Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DASAR KOMUNIKASI

Disusun oleh:

Kelompok 1

2A Lamongan

Yenny Aviyanti Nurfitriani (151911913002)

Winda Kumala Dewi (151911913003)

Ima Andia Farmesti (151911913062)

Nur Alfani (151911913075)

D3 KEPERAWATAN FAKULTAS VOKASI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehinga dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Konsep Dasar Komunikasi” . Makalah ini kami susun dalam rangka memenuhi tugas mata
kuliah Komunikasi Keperawatan .

Dalam menyusun makalah ini, kami mengumpulkan bantuan dari berbagai layanan
internet. Oleh karena itu, kami menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
guna menyempurnakan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan dapat bermanfaat untuk pembaca.

Lamongan, 28 Januari 2020

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... ii


Daftar isi ............................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Maalah........................................................................................... 1
1.3 Tujuan........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi ........................................................................... 3
B. Tujuan Komunikasi.................................................................................. 4
C. Elemen Komunikasi................................................................................. 5
D. Proses Komunikasi................................................................................... 7
E. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi................................................ 8
F. Model Komunikasi................................................................................... 10

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan...................................................................................................... 15
Daftar Pustaka....................................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak bisa lepas dari kegiatan komunikasi. Sehingga
sekarang ilmu komunikasi bisa berkembang pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi antara lain
komunikasi kesehatan (keperawatan) yang merupakan hubungan timbal balik antara tingkah
manusia masa lalu dan masa sekarang dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa
mengindahkan perhatian pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut atau penelitian
profesional di program yang membantu memperbaiki kesehatan lebih besar tentang hubungan
timbal balik melalui perubahan tingkah laku sehat ke arah yang ditingkatkan akan meningkatkan
kesehatan yang lebih baik.

Kenyataaanya memang, komunikasi tak terpisahkan dari kehidupan kita, tidak terkecuali
perawat, yang bertugas sehari-hari selalu berhubungan dengan orang lain. Entah itu pasien,
sesama teman, dengan atasan, dokter dan sebagainya. Maka komunikasi penting sebagai sarana
yang sangat efektif dalam membantu perawat mengatur peran dan fungsinya dengan baik.

Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan individu-individu yang terkait


dengan orang lain dan dunia di sekitarnya. Proses dimana orang yang bekerja dalam organisasi
saling mentransmisikan informasi dan menginterpretasikan arti.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari kominikasi?


2. Apa saja tujuan dari komunikasi?
3. Bagaimana elemen komunikasi?
4. Bagaimana proses komunikasi?
5. Apa faktor yang mempengaruhi komunikasi?
6. Apal saja model komunikasi?

1
1.3 Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini :

1. Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi.


2. Untuk mengetahui tujuan dari komunikasi.
3. Untuk mengetahui elemen komunikasi
4. Untuk mengetahui proses komunikasi
5. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi komunikasi
6. Untuk mengetahui model komunikasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komunikasi Keperawatan

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communicare – communicatio dan


communicatus yang berarti suatu alat yang berhubungan dengan sistem penyampaian dan
penerimaan berita, seperti telepon, telegraf, radio, dan sebagainya. Beberapa pengertian
komunikasi disampaikan oleh beberapa ahli berikut.

Chitty (1997) mendefinisikan komunikasi adalah tukar-menukar pikiran, ide, atau


informasi dan perasaan dalam setiap interaksi. Jurgen Ruesch (1972) dalam Chitty (1997)
menjelaskan bahwa komunikasi adalah keseluruhan bentuk perilaku seseorang secara sadar
ataupun tidak sadar yang dapat memengaruhi orang lain tidak hanya komunikasi yang diucapkan
dan ditulis, tetapi juga termasuk gerakan tubuh serta tanda-tanda somatik dan simbol-simbol.

Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam aktivitas menejer keperawatan dan
sebagai bagian yang selalu ada dalam proses menejemen keperawatan tergantung pada posisi
struktur organisasi.
Dari beberapa definisi di atas, secara sederhana komunikasi dapat diartikan sebagai suatu
proses pertukaran, penyampaian, dan penerimaan berita, ide, atau 3informasi dari seseorang ke
orang lain. Komunikasi adalah pertukaran keseluruhan perilaku dari komunikator kepada
komunikan, baik yang disadari maupun tidak disadari, ucapan verbal atau tulisan, gerakan,
ekspresi wajah, dan semua yang ada dalam diri komunikator dengan tujuan untuk memengaruhi
orang lain. Komunikasi adalah proses yang dinamis serta selalu berubah sesuai dengan situasi
dan kondisi lingkungan yang senantiasa berubah.Dalam berkomunikasi, diperlukan ketulusan
hati antara pihak yang terlibat agar komunikasi yang dilakukan efektif. Pihak yang
menyampaikan harus ada kesungguhan atau keseriusan bahwa informasi yang disampaikan
adalah penting, sedangkan pihak penerima harus memiliki kesungguhan untuk memperhatikan
dan memahami makna informasi yang diterima serta memberikan respons yang sesuai. 3

3
B. Tujuan Komunikasi Keperawatan4

Berdasarkan beberapa pengertian/definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa ecara umum


tujuan komunikasi sebagai berikut.

 Menyampaikan ide/informasi/berita Kalau kita melakukan komunikasi dengan orang lain,


tujuan utamanya adalah sampainya atau dapat dipahaminya apa yang ada dalam pikiran
kita atau ide kita kepada lawan bicara. Dengan demikian, ada satu kesamaan ide antara
apa yang ada dalam pikiran komunikator dan komunikan. Contoh kegiatan keperawatan
yang relevan sebagai berikut:. Komunikasi perawat kepada pasien saat menjelaskan
kondisi pasien, menyampaikan diagnosis keperawatan, rencana tindakan, prosedur
tindakan,atau menyampaikan hasil dari tindakan yang telah dilakukan.

 Memengaruhi orang lain Komunikasi yang kita lakukan kepada orang lain secara kita
sadari ataupun tidak kita sadari akan memengaruhi perilaku orang lain. Secara sadar, jika
kita berkomunikasi untuk tujuan memotivasi seseorang, kita berharap bahwa orang yang
kita motivasi akan melakukan hal sesuai dengan yang kita inginkan. Secara tidak kita
sadari, jika pada saat kita memotivasi menunjukkan wajah yang serius, kita akan
membuat lawan bicara antusias untuk mendengarkan dan memperhatikan apa yang
disampaikan kepada dirinya. Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut:
Komunikasi perawat kepada pasien saat memberikan motivasi untuk memelihara
kesehatan serta melakukan budaya hidup sehat melalui pengaturan pola makan yang
sehat dan olah raga teratur.

 Mengubah perilaku orang lain Komunikasi bertujuan mengubah perilaku, maksudnya jika
kita bicara dengan seseorang yang berperilaku berbeda dengan norma yang ada dan kita
menginginkan. Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut.:

Komunikasi yang dilakukan perawat pada saat akan mengubah keyakinan dan perilaku pasien
yang tidak baik atau bertentangan dengan kesehatan serta dengan keyakinan dan perilaku yang
mendukung kesehatannya.

 Memberikan pendidikan Dalam kehidupan sehari-hari, banyak komunikasi terjadi dengan


tujuan memberikan pendidikan, misalnya komunikasi orang tua dengan anaknya,
4
guru/dosen dengan murid/mahasiswa, perawat dengan kliennya, dan lain-lain.
Komunikasi ini dilakukan dengan tujuan agar lawan bicara (komunikan)
memperoleh/mencapai tingkat pengetahuan yang lebih tinggi dan menunjukkan hal yang
lebih baik dari sebelumnya. Contoh kegiatan keperawatan yang relevan sebagai berikut.:

Komunikasi yang dilakukan perawat saat memberikan pendidikan atau penyuluhan kesehatan
kepada pasien tentang pencegahan penularan penyakit, memberikan pendidikan tentang
pertolongan di rumah pada anggota keluarga yang sakit demam berdarah, dan lain-lain yang
tujuannya meningkatkan pengetahuan agar lebih baik dari sebelumnya.

