Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM

KEGAWATDARURATAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN GIGI


Shock and Syncope Management
“ SYNCOPE AND SHOCK ”

Dosen Pembimbing :
drg.Endah Aryati EN, MDSc

Disusun Oleh :

Nama : Suyatmi
Nim : P1337425218015
Prodi : D IV Keperawatan Gigi
Semester : 4

D IV KEPERAWATAN GIGI

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2020
A. JUDUL
Syncope and Shock

B. TUJUAN
Dapat mengetahui bagaimana cara menangani syncope dan shock

C. LATARBELAKANG
kegawat daruratan medik gigi adalah suattu kondisi yangmembutuhkan
penanganan segera untuk menghindari konsekuensi yang dapatmembahaakan hidup
pasien. Keadaan gawat darurat ang sering terjadi adalah syincope / fainting,
intoksikasi obat anesti local, intoksikasi vasokonstikrator,syok anafilatik, dan
pendarahan.
Syncope atau pingsan sesaat adalah kehilangan kesadaran sementarayang diikuti
oleh kembalinya kesiagaan penuh akibat berkurangnya cerebral blood flow karena
turunnya tekanan darah secara mendadak yangmerupakan respon akibat stress psikis
(perasaan takut) atau rasa nyerihebat. Kehilangan kesadaran ini diikuti dengan
kehilangan kekuatan ototyang dapat mengakibatkan penderita terjatuh.
Syok adalah keadaan berkurangnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan. Pada
pasien trauma kondisi ini seringkali disebabkan oleh hipovolemia. Diagnosis syok
didasarkan pada tanda klinis antara lain ; hipotensi, takhikardia, takhipnea,
hypothermia, pucat, ekstremmitasdingin, melambatnya pengisian kapiler (capillary
refill), penurunan produksi urin.

D. SYNCOPE
a. Penyebab
Penyebab Pingsan Syncope antara lain adalah aliran darah yang berkurang ke
otak dapat terjadi karena:
1. Jantung gagal untuk memompa darah
2. Pembuluh-pembuluh darah tidak mempunyai cukup kekuatanuntuk
mempertahankan tekanan darah untuk memasok darah keotak
3. Tidak ada cukup darah atau cairan didalam pembuluh- pembuluh darah.
4. Gabungan dari sebab-sebab satu, dua, atau tiga diatas.
5. Kondisi atau penyakit lain yang dapat menyebabkan pingsan yaitu Anemia,
Dehidrasi dan Kehamilan

b. Tanda dan gejala


1. Pusing dan sakit kepala.
2. Mual dan jantung berdebar-debar.
3. Perasaan melayang.
4. Perubahan penglihatan atau penglihatan kabur.
5. Merasa lemas seluruh badan.
6. Denyut nadi lemah.
7. Perubahan suhu tubuh yang membuat Anda tiba-tiba merasa panas atau justru
kedinginan.
8. Terlihat pucat.
9. Vertigo atau merasa pusing yang berputar.
c. Pencegahan
Adapun pencegahan yang bisa dilakukan pada pasien syncope bergantung
pada penyebabnya, mungkin ada kesempatan untuk mencegah serangan-serangan
pingsan seperti:
1) Pasien-pasien yang telah mempunyai episode vasovagalmungkin sadar
atas tanda-tanda peringatan dan mampu untuk duduk atau berbaring sebelum
pingsan dan mencegah episode pingsan.
2)Untuk pasien-pasien yang lebih tua dengan orthostatichypotension,
menunggu satu detik setelah merubah posisi-posisi mungkin adalah
segalanya yang diperlukan untuk mengizinkan refleks-refleks tubuh untuk
bereaksi.
3)Pemasukan cairan yang memadai mungkin cukup untuk mencegah
dehidrasi sebagai penyebab untuk pingsan atau syncope.

d. Penatalaksanaan
1.Segera turunkan sandaran dental unit sehingga penderita dapatterlentang pada
posisi supine atau posisi syok (posisi kaki lebihtinggi dari kepala).
2.Pakaian yang ketat harus dilonggarkan untuk memperlancar pengembalian
venous return.
3.Hindari kerumunan orang banyak disekitar penderita agar tidakmengganggu
pernafasan penderita.
4.Berikan oksigen menggunakan face mask
5.Apabila kesadaran penderita sudah pulih, tetap pertahankan posisi penderita
pada posisi supine dan dimonitor.
6.Apabila kondisi penderita tidak membaik (tidak sadar), segerarujuk ke rumah
sakit.

