PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak
sadar. Sikap ini mencakup persepsi dan perasaan tentang ukuran, bentuk, fungsi
penampilan dan potesi tubuh saat ini dan masa lalu yang secara berkesinambungan
dimodifikasi dengan pengalaman baru setiap individu (Stuart & Sundeen, 1995).Sejak
lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain
kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari
lingkungan (Keliat, 1994).
Citra tubuh adalah sikap, persepsi keyakinan dan pengetahuan individu secara
sadar, atau tidak sadar terhadap tubuhnya, yaitu:
ukuran, bentuk, struktur, fungsi, keterbatasan, makna objek yang kontak secara terus
menerus dari masa lalu maupun sekarang. Gangguan citra tubuh adalah perubahan
persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan
ukuran bentuk struktur, keterbatasan, makna dan objek yangsering kontak dengan tubuh.
Pandangan yang realistis terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya
akan lebih rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri
(Keliat,1994).Gangguan tersebut diakibatkan kegagalan dalam peneriimaan diri akibat
adanya persepsi yang negative terhadap tubuhnya secara fisik.Persepsi yang negative
akan struktur tubuhnya menjadikan dia malu berhubungan
dengan orang lain. Maka dari itu dalam makalah ini kamiakan memahas tentang
bagaimana teori dan asuhan keperawatan tentang pasien yang mengalami masalah
gangguan citra tubu
B. Tujuan
1. Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan tentang teori dan asuhankeperawatan pada
passien dengan gangguan citra tubuh.
2. Tujuan Umum
a. Untuk menggetahui definisi dari citra tubuh.
b. Untuk menggetahui etiologi dari citra tubuh.
1
c. Untuk menggetahui bagaimana faktor-faktor yangmempengaruhi perkembangan
citra tubuh.
d. Untuk menggetahui bagaimana tanda dan gejala dari citra tubuh.
e. Untuk menggetahui bagaimana konsep teori asuhan keperawatangangguan citra
tubuh.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Citra tubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran
tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan
memberikan penilaian atas apa yang dipikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk
tubuhnya, dan atas penilaian orang lain terhadap dirinya (Honigman dan Castle, 2007).
Citra tubuh merupakan sikap individu terhadap tubuhnya baik disadari maupun
tidak disadari meliputi persepsi masa lalu dan sekarang mengenai ukuran, bentuk, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh(Suliswati, 2005).
Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang tubuh, baik secara internal
maupun eksternal. Persepsi ini mencakup perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh.
Citra tubuh dipengaruhi
oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dari
pandangan orang lain (Poeter & Perry, 2005)
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan
oleh perubahan ukuran bentuk struktur, keterbatasan, makna dan objek yang sering
kontak dengan tubuh. Pandangan yang realistis terhadap dirinya menerima dan
mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan
meningkatkan hargadiri (Keliat, 1994).
3
Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa citra tubuhmerupakan
gabungan dari, gambaran mental, fantasi, sikap,
pikiran, perasaan, pemaknaan, dan persesi serta evaluasi seseorang mengenaitubuhnya
meliputi bentuk, ukuran, berat, karakteristik, dan formasi tubuh.
B. Etiologi
Kondisi Patofisiologi dan Psikopatologis dan prosedur terapeutik yang dapat
menimbulkan gangguan citra tubuh :
4
10. Gangguan afektif.
a. Depresi
b. Skizofrenia
11. Gangguan endokrin
a. Akromegali
b. Sindroma chusing
12. Penyalahgunaan bahan kimia
13. Prosedur diagnostic
14. Kehilangan atau pengurangan fungsi
a. Impotensi
b. Pergerakan/kendali
c. Sensori/persepsi
d. Memori
15. Terapi modalitas
a. Teknologi tinggi (misalnya impian defibrilator, prostesis sendi,dialisis)
b. Kemoterapi
16. Nyeri
17. Perubahan psikososial atau kehilangan
a. Perubahan volunter atau dipaksakan dalam peran bekerja atausosial
b. Dukungan orang terdekat
c. Perceraian
d. Kepemilikan pribadi (rumah, perlengkapan rumah tangga,keuangan)
e. Translokasi/relokasi
18. Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim)
a. Umpan balik interpersonal negatif
b. Penekanan pada produktivitas
19. Defisit pengetahuan (personal, pemberi asuhan, atau masyarakat)
5
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Citra Tubuh
Citra tubuh dalam diri seseorang dapat muncul dikarenakan terdapatfaktor yang
mempengaruhinya. Citra tubuh seseorang muncul dengan dipengaruhi oleh bebrapa
faktor berikut ini:
1. Self esteem.
Citra tubuh seseorang lebih mengacu pada pandanganseseorang tersebu tentang
tubuhnya yang dibentuk dalam pikirannya,lebih berpengaruh pikiran orang itu sendiri
dibandingkan pikiranorang lain terhadap dirinya. Selain itu juga dipengaruhi
olehkeyakinan dan sikapnya terhadap tubuh sebagaimana gabaran ideldalam
masyarakat.
