Anda di halaman 1dari 33

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL PADA Ny Z DENGAN MASALAH


GANGGUAN CITRA TUBUH DI IRNA MAWAR KUNING RSUD SIDOARJO

OLEH
INDAH KUSTANTRI
NIM 2124201030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT


MOJOKERTO
2023

1
LAPORAN PENDAHULUAN

1. KONSEP CITRA TUBUH


A. Definisi Citra Tubuh
Citra tubuh adalah cara individu mempersepsikan ukuran, penampilan,
dan fungsi tubuh dan bagian-bagiannya. Citra tubuh memiliki aspek kognitif
dan afektif. Kognitif adalah pengetahuan materi tubuh dan kelekatannya,
afektif mencakup sensasi tubuh, seperti nyeri, kesenangan, keletihan,
gerakan fisik. Citra tubuh adalah gabungan dari sikap, kesadaran ,dan tidak
kesadaran, yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya. Citra tubuh
dipengaruhi oleh pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan
fisik dan oleh persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2017).
Citra tubuh (body image) meliputi perilaku yang berkaitan dengan tubuh,
termasuk penampilan, struktur, atau fungsi fisik.

Rasa terhadap citra tubuh termasuk semua yang berkaitan dengan


seksualitas, feminitas dan maskulinitas, berpenampilan muda, kesehatan dan
kekuatan (Potter & Perry, 2017). Citra tubuh merupakan sikap individu
terhadap tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak sadar, meliputi
performance, potensi tubuh, fungsi tubuh serta persepsi dan perasaan tentang
ukuran tubuh dan bentuk tubuh. Citra tubuh dapat mempengaruhi bagaimana
cara individu mempersepsikan tubuhnya, baik secara sadar maupun tidak
sadar yang meliputi ukuran, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh berikut
bagian-bagiannya. Dengan kata lain, citra tubuh adalah kumpulan sikap
individu, baik yang disadari ataupun tidak yang ditujukan terhadap dirinya.

Beberapa hal terkait citra tubuh antara lain:

1. Fokus individu terhadap bentuk fisiknya.

2. Cara individu memandang dirinya berdampak penting terhadap aspek


psikologis individu tersebut.

2
3. Citra tubuh seseorang sebagian dipengaruhi oleh sikap dan respon
orang lain terhadap dirinya, dan sebagian lagi oleh eksplorasi
individu terhadap dirinya.

4. Gambaran yang realistis tentang menerima dan menyukai bagian


tubuh akan memberi rasa aman serta mencegah kecemasan dan
meningkatkan harga diri.

5. Individu yang stabil, realistis dan konsisten terhadap citra tubuhnya


dapat mencapai kesuksesan dalam hidup

(Mubarak, Wahit & Chayatin, 2008).

B. Faktor Yang Mempengaruhi Citra Tubuh


Citra tubuh dipengaruhi oleh pertumbuhan kognitif dan perkembangan
fisik. Perubahan perkembangan yang normal seperti pertumbuhan dan
penuaan mempunyai efek penampakan yang lebih besar pada tubuh
dibandingkan dengan aspek lainnya dari konsep diri. Selain itu, sikap dan
nilai kultural dan sosial juga mempengaruhi citra tubuh. Pandangan pribadi
tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh persepsi dan pandangan
orang lain.

Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting


pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistik terhadap dirinya,
menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan membuatnya lebih merasa
aman sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri.
Proses tumbuh kembang fisik dan kognitif perubahan perkembangan yang
normal seperti pertumbuhan dan penuaan mempunyai efek penampakan
yang lebih besar pada tubuh bila dibandingkan dengan aspek lain dari
konsep diri (Potter & Perry, 2017).

C. Klasifikasi Citra Tubuh


Menurut Riyadi (2015), citra tubuh normal adalah persepsi individu yang
dapat menerima dan menyukai tubuhnya sehingga bebas dari ansietas dan
harga dirinya meningkat. Gangguan citra tubuh adalah persepsi negatif

3
tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran, bentuk, struktur,
fungsi, keterbatasan, makna dan obyek yang sering berhubungan dengan
tubuh (Riyadi,2015).

