Anda di halaman 1dari 16

KEPERAWATAN JIWA

ASUHAN Add your idea here

KEPERAWATAN PADA
GANGGUAN CITRA
Add your idea here

TUBUHDOSEN PENGAMPU :
Heppi Sasmita, S.Kp M.Kep, Sp.Jiwa
Add your idea here Add your idea here
1.DINDA PUTRI AZURA 213310721
2.FHATHIN FURAIZA BRAHMITA 213310723

ANGGOTA 3.ISRA HAYATI OKTAVIA LISNI 213310728


4.KHANEISYA SAUDANA 213310729
5.RAISA FITRI 213310738

KELOMPOK 6.SAID AGIL BARAIROH


7.YASIRLI AMRINA
213310741
213310749

5
A. KONSEP CITRA TUBUH

Beberapa hal terkait citra tubuh antara lain:


1. Fokus individu terhadap bentuk fisiknya.
Citra tubuh merupakan sikap individu
2. Cara individu memandang dirinya
terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun
berdampak penting terhadap aspek psikologis
tidak sadar, meliputi performance, potensi tubuh,
individu tersebut.
fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan tentang
3. Citra tubuh seseorang sebagian dipengaruhi
ukuran tubuh dan bentuk tubuh. Citra tubuh
oleh sikap dan respon orang lain terhadap
dapat mempengaruhi bagaimana cara individu
dirinya, dan sebagian lagi oleh eksplorasi
mempersepsikan tubuhnya, baik secara sadar
individu terhadap dirinya.
maupun tidak sadar yang meliputi ukuran,
4. Gambaran yang realistis tentang menerima
fungsi, penampilan, dan potensi tubuh berikut
dan menyukai bagian tubuh akan memberi
bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh
rasa aman serta mencegah kecemasan dan
adalah kumpulan sikap individu, baik yang
meningkatkan harga diri.
disadari ataupun tidak yang ditujukan terhadap
5. Individu yang stabil, realistis dan konsisten
dirinya.
terhadap citra tubuhnya dapat mencapai
kesuksesan dalam hidup.
B . ETIOLOGI

Berbagai faktor menunjang terjadinya perubahan dalam


Ketika seseorang mengalami gangguan konsep diri seseorang. Penyebab terjadinya Gangguan
citra tubuh, maka akan berdampak pada Citra Tubuh dalam Standar Diagnosa Keperawatan
orang tersebut mengisolasi diri dari Indonesia (SDKI) yaitu:
kelompoknya. Dia akan cenderung 1. Perubahan struktur/bentuk tubuh misalnya amputasi,
menyendiri dan menarik diri. Gangguan trauma, luka bakar, obesitas, jerawat
citra diri dapat berisiko terjadi isolasi 2. Perubahan fungsi tubuh misalnya proses penyakit,
sosial yaitu menarik diri. Isolasi sosial kehamilan, kelumpuhan
menarik diri adalah gangguan kepribadian 3. Perubahan fungsi kognitifnya
yang tidak fleksibel pada tingkah laku 4. Ketidaksesuaian budaya, keyakinan atau sistem nilai
yang maladaptive, mengganggu fungsi 5. Transisi perkembangan
seseorang dalam hubungan sosial 6. Gangguan psikososial
(Prabowo,2016). 7. Efek tindakan/pengobatan misalnya pembedahan,
kemoterapi, terapi radiasi
 
C.MANIFESTASI KLINIS

Pasien dengan gangguan estra tubuh dapat diketahui bila


menunjukkan Tanda dan gejala menurut (SDKI) sebagai
berikut:
1. Mastektomi
2. Amputasi
3. Jerawat
4. Perut atau luka bakar yang terlihat
5. Obesitas
6. Hiperpigmentasi pada kehamilan
7. Gangguan psikiatrik
8. Program terapi neoplasma
9. Alopecia chemically induced
 
Menurut Riyadi (2015), citra tubuh normal adalah persepsi individu yang
dapat menerima dan menyukai tubuhnya sehingga bebas dari ansietas dan harga
dirinya meningkat. Gangguan citra tubuh adalah persepsi negatif tentang tubuh
yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan,
makna dan obyek yang sering berhubungan dengan tubuh.

