NAMA KELOMPOK 15
FITHRIYYAH MUSTAKIM
MUHAMMAD TAUFIQURRAHMAN
SUMANTRI
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam ilmu kesehatan, komunikasi tidak bisa dipisahkan dengan peranan asisten
kesehatan sebagai petugas kesehatan. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari
kegiatan komunikasi.Sehingga sekarang ilmu komunikasi berkembang pesat. Salah satu
kajian ilmu komunikasi ialah komunikasi kesehatan yang merupakan hubungan timbal balik
antara tingkah laku manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan
penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut
atau partisipasi profesional dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat
kesehatan melaui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan timbal balik melalui
perubahan tingkah laku sehat ke arah yang diyakini akan meningkatkan kesehatan yang lebih
baik. Kenyataaanya memang komunikasi secara mutlak merupakan bagian integral dari
kehidupan kita, tidak terkecuali perawat, yang tugas sehari-harinya selalu berhubungan
dengan orang lain. Entah itu pasien, sesama teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya.
Maka komunikasi sangatlah penting sebagai sarana yang sangat efektif dalam memudahkan
perawat melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik. Komunikasi merupakan alat untuk
membina hubungan terapeutik karena komunikasi mencakup pencapaian informasi,
pertukaran pikiran dan perasaan.
Komunikasi selalu digunakan dan mempunyai peran yang penting dalam segala aspek
kehidupan manusia. Komunikasi adalah hubungan kontak antar dan antara manusia baik
individu maupun kelompok. Setiap saat manusia berpikir, bertindak dan belajar
menggunakan komunikasi. Kegiatan komunikasi dilakukan dalam berbagai macam situasi,
yaitu intra pribadi, antarpribadi, kelompok dan massa. Hal ini dapat diartikan bahwa
komunikasi dalam kehidupan sehari-hari disadari atau tidak disadari adalah bagian dari
kehidupan manusia itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Makalah
D.Manfaat Penulisan
1. Dapat memahami pengertian komunikasi asisten atau perawat gigi
2. Dapat memahami tujuan dan fungsi komunikasi dalam asisten
3. Dapat memahami karakteristik seorang asisten atau perawat gigi
4. Dapat memahami panduan interaksi antara asisten dengan klien
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris yaitu communication. Kata
coommuniication itu sendiri berasal dari bahasa latin “communication” yang artinya
pemberiahuan dan atau pertukaran ide, dengan pembicara mengharapkan
pertimbangan atau jawaban dari pendengarnya.
Komunikasi adalah suatu interaksi kita terhadap pasien yang interaksi itu
didalamnya terdapat informasi mengenai pemeriksaan atau keluhan
klien.melaluikomunikasi berarti melibatkan berbagai aktivitas fisik,psikis,dan social.
Pada proses pembentukan komunikasi dipengaruhi oleh perbedaan karakteristik
individual, sifat ,watak ,kepribadian,pengalaman pribadi,di usia ,pekerjaan,
pendidikan,latar belakang budaya social, ekonomi, pekerjaan ,pendidikan, agama, ras,
suku bangsa dan sebagainya.sedangkan asisten atau perawat merupakan anggota
integral dari tim kesehatan gigi, kompeten melalui pendidikan, pengalaman, dan
pemahaman perawatan pasien. Sebagai asisten gigi kita wajib memenuhi syarat untuk
melakukan tugas-tugas administratif, perawatan di dental chair, laboratorium, dan
radiologi prosedur, sesuai undang-undang yg berlaku.
3
B. Tujuan dan Fungsi Komunikasi dalam asisten atau perawat gigi
Komunikasi bertujuan untuk memudahkan,melancarkan, melaksanakan
kegiatan tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Artinya, dalam proses komunikasi.
Terjadi suatu pengertian yang diinginkan bersama sehingga tujuan lebih mudah
tercapai.
Misalnya :
Seorang perawat gigi memberikan informasi tentang karies pada gigi orang
dewasa dan memberikan solusi cara menghilangkan karies pada gigi.klien
menuruti apa yang disampaikan oleh asisten atau perawat dan merasakan
anfaatnya
Dalam kondisi tersebut, tampak adanya respon,tanggapan positif dari
komunikan sehingga terjadi persepsi yang sama antara asisten dengan klien atau
pasien..
Komunikasi berfungsi sebagai informasi,pendidikan dan untuk mendidik.