Stressor pada tiap perubahan, yaitu :

a. Perubahan ukuran tubuh : berat badan yang turun akibat penyakit .

b. Perubahan bentuk tubuh : tindakan invasif, seperti operasi, suntikan,


daerah pemasangan infuse.

c. Perubahan struktur : sama dengan perubahan bentuk tubuh disertai dengan


pemasanagn alat di dalam tubuh.

d. Perubahan fungsi : berbagai penyakit yang dapat merubah system tubuh.

e. Keterbatasan : gerak, makan, kegiatan

f. Makna dan obyek yang sering kontak : penampilan dan dandan berubah,
pemasangan alat pada tubuh klien ( infus, fraksi, respitor, suntik,
pemeriksaan tanda vital, dll)

D. Tanda dan Gejala


Menurut Dalami tahun 2018, tanda dan gejala gangguan citra tubuh antara
lain:

a. Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.

b. Tidak menerima perubahan yang telah terjadi/ akan terjadi.

c. Menolak penjelasan perubahan tubuh dan persepsi negative pada tubuh.

d. Preokupasi dengan bagiantubuh yang hilang.

e. Mengungkapkan keputusasaan.

f. Mengungkapkan ketakutan

E. Stresor yang Mempengaruhi Citra Tubuh


a. Kehilangan bagian tubuh (mis., amputasi, mastektomi, histerektomi).

4
b. Kehilangan fungsi tubuh (mis., akibat stroke, cidera sumsum tulang
belakang, penyakit neuromuskular, artritis, penurunan kemampuan
mental dansensori).
c. Disfigurement (mis., selama kehamilan, luka bakar berat, noda di wajah,
kolostomi, trakeostomi). Ideal diri tidak realistis (mis., konfigurasi
muskular yang tidak dapat dicapai).

F. Terapi Keluarga
Sebuah keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana
seseorang menyusun aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi,
cara mendiskusikan pemecahan masalah sehingga dapat melaksanakan
berbagai kegiatan dengan lebih efektif (Pardede, 2020).

G. Terapi Hipnotis 5 Jari


Pemberian terapi hipnotis lima jari ialah membantu pasien menurunkan
stres tanpa adanya bantuan pharmakologi, memberikan dan meningkatkan
pengalaman subjektif bahwa ketegangan fisiologis bisa direlaksasikan
sehingga relaksasi akan menjadi kebiasaan berespon pada keadaankeadaan
tertentu ketika otot tegang, menurunkan stres pada individu, mencegah
manifestasi psikologis maupun fisiologis yang diakibatkan stress (Marbun,
Pardede & Perkasa, 2019).

H. Gangguan Citra Tubuh pada Pasien Ca Mamae


Gangguan citra tubuh adalah konfusi dalam gambaran mental fisik diri
individu (NANDA, 2015). Masalah psikososial yang dapat dialami
penyandang diabetes mellitus diantaranya meliputi gangguan konsep diri dan
kecemasan. Gangguan konsep diri yang mungkin muncul diantaranya adalah
gangguan citra tubuh. Citra tubuh membentuk persepsi seseorang tentang
tubuh, baik secara internal maupun eksternal. Persepsi ini mencakup
perasaan dan sikap yang ditujukan pada tubuh. Citra tubuh dipengaruhi oleh

5
pandangan pribadi tentang karakteristik dan kemampuan fisik dan oleh
persepsi dari pandangan orang lain (Potter & Perry, 2015).

Individu yang mengalami gangguan citra tubuh mungkin


menyembunyikan atau tidak melihat atau menyentuh bagian tubuh yang
strukturnya telah berubah akibat penyakit atau trauma. Beberapa individu
dapat juga mengekspresikan perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mamp u
megendalikan situasi, dan kerapuhan. Pasien yang dirawat di rumah sakit
sangat mungkin mengalami perubahan citra tubuh, perubahan ukuran tubuh,
berat badan yang turun akibat penyakit, perubahan bentuk tubuh, tindakan
invasif, seperti operasi dan suntikan daerah pemasangan infus merupakan
stresor yang bisa mengakibatkan ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh yang
memicu terjadinya gangguan citra tubuh. Makna objek sering kontak,
penampilan berubah pemasangan alat pada tubuh klien (infus, respiratori,
suntik, pemeriksaan tanda vital dan lain- lain) (Tjokroprawiro, 2011).

Luka atau peradangan pada ekstremitas bawah atau kaki yang terjadi
pada klien diabetes mellitus harus segera diobati, dirawat, bila terlambat
mudah timbul ganggre diabetik (luka kehitaman karena sebagian jarinya
mati dan membusuk, berbau tidak sedap atau busuk) pada akhirnya harus
dipotong (amputasi), ganggren diabetik penderita mendapatkan insulin,
antibiotik dosis tinggi, dan perawatan secara intensif (Hidayat, Musrifaul,
Ullyah 2015).

Peran perawat dalam hal ini adalah menciptakan hubungan saling


percaya dengan mendorong klien untuk membicarakan perasaan tentang
dirinya, meningkatkan interaksi sosisal dngan cara membantu klien untuk
menerima pertolongan dari orang lain, mendorong klien untuk melakukan
aktivitas sosial, menerima keadaan dan lainnya (Hidayat, Musrifatul, Ullyah
2015).

