OLEH :
KELOMPOK 10 :
1. ANNISA SURURI (203310684)
2. ISRA HAYATI OKTAVI L.(213310728)
3. NABILA ADINA PUTRI (213310731)
4. VIRA ALIA PUTRI (213310746)
5. WANGI LARA HATIKA S. (213310747)
Segala puja hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat
limpahan karunia nikmatNya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
PENYULUHAN ANTI KORUPSI TENTANG STRATEGI DAN RENCANA AKSI
PEMBERANTASAN KORUPSI ” dengan lancar. Penyusunan makalah ini dalam
rangka memenuhi tugas Mata Pelajaran “ PBAK ” dengan dosen Ibu
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari
berbagai pihak. Untuk itu saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya
dalam menyelesaikan makalah ini.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
untuk masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………….………………..i
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………………..1
A. Latar Belakang ………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………….2
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………….2
BAB II PEMBAHASAN ………………………………………………………….3
A. Pengertian Penyuluhan Anti Korupsi …………………………3
B. Tahap -Tahap Pengorganisasian Penyuluhan ………………..…..4
C. Metode Dan Media Penyuluhan ………………………………4
D. Evaluasi Hasil Penyuluhan ……………………………………5
E. Laporan Kegiatan Penyuluhan ………………………………..5
F. Penanganan Konflik Yang Muncul Dalam Penyuluhan ……..9
G. Keselamatan Kerja K3 Dalam Penyuluhan …………………10
H. Strategi Nasional Dan Rencana Aksi Pencegahan Dan Pemberantasa korupsi
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………….13
A. Kesimpulan ………………………………………………..13
B. Saran ………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..14
Iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara ini kaya raya, tetapi rakyatnya miskin karena korupsi tak
berkesudahan. Saat ini korupsi sudah sampai pada tingkatan terendah sekalipun dan
akan selalu ada di suatu negara. Mengapa demikian? Hal ini tidak bisa dijawab secara
sederhana mengapa korupsi terus berkembang demikian masif. Korupsi terjadi pada
semua aspek kehidupan masyarakat sehingga sangat sulit untuk diberantas. Seperti
benang kusut yang sulit diurai. Banyak strategi dan upaya dilakukan untuk
memberantas korupsi, tetapi perlu diingat bahwa strategi tersebut harus disesuaikan
dengan konteks masyarakat maupun organisasi yang dituju.
Dengan kata lain, setiap negara, masyarakat, maupun organisasi harus mencari
strategi yang tepat untuk mencari pemecahannya. Untuk melakukan pemberantasan
korupsi yang sangat penting sekali diingat adalah karakteristik dari berbagai pihak
yang terlibat serta lingkungan tempat mereka bekerja. Di dalam Rencana Strategi
Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi, ada enam (6) strategi nasional
yang telah dirumuskan guna mewujudkan tata kepemerintahan yang bersih dari
korupsi dengan didukung kapasitas pencegahan dan penindakan serta penanaman nilai
budaya yang berintegritas.
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Penyuluh Antikorupsi adalah agen perubahan yang turut serta bersama KPK
memberantas korupsi melalui kegiatan penyuluhan antikorupsi. Tindak pidana
korupsi adalah musuh utama bangsa Indonesia dan terjadi dari tahun ke tahun, hal ini
dapat memudarkan kepercayaan atau nasionalitas masyarakat dan saat itulah maka
kedaulatan negara dapat jumlah kasus dan jumlah tersangka apabila dibandingkan dari
tahun 2015 hingga 2017, tercatat hanya 454 kasus korupsi ditangani sepanjang 2018
dan 1.087 tersangka, dengan menyebutkan nilai kerugian negara menurun pada 2018,
dari tahun sebelumnya, meskipun apabila ditinjau dari segi tren mengalami
peningkatan. Berdasarkan data yang rilis ICW, jumlah kerugian Negara sebesar Rp
5,6 triliun, selain itu jumlah suap senilai Rp 134,7 miliar, dan untuk pungutan liar
nilainya adalah Rp 6,7 miliar, dan jumlah pencucian uang sebesar Rp 91 miliar.
