
Nilai berdasar mau menerima kenyataan dan realita, termasuk akuntabilitas,
kejujuran, komunikasi, dan refleksitas yang rasional.

 Ciri-ciri Profesi Menurut Wiryanto, SP; Sidharta A. Wirjodidjojo; Basoeki:


 Mempunyai keahlian atau keterampilan dan kompetensi.
 Mendapat pendidikan yang intensif dan disiplin.
 Mempunyai tanggung jawab, berpikir rasionalistis, dan penuh dedikasi.
 Mempunyai kaidah dan standar moral yang tinggi.
 Mengabdi untuk kepentingan masyarakat, tanpa pamrih.
 Mendapat izin khusus untuk menjalankan profesi (keharusan mempunyai
Surat ijin penugasan dan surat ijin kerja).
 Mempunyai etika dan pedoman dalam menilai kerja (Standar Profesi).
 Memiliki semangat kesejawatan (Espirit de Corps).

 Organisasi Profesi

Profesi harus mempunyai /membentuk organisasi, dengan:

1. Kegiatan pokok organisasi profesi:


a) Merumuskan, serta menerapkan standar pelayanan profesi termasuk kode
etik profesi.
b) Merumuskan dan menetapkan standar pendidikan dan pelatihan profesi.
c) Menerapkan dan memperjuangkan kebijakan dan politik Profesi
(Profesional Policy).
2. Misi utama Organisasi Profesi:
a) Merumuskan Kode Etik Profesi (Profesional Code).
b) Merumuskan Kompetensi Profesi (Profesional Competency).
c) Memperjuangkan tegaknya kebebasan Profesi (Profesi Autonomous).
d) Pengaturan dan pengawasan suatu profesi merupakan tanggungjawab
organisasi profesi. Tanpa Organisasi Profesi, pengaturan suatu profesi
tidak akan berjalan dengan baik.

 Peran dan Fungsi organisasi


 Pembina, pengembang dan pengawas terhadap mutu pendidikan
keperawatan.
 Pembina, pengembang dan pengawas terhadap pelayanan keperawatan.
 Pembina, serta pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan.
 Pembina, pengembang dan pengawas kehidupan profesi.

 Fungsi organisasi
1. Bidang pendidikan keperawatan gigi.
a) Menerapkan standar pendidikan keperawatan gigi.
b) Mengembangkan pendidikan keperawatan berjenjang lanjut.
2. Bidang pelayanan keperawatan gigi.
a) Menetapkan standar profesi keperawatan gigi.
b) Memberikan izin praktik.
c) Memberikan registrasi tenaga keperawatan gigi.
d) Menyusun dan memberlakukan kode etik Perawat Gigi.
3. Bidang IPTEK
a) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi riset keperawatan gigi.
b) Merencanakan, melaksanakan dan mengawasi perkembangan IPTEK
keperawatan gigi.
4. Bidang kehidupan profesi.
a) Membina, mengawasi organisasi profesi.
b) Membina kerja sama dengan pemerintah, masyarakat, profesi lain dan
antar anggota.
c) Membina kerja sama dengan organisasi profesi sejenis dengan negara
lain.
d) Membina, mengupayakan dan mengawasi kesejahteraan anggota.

 Menurut Breekon (1989) manfaat organisasi profesi mencakup 4 hal sebagai


berikut:
 Mengembangkan dan memajukan profesi.
 Menertibkan dan memperluas ruang gerak profesi.
 Menghimpun dan menyatukan pendapat anggota profesi.
 Memberikan kesempatan kepada semua anggota untuk berkarya dan berperan
aktif dalam mengembangkan dan memajukan profesi.

 Organisasi perawat gigi


 Berdasarkan Munas PPGI (Persatuan Perawat Gigi Indonesia) pada tgl 13
September 2017 di Padang Sumatera Barat, perubahan nama profesi
berdasarkan pergantian nama Jurusan Kemenristek Dikti (Untuk Jenjang D3:
Jurusan Kesehatan Gigi; Untuk Jenjang D4: Sarjana Terapan Terapis Gigi).
 Maka Organisasi Profesi Perawat Gigi berubah menjadi PTGMI (Persatuan
Terapis Gigi dan Mulut Indonesia).