Stressor pada tiap perubahan, yaitu:


D. KLASIFIKASI 1. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit.
2. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan, daerah
pemasangan infuse.
CITRA TUBUH 3. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disertai dengan
pemasanagn alat di dalam tubuh.
4. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.
5. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan.
6. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah,
pemasangan alat pada tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik,
pemeriksaan tanda vital, dll).
E. TANDA DAN GEJALA

Menurut SDKI, tanda dan gejala gangguan citra tubuh antara lain:
1. Tanda dan Gejala Mayor
• Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh
• Kehilangan bagian tubuh
• Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang

2. Tanda dan Gejala Minor
• Tidak mau mengungkap kecacatan/kehilangan bagian tubuh
• Mengungkapkan perasaan negatif tentang perubhan tubuh
• Mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain
• Mengungkap perubahan gaya hidup
• Menyembunyikan/menunjukkan bagian tubuh secara berlebihan
• Menghindari melihat dan/atau menyentuh bagian tubuh
• Fokus berlebihan pada perubahan tubuh
• Respon nonverbal pada perubahan dan persepsi tubuh
• Fokus pada penampilan dan kekuatan masa lalu
• Hubungan sosial berubah
Citra tubuh dalam diri seseorang dapat muncul dikarenakan
terdapat faktor yang mempengaruhinya. Menurut Mellina citra
F. FAKTOR – FAKTOR tubuh seseorang muncul dengan dipengaruhi oleh beberapa
faktor berikut :
YANG MEMPENGARUHI 1.Self esteem
2.Perbandingan dengan orang lain
CITRA TUBUH 3.Bersifat dinamis
4.Proses pembelajaran
G. PATHWAY
ASKEP GANGGUAN CITRA TUBUH

A. Pengkajian
Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa berupa faktor presipitasi, penilaian stressor, sumber koping
yang dimiliki pasien. Setiap melakukan pengajian,tulis tempat pasien dirawat dan tanggal dirawat isi pengkajian
meliputi:
1. Identitas pasien.
Meliputi nama pasien, umur, jenis kelamin,status perkawinan, agama, tanggal MRS, informan, tanggal
pengkajian , No Rumah pasien dan alamat pasien.
2. Keluhan utama/ Alasan masuk rumah sakit
Keluhan biasanya berupa menyendiri (menghindar dari oraglain), komunikasi kurang atau tidak ada, berdiam
diri dikamar,menolak interaksi dengan orang lain, tidak melakukan kegiatansehari - hari, dependen
3. Faktor predisposisi.
Meliputi Kehilangan , perpisahan , penolakan orang tua ,harap an orang tua yang tidak realistis ,kegagalan /
frustasi berulang, tekanan dari kelompoksebaya; perubahan struktur sosial. Terjadi trauma yang tiba
tibamisalnya harus dioperasi , kecelakaan, dicerai suami , putus sekolah, PHK, perasaan malu karena sesuatu
yang terjadi (korban perkosaan , dituduh kkn, dipenjara tiba-tiba) perlakuanorang lain yang tidak menghargai
pasien/ perasaan negatifterhadap diri sendiri yang berlangsung lama.
4. Aspek Fisik / Biologis
Meliputi hasil pengukuran tanda vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh pasien.
5. Aspek Psikososial
Meliputi : Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
6. Konsep diri:
• Citra tubuh Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yang
telah terjadi atau yang akan terjadi. Menolak penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatip tentangtubuh. Preokupasi
dengan bagia tubuh yang hilang ,mengungkapkan keputus asaan, mengungkapkan ketakutan.
• Identitas diri : Ketidak pastian memandang diri , sukar menetapkankeinginan dan tidak mampu mengambil keputusan.
• Peran Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses menua, putus sekolah, PHK
• Ideal diri : Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi.
• Harga diri : Perasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalahterhadap diri sendiri, gangguan hubungan
sosial ,merendahkan martabat , mencederai diri, dan kurang percaya diri. Pasien mempunyai gangguan /
hambatandalam melakukan hubunga social dengan orang lainterdekat dalam kehidupan, kelempok yang diikutidalam
masyarakat.
• Status Mental
• Kontak mata pasien kurang/tidak dapat mepertahankan kontak mata, kurang dapat memulai pembicaraan, pasien suka
menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan perawat.
• Mekanisme Koping Pasien : Apabila mendapat masalah takut atau tidak maumenceritakan nya pada orang orang
lain( lebih sering menggunakan koping menarik diri).
• Aspek Medik
• Terapi yang diterima pasien bisa berupa therapyfarmakologi ECT, Psikomotor, therapy okupasional,TAK , dan
rehabilitas
B. Diagnosa
Data Objektif dan data subjektif pasien Data Subyektif :
1) Data Objektif : a. Nafsu makan tidak ada.
a. Mengurung diri b. Sulit tidur
b. Dari hasil pemeriksaan dokter, pasien c. Pasien suka mengeluh nyeri di dada.
mengalami goncanganemosi d. Pasien mengeluh sesak nafas.
c. Hilangnya bagian tubuh e. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak
d. Perubahan anggota tubuh baik bentuk puas dengan hasil operasi
maupun fungsi. f. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak
e. Menyembunyikan atau memamerkan berfungsi.
bagian tubuh yangterganggu. g. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak
f. Menolak melihat bagian tubuh. berharga,keputusasaan.
g. Aktifitas sosial menurun. h. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
i. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap
bagiantubuh yang terganggu.
Diagmosa yang muncul : Gangguan citra
j. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang
tubuh b.d perubahan struktur/bentuk tubuh
terjadi.
(amputasi) (SDKI, D.0083, Hal: 186)
k. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
C. PERENCANAAN