6
2. KONSEP CA MAMMAE
A. Definisi Ca Mammae
Carcinoma mammae yaitu sebuah keganasan yang sudah berasal dari
sebuah sel kelenjar, saluran kelenjar dan pada jaringan dengan penunjang
payudara. Ca mammae adalah sejenis tumor ganas yang sudah tumbuh di
dalam jaringan sel di payudara. Kanker ini bisa mulai tumbuh yaitu di dalam
kelenjar payudara seseorang, saluran payudara, di jaringan lemeak maupun
ada di jaringan ikat pada sebuah payudara.(Medicastore, 2011).

Ca mammae adalah yaitu suatu penyakit dari pertumbuhan sel, akibat


dari adanya onkogen yang dapat juga menyebabkan sebuah sel normal akan
menjadi sebuah sel kanker di dalamjaringan payudara seseorang (Karsono,
2010).

Ca mammae adalah yaitu dimana sekelompok sel yang tidak normal pada
payudara seseorang yang terus tumbuh dan akan berlipat ganda. dan Pada
akhirnya semua sel-sel ini terus akan menjadi bentuk sebuah benjolan di
payudara. dan Jika sebuah benjolan kanker itu tidak bisa di buang atau tidak
terkontrol,sel-sel kanker bisa menyebar (bermestastase) pada sebuah
bagianbagian tubuh yang lain dan nantinya juga akan dapat mengakibatkan
kematian. Metasase bisa juga terjadi yaitu pada sebuah kelenjar getah
bening pada ketiak atau pun bisa juga yaitu diatas tulang belikat. Selain itu
pada selsel kanker juga bisa bersarang di dalam tulang, bisa juga di
paruparu, di hati kulit dan di bawah kulit dan kanker payudara merupakan
sebuah penyakit yang bisa juga disebabkan karna terjadiya pembelahan
sebuah sel-sel di dalam tubuh seseorang secara tidak teratur dan sehingga
pada pertumbuhan sel juga tidak dapat dikendalikan dan dia akan tumbuh
menjadi sebuah benjolan atau tumor (kanker) dari sel tersebut (Brunner &
Suddarth 2011).

Ca mamae adalah yaitu sekelompok sel yang tidak normal pada sebuah
payudara akan dan terus menerus tumbuh akan berupa ganda. Metastase
bisa juga terjadi pada sebuah kelenjar getah bening atau (limfe) di ketiak

7
ataupun bisa juga diatas tulang belikat. Dan Selain itu kanker juga akan bisa
bersarang di dalam tulang, di paru-paru, di hati dan kulit (Erik, 2012).

B. Anatomi dan Fisiologi


Jaringan payudara di bentuk oleh gladula yang sifatnya yaitu
memproduksi sebuah air susu atau disebut juga dengan (lobulus) yaitu yang
biasanya dialirkan ke arah putting atau disebut (nipple) yaitu melalui duktus.
Struktur lainnya yaitu adalah sebuah jaringan lemak yang juga merupakan
sebuah komponen yang terbesar, dan connective tissue, dengan pembuluh
darah dan juga saluran yang beserta kelenjar limfatik. Maka Setiap dari
payudara itu akan mengandung kira-kira 15-20 lobus yang dapat tersusun
sirkuler. Pada Jaringan lemak (subcutaneous adipose tissue) yaitu yang
membungkus satu lobus dapat memberikan sebuah bentuk dan ukuran dari
payudara. Pada Tiap lobus itu juga terdiri dari beberapa lobules yang juga
merupakan tempat untuk produksi air susu yang berfungsi sebagai respon
dari suatu signal dan hormonal.

Terdapat 3 macam jenis hormon yang bisa mempengaruhi dari payudara


yaitu yakni estrogen, progesterone, dan prolactin., yang menyebabkan
jaringan grandula payudara dan di uterus terus mengalami banyak
perubahan selama dalam menjalani siklus menstruasi. dan Areola adalah
hiperpigmentasi di sekitar nipple. Jaringan pada payudara juga dapat
didukung oleh sebuah ligamentum suspensorim cooper. Dan sebuah
Ligament ini akan terus berjalan sepanjang jalur parengkim dan juga dari
fasia bagian dalam atau (deep fasia) dan akan melekat ke bagian dermis.
Jika ligamentum inimemendek oleh karena infiltrasi sel kanker, akan
menarik dermis yang memberikan gambaran skin dampling. Tidak ada otot
dalam payudara, tapi otot terletak dibawah payudara dan menutup iga.
Aliran darah ke arah kulit payudara itu tergantung juga pada pleksus
subdermal,juga beserta yang terhubung dengan pembuluh darah yang sangat
dalam atau bisa juga disebut dengan (deeper vessel) fungsinya yang akan
mensuplai aliran darah ke parengkim payudara.