 Memahami (ide) orang lain Komunikasi antara dua orang atau lebih akan efektif jika
antara komunikator dan komunikan saling memahami ide masing-masing dan mereka
saling berusaha untuk memberi makna pada komunikasi yang disampaikan atau
diterima.5

C. Elemen Komunikasi Keperawatan

DeVito (1997) menjelaskan bahwa komunikasi adalah suatu proses yang terdiri atas
komponen-komponen/elemen-elemennya saling terkait. Setiap elemen dalam komunikasi saling
berhubungan satu dengan yang lain dan elemen yang satu mendahului elemen lain yang terkait.
Taylor, Lillis, LeMone (1989), dan DeVito (1997) mengidentifikasi bahwa untuk
berlangsungnya komunikasi yang efektif, ada lima elemen utama, yaitu (a) komunikator
(sender), (b) informasi/pesan/berita, (c) komunikan (reciever), (d) umpan balik (feedback), dan
(e) atmosfer/konteks.

1. Komunikator (sender) :

Komunikator adalah orang atau kelompok yang menyampaikan pesan/ide/informasi


kepada orang/pihak lain sebagai lawan bicara. Komunikator berarti sumber berita/informasi atau
disebut informan, yaitu sumber/asal berita yang disampaikan kepada komunikan. Seorang
komunikator beraksi dan bereaksi secara utuh meliputi fisik dan kognitif, emosional, dan
intelektual.

2. Informasi/pesan/berita:
5
Pesan adalah keseluruhan yang disampaikan oleh komunikator, disadari atau tidak
disadari, secara langsung atau tidak langsung. Pesan yang disadari adalah segala ucapan (bahasa
verbal) yang disampaikan komunikator secara sengaja dan sudah dipersiapkan. Pesan yang tidak
disadari adalah pesan yang muncul beriringan atau bersamaan dengan pesan yang yang
disampaikan pada saat komunikator berbicara.

3. Komunikan (reciever):

Komunikan adalah orang atau sekelompok orang yang menerima pesan yang
disampaikan komunikator. Komunikan yang efektif adalah komunikan yang bersikap kooperatif,
penuh perhatian, jujur, serta bersikap terbuka terhadap komunikator dan pesan yang
disampaikan.

4. Umpan balik:

Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya (Clement dan
Frandsen, 1976, dalam DeVito, 1997). Umpan balik bisa berasal dari diri sendiri ataupun orang
lain. Umpan balik dari diri sendiri, misalnya, jika kita menyampaikan pesan melalui bicara, kita
akan dapat secara langsung mendengar apa yang kita sampaikan. Umpan balik dari orang lain
adalah umpan balik yang datang dari lawan bicara. Bentuk umpan balik yang diberikan, antara
lain anggukan, kerutan dahi, senyuman, gelengan kepala, interupsi pembicaraan, pernyataan
setuju atau tidak setuju, dan lain-lain. Umpan balik dapat berupa verbal ataupun nonverbal. Agar
terjadi umpan balik yang baik, harus bersifat jujur, sesuai dengan konten (isi pesan) yang
disampaikan, dan bagian dari solusi merupakan hasil proses berpikir, tidak bersifat subjektif, dan
disampaikan dalam waktu yang tepat.

5. Atmosfer/konteks:

Atmosfer adalah lingkungan ketika komunikasi terjadi terdiri atas tiga dimensi, yaitu
dimensi fisik, sosial-psikologis, dan temporal yang mempunyai pengaruh terhadap pesan yang
disampaikan. Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi 6dan saling memengaruhi satu
dengan lainnya. Perubahan dari salah satu dimensi akan memengaruhi dimensi yang lain.
Dimensi fisik adalah lingkungan nyata (tangible), dapat berbentuk ruang atau bangsal, dan segala
komponen yang ada di dalamnya. Dimensi sosial-psikologis meliputi tata hubungan status di

6
antara pihak yang terlibat dan aturan budaya masyarakat ketika mereka berkomunikasi. Yang
termasuk dalam konteks ini adalah persahabatan atau permusuhan, lingkungan formal atau
informal, serta situasi yang serius atau tidak serius. Dimensi temporal (waktu) adalah mencakup
waktu ketikakomunikasi terjadi. Pilihan waktu yang tepat dapat mencapai efektivitas komunikasi
yang dilakukan.

D. Proses Konunikasi Keperawaran

Proses komunikasi merupakan urutan atau tahap-tahapan yang kompleks meliputi


gagasan (idea generation), pengolahan data oleh komunikator (encoding), serta menyalurkan
(transmitting) melalui channels, receiving, decoding, understanding, and responding, yang
merupakan suatu siklus yang selalu berulang7

Proses komunikasi ini berkembang menurut teori / model antara lain

 Model Shannon and Weaver

Claude Shannon and Warren Weaver mengembangkan model ini dalam lima elemen yaitu :

1. Sumber informasi (information source), yang menghasilkan sebuah pesan.

2. Sebuah transmitter, yang meng encode (merubah) pesan jadi sinyal.

3. Saluran (channel), dimana sinyal disesuaikan unruk pengiriman.

4. Sebuah penerima (receiver), yang meng 'decodes' (reconstructs) membentuk


kembali) pesan dari sinyal.