1) Tujuan
Dalam waktu 1x24 jam setelah dilakukan kegiatan Promosi
Citra Tubuh (SIKI hal: 359) masalah Gangguan Citra Tubuh
mengenai persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi 2) Intervensi
fisik individu diharapkan ekspektasinya meningkat (SLKI, L. (SIKI, hal 459)
09067 hal: 19) dengan kriteria hasil: Intervensi Utama:
 Melihat, Menyentuh, Verbalisai Kecacatan,Verbalisasi -Promosi Citra Tubuh
kehilangan bagian tubuh : Meningkat (skor: 5) Intervensi Pendukung:
 Verbalisasi perasaan negative tentang perubahan tubuh, -Dukungan penampilan peran
Verbalisasi kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang -Edukasi perawatan diri
lain, Verbalisasi perubahan gaya hidup, Menyembunyikan -Edukasi Teknik adaptasi
bagian tubuh berlebihan, Menunjukkan bagian tubuh -Kontrak perilaku positif
berlebihan, Fokus pada bagian tubuh, Fokus pada -Manajemen stress
penampilan masa lalu, Fokus pada kekuatan masa lalu: -Promosi kepercayaaan diri
Menurun (skor: 5)
 Respon non verbal pada perubahan tubuh, Hubungan
social: Membaik (skor:5)
3) Tindakan

SIKI, I. 09305, hal: 359 Observasi


1.Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
2.Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin dan umur terkait citra tubuh
3.Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi social
4.Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
5.Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
 
Terapeutik
1.Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
2.Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
3.Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh
4.Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
5.Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh
 
Edukasi
1.Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
2.Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
3.Latih fungsi tubuh yang dimiliki
4.Latih peningkatan penampilan diri
5. Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok
 
SIKI, I. 09310, hal: 369 Observasi
1.Identifikasi ungkapan verbal dan non verbal yang tidak sesuai
2.Identifikasi masalah potensial yang dialami
 
Terapeutik
1.Gunakan Teknik mendengar aktif mengenai harapan pasien
2.Diskusikan kekuatan yang dimiliki (SWOT) serta hal yang penting (SMART)
3.Diskusikan rencana mencapai tujuan yang diharapkan
4.Diskusikan rencana perubahan diri
5.Motivasi berfikir positif dan berkomitmen dalam mencapai tujuan
6.Motivasi tetap tenang saat menghadapi masalah dengan kemampuan yang dimiliki
7.Motivasi efektifitas keputusan yang dibuat dalam mempengaruhi atau memperbaiki penilaian
8.Libatkan anggota keluarga dalam pencapaian tujuan
 
Edukasi
1.Anjurkan mengevaluasi cara pemecahan masalah yang dilakukan
2.Ajarkan pemecahan masalah dan situasi yang sulit

Kolaborasi
1. Kolaborasi dengan tim keperawatan spesialis dalam memodifikasi intervensi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai