Anda di halaman 1dari 8

BUDI PEKERTI

Hubungan Budaya Masyarakat dengan Kesehatan

Shofiatul Muazizah

P07125116025

DIII Keperawatan Gigi Reguler

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan

Yogyakarta

2016/2017
1. Mengapa perawat gigi perlu mengenal budaya masyarakat?

Keterkaitan perawat gigi dengan budaya masyarakat,kebudayaan memiliki pengaruh


yang sangat besar dalam perkembangan ilmu kesehatan. perilaku masyarakat terhadap
kesehatan gigi mulut mereka sangat dipengaruhi oleh kondisi sosial budaya dan ekonomi
penduduk yang khas pedesaan. Persepsi masyarakat bahwa sakit gigi tidak perlu segera
diobati, penderita pada umumnya datang berobat setelah terjadi pembengkakan pada daerah
gusi dan pipi. Rendahnya pengetahuan kesehatan gigi masyarakat, mengakibatkan perilaku
mencari pengobatan ke puskesmas maupun Rumah Sakit juga rendah. Perilaku masyarakat
yang menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut masyarakat sering kali kita temukan
baik di masyarakat perkotaan maupun masyarakat pedesaan. Masalah-masalah tersebut dapat
disebabkan berbagai faktor baik intrinsik maupun ekstrinsik, misalnya pengaruh lingkungan,
pendidikan, prilaku, ekonomi, sosial, dan budaya.Masalah utama yang ditimbulkan mengenai
kesehatan gigi masyarakat adalah mengenai periodontal dan karies gigi. Bila hal ini masih
terus berlanjut,masyarakat akan terus mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut karena
unsur kebudayaan, prilaku masyarakat tersebut akan diturunkan ke generasi
selanjutnya.Karenanya dibutuhkan pencegahan dini serta pemberitahuan mengenai kesehatan
gigi dan perbaikan perilaku yang salah terhadap menjaga kesehatan gigi.

Selain itu,dalam menghadapi masalah yang timbul,juga perlu upaya-upaya pemecahan


yang timbul dari masyarakat sendiri,sebagai contohnya dengan mengadakan penyuluhan yang
melibatkan tokoh-tokoh masyarakat itu (pendekatan terhadap tokoh masyarakat),hal ini tentu
saja lebih efektif karena dengan mengajak para tokoh masyarakat yang menjadi
panutan,masyarakat bisa lebih mengerti dan percaya.

Manfaat tenaga Kesehatan Mempelajari Kebudayaan


Di dalam semua religi atau agama, ada kepercayaan tertentu yang berkaitan dengan
kesehatan, gizi, dll. Misal : orang yang beragama Islam : tidak makan babi, sehingga
dalam 2 rangka memperbaiki status gizi, seorang petugas kesehatan dapat
menganjurkan makanan lain yang bergizi yang tidak bertentangan dengan agamanya.
Dengan mempelajari organisasi masyarakat, maka petugas kesehatan akan
mengetahui organisasi apa saja yang ada di masyarakat, kelompok mana yang
berkuasa, kelompok mana yang menjadi panutan, dan tokoh mana yang disegani.
Sehingga dapat dijadikan strategi pendekatan yang lebih tepat dalam upaya mengubah
perilaku kesehatan masyarakat.
Petugas kesehatan juga perlu mengetahui pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
Dengan mengetahui pengetahuan masyarakat maka petugas kesehatan akan
mengetahui mana yang perlu ditingkatkan, diubah dan pengetahuan mana yang perlu
dilestarikan dalam memperbaiki status kesehatan.
Petugas kesehatan juga perlu mempelajari bahasa lokal agar lebih mudah
berkomunikasi, menambah rasa kedekatan, rasa kepemilikan bersama dan rasa
persaudaraan.
Selain itu perlu juga mempelajari tentang kesenian dimasyarakat setempat. Karena
petugas kesehatan dapat memanfaatkan kesenian yang ada dimasyarakat untuk
menyampaikan pesan kesehatan.
Sistem mata pencaharian juga perlu dipelajari karena sistem mata pencaharian ada
kaitannya dengan pola penyakit yang diderita oleh masyarakat tersebut.
Teknologi dan peralatan masyarakat setempat . Masyarakat akan lebih mudah
menerima pesan yang disampaikan petugas jika petugas menggunakan teknologi dan
peralatan yang dikenal masyarakat.

2. Berikan contoh budaya masyarakat, budaya masyarakat tersebut


dengan kesehatan?
Menyirih

Salah satu kebudayaannya yang hingga saat ini yang menjadi ciri khas masyarakat
Kabupaten Magetan adalah menyirih. Menyirih atau mengunyah sirih memang bukan berasal
dari Kabupaten Magetan, namun daerah-daerah lain di Pulau Jawa juga masih memiliki
kebiasaan ini. Masyarakat Magetan merasa bahwa meyirih itu merupakan tanda kerukunan.
Selain itu menyirih ternyata juga dapat menjadikan gigi lebih kuat, sehat, dan bersih karena
didalam ujung buah pinang ini meiliki kandingan antiseptik yang dapat membunuh kuman.

