Anda di halaman 1dari 3

Prasita Naraswari

201211118 / B

PERBEDAAN FISSURE SEALANT DAN SURFACE PROTECTION

Fissure Sealant

Menurut J.H. Nunn et al, fissure sealant merupakan bahan yang diletakkan pada pit
dan fissure gigi yang bertujuan untuk mencegah proses karies gigi. Fissure sealant adalah
sebuah bahan yang diaplikasikan pada pit dan fissure yang dalam sehingga tercipta lapisan
tipis yang bereguna untuk menjaga permukaan kunyah gigi bebas dari karies. Dengan bahan
sealant ini, fissure yang dalam akan ditutup sehingga tidak lagi menjadi tempat perlekatan
plak dan sisa makanan dan gigi menjadi lebih mudah dibersihkan.

Tujuan utama diberikannya sealant adalah agar terjadi penetrasi bahan ke dalam pit
dan fisura dan menutup semua celah serta berpolimerisasi dan menutup daerah tersebut dari
bakteri dan debris. Menurut Donna Leeser, bahan sealant ideal mempunyai kemampuan
retensi yang tahan lama, kelarutan terhadap cairan mulut rendah, biokompatibel dengan
jaringan rongga mulut, dan mudah diaplikasikan.

Secara umum resin memiliki sifat mekanis yang baik sehingga dapat digunakan pada
gigi dengan beban kunyah besar, kelarutan bahan resin yang sangat rendah, sifat termis bahan
resin sebagai isolator termis yang baik, koefisien termal yang tingga, dan kebanyakan resin
bersifat radioopak sehingga warna dapat disesuaikan dengan kebutuhan perawatan.

Sealant berbasis resin bertahan lebih lama dan kuat karena memiliki kemampuan
penetrasi yang lebih bagus. Hal ini karena adanya proses etsa pada enamel gigi yang
menghasilkan kontak yang lebih baik antara bahan resin dengan permukaan enamel. Etsa
menghilangkan mineral enamel gigi dan menghasilkan resin tag dan secara klinis nampak
lebih putih dan pudar. Bahan sealant yang diberikan pada area yang dietsa akan berpenetrasi
ke dalam resin tag. Hal ini dapat meningkatkan retensi mekanis bahan sealant dengan
permukaan enamel gigi.

Terjadinya pengerutan selama proses polimerasi yang tinggi menyebabkan kelemahan


klinis dan sering menyebabkan kegagalan. Kebocoran tepi akibat pengerutan dalam proses
polimerasi juga dapat menyebabkan karies sekunder. Selain itu, pemolesan bahan harus
bagus karena kekasaran pada permukaan komposit dapat dijadikan tempat menempel plak.

Fissure sealant berbasis resin diindikasikan pada geligi permanen, gigi dengan
kekuatan kunyah yang besar, insidensi karies yang relatif rendah, gigi sudah erupsi sempurna,
area bebas kontaminasi atau mudah dikontrol, dan pasien yang kooperatif oleh karena
banyaknya tahapan yang membutuhkan waktu lebih lama.

Tehnik aplikasi :

1. Pembersihan pit dan fisura pada gigi yang akan dilakukan aplikasi fissure sealant
menggunakan brush dan pumis. Pumis harus memiliki kemampuan abrasif ringan,
tanpa ada pencampur bahan perasa, tidak mengangdung minyak, tidak mengandung
fluor, mampu membersihkan dan menghilangkan debris dan plak, serta memiliki
kemampuan poles yang bagus.
Prasita Naraswari
201211118 / B

2. Pembilasan dengan air yang bersih, tidak mengandung mineral, dan tidak
mengandung bahan kontaminan.
3. Isolasi gigi menggunakan cotton roll atau gunakan rubber dam.
4. Keringkan permukaan gigi selama 20-30 detik dengan udara.
5. Lakukan pengetsaan pada permukaan gigi. Lama pengetsaan tergantung petunjuk
pabrik. Jika jenis etsa yang digunakan adalah gel, maka etsa bentuk gel tersebut harus
dipertahankan pada permukaan gigi yang dietsa hingga waktu etsa telah cukup. Jika
jenis etsa yang digunakan adalah berbentuk cair, maka etsa bentuk cair tersebut harus
terus menerus diberikan pada permukaan gigi yang dietsa hingga waktu etsa telah
cukup.
6. Pembilasan dengan air selama 60 detik, dan keringkan dengan udara. Cek
keberhasilan pengetsaan dengan mengeringkannya dengan udara, permukaan yang
teretsa akan tampak lebih putih. Jika tidak berhasil, ulangi proses etsa. Letakkan
cotton roll baru dan keringkan dengan udara selama 20-30 detik.
7. Aplikasi bahan sealant. Untuk self curing polimerisasi akan terjadi selama 60-90 detik
sedangkan untuk light curing polimerisasi akan terjadi dalam 20-30 detik.
8. Evaluasi permukaan oklusal : cek oklusi dengan articulating paper serta lakukan
penyesuaian (spot grinding) bila terdapat kontak berlebih.

