Shofiatul Muazizah
P07125116025
Yogyakarta
2016/2017
1. Mengapa perawat gigi perlu mengenal budaya masyarakat?
Selain itu,dalam menghadapi masalah yang timbul,juga perlu upaya-upaya pemecahan yang
timbul dari masyarakat sendiri,sebagai contohnya dengan mengadakan penyuluhan yang melibatkan
tokoh-tokoh masyarakat itu (pendekatan terhadap tokoh masyarakat),hal ini tentu saja lebih efektif
karena dengan mengajak para tokoh masyarakat yang menjadi panutan,masyarakat bisa lebih
mengerti dan percaya.
UPACARA TRADISIONAL
Masyarakat Kabupaten Pekalongan, yang dikenal dengan sebutan kol SANTRI masih
memiliki budaya religi yang kental, terutama yang bernafaska Islam. Beberapa upacara
tradisional yang masih dilaksanakan oleh masyarakat Kabupaten Pekalongan yaitu di
antaranya adalah :
Tradisi daur hidup dilakukan oleh semua orang di dunia , sebab tradisi ini menyangkut
keselamatan dan harapan manusia dalam kehidupannya. Perbedaanya terletak padapemberian
penekanan antara keselamatan dan harapan. Penekanan ini tergantung pada keyakinan
masing-masing. Orang-orang Indonesia atau Asia Timur, biasanya lebih mengutamakan
keselamatan dalam kehidupannya yang tercermin dalam tradisi daur hidup, sedangkan orang-
orang barat lebih mengedepankan pengharapannya dari pada keselamatannya.
Daur hidup yang terpenting bagi manusia adalah kelahiran, perkawinan dan kematian,
dan hanya tiga hal inilah yang diperingati dengan pesta-pesta oleh orang-orang barat.
Kegiatan perta lebih diutamakan sebab mereka lebih mengedepankan pengharapan.
Masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Jawa lebih mengutamakan keselamatan dalam
kehidupan mereka, maka dalam memperingati daur hidup mereka lebih mementingkan
unsure religi. Oleh karena itu, pelaksanaan tradisi daur hidup tidak terbatas pada tradisi
kelahiran, perkawinan dan kematian, tapi lebih rinci lagi sesuai dengan perhitungan
tradisional tentang perubahan dalam serangkaian kehidupan manusia dari lahir hingga mati.
Dalam ranah Antropologi upacara tradisi daur hidup disebut juga ritus peralihan.
( Yulianti,Dewi; 2008)
Karena banyaknya upacara dan tradisi di Kabupaten Pekalongan maka penulis hanya
ankan mengangkat bagian tradisi daur hidup yaitu tradisi upacara Pangur.
Upacara Pasah Pangur merupakan upacara pada masa remaja ini masih dilaksanakan di
Kabupaten Pekalongan khususnya di kecamatan Kajen, Kesesi, Sragi dan Kandang Serang
sedangkan di derah Wiradesa, Wonokerto, Buaran, dan Tirto upacara tersebut sudah tidak
dilaksanakan oleh masyarakat.
Upacara Pasah Pangur, yaitu upacara memasah gigi supaya ujung-ujung gigi menjadi rapi.
Adapun perlengkapan upacara ini meliputi:
2. Perlengkapan Pangur yang terdiri dari Kain putih, wungkal pangur/ grenda untuk
meratakan dan menghaluskan gigi, catut atau tang untuk memotong gigi.
3. Sesaji berupa polo gumantung, polo kependem, dan nasi golong dengan lauk ikan
kali.
Setelah ditentukan hari untuk pelaksanaan upacara, orang tua segera menghubungi Juru
Pangur untuk memesan pelaksanaan upacara. Setelah ditentukan hari pelaksanaan, Juru
Pangur dating kerumah orang tua si Anak.
Sebelum upacara dimulai, anak yang akan di pangur dimandikan di kamar mandi atau
sumur. Remaja putrid didampingi oleh ibunya, sedangkan remaja putra didampingi oleh
bapaknya.
Setelah selesai mandi anak tersebut diserahkan pada Juru Pangur untuk segera
melaksanakan pangur. Pada pelaksanaan upacara ini orang tua menyerahkan sesaji berupa
jenjem weton anak, panggang ayam jantan, polo gumantung dan polo kependem, lauk pauk
ikan sungai dan kluban.