Di Jawa, kegiatan menyirih biasanya dilakukan selama kurang lebih 30 menit. Umumnya
komposisi menyirih menggunakan bahan-bahan seperti daun sirih, buah pinang, kapur sirih,
gambir dan kapulaga. Bisa juga ditambahkan cengkeh atau kayu manis. Tembakau digunakan
sebagai susur dan tidak dimasukkan dalam campuran yang untuk dikunyah.
Budaya menyirih atau menginang di kalangan orang-orang tua

Para pengunyah sirih percaya bahwa kebiasaan tersebut mampu memperkuat gigi dan gusi
dan mampu menyegarkan nafas. Bahkan beberapa orang mempercayai bisa sebagai obat
untuk saluran pernafasan dan mampu melawan berbagai penyakit di rongga mulut.

A. Bahan Bahan Untuk Menyirih

SIRIH

Sirih adalah tanaman yang tumbuh di kawasan tropika Asia, Madagaskar, Timur Afrika,
dan Hindia Barat. Sirih yang terdapat di Semenanjung Malaysia terdiri atas empat jenis, yaitu
sirih Melayu, sirih Cina, sirih Keling, dan sirih Udang. Dalam bahasa Indonesia, dikenal
berbagai nama spesies sirih seperti sirih Carang, Be, Bed, Siyeh, Sih, Camai, Kerekap,
Serasa, Cabe, Jambi, Kengyek, dan Kerak.

Dalam ilmu biologi, sirih dikenal dengan nama Piper Betle Linn dalam keluarga
Piperaceae. Nama betel adalah dari bahasa Portugis betle, berasal dari kata vettila dalam
bahasa Malayalam di negeri Malabar. Dalam bahasa Hindi, sirih lebih dikenal dengan nama
pan atau paan dan dalam bahasa Sunskrit disebut tambula. Bahasa Sri Lanka menyebut sirih
dengan bulat, sedangkan dalam bahasa Thailand disebut plu.
Daun Sirih

Sirih tumbuh menjalar dan memanjat pada batang pohon atau para-para. Bentuk daunnya
bulat lonjong dengan ujung agak lancip. Daun sirih yang subur memiliki ukuran lebar 8 cm
12 cm, dan panjang 10 cm 15 cm. Sirih sesuai ditanam di cuaca tropis, di tanah yang
gembur dan tidak terlalu lembap, serta cukup air. Sirih Udang memiliki urat daun dan gagang
berwarna merah. Sirih Cina mempunyai rasa yang lebih lembut dibanding sirih Melayu.
Namun sirih Melayu adalah jenis yang digemari oleh kalangan yang makan sirih, juga banyak
dipakai dalam adat resam. Sirih Melayu berdaun lebar dan warnanya hijau pekat. Jenis sirih
yang lain, sirih Keling, berukuran kecil dan warnanya hijau gelap, rasanya lebih pedas dan
daunnya agak keras.
Rasa pedas sirih disebabkan oleh sejenis minyak yang mengandung fenol dan bahan-
bahan terpene. Zat-zat lain yang terkandung dalam daun sirih adalah kalsium nitrat, sedikit
gula, dan tanin. Rasa enak daun sirih ditentukan oleh jenis daun sirih itu sendiri, umurnya,
cahaya matahari, serta letak daun pada batang sirih. Daun sirih yang paling enak adalah yang
terdapat di bagian atas dahan-dahan sisi, dan yang berukuran paling besar. Sirih hutan tidak
boleh dimakan, karena selain daunnya keras, juga rasanya tidak enak. Sirih hutan tumbuh di
pohon yang terdapat di hutan hujan tropis.
Daun-daun sirih yang terdapat di bagian bawah dan berukuran kecil dipakai sebagai obat
oleh dukun-dukun Melayu. Sirih bertemu urat adalah jenis yang dipilih oleh bidan untuk
pengobatan tradisional. Pada saat ini, sirih masih menjadi bagian penting bagi masyarakat
Melayu, walaupun tidak banyak lagi orang yang memakannya.
PINANG
Pinang adalah tumbuhan tropis yang ditanam karena keindahannya, serta untuk
mendapatkan buahnya. Tingginya bisa mencapai 10 meter, bentuknya runcing pada bagian
pucuk. Garis tengah batangnya antara 15 cm hingga 20 cm. Buah pinang berwarna hijau pada
waktu masih muda, dan apabila sudah masak akan berubah menjadi kuning serta merah.
Nama ilmiah pinang adalah Areca catechu. Dalam bahasa Hindi buah ini disebut supari,
dan pan-supari untuk menyebut sirih-pinang. Bahasa Malayalam menamakannya adakka atau
adekka, sedang dalam bahasa Sri Lanka dikenal sebagai puvak. Masyarakat Thai
menamakannya mak, dan orang Cina menyebutnya pin-lang.
Pohon pinang dibiakkan dengan cara menanam bijinya yang sudah cukup masak.
Biasanya biji yang akan ditanam disemai dulu, baru kemudian ditanam dalam pot atau tas
plastik. Jika masih kecil, pohon pinang cocok ditanam di dalam pot, tetapi jika sudah besar
sebaiknya ditanam di tanah bebas.