E. SHOCK
a. Macam - macam
Terdapat berbagai macam syok antara lain:
1.Syok hemoragik ( hipovolemik )
yaitu syok yang disebabkankehilangan akut dari darah atau cairan tubuh.
Jumlah darah yanghilang akibat trauma sulit diukur dengan tepat bahkan pada
traumatumpul sering diperkirakan terlalu rendah. Perlu diingat bahwa:
- Sejumlah besar darah dapat terkumpul dalam rongga perutdan pleura
- Perdarahan patah tulang paha (femur shaft) dapat mencapai2 liter
- Perdarahan paha tulang panggul dapat melebihi 2 liter

2.Syok kardiogenik
yaitu syok yang disebabkan berkurangnyafungsi jantung antara lain:
- Kontusio miokard
- Temponade jantung
- Pneumothoraks tension
- Luka tembus jantung
- Infark miokard

3.Syok neurogenik
yaitu syok yang ditimbulkan oleh hilangnyatonus simpatis akibat cedera
sumsum tulang belakang (spinal cord)dan memberikan gambaran hipotensi tanpa
disertai takhikardiaatau vasokonstriksi.
4.Syok septik
merupakan syok yang jarang ditemukan pada faseawal trauma namun sering
menjadi penyebab kematian beberapaminggu sesudah trauma (melalui gagal
ginjal organ). Paling seringdijumpai pada luka tembus abdomen dan luka bakar.

5.Syok anafilaktik
merupakan syok yang disebabkan karena reaksialergi dan sering terjadi
karena alergi terhadap obat-obatan yangdiberikan oleh dokter maupun dokter gigi
terutama pemberiansecara intra vena.

b. Penyebab
Syok bisa disebabkan oleh :
1. Pendarahan (syok hibovolemik)
2. Dehidrasi (syok hipovolemik)
3. Serangan jantung (syok kardiogenik)
4. Gagal jantung (syok kardiogenik)
5. Trauma atau cedera berat
6. Infeksi (syok septic)
7. Reaksi alergi (syok anafilaktik
8.Cedera tulang belakang (syok neuroganik)
9.Sindroma syok toksik

c. Tanda dan gejala


1. Sistem kardiovaskuler
1) Gangguan sirkulasi perifer-pucat, ekstremitas dingin,kurangnya
pengisian vena perifer lebih bermakna disbanding penirunan tekanan
darah.
2) Tekanan darah rendah. Hal ini kurang bisa menjadi pegangan karena
mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume
sirkulasi darah.
3) Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik.
4) CVP rendah.
2. Sistem respirasi
Penafasan cepat dan dangkal
3. Sistem saraf pusat
Perubahan mental pasien syok sangat bervariasi. Bila tekanan darah rendah
sampai menyebabkan hipoksia otak, pasien menjadi gelisah sampai tidak sadar.
Obat sedatife dan analgetika jagan diberikan sampai yakin bahwa gelisahnya
pasien memang karena kesakitan .
4. Sistem saluran cerna
Bisa terjadi mual dan muntah
5. Sistem saluran kencing
Produksi urine berkurang. Normal rata-rata produksi urine pasien dewasa
adalah 60 ml/jam (1/5 – 1 ml/kg jam).

d. Penatalaksanaan
1. Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkatlebih tinggi
dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balikvena, dalam usaha
memperbaiki curah jantung dan menaikkantekanan darah.
2. Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru
3. Segera berikan adrenalin 0.3-0.5 mg larutan 1:1000 untuk penderitadewasa
atau 0.01 mk/kg untuk penderita anak-anak, intramuskular.Pemberian ini dapat
diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik.Beberapa penulis menganjurkan
pemberian infus kontinyu adrenalin 2-4 ug/menit.
4. Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin
kurangmemberi respons, dapat ditambahkan aminofilin 5-6 mg/kgBBintravena
dosis awal yang diteruskan 0.4-0.9 mg/kgBB/menit dalamcairan infus.
5. Dapat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 100 mg
ataudeksametason 5-10 mg intravena sebagai terapi penunjang untukmengatasi
efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang membandel.
6. Bila tekanan darah tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur intravenauntuk
koreksi hipovolemia akibat kehilangan cairan ke ruangekstravaskular sebagai
tujuan utama dalam mengatasi syok anafilaktik.
7. Kalau syok sudah teratasi, penderita jangan cepat-cepat dipulangkan,tetapi
harus diawasi/diobservasi dulu selama kurang lebih 4 jam.Sedangkan penderita
yang telah mendapat terapi adrenalin lebih dari 2-3 kali suntikan, harus dirawat di
rumah sakit semalam untuk observasi.
8. Glukokortikoid dan antihistamin dapat digunakan sebagai terapisekunder.

F. KESIMPULAN
Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan
mengenal gejala-gejala syok, mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok serta
efektivitas dan efisiensi kerja kita pada saat-saat/menit-menit pertama penderita
mengalami syok.Sangat penting mengetahui keadaan-keadaan gawat darurat yang
sering terjadi di dalam praktek gigi serta penatalaksanaannya, mengetahui dengan
tepat langkah-langkah apa yang harus diambil dalam menangani kasus emergensi
tersebut, sehingga dapatmenghindari konsekuensi yang dapat membahayakan
kehidupan pasien.

Anda mungkin juga menyukai