5. Tujuan (destination), dimana pesan tiba.

 Model David Berlo (1960)

David Berlo melibatkan empat elemen yaitu : sumber (S=sender), pesan (M=message), saluran
(C=channel) dan penerima (R=receiver). Sifat dan kualitas komunikasi ditentukan oleh
karakteristik keempat elemen itu :

1. Kemampuan berkomunikasi, pengetahuan, sikap dan sistem sosial dari sumber

7
2. Ciri-ciri pesan yang menentukan keefektifannya adalah struktur, isi, kode, dan
perlakuan.

3. Saluran berbeda yang dapat dipakai bisa jadi lebih atau jadi kurang efektif bagi
komunikasi adalah melihat, mendengar, menyentuh merasa dan mencium.

4. Ciri-ciri penerima adalah pengetahuan, kemahiran berkomunikasi, sikap, dan


latarbelakang budaya.

E. Faktor Yang Mempengaruhi Komunikasi

Secara umum, faktor yang memengaruhi komunikasi dapat ditinjau dari proses
komunikasi dan elemen komunikasi. Ada lima faktor utama yang memengaruhi komunikasi
ditinjau dari elemen komunikasi, yaitu faktor komunikator, pesan/informasi, komunikan, umpan
balik, dan atmosfer. Bacalah dengan cermat mengapa elemen-elemen dalam komunikasi menjadi
faktor utama yang memengaruhi efektivitas komunikasi.

1. Komunikator

Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan. Seorang komunikator harus


menunjukkan penampilan yang baik, sopan dan menarik, serta berwibawa dan tidak sombong. Di
samping itu, harus mempunyai pengetahuan yang memadai , menguasai materi, dan memahami
bahasa yang digunakan lawan (language mastery). Hal ini penting karena salah satu hambatan
dalam komunikasi keperawatan adalah adanya ketidak sesuaian bahasa yang digunakan antara
pasien dan perawat ataupun keluarga pasien. Penguasaan bahasa ini penting untuk menghindari
terjadinya salah tafsir dalam komunikasi keperawatan.

2. Pesan/informasi

Pesan yang bersifat informatif dan persuasif akan mudah diterima dan dipahami daripada
pesan yang bersifat memaksa. Pesan yang mudah diterima adalah pesan yang sesuai dengan
kebutuhan komunikan (relevan), jelas (clearly), sederhana atau tidak bertele-tele, dan mudah
dimengerti (simple).

8
3. Komunikan

Komunikan adalah seseorang yang menerima pesan dari komunikator. Seorang


komunikan harus mempunyai penampilan atau sikap yang baik, sopan, serta tidak sombong.
Seorang komunikan yang berpenampilan acak-acakan berarti tidak menghargai diri sendiri dan
orang lain. Demikian pula jika komunikan tampak sombong/angkuh, akan memengaruhi
psikologis komunikator yang berdampak pada tidak efektifnya pesan yang disampaikan.

4. Umpan balik

Komunikasi efektif jika komunikan memberi umpan balik yang sesuai dengan pesan
yang disampaikan. Umpan balik ini penting bagi komunikator karena sebagai salah satu tolok
ukur keberhasilan komunikasi. Mengerti atau tidaknya komunikan terhadap isi pesan yang
disampaikan oleh komunikator dapat dilihat dari bagaimana komunikan memberikan umpan
balik.

5. Atmosfer

Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan lingkungan yang kondusif


(condisive) dan nyaman (comfortable). Lingkungan yang kondusif, yaitu lingkungan yang
mendukung berlangsungnya komunikasi efektif. Dalam dimensi fisik lingkungan nyaman, yaitu
lingkungan yang tenang, sejuk, dan bersih sehingga kondusif dalam mencapai komunikasi yang
efektif. Dalam dimensi sosial-psikologis, komunikasi yang kondusif adalah komunikasi yang
dilakukan dengan penuh persahabatan, akrab, dan santai. Sementara itu, dalam dimensi temporal
(waktu), komunikasi yang dilakukan dengan waktu yang cukup dan tidak tergesa-gesa
memungkinkan ercapainya tujuan komunikasi yang efektif.