Komunikasi merupakan media untuk mentranformasikan ilmu dari pendidik kepada
klien. Informasi yang diberikan dapat berupa materi tertulis, penjelasan verbal di
kelas, atau demonstrasi ketrampilan di area praktek.
4
B. Profesional
Sebagai asisten atau perawat gigi harus memiliki sifat professional kita harus
memberikan pelayanan yang memuaskan agar klien atau pasien tidak
memandang sebelah mata. Sikap prefosional perawat itu harus memberikan
perasaan nyaman,terlindungi pada diri setiapa pasien yang sedang menalani
pemeriksaan dimana sikap ini juga merupakan kompensasi sebagai pemberi
layanan dan diharapkan menimbulkan perasaan puas pada diri klien atau
pasien.asisten juga harus memiliki sifat Good health, Good grooming,
Appropriate dress kepada pasien atau klien karena didalam pelayanan
kesehatan kita sebagai tenaga kesehatan harus memberikan keamanan serta
kenyamanan pasien agar pasien dapat memberikan keyakinan dan kepercayaan
bahwa asisten ini memiliki sifat yang profesional. Dan juga bertanggung
jawab terhadap suatu pekerjaan yang ia tekuni.
5
Menurut Ronger dalam Stuart GW (1998),ada beberapa karakteristik seorang perawat
asisten yang dapat memfasilitasi tumbuhnya hubungan yang terapeutik.karakteristik tersebut
antara lain :
1. Kejujuran
Kejuuran sangat penting dalam komunikasi terapeutik, karena tanpa adanya kejujuran
mustahil bisa terbina hubungan saling percaya. Seseorang akan menaruh kepercayaan
pada lawan bicara yang terbuka dan mempunyai respons yang tidak dibuat buat,
sebaliknya ia akan hatihati pada lawan bicara yang terlalu halus sehingga sering
menyembunyikan isi hatinya yang sebenarnya dengan kata-kata atau sikapnya yang
tidak jujur (Rahmat,j,1996)
2. Tidak membingungkan dan cukup ekspresif
Dalam berkomunikasi dengan klien, perawat gigi sebaiknya menggunakan kata-kata
yang mudah dimengerti oleh klien dan tidak berbelitbelit. Nonverbal perawat gigi
harus cukup ekspresif danharus sesuai denganverbalnya.
3. Bersikap positif
Bersikappositif terhadap apa sajayang dikatakan dan disampaikan klien lewat
nonverbalnya sangat penting baik dalam membina hubungan saling percaya maupun
dalam membuat rencana tindakan bersama klien.bersikap positif ini bisa ditujukan
dengan sikap yang hangat, penuh perhatian dan penghargaan terhadap klien.
4. Empati bukan simpati
Sikap empati sangat diperlukan, karena dengan sikap ini perawat gigi akan mampu
merasakan dan memikirkan permasalahan klien seperti yang dirasakan dan dipikirkan
klien. Seorang perawat gigi yang bersikap empati pada klien akan mampu
memberikan alternative pemecahan masalah bagi klien, karena sekalipun dia turut
merasakan permasalahannya yang dirasakan kliennya tetapi dia tidak larut dalam
Masalah tersebut sehingga perawatgigi dapat memikirkan masalah yang dihadapi
klien secara objektif.
5. Mampu melihat permasalahan dari kacamata klien
Dalam memberikan keperawatan gigi, perawat gigi harus berorientasi pada klien.
Karena itu untuk memecahkan masalah klien, perawat gigi harus mampu melihat
permasalahan tersebut dari sudut pandang klien. Untuk kemampuan ini perawat gigi
dituntut memiliki kemampuan activelistening dan kesabaran dalam mendengarkan
semua ungkapan klien.
6
6. Menerima klien apa adanya
Kemampuan untuk menerima klien apa adanya uga merupakansalahsatu
karakterisik dari seorang perawat gigi yang efektif.jika seseorang merasa
diterima maka dia akan merasa aman dalam menjalin hubungan
interpersonal(Sullivan, 1917 dalam Antai Otong,1995).
7. Sensitif terhadap perasaan klien
Sebelum seorang perawat gigi menjadi seorang konselor, sebaiknya dia
bertanya pada dirinya sendiri, “Apakah saya ini sudah sensitifterhadap
perasaan atau kebutuhan orang lain?” Tanpa kemampuan ini hubungan
terapeutik perawat gigi-klientidak akan terjalin dengan baik, karena jika
pada saat berkomunikasi perawat tidak sensitif terhadap perasaaan
kliennya bisa saja perawat gigi menyinggung perasaan klien.