2. Perbandingan dengan orang lain.
Citra tubuh secara global terbentukdari perbandingan yang dilakukan seseorang
terhadap fisiknyasendiri, hal tersebut sesuai dengan standar yang dikenal
olehlingkungan sosialdan budayanya. Salah satu penyebab adanya perbedaan antara
citra tubuh ideal dengan kenyataan rubh yang nyatasering disebabkan oleh media
massa yang sering kali menampilkangambar dengan tubuh yang dinilai sempurna,
sehingga terdapat perbedaan dan menciptakan persepsi akan penghayatan tubuh yang
tidak atau kurang ideal. Konsekuensi yang dapat adalah individumenjadi sulit
menerima bentuk tubuhnya.
3. Bersifat dinamis.
Citra tubuh memiliki sifat yang mampu mengalami perubahan terus-
menerus, bukan yang bersifat statis atau menetapseterusnya. Citra tubuh sangat
sensitive terhadap perubahan suasanahati (mood), lingkungan dan pengalaman fisik
individual dalammerespon suatu peristiwa kehidupan.
4. Proses pembelajaran.
Citra tubuh merupakan hal yang dipelajari.Proses pembelajaran citra tubuh ini sering
kali dibentuk lebih banyakoleh orang lain diluar individu sendiri, yaitu keluarga
danmasyarakat, yang terjadi sejak dini ketika masih kanak-kanak dalamlingkungan,
keluarga, khususnya cara orang tua mendidik anak dandiantara kawan-kawan
pergaulannya. Tetapi proses belajar dalamkeluarga dan pergaulan ini sesungguhnya
hanyalah mencerminkanapa yang dipelajari dan diharapkan secara budaya. Proses
sosialisasiyang dimulai sejak usia dini, bentuk ubuh ynag langsing
6
dan proporsional adalah yang diharapkan lingkungan, akan membuatindividu sejak
dini mengalami ketidakpuasan apabila tubuhnya tidaksesuai dengan yangdiharapkan
dengan lingkungan, terutama orangtua. (Samura, 2011)
D. Tanda gejala
Menurut Keliat 1994, tanda dan gejala gangguan citra tubuh meliputi:
b. Menarik diri.
Menjadi sadar akan kenyataan, ingin lari dari kenyataan, tetapikarena tidak
mungkin maka lari atau menghindar secaraemosional, menjadi pasif, tergantung ,
tidak ada motivasi dankeinginan untuk berperan dalam perawatannya.
c. Penerimaan atau pengakuan secara bertahap.Setelah sadar akan kenyataan maka
respon kehilangan atau berduka muncul. Setelah fase ini pasien mulai melakukan
reintegrasi dengan gambaran diri yang baru.
2. Respon pasien maladaptif
a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah
b. Tidak dapat menerima perubahan struktur dan fungsi tubuh
c. Menolak penjelasan perubahan tubuh
d. Perasaan atau pandangan negative terhadap tubuh.
e. Preokupasi dengan bagian tubuh/ fungsi tubuh yang hilang.
f. Mengungkapkan keputusasaan.
g. Mengungkapkan ketakutan ditolak.
h. Depersonalisasi
i. Mengurangi kontaksosial sehingga menjadi penarikan diri
7
3. Pada pasien yang dirawat dirumah sakit Perubahan citra tubuh sanagtt mungkin
terjadi. Stresor pada setiap perubahan adalah
a. Pada perubahan ukuran : berat badan yang turun akibat penyakit
b.Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasive seperti operasi,suntikan, daerah
pemasangan infus
c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuhdisertai dengan
pemasangan alat didalam tubuh
d. Perubahan fungsi berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh
e. Keterbatasan gerak, makan, dan kegiatan
f. Makna dan objek yang sering kontak: penampilan dan
dandanan berubah, pemasangan alat pada tubuh pasien ( infus, traksi,respirator,
suntik, pemeriksaan tanda-tanda vital dll)
E. Konsep Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan CitraTubuh1.
1. Pengkajian
8
e. Aspek Psikososial meliputi : Genogram yang menggambarkan tiga generasi.
f. Konsep diri:
1. Citra tubuh Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh
yang berubah atau tidak menerima perubahan tubuh yangtelah terjadi atau yang
akan terjadi. Menolak
penjelasan perubahan tubuh, persepsi negatip tentangtubuh. Preokupasi dengan
bagia tubuh yang hilang ,mengungkapkan keputus asaan, mengungkapkan
ketakutan.