Buah Pinang

Buah pinang bisa dipakai sebagai obat. Pucuk Areca catechu dan pucuk-pucuk Areca
borneensis serta Areca trianda bisa dimakan. Pucuk Areca hutchinsoniana digunakan untuk
menghilangkan jamur. Untuk mengobati luka-luka, dapat digunakan ampas pinang yang
sudah direbus.
Alkaloid dalam pinang termasuk arekolin, arekaidin, arekain, guvacin, arekolidin,
guvakolin, isoguvakolin, dan kolin. Arekolin yang toksid bersifat sebagai obat bius nikotin
bagi sistem saraf. Zat ini menyebabkan penyakit ayan yang berakhir dengan kelumpuhan.
Akibat lebih fatal adalah kematian, yang terjadi jika pernafasan terhenti.
Arekolin adalah pembasmi parasit dan cacing, serta bersifat seperti asetil kolin. Pinang
mengandung lebih kurang 15% tanin merah dan 14% lemak. Buah pinang muda dikunyah
dan airnya ditelan untuk mengobati darah dalam air kencing. Jus pinang muda digunakan
sebagai obat luar untuk rabun.

KAPUR
Kapur berwarna putih, liat seperti krim yang dihasilkan dari cangkang siput laut yang
telah dibakar. Serbuk cangkang tersebut dicampur air agar mudah dioleskan di atas daun
sirih. Selain kapur jenis ini, terdapat kapur yang tidak bisa dimakan, yaitu kapur yang
digunakan dalam bangunan rumah.

Kapur
Kapur juga bisa diperoleh dengan membakar batu kapur (kalsium karbonat/CaCO3).
Apabila dibakar dengan suhu tertentu kapur akan mengeluarkan gas yang disebut karbon
dioksida (CO2) dan menjadi kalsium oksida (CaO). Kalsium oksida ini jika dicampur dengan
sedikit air akan mengembang serta menjadi serbuk kapur yang dikenal sebagai kalsium
hidroksida (Ca(OH)2).
B. Dampak Positif Menyirih Bagi Kesehatan Gigi Dan Mulut

DAUN SIRIH

Daun sirih mengandung minyak atsiri yang memiliki kemampuan membunuh bakteri
sehingga dapat menghilangkan adanya infeksi. Zat lain yang terkandung dalam daun sirih
juga dilaporkan mampu berkhasiat sebagai antiseptik dan penghilang nyeri. Daya antibakteri
pada daun sirih juga mampu mengurangi pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang.
Daun sirih juga memiliki sifat mampu mengerutkan jaringan sehingga mampu
mengencangkan gusi dan menghentikan perdarahan.

BUAH PINANG

Zat yang tekandung di dalam buah pinang tenyata mampu memberikan rangsangan pada
sistem saraf pusat dan jika dikombinasikan dengan daun sirih akan menimbulkan efek euforia
ringan. Selain itu biji pinang mampu mengencangkan gusi dan menghentikan perdarahan
sama seperti daun sirih.

KAPUR

Kapur yang digunakan untuk jika dicampur dengan air akan memberikan efek penetral
terhadap zat asam yang dihasilkan bakteri.

C. Dampak Negatif Menyirih Bagi Kesehatan Gigi Dan Mulut

DAUN SIRIH

Karena memiliki efek mengerutkan jaringan, pada kondisi tetentu justru akan
menyebabkan keringnya rongga mulut, sariawan dan mengerutnya papila lidah sehingga
fungsi indera pengecap akan menurun.

BUAH PINANG

Buah pinang akan berubah warna menjadi merah jika berada dalam lingkungan basa
seperti pada lingkungan mulut orang-orang yang mengunyah bahan-bahan menyirih.
Pewarnaan ini akan membuat pewarnaan pada seluruh rongga mulut dan kebersihan mulut
juga akan memburuk. Zat yang terdapat dalam biji pinang ternyata memiliki kemampuan
untuk menyebabkan tumor. Efek pengkerutan jaringan akan sama dengan efek pada daun
sirih.

KAPUR

Kapur memiliki komponen bahan yang sifatnya mampu mengikis permukaan gigi.
Menjadikan lapisan pelindung gigi menjadi menipis. Kapur yang digunakan untuk
menginang akan tertahan di rongga mulut selama berjam-jam hingga akhirnya mengendap
dan pembentukan karang gigi akan lebih cepat. Karang gigi yang menimbun di daerah celah
gusi akan menyebabkan peradangan pada gusi dan jaringan pendukung pada gigi. Jika
dibiarkan tanpa adanya perawatan, gigi akan goyah dan tanggal dengan sendirinya.

Anda mungkin juga menyukai