Surface Protection

Surface protection merupakan tindakan melapisi permukaan oklusal gigi dengan


menggunakan bahan tambal yang bersifat adesif seperti glass ionomer cement (GIC) yang
kaya fluor sehingga memiliki sifat anti karies dan mempunyai kemampuan mengalir
(flowable) agar pada email terjadi pematangan dengan terbentuknya ikatan fluorapatite yang
tahan asam. Berbeda dengan fissure sealant berbasis resin, surface protection dengan bahan
glass ionomer cement melakukan interaksi khusus dengan enamel gigi dengan melepaskan
kalsium, strontium, dan ion fluor yang bersifat kariostatik dan mengurangi perkembangan
karies pada daerah yang diberikan surface protection.

Manipulasi glass ionomer cement lebih mudah dibandingkan dengan manipulasi


fissure sealant berbasis resin, dan tidak diperlukan tahap pengetsaan pada permukaan gigi
oleh karena perekatannya yang melalui proses kelasi dari gugus karboksil dari poliasam
dengan kalsium di kristal apatit pada enamel dan dentin.

Dalam proses pengerasan harus dihindarkan dari saliva karena mudah larut dalam
cairan dan menurunkan kemampuan adhesi. Ikatan fisiko kimiawi antara bahan dan
permukaan gigi sangat baik sehingga mengurangi kebocoran tepi tumpatan.

Tujuan surface protection yaitu untuk mematangkan permukaan email yang baru erupsi, yang
masih banyak mengandung karbonat, melalui ikatan fluorapatite yang tahan asam serta
melindungi permukaan oklusal gigi yang ada fisur hitamnya yang rawan karies menjadi
ikatan floroapatite yang tahan asam.

Surface protection diindikasikan pada gigi yang baru saja erupsi atau belum erupsi
sempurna, gigi sulung, gigi dengan beban kunyah relatif ringan atau tidak besar, anak-anak
Prasita Naraswari
201211118 / B

dengan kemampuan memelihara oral hygiene rendah, pada insidensi karies tinggi, area yang
kontaminasinya sulit dihindari, dan pasien kurang kooperatif.

Surface protection dikontraindikasikan untuk gigi dengan permukaan oklusal fisur


dangkal yang tergerus oleh antagonisnya.

Tehnik aplikasi :

1. Bersihkan permukaan gigi yang akan diproteksi dengan butiran kapas yang di jepit
dengan pinset. Gunakan kapas kering dan diselingi butiran kapas basah untuk
mencuci. Lakukan paling tidak 2 kali atau hingga oklusal gigi cukup bersih dari debris
atau plak
2. Isolasi gigi yang akan diaplikasikan dengan cotton roll atau rubber dam, permukaan
oklusal dikeringkan dengan udara selama 20-30 detik.
3. Kemudian aplikasikan dentin kondisioner berupa asam poliakrilat selama 10-20 detik
(tergantung instruksi pabrik), tindakan ini guna menghilangkan plak dan pelikel serta
mempersiapkan semen untuk beradaptasi dengan baik dengan permukaan gigi dan
memberikan perlekatan yang bagus.
4. Pembilasan dengan air selama 60 detik setelah aplikasi dentin kondisioner, lalu
keringkan dengan udara selama 20-30 detik.
5. Aduk powder dan liquid sesuai dengan rasio yang telah ditentukan, aplikasikan glass
ionomer cement secara merata pada permukaan oklusal termasuk pit dan fissure
menggunakan plastis instrument.
6. Segera aplikasikan bahan varnish, yakni vaseline atau cocoa butter, setelah aplikasi
surface protection dilakukan.
7. Evaluasi permukaan oklusal : cek oklusi dengan articulating paper serta lakukan
penyesuaian (spot grinding) bila terdapat kontak berlebih.
8. Catat tindakan ke dalam formulir atau status kesehatan gigi anak atau pasien dan
instruksikan anak atau pasien untuk tidak makan atau minum selama 1 jam.

Kesimpulan

Perbedaan fissure sealant dan surface protection :

a) Fissure sealant berbahan resin untuk gigi permanen kekuatan kunyah besar, insidensi
karies rendah, gigi sudah erupsi sempurna, area bebas kontaminasi atau mudah
dikontrol, dan pasien yang kooperatif. Sedangkan surface protection berbahan GIC
untuk gigi sulung, beban kunyah ringan, gigi baru saja erupsi/belum erupsi sempurna,
area yang kontaminasinya sulit dihindari, dan pasien kurang kooperatif.
b) Tujuan utama fissure sealant yaitu agar terjadi penetrasi bahan ke dalam pit dan fisura
dan menutup daerah tersebut dari bakteri dan debris, sedangkan surface protection
untuk mematangkan permukaan email yang baru erupsi dan mengurangi
perkembangan karies dengan melepaskan kalsium, strontium, dan ion fluor.
c) Fissure sealant diperlukan etsa sedangkan surface protection tidak.
d) Polimerasi fissure sealant secara autopolimerisasi dan fotopolimerisasi. Sedangkan
surface protection yang sering digunakan bersifat autopolimerisasi.

Anda mungkin juga menyukai