Pada pelaksanaan pasha pangur, anak duduk di kursi, diselimuti kain putih, kemudian
disuruh berkumur tiga kali dengan menggunakan air putih yang telah diberi mantera oleh
juru pangur. Setelah itu juru pangur melaksanakan tugasnya meratakan gigi anak yang
dipangur dengan alat catut sebagai pemotong gigi dan setelah itu menghaluskan gigi yang
sudah dipangur dengan wungkal atau grenda halus. Setelah menjalan kan pasha pangur
terdapat beberapa pantangan yang harus dihindari yaitu : tidak boleh makan dan minum yang
panas dan asam selama satu bulan dan tidak boleh mengumpat dan bicara tidak senonoh.
1. Gigi menjadi lebih sensitif karena di dalam dentin terdapat banyak ujung syaraf yang
sensitif terhadap pencetus rasa nyeri (misalnya: makanan yang terlalu panas atau
terlalu dingin)
2. Gigi menjadi lebih mudah keropos karena dentin lebih rapuh dibanding enamel jika
terkena asam yang ditimbulkan oleh proses pembusukan sisa-sisa makanan.
Ada salah satu hal yang harus diperhatikan oleh orang yang akan melakukan pengikiran
gigi. Gigi geligi memiliki beberapa lapisan, lapisan yang paling luar dan paling keras disebut
dengan enamel atau email gigi. Meskipun enamel atau email gigi merupakan lapisan yang
paling keras, namun jika lapisan enamel ini berkurang bahkan hilang, resiko besar yang akan
dialami oleh orang yang melakukan pengikiran gigi adalah bagian dalam gigi di balik enamel
gigi yaitu lapisan yang lebih lunak dari gigi akan mengalami keropos dan rusak jika terdapat
kandungan asam dari makanan atau minuman yang menempel pada gigi.
Hal yang paling menakutkan adalah jika melakukan pengikiran gigi adalah jika
pengikiran gigi sudah menipiskan bagian enamel gigi dan makin lama lapisan akan menjadi
lebih tipis lagi, dan akan sangat berbahaya jika kuman-kuman pada sisa-sisa makanan yang
menempel di gigi kemudian mulai memasuki bagian saraf yang terbuka karena lapisan gigi
yang telah terkikis. Efek yang sangat berbahaya, bukan hanya untuk kesehatan gigi dan mulut
namun juga untuk kesehatan tubuh secara keseluruhan.Tidak bisa dihindari juga, gigi yang
pada awalnya sehat menjadi lebih sensitif. Terkena makanan ataupun minuman yang panas
atau dingin lebih cepat terasa ngilu. Lebih mengerikan lagi jika gigi menjadi lebih mudah
keropos karena kandungan asam pada sisa makanan atau minuman yang menempel pada gigi,
gigi menjadi lebih cepat berlubang dan lama kelamaan akan rapuh.Pada umumnya, gigi geligi
yang lebih sering dipangur atau dikikir adalah gigi geligi bagian depan pada rahang atas. Gigi
geligi tersebut memliki fungsi estetika yang sangat mencolok apabila kita berbicara,
tersenyum, maupun tertawa. Oleh karena itu, tidak jarang orang melakukan pangur gigi atau
kikir gigi dengan tujuan agar pada saat berbicara, tersenyum, ataupun tertawa, gigi geligi
bagian depan rahang atas memiliki terlihat indah dan rapi.
Gigi geligi tersebut lebih sering kita kenal dengan sebutan gigi seri dan gigi taring. Gigi
geligi tersebut memiliki fungsinya masing-masing. Adapun gigi seri atau gigi insisif
berfungsi untuk membantu kita dalam memotong dan menggigit makanan sebelum kita
kunyah. Dan juga gigi taring atau gigi caninus mempunyai fungsi untuk memotong atau
mencabik makanan yang kita gigit sebelum kita mengunyah makanan tersebut.Jauh lebih
penting untuk memikirkan kesehatan gigi dan mulut, dan terlebih lagi kesehatan tubuh kita
secara keseluruhan daripada harus memotong bagian gigi yang selama ini sehat-sehat saja.
Karena efek yang sangat dikhawatirkan adalah jika kuman-kuman mulai memasuki jaringan
saraf melalui pori-pori gigi yang terkikis, dapat menyebabkan tubuh terserang berbagai
macam penyakit.
Memakai kawat gigi juga harus dengan dokter gigi yang sudah profesional atau yang
sudah spesialis ortodonti, agar gigi geligi yang telah dikawat dapat rapi sesuai dengan
keinginan kita.