2. Identitas diriKetidak pastian memandang diri , sukar menetapkankeinginan dan
tidak mampu mengambil keputusan.
3. Peran Berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan penyakit , proses
menua, putus sekolah, PHK
4. Ideal diri
Mengungkapkan keputus asaan karena penyakitnya :mengungkapkan
keinginan yang terlalu tinggi.
5. Harga diriPerasaan malu terhadap diri sendiri , rasa bersalahterhadap diri
sendiri, gangguan hubungan sosial ,merendahkan martabat , mencederai diri,
dan kurang percaya diri. Pasien mempunyai gangguan / hambatandalam
melakukan hubunga social dengan orang lainterdekat dalam kehidupan,
kelempok yang diikutidalam masyarakat.
6. Status Mental Kontak mata pasien kurang/tidak dapat mepertahankan kontak
mata, kurang dapat memulai
pembicaraan, pasien suka menyendiri dan kurang mampu berhubungan dengan
perawat.
7. Mekanisme Koping Pasien apabila mendapat masalah takut atau tidak
maumenceritakan nya pada orang orang lain( lebih sering menggunakan koping
menarik diri).
8. Aspek MedikTerapi yang diterima pasien bisa berupa therapyfarmakologi ECT,
Psikomotor, therapy okupasional,TAK , dan rehabilitas
9
2. Diagnosa Keperawatan
Beberapa diagnosa gangguan citra tubuh adalah potensialgangguan citra tubuh yang
berhubungan dengan efek pembedahanserta menarik diri yang berhubungan dengan
perubahan penampilan(Keliat, 1998).
Adapun Diagnosa yang mungkin muncul diantaranya:
1) Gangguan konsep diri : Gangguan Citra Tubuh
2) Isolasi sosial : menarik diri
3) Defisit Perawatan Diri
Berikut ini merupakan data objektif dan data subjektif yangsering ditemukan pada
gangguan citra tubuh :
Data Objektif :
a. Mengurung diri
b. Dari hasil pemeriksaan dokter, pasien mengalami goncanganemosi
c. Hilangnya bagian tubuh
d. Perubahan anggota tubuh baik bentuk maupun fungsi.
e. Menyembunyikan atau memamerkan bagian tubuh yangterganggu.
f. Menolak melihat bagian tubuh.
g. Aktifitas sosial menurun.
Data Subyektif :
a. Nafsu makan tidak ada.
b. Sulit tidur
c. Pasien suka mengeluh nyeri di dada.
d. Pasien mengeluh sesak nafas.
e. Menolak perubahan anggota tubuh saat ini, misalnya tidak puasdengan hasil
operasi.
f. Mengatakan hal negatif tentang anggota tubuhnya yang tidak berfungsi.
g. Mengungkapkan perasaan tidak berdaya, tidak berharga,keputusasaan.
h. Menolak berinteraksi dengan orang lain.
10
i. Mengungkapkan keinginan yang terlalu tinggi terhadap bagiantubuh yang
terganggu.
j. Sering mengulang-ulang mengatakan kehilangan yang terjadi.
k. Merasa asing terhadap bagian tubuh yang hilang.
3. Rencana Tindakan Keperawatan
11
12
DIAGNOSA TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL
KEPERAWATAN
Gangguan citra TUM : Setelah diberikan Bina hubungan saling Hubungan saling percaya merupakan
tubuh Kepercayaan askep selama... menit percaya dengan dasar untuk kelancaran hubungan
diri pasien dalam ...x pertemuan mengungkapkan prinsip interaksi selanjutnya.
kembalinormal. diharapkan TU dan komunikasi therapeutic: 1.Membina hubungansaling percaya
TUK 1 : TUK dapat tercapai 1.Sapa pasien dengan
Pasien dengan kriteria hasil : ramahdan baik secara
dapatmembina 1.Ekspresi wajah verbal dannon verbal
hubungansaling bersahabat 2.Perkenalkan diri
percaya 2.Menunjukan rasa dengansopan.
senang 3.Tanyakan nama
3.Ada kontak mata lengkap pasien dan nama
4.Mau berjabat panggilanyang disukai
tangan, maumenyebut pasien.
nama, maumenjawab 4.Jelaskan tujuan
salam pertemuan.