F. Model Komunika

1. Model Stimulus-Respons (S-R)

Model Stimulus-Respons adalah komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh
disiplin psikologi, khususnya yang beraliran behavioristik. Dalam konsep yang fokusnya pada
lingkungan, pada dasarnya setiap kejadian yang kita alami selalu terdapat stimulus dan respon.

9
Kejadian yang ada menuntut kita untuk menerjemahkan kedalam proses pikir kita berupa proses
belajar dengan menggunakan komunikasi intrapersonal dimana dalam jiwa manusia terdiri atas
kumpulan bermacam-macam tanggapan yang terbentuk karena adanya stimulus dan respon.

Stimulus Respons (S-R), Kebutuhan akan pemenuhan sebuah tuntutan tersebut


menjadikan seseorang mengadakan suatu interaksi yang mendorong individu untuk melihat
apakah ada perbedaan yang nyata atau tidak antara kebutuhan dari suatu situasi dan sumber daya
dari seseorang baik biologis, psikologis, atau system soasial dan dari sinilah awal timbulnya
suatu ketegangan, dimana penyebab ketegangannya adalah suatu kejadian atau rangkian
peristiwa yang terjadi. Klien yang mendengar akan dilakukan pemeriksaan fisik oleh karena
penyakitnya, dia akan bertanya-tanya alat yang digunakan itu apa, bagaimana caranya, apa yang
dilakukan, dimana tempatnya, berapa biayanya, siapa yang melakukannya, dan sebagainya.
Kegiatan atau keadaan yang dialami tersebut direspon sebagai ancaman atau sesuatu yang
membahayakan diri klien sehingga menimbulkan perasaan tegang yang disebut stressor.

Bila seorang perawat mendapati seorang klien dalam keadaan tegang, wajah murung, dan
reaksi menunjukkan kesakitan akibat luka operasi yang baru dijalaninya, lalu seorang perawat
menginginkan klien agar tidak kesakitan (tujuan baik) maka seorang perawat mendekat dan
bertanya, “apa yang membuat bapak tampak tegang dan bereaksi seperti orang kesakitan, “ dan
klien merasa kesakitan karena adanya luka operasi, perawat kan mengajari theknik
menghilangkan respons nyeri serta berkolaborasi dengan dokter untuk memberikan obat anti
nyeri.

Selanjutnya, klien yang merasa tindakan perawat akhirnya dapat menurunkan respon
nyeri yang dirasakan mengucapkan “terimakasih” atas pelayanan yang diberikan dan perawat
merasa puas atas tindakannya yang bisa menurunkan respon nyeri pada klien sehingga klien
tidak murung lagi, wajah tampak berseri-seri dan rileks. Kesemuaannya itu dapat kita
prediksikan bahwa seseorang yang berbuat baik akan dibalas dengan kebaikan sebaliknya apa
bila kita berbuat kejelekan akan di balas dengan kejelakan dan bahkan sangat menyakitkan.
Demikian bisa di simpulkan bahwa dalam model S-R hanya di butuhkan 2 instrumen yaitu
Perawat-Klien atau Klien-Perawat. Itulah pola S-R

10
2. Model Aristoteles

Model ini adalah model komunikasi yang paling klasik, sering juga di sebut Model
Retoris( Rhetorical Model) yang kini lebih di kenal dengan Komunikasi Publik( Public speaking)
atau pidato. Semua bentuk komunikasi public melibatkan persuasi inti dari model Aristoteles ini
sebagai komunikasi Persuasi di mana berisi suatu anjuran untuk melakukan dan
mengimplementasikan suatu kegiatan sesuai dengan isi pesan. Untuk itu harus di pesrsiapkan
siapa yng menyampaikan (etos-kepercayaan pada si penyampai pesan), argument yang di
persiapkan (logos,logika dalam pndapat), dan bagaiman membawa dan memainkan emosi
khalayak untuk tertarik pada isi pesan (pathos-emosi khalayak). Faktor-faktor yang memainkan
peran dalam menetukan efek persuasi suatu pidato meliputi isi, susunannya, dan cara
penyampainnya.