8. Tidak mudah terpengaruh oleh masa lalu klien ataupun diri perawat sendiri
Salah satu karakteristik seorang perwat gigi yang efektif dan mampu
mempertahankan hubungan yang terapeutik dengan klien adalah tidak
mudah terpengaruh oleh masa lalu klien danmasa lalu dirinya sendiri.
Sesorang yang selalu menyesali tentang apa yang telah terjadi pada masa
lalu tidak akan mampu berbuat yang terbaik di hari ini. Seorang perawat
gigi seharusnya mampu membimbing klien untuk melupakan kejadian
yang menyakitkan di masa lalu dan menguatkan koping klien dala
menghadapimasalah yang dihadapi saat ini.
7 6
2. Tahap orientasi
Memberikan salam dan tersenyum pada klien
Melakukan validasi ( kognitif, psikomotor, efektif ) biasanya pada
pertemuan lanjutan memperkenalkan nama perawat.
Menanyakan nama panggilan kesukaan klien.
Menjelaskan peran perawat danklien.
Menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan.
Menjelaskan tujuan.
Menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan.
3. Tahap Kerja
Memberikan kesempatan kepada klien untuk bertanya.
Menanyakan keluhan utama/ keluhan yang mungkin berkaitan
dengan kelancaran pelaksanaan kegiatan.
Memulai kegiatan dengan cara baik
Melakukan kegiatan sesuai dengan rencana.
4. Tahap terminasi
Menyimpulkan hasil kegiatan :evaluasi proses dan hasil
Merencanakan tindak lanjut dengan klien.
Melakukan kontak untuk pertemuan selanjutnya ( waktu, tempat,
topic. )
Mengakhiri kegiatan dengan cara baik.
Berhadapan.
Mempertahankan kontak mata.
Tersenyum pada saat yang tepat.
Membungkuk kearah klien pada saat yang diperlukan.
memprtahankan sikap terbuka( tidak bersedekap, memasukkan tangan ke
kantung atau melipat kaki).
8
Contoh komunikasi antara asisten dengan pasien :
A. Fase Prainteraksi
a.Evaluasi Diri
1. perawat gigi mempunyai pengetahuan tentang keperawatan gigi
(pengetahuan tentang fissure sealant)
2. perawat gigi mengeksplorasi perasaan,harapan dan kecemasan
Memikirkan menghadapi pasien
3. memikirkan cara menghadapi pasien
b. menentukan tahapan hubungan
1. perawat gigi menentukan tuuan untuk dilakukan perawatan Fissure
Sealant
2. perawat gigi merencanakantindakan yang akan dilakukan
(mempersiapkan alat dan bahan Fissure sealant)
3. menentukan teknik observasi
4. mempersiapkan langkahlangkah prosedur yangakan dilakukan
B. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam kepada pasien ketika bertemu.
9
3. Mencari tau alasan klien datang
Prg : kalau boleh tau bapak apa keluhan utama datang ke klinik JKG?
Kien : Tidak ada keluhan pada gigi saya pak tetapi saya hanya ingin
memeriksa gigi saya seperti yang di anjurkan minimal 6 bulan sekali.
Prg : Bagus sekali, berarti ibapak sangat peduli pada kesehatan gigi dan
mulut
4. Menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan tindakan perawatan.
Prg : Apakah sebelumnya pernah melakukan perawatan gigi di klinik
atau di puskesmas?
Klien : pernah mbak.
Prg : apakah pernah melakukan penambalan gigi sebelumnya di
puskesmas, atau pernah melakukan tindakan pissure sealant oleh dokter
atau perawat gigi?
Klien : iya mbak, sebelumnya pada ketiga gigi geraham saya ini sudah
pernah melakukan penambalan. Tetapi saya belum pernah mendengar apa
yang di maksud fissure sealant. Saya tidak paham mbak.
Prg : ohh begitu yaaa bapak nanti akan saya berikan penjelasan sedikit
mengenai fissure sealant.
Klien : tidak mbak
Prg : baiklah, apakah anda suka makan makanan yang manis dan
lengket seperti caramel atau coklat?
Klien : sangat suka
Prg : apakah anda mrmiliki keseringan merokok?
Klien : tidak
Prg : apakah anda suka minum teh atau kopi?
