Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

GANGGUAN CITRA TUBUH

Diajukan untuk Memenuhi salah satu Tugas Mata kuliah Keperawatan jiwa

Dosen Pengampu : Saryomo, S,Kep.,Ns.,M.Si

Disusun Oleh :

Reval Gunawan F

C2114201096

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2023
A. Konsep Dasar Penyakit
1. Definisi

Citra tubuh mencakup sikap individu terhadap tubuhnya sendiri,


teermasuk penampilan fisik, struktur dan fungsinya (Alimul, 2012). Menurut
Sutejo (2016), Citra tubuh adalah gambaran yang dimiliki seseorang dalam
pikirannya tentang penampilan tubuhnya serta sikap yang dibentuk seseorang
tentang perubahanperubahan dari tubuhnya. Jadi citra tubuh ini terdapat dua
komponen yaitu komponen tentang bagaimana persepsi diri sendiri memandang
tubuhnya dan yang dipersepsikan.

Citra tubuh adalah pandangan atau persepsi tentang diri sendiri, bukan
penilaian orang lain terhadap dirinya. Sikap seseorang terhadap tubuhnya dapat
sadar dan tidak sadar mencakup persepsi perasaan tentang ukuran dan bentuk
fungsi, penampilan dan potensi tubuh saat ini. Gambaran diri berhubungan erat
dengan kepribadian, cara individu memandang diri berdampak pada
aspekpsikologisnya, individu yang berpandang realistis terhadap diri sendiri,
menerima, menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman, percaya diri dan
terhindar dari rasa cemas dan selain itu dapat meningkatkan rasa harga diri (Stuart
G. W dan Sundeen, 2016)

2. Faktor Predisposisi
1) Biologi
Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat atau sakit. Stresor fisik atau jasmani yang lain seperti suhu
dingin atau panas, rasa nyeri atau sakit, kelelahan fisik, lingkungan yang
tidak memadai.
2) Psikologi
Penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain dan ideal diri yang tidak realistis. Stressor
lainnya adalah konflik, tekanan, krisis dan kegagalan.

3) Sosio kultural
Faktor sosio kultural yang mempengaruhi seperti peran, gender,
tuntutan peran kerja, harapan peran budaya, tekanan dari kelompok sebaya
dan perubahan struktur sosial.
4) Perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh.
5) Proses patologik penyakit dan dampaknya terhadap struktur maupun
fungsi tubuh.
6) Prosedur pengobatan seperi radiasi, transplantasi, kemoterapi.
7) Faktor predisposisi gangguan harga diri.
8) Penolakan dari orang lain.
9) Kurang penghargaan.
10) Pola asuh yang salah
11) Kesalahan dan kegagalan yang berulang.
12) Tidak mampu mencapai standar yang ditentukan.

3. Faktor Presipitasi

Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari
luar individu terdiri dari :

1. Operasi seperti mastektomi, amputasi, luka operasi


2. Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa tidak
adekuat melakukan peran atau melakukan peran yang bertentangan dengan
hatinya atau tidak merasa cocok dalam melakukan perannya.
3. Perubahan ukuran dan bentuk, penampilan atau fungsi tubuh.
4. Perubahan fisik yang berkaitan dengan tumbuh kembang normal.
5. Prosedur medis dan perawatan
4. Penilaian Stressor

Stressor yang dapat menyebabkan Gangguan Citra Tubuh:


a) Perubahan ukuran tubuh berat badan yang turun akibat penyakit
b) Perubahan bentuk tubuh tindakan invasif, seperti operasi, suntikan daerah
pemasangan infuse.
c) Perubahan struktur sama dengan perubahan bentuk tubuh disrtai dengan
pemasanagn alat di dalam tubuh.
d) Perubahan fungsi berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.
e) Keterbatasan gerak, makan, kegiatan.
f) Makna dan obyek yang sering kontak penampilan dan dandan berubah,
pemasangan alat pada tubuh klien (infus, fraksi, respitor, suntik,
pemeriksaan tanda vital, dll).

5. Sumber Koping
Ada beberapa ahli yang mengemukakan mengerai sumber koping citra
tubuh. Salah satunya adalah Cash (2000) yang mengemukakan adanya lima
sumber koping citra tubuh, yaitu:
a. Appearance Evaluation (Evaluasi Penampilan), yaitu penilaian individu
mengenai keseluruhan tubuh dan penampilan dirinya, apakah menarik
atau tidak menarik, memuaskan atau tidak memuaskan.
b. Appearance Orientation (Orientasi Penampilan), perhatian individu
terhadap penampilan dirinya dan usaha yang dilakukan untuk
memperbaiki dan meningkatkan penampilan dirinya.
c. Body Areas Satisfaction (Kepuasan terhadap Bagian Tubuh), yaitu
kepuasan individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, seperti wajah,
rambut. payudara, tubuh bagian bawah (pinggul, pantat, kaki), tubuh
bagian tengah (pinggang, perut), dan keseluruhan tubuh.
d. Overweight Preocupation (Kecemasan Menjadi Gemuk), yaitu
kecemasan menjadi gemuk, kewaspadaan individu terhadap berat badan,
melakukan diet ketat, dan membatasi pola makan.
e. Self-Clasified Weight (Persepsi terhadap Ukuran Tubuh), yaitu persepsi
dan penilaian individu terhadap berat badannya, mulai dari kekurangan
berat badan sampai kelebihan berat badan.

6. Mekanisme Koping

Dalam kehidupan sehari-harinya, individu menghadapi pemgalaman yang


mengganggu ckuibrium kognitif dan afektifnya. Individu dapat mengalami
perubahan hubungan dengan orang lain dalam harapannya terhadap diri sendiri
dengan cara negative. Munculnya ketegangan dalam kehidupan mengakibatkan
perilaku pemecah masalah (mekanisme koping) yang bertujuan untuk meredakan
ketegangan tersebut.
Klien gangguan konsep diri menggunakan mekanisme kopingyang dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu koping jangka pendek dan koping jangka
panjang.
a) Koping jangka pendek
Karakteristik koping jangka pendek:
 Aktivitas yang dapat memberikan kesempatan lari sementara krisis.
Misalnya menonton televise, kerja keras, olahraga berat.
 Aktivitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara, misalnya
ikut kegiatan social politik, agama.
 Aktivitas yang memberi kekuatan atau dukungan sementara terhadap
konsep diri, misanya aktivitas yang berkompetensi yaitu pencapaian
akademik atau olahraga.
 Aktivitas yang mewakili jarak pendek untuk membuat masalah identitas
menjadi kurang berarti dalam kehidupan, misalnya penyalah gunaan zal.

b) Koping jangka panjang


Koping jangka panjang dikategorikan dalam penutupan identitas dan
identitas negative.
 Penutupan identitas : Adopsi identitas premature yang diinginkan oleh
orang yang penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan,
aspirasi dan potensi individu.
 Identitas negative : Asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat
diterima oleh nilai-nilai dan harapan masyarakat.
 Mekanisme pertahanan ego Mekanisme pertahanan ego yang sering
dipakai adalah:
o Fantasi, kemampuan menggunakan tanggapan- tanggapan yang sudah
ada (dimiliki) untuk menciptakan tanggapan baru.
o Disposiasi, respons yang tidak sesuai dengan stimulus Isolasi,
menghindarkan diri dari interaksi dengan lingkungan luar.
o Prijeksi, kelemahan dan kekurangan pada diri sendiri dilontarkan pada
orang lain.
o Displacment, mengeluarkan perasaan-perasaan yang tertekan pada
orang lain yang kurang mengancam dan kurang menimbulkan reaksi
emosi.

7. RENTANG RESPON

8. RENCANA TINDAKAN

Data Objektif:
 Perubuahan aktual struktur anatomi
 Secara sengaja menyembunyikan tubuh
 Kehilangan bagian tubuh
 Tidak melihat bagian tubuh

Data Subjektif:
 Perasaan negatif tentang tubuh
 Ketakutan terhadap reaksi orang lain
 Fokus pada penampilan di masa lalu

Tujuan :
 Klien dapat melihat bagian payudara pascaoperatif

Kriteria Hasil :
 Mengembangkan peningkatan kemauan untuk melihat keadaan diri.
 Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan diri.
 Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan dan kehilangan.
 Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.
 Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.
 penampilan

9. Analisis Jurnal Metode Picot


Judul jurnal:
“FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN CITRA TUBUH
(BODY IMAGE) PADA PASIEN POST OPERASI MASTEKTOMI DI RSUP
DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO MAKASSAR”

Problem:
Setiap tahunnya penderita karsinoma mammae cenderung meningkat dan
merupakan penyakit kanker yang sering menjadi penyebab kematian pada wanita
Karsinoma mammae sering memberi kesan menakutkan terutama bila ditemukan
pada wanita berusia lebih dari 40 tahun. Hal ini sesuai dengan frekuensi
karsinoma mammae yang relative tinggi dibandingkan dengan kanker yang lain
seperti kanker rahim, kanker kufit, dan kanker paru (Tambunan, 2007).

Intervention:
"Gambaran dari citra tubuh atau body image adalah persepsi seseorang
mengenai penampilan fisik dirinya sendiri. Orang dengan citra tubuh yang buruk
akan mempersepsikan dirinya sebagai orang yang tidak memiliki penampilan
yang menarik atau buruk, sedangkan orang yang memiliki citra tubuh yang baik
akan bisa melihat bahwa dirinya menarik baik bagi dirinya sendiri ataupun orang
lain, atau setidak- tidaknya akan menerima dirinya upa adanya. Persepsi mengenai
citra tubuh bukan hal yang objektif atau merupakan opini dari orang lain,
seseorang dengan citra tubuh yang buruk bisa saja secara fisik menurut orang lain
cantik dan menarik, dan seseorang dengan citra tubuh yang baik bisa saja
merupakan orang yang dianggap tidak menarik secara fisik oleh orang lain
(Thompson, 2001).

Comparation:
"Tidak ada perbandingan dalam jurnal ini"

Outcome:
"Hasil analisis data dengan menggunakan uji Chi-square menunjukan
responden dengan dukungan keluarga baik sebanyak 16 responden (53.3) dan
responden dengan dukungan keluarga kurang baik sebanyak 14 responden (46.7)
Setelah dilakukan uji statistik maka diperoleh nilai p=0.001 < (0.05). Hasil
penelitian ini diperkuat oleh teori yang dinyatakan oleh Niven N, 2002 bahwa
dukungan keluarga dapat menjadi faktor yang sangat berpengaruh dalam
menetukan keyakinan dan kesehatan individu serta dapat juga menetukan tentang
program pengobatan yang dapat mereka terima"

Time :-
DAFTAR PUSTAKA

https://jurnalis-perawat.blogspot.com/2019/06/lp-gangguan-citra-tubuh.html

Anda mungkin juga menyukai