Tindak pidana korupsi juga telah mengguncang kepercayaan pemerintahan di daerah,
termasuk pada masyarakat Kabupaten Jombang, hal ini terjadi setelah terjadi
penangkapan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap Bupati Kabupaten
Jombang.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Bupati Jombang (Nyono
Suharli Wihandoko) sebagai tersangka dalam kasus suap terkait perizinan pengurusan
jabatan di Pemkab Jombang. NSW diduga menerima suap dari Plt Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten Jombang Inna Silestyanti (Kristian Erdianto, 2018), padahal
sebelumnya telah ada program pencegahan praktik
korupsi yang terus dilakukan Pemkab Jombang. dengan menggandeng Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK) berupa sosialisasi (Z Arivin., 2018). Sosialisasi ini
seharusnya ditindaklanjuti dengan melibatkan masyarakat sebagai tanggung jawab
sosial kemasyarakatan dalam kehidupan bermasyarakat dengan menjadi teladan (role
model) atas usaha mencegah dan menentang korupsi yang dapat digunakan sebagai
strategi dan rencana aksi pemberantasan korupsi dan integritas serta nilai-nilai
antikorupsi. Di sisi yang lain, mengapa santri dapat berperan dalam pencegahan
korupsi, hal ini sesuai dengan kunjungan KPK di Ponpes (Humas KPK, 2019), selain
3
itu Kabupaten Jombang juga dikenal dengan kota wali karena terdapat pondok-
pondok pesantren besar yang memiliki reputasi terpercaya, yakni pondok pesantren
Tambak Beras, pondok pesantren Denanyar, pondok pesantren Tebuireng, Pondok
Pesantren Darul Ulum dan pondok pesantren lainnya. Pondok-pondok pesantren
tersebut membawahi beberapa lembaga pendidikan mulai dari sekolah dasar sampai
dengan universitas, dan salah satu pondok pesantren yang dikenal memiliki figur
berintegritas yang layak dijadikan teladan dan sekaligus Presiden
Contoh :
LAPORAN KEGIATAN
PENYULUHAN PENDIDIKAN BUDAYA ANTI KORUPSI
DI WILAYAH LINGKUNGAN SD NEGERI GUDANGKOPI I
5
1.1 LATAR BELAKANG
Pendidikan diyakini merupakan kunci masa depan bangsa. Peningkatan
intelektualitas, kecerdasan emosi dan penanaman karakter menjadi salah satu
prasyarat keberhasilan pengembangan sumber daya manusia indonesia.Kualitas
sumber daya manusia yang tinggi merupakan modal utama pembangunan untuk
mencapai kesejathteraan bangsa. Dalam hal ini pendidikan anti korupsi juga
merupakan pendidikan penting yang harus ditanamkan sejak dini.
Pendidikan anti korupsi perlu ditanamkan sejak dini, fokus awalnya adalah
siswa dikenalkan dengan memahami moral dan nilai lokal kemudian pengenalan
norma-norma atau nila yang danut di sosial kemasyarakatan.
Pendidikan yang dapat disampaikan kepada anak bisa dalam bentuk
pengenalan karakter, mencontohkan perilaku yang baik sesuai moral dan nilai.
Selanjutnya agar siswa diharapkan mampu menerapkan karakter moral tersebut
dalam kehidupannya sehari-hari.
Sebagai bekal hidup agar sukses di masa depan, membangun
karakter/kejujuran sejak dini karena usia SD merupakan pendidikan formal
pertama yang masih berpikir operasional/konkret. Umur 7-11 tahun, anak sudah
mulai berpikir transformasi reversible (dapat dipertukarkan) dan kekalahan.
Mereka dapat mengerti adanya perpindahan benda, mulai dapat membuat
klasifikasi, namun pada dasarnya masih pada hal yang konkret. Anak sudah
dapat mengerti persoalan sebab akibat. Oleh karena itu, dalam penanaman nilai
pun sudah dapat dikenalkan suatu tindakan dengan akibat yang baik dan tidak
baik. Pendidikan anti korupsi ditanamkan sejak dini agar memperbaiki kualitas
moral untuk mencapai terbentuknya Indonesia bebas korupsi.
Ada beberapa alasan mengapa pendidikan anti korupsi harus diberikan di
jenjang sekolah dasar. Diantaranya adalah :
Sudah mulai adanya kompetensi. Mulai timbulnya kepentingan pribadi
yang bersinggungan dengan kepentingan orang lain, sehingga adanya
kompetensi yang kurang sehat antar siswa, yang seharusnya dapat dihindari
apabila adanya pengawasan terus menerus dalam penerapan nilai yang
sesuai norma yang telah ada di masyarakat.
Pembelajaran afektif hanya sebatas kognotof saja belum diaplikasikan
6
sehingga siswa tidak membiasakan diri berperilaku baik dan benar.
Sekolah tidak menerapkan aturan yang jelas dan konsisten. Peraturan yang
dibuat hendaknya berdasarkan kesepakatan bersama sehingga siswa merasa
ikut serta membuat dan bertanggungjawab langsung atas tindakannya.
Kurangnya keteladanan dari lingkungan (orangtua, guru, orang dewasa di
sekitar, media, dll). Keteladanan dari oranf di sekitar sangat membantu
dalam proses penanaman nilai atau budi pekerti yang diharapkan untuk
dapat diterapkan dalam kegiatan mereka sehari-hari.
Siswa belum mendapatkan informasi dan sosialisasi tentang anti korupsi.
Untuk tingkat sekolah dasar, siswa diharapkan mengenal terlebih dahulu
nilai yang diyakini akan dapat melawan tindakan korupsi.
Dari latar belakang diatas pendidikan budaya anti korupsi dirasa cukup
penting diberikan kepada siswa Sekolah Dasar agar dapat menanamkan nilai-
nilai anti korupsi sejak dini dan dapat mengamalkannya dikehidupan sehari-hari.
1.2 TEMPAT/WAKTU KEGIATAN/PESERTA
a. Tempat : SDN GUDANGKOPI I
b. Waktu Kegiatan : 29 Oktober 2018/10.00 WIB
c. Peserta : Anak Kelas VI
1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Tanggungjawab
6. Kerja Keras\
8
7. Sederhana
8. Berani
PENUTUP
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
karuniaNya kami dapat menyelesaikan tinjauan tugas penyuluhan ini. Shalawat dan
salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta
keluarga dan sahabat beliau, amin.
Penyuluhan mengenai Pendidikan Budaya Anti Korupsi telah di lakukan di
wilayah Sekolah dasar Negeri Gudangkopi I pada tanggal 29 Oktober 2018, peserta
merupakan siswa kelas VI SDN Gudangkopi I
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada guru dan
Kepala Sekolah SDN Gudangkopi I yang telah memberikan kesempatannya untuk
memberikan Pendidikan Budaya Anti Korupsi untuk siswa kelas 6.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam tinjauan kepustakaan ini
banyak terdapat kejanggalan dan kekurangan. Oleh karenanya penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna perbaikan tinjauan kepustakaan ini.
DOKUMENTASI
F. PENANGANGAN KONFLIK YANG MUNCUL DALAM PENYULUHAN
1) Identifikasi Kebutuhan :
Lokasi tempat penyuluhan yang aman
Penanggung jawab lokasi
Fasilitas penunjang K3
Tempat dan jalur evakuasi
Akses sesuai kondisi dan lokasi
2) Safety Briefing :
Menyiapkan materi informasi tentang K3 pada lokasi penyuluhan
Menjelaskan secara umum kepada peserta tentang langkah K3 ketika
terjadi keadaan darurat
Menjelaskan secara teknis langkah K3 ketika terjadi keadaan darurat
(oleh PJ Lokasi)
10
Menanyakan tanggapan singkat dari peserta untuk memastikan
pemahaman
3) Pemantauan :
Pemantauan situasi dan kondisi lokasi penyuluhan Hasil pemantauan
situasi dan kondisi dicatan dengan menggunakan checklist
Melakukan langkah antisipasi apabila terjadi potensi keadaan darurat
4) Laporan :
Catatan hasil penerapan K3 pada pelaksanaan penyuluhan antikorupsi
Laporan penerapan K3 disusun dan didokumentasikan
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
14