Klien : suka
Prg : apakah anda pernah mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan
gigi dan mulut, misalnya saja ketika di sekolah, seminar, televisi ataupun
di pelayanan kesehatan?
Klien : pernah sewaktu saya masih SD dan saya juga pernah melihat
iklan-iklan di tv mengenai kesehatan gigi dan mulut.
10
C. Fase Kerja
1. Perawat sudah mempersiapkan segala sesuatu untuk melakukan
perawatan kepada pasien ( memakai masker, sarung tangan, dan
mencuci tangan dengan SOP serta alat dan bahkan perawatan )
2. Memberitahu pasien bahwa pemeriksaan gigi akan segera dimulai
dengan menanyakan kesiapan pasien.
Prg : ‘ saya akan memulai pemeriksaan, apakah bapak sudah
siap?
Klien : sudah mbak
Prg : saya akan memasangkan slaber atau celemek untuk
melindungi pakaian dari kotoran saat perawatan.
3. Melakukan Oral Diagnosa
Prg : maaf pak bisa buka mulutnya pak untuk melakukan
pemeriksaan?
Klien : tentu mbak
4. Menjelaskan hasil oral diagnosa kepada pasien
Prg : ‘’ setelah saya periksa gigi bapak sehat, tidak ada lobang
gigi, warna gigi, dan bentuk gigi yang bagus tapi saya melihat ada
beberapa gigi anda memiliki fissure yang cukup dalam. Fissure ini
merupakan bentuk permukaan bentuk permukaan gigi seperti parit-parit
kecil yang terdapat pada permukaan kunyah gigi bagian belakang atau
biasanya pada gigi gerahang bentuk fissure cukup dalam dapat
menyebabkan plak menempel di daerah tersebut dan sulit di bersihkan
dengan sikat gigi. Parit-parit ini rentang terkena karies yang
menyebabkan gigi yang lubang dan rusak. Untuk mencegah terjadinya
hal ini, dapat dilakukan suatu perawatan gigi, yaitu fissure sealant yang
bisa juga disebut dengan pit dan fissure sealant. Dengan perawatan ini,
fissure yang dalam akan di tutup dengan bahan tambal. Penutup fissure
adalah bahan yang memang dirancang sebagai pencegah karies di
fissure dan pit. Bagaiman apakah anda siap untuk melakukan perawatan
fissure sealant?
11
Klien : siap mbak
D. Fase Terminasi
Prg : Baiklah perawatan sudah selesai, saya sarankan agar anda
untuk tidak boleh berkumur, tidak boleh makan dan minum selama 30
menit agar bahan tambalan pada fossure dapat mresap ke dalam permukaan
gigi dengan sempurna. Biasakan untuk menyikat gigi minimal 2x sehari
yaitu sesudah makan pagi dan sebelum tidur malam. Sebisa mungkin untuk
mengkonsumsi makanan yang mengandung air dan serat seperti sayur-
sayuran dan buah-buahan. Kurangi makan –makanan yang
manis dan lengket seperti coklat dan permen. Jika mengunyah makanan
usahakan menggunakan bagian kanan dan kiri secara bergantian
untukmengurangi terjadinya karang gigi dan periksakan gigi secara rutin
minimal 6 bulan sekali.
Pasien : iya mbak, terima kasih atas sarannya.
Prg : iya sama-sama.saya akan melepaskan celemeknya.
Pasien : oh, silahkan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan perawat – klien adalah pengalaman belajar bersama dan
pengalaman perbaikan emosi klien. Dalam hal ini perawat memakai dirinya
dengan menggunakan berbagai teknik komunikasi agar perilaku klien berubah
kearah yang positif secara optimal. Agar perawat dapat berperan efektif, ia
harus menganalisa dirinya darinkesadaran diri, klarifikasi nilai, perassan dan
mampu menjadi model yang bertanggung jawab. Seluruh perilaku dan pesan
yang disampaikan erawat (verbal atau non verbal) hendaknya bertujuan untuk
klien.
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Nurhaeni, 2017. Etika profesi perawat Gigi & Hukum Kesehatan. Makassar ;
Poltekkes
https://www.google.com/amp/s/geotimes.co.id/opini/mengenal-
perawat/amp/#ampshare=geotimes.co.id/opini/mengenal-perawat/
Nurse-yusnil.blogspot.com
http://edoc.site/dialog-komunikasi-dlm-kepgigi-pdf-free.html
andra.blogspot.com
14
LAMPIRAN
15
16
17
18
19