5.Mau duduk 5.Jujur dan menepati janji.
berdampingandengan 6.Tunjukkan sikap empati
13
perawat dan menerima pasien
6 . Mau apaadanya.7.
mengutarakan
masalahyang Beri perhatian pada
dihadapi. pasiendna perhatikan
kebutuhandasar pasien
18
4. Implementasi
Pelaksanaan atau implementasi perawatan merupakan tindakandari rencana
keperawatan yang disusun sebelumnya
berdasarkan prioritas yang telah dibuat dimana tindakan yang diberikanmenca
kup tindakan mandiri dan kolaboratif. Pada situasi nyatasering impelmentasi
jauh berbeda dengan rencana, hal ini terjadikarena perawat belum terbiasa
menggunakan rencana tertulis dalammelaksanakan tindakan tindakan
keperawatan yang biasa adalahrencana tidak tertulis yaitu apa yang dipikirkan,
dirasakan, itu yangdilaksanakan. Hal ini sangat membahayakan pasien dan
perawat jika berakibat fatal dan juga tidak memenuhi aspek legal. Sebelummel
aksanakan tindakan yang sudah direncanakan, perawat perlumemvalidasi
dengan singkat apakah rencana perawatan masihsesuai dan dibutuhkan pasien
sesuai kondisi saat ini. Setelah semuatidak ada hambatan maka tindakan
keperawatan bolehdilaksanakan. Pada saat akan dilaksanakan tindakan
keperawatanmaka kontrak dengan pasien dilaksanakan. Dokumentasikan
semuatidakan yang telah dilaksanakan beserta respon pasien (Keliat,2006,).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan proses berkelanjutan untuk menilai aspekdari tindakan
yang dilakukan secara terus menerus terhadap
respon pasien evaluasi adalah hasil yang dilihat dan perkembangan persepsi pa
sien pertumbuhan perbandingan perilakunya dengankepribadian yang sehat.
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP:
S : Respon subyektif pasien terhadap keperawatan yang telahdilaksanakan
O : Respon objektif pasien terhadap keperawatan yangdilaksanakan
A : Analisa ulang atas data subyektif dan objektif untukmenyimpulkan apakah
masih tetap atau masuk giliran baru.
P : Perencanaan untuk tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon
pasien
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Citra tubuh merupakan sikap individu terhadap tubuhnya baikdisadari maupun
tidak disadari meliputi persepsi masa lalu dansekarang mengenai ukuran, bentuk,
fungsi, penampilan dan potensitubuh (Suliswati, 2005)
2. Etiologi dari gangguan citra tubuh yaitu : eksisi bedah ataugangguan bagian tubuh,
amputasi pembedahan atau traumatik, luka bakar, trauma wajah, gangguan makan
dan lain-lain.
3. Citra tubuh seseorang muncul demham dipengaruhi oleh bebrapafaktor berikut ini:
self esteem, perbandingan dengan orang lain, bersifat dinamis, dan poses
pembelajaran.
4. Menurut Keliat 1994, tanda dan gejala gangguan citra tubuhmeliputi: respon pasien
adaptif, respon pasien maladaptif, dan pada pasien yang dirawat dirumah sakit.
5. Konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan citratubuh meliputi :
a. Pengkajian ( identitas pasien, keluhan utama/alasan MRS, faktor predisposisi,
aspek fisik / biologis, dan aspek psikososial).
b. Diagnosa keperawatan gangguan citra tubuh meliputi: gangguan konsep diri :
gangguan citra tubuh, isolasi sosial :menarik diri, dan defisit perawatan diri.
c. Intervensi.
d. Implementasi.
e. Evaluasi
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapatmenambah
pengetahuan tentang keperawatan jiwa dan dapat menjadikanreferensi bagi kita
semua. Diharapkan para pembaca bisa memberikankami kritik dan saran untuk dapat
menjadikan kami lebih baik lagidalam penulisan makalah-makalah kami selanjutnya.
20
DAFTAR PUSTAKA
Honigman, Rosberta dan David J. Castle. 2007. Living With Your Looks.
Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan :Konsep, Proses, Dan
Praktik.Edisi 4.Volume 1.Alih Bahasa :Yasmin Asih, dkk. Jakarta : EGC.
Samura, Jul Asdar Putra. 2011. Hubungan Perubahan Fisik Pada MasaPubertas Dengan Citra
Tubuh Remaja Putri Kelas 1 Di SMP Nusantara Lubuk Pakam. Volume 1 No 1.
21
22