Model Aristoteles, menurut Aristoteles dalam Mulyana D (2006) mengemukkan bahwa


dalam komunikasi persuasi dan perubahan perilaku merupakan tujuan yang paling utaman
sehingga di perlukan perandan menyadari peran khalayak pendengan. Persuasi berlangsung
melalui khalayak ketika mereka diarahkan oleh pidato itu ke dalam suatu keadaan emosi tertentu.
Dengan demikian di perlukan kiat-kiat untuk bisa menarik perhatian public.

Tiga unsur utama dalam model Aristotel adalah sebagai berikut:

 Pembicara (speaker)

 Pesan ( Message)

 Pendengar (Listener)

Dengan demikian, model ini terkesan sangat simple dan spatis. Saat seseorang berbicara,
pesannya akan berjalan kepada khalayak, dan khalayak mendengarkan

3. Model Lasswell

Model ini umunya digunakan dalam komunikasi massa. Sumber informasinya didapat
banyak dari media massa. Di mana banyak propaganda-propaganda yang belum tentu tingkat

11
kebenarannya tinggi. Perlu adanya pakar-pakar untuk menganalisa dan mengawasi yang akan di
sampaikan sebelum di konsumsi publik.

Lasswell 1948, dalam Mulyana D (2006), mengemukakan tiga fungsi komunikasi :


pertama, pengawasan lingkungan yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya
dan peluabg dalam lingkungan ; kedua, korelasi berbagai bagaian terpisah dalam masyarakat
yang merespon lingkungan; ketiga transmisa warisan sosial dari suatu generasi ke generasi
lainnya.

Model Lasswell, tidak semua komunikasi bersifat dua arah dengan suatu aliran yag lancar
dan umpan balik terjadi anatar pengirim pesan dan penerima pesan. Dangan demikian model
tersebut mengisyaratkan bahwa dari satu saluran dapat membawa pesan. Unsur sumber (who)
merangsang pertanyaan mengenai pengendalian pesan (misalnya oleh “penjaga gerbang”.)
sedangkan unsur pesan (says what) merupakan bahan untuk analisi isi. Saluran komunikasi (to
whom) dikaitak dengan analisi khalayak, sementara unsur pengaruh (with what effect) jelas
berhubungan dengan studi mengenai akibat yang ditimbulkan pesan komunikasi massa pada
khalayak pembaca,npendengar atau pemirsa.

4 Model Shannon dan Weaver

Prinsip dari model Claude Shannon dan Warenn Weaver (1949) dalam Buku The
Mathematical Theory of Communication menitik beratkan pada hal-hal yang berkaitan dengan
keakuratan sebuah pesan. Prinsip tersebut mengatakan bahwa sebuah pesan yang akan di terima
oleh penerima pesan sangat di pengaruhi oleh semua infrastruktur yang mendukung. Pesan akan
di terima oleh penerima pesan dengan baik mana kala semua perangkat yang mendukung
memberi kontribusi baik serta berfungsi dengan baik. Model ini juga sering di sebut model
Mathematis atau model teori informasi yang mempunyai pengaruh paling kuat atas model dan
teori komunikasi lainnya

5 Model Schramm

Model ini memberikan gambar proses komunikasi dari yang sederhana sampaiyang
kompleks. Dengan menhagadirkan tiga model yaitu: sumber(source), pesan(message), dan
sasaran(destination). Dari ketiga perangkat tersebut proses komunikasi sudah mampu di jalankan

12
dengan baik oleh karena sudah terjadi pemindahan sinyal dari sumber pemberi sinyal ke sasaran
yang itu penerima sinyal. Model ini terkesan sangat sederhana sejkali karena hanya berorentasi
pada penyampaian sinyal saja, tanpa memperhatikan sisi lainnya dan mengesampingkan unsur
lainnya, yang terpenting inti sinyal sudah di komunuikasikan pada sasaran. Model ini mirip
dengan model yang di gagas oleh Aristoteles. Sumber bertindak juga sebagai pemberi
pesan(encoder) dan sasaran(destination) bertindak sebagai penerima.

Seorang Mahasiswa Keperawatan yang akan megomunikasikan sebuah tindakan


keperawatan semestinya tidak menggunakan bahasa-bahasa medis pada pasien. Sebisa mungkin
bahasa yang digunakan bahasa yang sederhana namun tidak mengurangi arti dari bahasa
tersebut, sebagi contoh untuk melakukan pemeriksaan fisik dengan pengukuran suhu badan
semestinya seorang siswa cukup mengatakan kepada klien dengan “ Mari Bu, Kami periksa
panas badannya dengan menggunakan alat ini, yang di letakkan di ketiak ibu!”. Coba kita
bandingkan bagaimana perasaan pasien ketika mahasiswa berkata “ Mari Bu, Kami observasi
suhu badannya!”. Sekilas hal tersebut tidak begitu masalah, akan tetapi bagaimana pun tingkat
pemahaman pasien menjadi rujukan ketikan petugas kesehatan berkomunikasi dengan
masyarakat awam atau pasien

6. Model Newcomb

Model ini memandang komunikasi dari perspektif psikologi sosial. Dalam pandangan
model ini, pesan yang disampaikan akan di tangapi baik dan buruk tergantung bagaiman
penerima pesan menganggap. Menurut Mulyana D 2007 model ini mengingatkan kita akan
diagram jaringan kelompok yang dibuat oleh para psikolog sosial dan merupakan formulasi awal
mengenai konsistensi kognitif.

7. Model Berlo

Model ini di temukan pada tahun 1960 oleh David K.Berlo. Model ini lebih dikenal
sebagi model SMCR yaitu kepanjangan dari Source (sumber),Message (pesan), Channel
(saluran), Reseifer (penerima). Berlo juga menjelaskan bahwa sumber adalah pihak yang
menciptakan suatu pesan dalam bentuk apapun. Pesan adalah terjemahan akan sesuatu, baik
dalam bentuk bahasa ataupun isyarat. Saluran adalah lintasan yang menjadi perantara atau
13
penghubung antara sumber dan penerima, lalu penerima adalah pihak yang menjadi objek atau
tujuan komunikasi. Dalam model ini Berlo juga mengenalkan istilah penyandi (Encoder) dan
penyandi balik (Decoder) dalam proses komunikasi. Encoder berfungsi menunjukkan maksud
dari sumber mengenai pesan yang ingin di berikan kepada penerima. Dalam model ini Berlo juga
menjelakan bahwa ada beberapa factor pribadi yang dapat memengaruhi proses komunikasi
seperti keterampilan komunikasi, pengetahuan, system sosial, serta lingkungan sumber dan
penerima. Salah satu kelebihan model adalah model yang tidak di batasi pada komunikasi public
dan komunikasi massa saja, namun juga komunikasi antar pribadi dan berbagai bentuk
komunikasi tertulis.

8 Model DeFleur

Model ini merupakan suatu model perluasan dari model-model yang sudah ada,
khususnya model Shannon dan Weiver, dengan menambahkan perangkat media massa( mass
medium device) dan perangkat umpan balik (feetback device). Menurut DeFleur,
sumber(source), pemancar(transmitter), penerima( receiver), dan sasaran(destination) adalah
sebagai fase-fase yang terpisah dari komunikas massa. Sebagai contoh ketika seorang berbicara,
ia akan memilih kata-kata yang menyatakan makna denotatif dan konotatif lalu merumuskan
makna tersebut kedalam suatu.

BAB III
PENUTUP

14
Komunikasi merupakan proses kompleks yang melibatkan individu-individu yang terkait
dengan orang lain dan dunia di sekitarnya. Proses dimana orang yang bekerja dalam organisasi
saling mentransmisikan informasi dan menginterpretasikan arti.

Faktor yang memengaruhi komunikasi dapat ditinjau dari proses komunikasi dan elemen
komunikasi. Ada lima faktor utama yang memengaruhi komunikasi ditinjau dari elemen
komunikasi, yaitu faktor komunikator, pesan/informasi, komunikan, umpan balik, dan atmosfer.

Proses komunikasi merupakan urutan atau tahap-tahapan yang kompleks meliputi


gagasan (idea generation), pengolahan data oleh komunikator (encoding), serta menyalurkan
(transmitting) melalui channels, receiving, decoding, understanding, and responding, yang
merupakan suatu siklus yang selalu berulang15

DAFTAR PUSTAKA

Jurnal Komunikasi, ISSN 1907-898X Volume 9, Nomor 2, April 2015

15
NurseLine Journal Vol. 1 No. 1 Mei 2016: 55-61

16

Anda mungkin juga menyukai