 Sejarah organisasi perawat gigi


 Pada tahun 1979 di Yogyakarta berdiri Organisasi Perawat Gigi dengan nama
Ikatan Pengatur Rawat Gigi Indonesia (IPRGI). Di Jakarta berdiri organisasi
Persatuan Tekniker Gigi Indonesia.
 Pada tahun 1982 di Yogyakarta, organisasi Perawat Gigi dan Tekniker Gigi
bergabung dengan nama Ikatan Perawat dan Tekniker Gigi Indonesia
(IPTGI).
 Karena berdasarkan Tugas Pokok Perawat Gigi dan Tekniker Gigi berbeda
maka kedua organisasi itu berpisah.
 Persatuan Perawat Gigi Indonesia (PPGI) adalah Organisasi Profesi Perawat
Gigi Indonesia yang dibentuk pada tanggal 13 September 1996.
Budi pekerti dalam perawatan khususnya berarti tata susila yang berhubungan
dengan cita-cita, adat dan kebiasaan yang mempengaruhi seseorang Perawat Gigi dalam
menunaikan pekerjaannya.

 Kebaikan-kebaikan pembawaan seorang Perawat yang harus dikembangkan


adalah:
 Kebiasaan baik, contoh: suka menolong, menjauhi sikap atau perbuatan yang
tidak senonoh, tidak suka mencela orang lain, dan tidak lekas marah.
 Kecakapan, cakap menyenangkan lingkungan, cakap menyesuaikan diri
dengan lingkungan, cakap menentukan sikap. Dalam tugas perawatan, ia
harus bertindak tepat, tahu norma-norma kehormatan, dan bersikap ramah.
 Disiplin, peraturan tata tertib yang telah disusun merupakan petunjuk bagi
Perawat dalam perjalanan menyelesaikan pendidikannya.

 Hak

Hak adalah tuntutan seorang terhadap sesuatu yang merupakan kebutuhan pribadinya
sesuai dengan keadilan, moralitas, dan legalitas.

Hak Perawat menurut Claire Fagin:

 Hak memperoleh martabat.


 Hak memperoleh pengakuan sehubungan dengan kontribusinya melalui
ketetapan yang diberikan lingkungan untuk praktik yang dijalankan, serta
imbalan ekonomi sehubungan dengan profesinya.
 Hak mendapatkan lingkungan kerja dengan stres fisik dan emosional, serta
risiko kerja yang seminimal mungkin.
 Hak untuk melakukan praktik-praktik profesi dalam batas hukum yang
berlaku.
 Hak menetapkan standar yang bermutu dalam perawatan yang dilakukan.
 Hak berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan yang berpengaruh terhadap
perawatan.
 Hak berpartisipasi dalam organisasi sosial dan politik yang mewakili perawat
dalam meningkatkan asuhan keperawatan.
Selain peran, fungsi dan kompetensi, yang perlu ditampilkan oleh Perawat Gigi
Profesional adalah sikap; karena dalam melakukan praktek keperawatan gigi diperlukan
sikap yang menunjukkan perpaduan: Ilmu, Etika, Legislasi, dan Standar Pelayanan selain
dari pada itu diperlukan pula penguasaan terhadap ilmu-ilmu lain.

Begitu masuk dunia kerja, hal pertama yang harus dilakukan adalah
meningkatkan sikap, yang diperlukan adalah sikap profesional. Alasan kita harus
profesional adalah :

1. Kita harus mempertahankan pekerjaan agar tetap eksis.


2. Pekerja yang baik akan menjalani hari-harinya dengan menyenangkan.

Langkah awal menuju profesional adalah dengan mendorong diri untuk dapat
bekerja keras, yang di dalamnya terkandung komponen: attitude, semangat, pantang
menyerah, dan senantiasa senang hati.

Sikap dan pribadi menentukan segala perbuatan dan tingkah laku manusia.
Keadaan seseorang dipengaruhi oleh kekuatan batinnya: pikiran, perasaan dan kemauan.

 MENANAM 7 SIKAP UTAMA

Beberapa hal yang harus dipahami sebelum bekerja, sebab kalau tidak memahaminya
tidak akan membawa hasil yang menyenagkan. Ke 7 sikap utama yang harus dijalani
yaitu :

1. Tanggung jawab buat semua orang.


2. Tidak takut bekerja keras.
3. Selalu bersikap positif.
4. Bekerja sungguh-sungguh.
5. Gerak cepat
6. Bertanya dan bertanya
7. Rela dikritik.

Suasana kerja biasanya dipengaruhi oleh pegawai yang ada di lingkungan itu.
Baik buruknya ditentukan oleh kelakuan, sikap, akhlak dan semangat kerja sehari-hari
baik di dalam maupun di luar dinas. Di samping itu suasana tersebut juga bergantung
pada pimpinan, kegiatan, kegembiraan bekerja, sikap dan tingkah laku pegawai sendiri.

Anda mungkin juga menyukai