8
Suplai darah berasal dari:

1. Perforator dari arteri mamaria interna.


2. Arteri torakalis lateralis.
3. Arteri torakodorsalis.
4. Perforator arteri interkostalis.

C. Etiologi
1. Genetika

a. Adanya kecenderungan pada suatu keluarga tertentu yang lebih banyak


mengalami gangguan kanker payudara daripada anggota keluarga sehat
yang lain.
b. Pada kembar suatu dari monozygote, dan juga terdapat kanker penyakit
yang sama.
c. Tardapat kesamaan dan juga lateralisasi pada kanker buah dada dan juga
pada keluarga terdekat dari orang yang menderita kanker payudara itu
d. Seseorang dengan klinifelter akan menapat kemungkinan lebih dari 66
kali dari pada seorang pria normal atau dari jumlah angka terjadinya 2%
2. Hormon

a. Kanker payudara yang umumnya sering terjadi pada wanita, dan kejadian
pada laki-laki akan kemungkinannya sangatlenih kecil.
b. Insiden ini akan jauh lebih tinggi terjadi pada wanita yang usianya diatas
35 tahun.
c. Saat ini pengobatan dengan menggunakan terapi hormon yang hasilnya
sangat memuaskan.
3. Virogen Yaitu yang Baru dilakukan percobaan atau experimennya pada
seorang manusia dan hasilnya belum terbukti.

4. Makanan Yaitu yang Terutama makanan yang sangat banyak mengandung


dan terkandung lemak.

9
5. Radiasi Daerah Dada Terapi ini Sudah cukup lama diketahui oleh orang,
tspi radiasi juga akan dapat menyebabkan kejadian mutagen. Menurut
(Tasripiyah,2012).

D. Manifestasi Klinis
Fase awal kanker seseorang payudara asimptomatika atau disebut juga
(tanpa sedikitpun ada tanda dan gejalanya). Tanda awal yang paling sangat
banyak terjadi yaitu adalah adanya sebuah benjolan atau adanya penebalan
pada kulit payudara. Dan Kebanyakan 90% ditemukan dari seorang wanita
itu sendiri, dan akan tetapi ditemukan secara kebetulan saja, atau tidak
dengan menggunakan atau tidak melakukan pemeriksaan pada payudara
sendiri atau disebut (sadari) (Tasripiyah, 2012).

E. Patofisiologi
Sel-sel dri kanker itu dibentuk dari sebuah sel-sel yang normal di dalam
suatu proses yang sangat rumit yang bisa disebut juga dengan transformasi,
yang juga terdapat dari setiap insiasi dan promosi :

1. Fase insiasi
Pada tahap pertama yaitu insiasi akan terjadi sebuah perubahan di dalam
bahan yang genetic sel yang sering memancing sel itu menjadi sangat
ganas. Perubahan yang ada di dalam bahan yang genetic sel ini sering
disebabkan oleh salah satu agen yang bisadisebut karsinogen, yang juga
bisa berupa bahan yang ber kimia virus, atau bisa juga radiasi/
(penyinaran) dari sinar matahari. Tetapi tidak juga semua sel yang
memiliki kepekaan yang sama semuanya terhadap suatu karsinogen.
Maka Kelainan genetic di dalam sel atau bahan kimia lainnya disebut
dengan promotor akan menyebabkan sel yang lebih rentan terhadap salah
suatu karsinogen.dan juga Bahkan gangguan fisik yang sudah
menahunpun juga bisa membuat sel menjadi akan lebih pekasekali untuk
mengalami gangguan suatu keganasan.

10
2. Fase promosi
Pada tahap kedua ini yaitu promosi, salah satu sel yang sudah
mengalamifase insiasi akan bisa berubah unutk menjadi ganas. Sel ini
yang belum mampu melewati tahap pertama insiasi maka tidak akan bisa
terpengaruh pleh promosi. Karna itu diperlukan beberapa factor untuk
terjdainya keganasan atau (gabungan dari semua sel yang sudah peka dan
pada suatu karsinogen).

3. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
1). Faktor Predisposisi

Terjadinya gangguan konsep citra tubuh juga dipengaruhi beberapa


faktor predisposisi seperti faktor biologis, psikologis, sosial dan
kultural:

a). Kajian Biologis

kondisi sakit fisik yang dapat mempengaruhi kerja hormon secara


umum, yang dapat pula berdampak pada keseimbangan
neurotransmiter di otak contoh kadar serotonin yang menurun dapat
mengakibatkan klien mengalami depresi dan pada pasien gangguan
citra tubuh kecendrungan berdampak pada harga diri rendah semakin
besar karena klien lebih dikuasai oleh pikiranpikiran negatif dan
tidak berdaya.

b). Kajian Psikologis

Berdasarkan faktor psikologis, gangguan citra tubuh sangat


berhubungan dengan harga diri rendah dan kemampuan individu
menjalankan peran dan fungsi. Hal-hal yang dapat mengakibatkan
individu mengalami harga diri rendah meliputi penolakkan orang,
harapan yang tidak realistis, tekanan teman sebaya, peran yang tidak
sesuai dengan jenis kelamin dan peran dalam pekerjaan.

11
c). Kajian Sosial

Sosial status ekonomi sangat mempengaruhi proses terjadinya


gangguan citra tubuh yang menuju harga diri rendah kronis, antara
lain kemiskinan, tempat tinggal didaerah kumuh dan rawan, kultur
sosial yang berubah misal ukuran keberhasilan individu.

d). Kajian Kultural

Tuntutan peran sosial kebudayaan sering meningkatkan kejadian


terhadap penolakan pada klien dengan gangguan citra tubuh antara
lain: wanita sudah harus memiliki tubuh yang sempurna, menikah
jika umur mencapai dua puluhan, perubahan kultur kearah gaya
hidup individualisme.

2). Faktor Presipitasi Masalah khusus tentang konsep diri disebabkan


oleh situasi yang dihadapi individu dan individu yang tidak mampu
menyelesaikan masalah. Situasi atau stressor dapat mempengaruhi
konsep diri dan komponennya :

a). Trauma seperti penganiayaan seksual secara verbal dan


psikologis atau menyaksikan peristiwa yang mengancam
kehidupan.

b). Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan


identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.

3). Perilaku

Gangguan citra tubuh dapat diekspresikan secara langsung


melalui perubahan fisiologi dan perilaku dan secara tidak langsung
melalui timbulnya gejala atau mekanisme koping dalam upaya
melawan rasa malu. Intensitas perilaku akan meningkat sejalan
dengan peningkatan tingkat citra tubuh.

12
a. Respon Fisiologis Terhadap gangguan cutra tubuh

Sistem tubuh Respon

Kardiovaskuler  Palpitasi.

 Jantung berdebar.

 Tekanan darah rendah dan denyut nadi menurun.

 Rasa mau pingsan .

Pernafasan  Napas cepat.

 Pernapasan dangkal.

 Rasa tertekan pada dada.

 Pembengkakan pada tenggorokan.

 Rasa tercekik.

 Terengah-engah.

Neuromuscular  Peningkatan reflek.


 Reaksi kejutan.

 Insomnia.

 Ketakutan.

 Gelisah.

 Wajah tegang.

 Malu

 Kelemahan secara umum.

 Gerakan lambat.

 Gerakan yang janggal.

Gastrointestinal  Kehilangan nafsu makan.

 Menolak makan.

 Perasaan dangkal.

13
 Rasa tidak nyaman pada abdominal.

 Rasa terbakar pada jantung.

 Nausea.

 Diare.

Perkemihan  Tidak dapat menahan kencing.

 Sering kencing

Kulit  Rasa terbakar pada mukosa.

 Berkeringat banyak pada telapak tangan.

 Perasaan panas atau dingin pada kulit.

 Muka pucat dan bekeringat diseluruh tubuh.

b. Respon Perilaku Kognitif

Sistem Respon

Perilaku  Gelisah.

 Ketegangan fisik.

 Tremor.

 Gugup.

 Bicara cepat.

 Tidak ada koordinasi.

 Kecenderungan untuk celaka.

 Menarik diri.

 Menghindar.

 Terhambat melakukan aktifitas

Kognitif  Gangguan perhatian.

14
 Konsentrasi hilang.

 Pelupa.

 Salah tafsir.

 Adanya bloking pada pikiran.

 Menurunnya lahan persepsi.

 Kreatif dan produktif menurun.

 Bingung

 Khawatir yang berlebihan.

 Hilang menilai objektifitas.

 Takut akan kehilangan kendali.

 Takut yang berlebihan.

Afektif  Mudah terganggu.

 Tidak sabar.

 Gelisah.

 Tegang.

 Nerveus.

 Ketakutan.

 Alarm.

 Tremor.

 Gugup.

 Gelisah.

15
4). Sumber Koping
Sumber koping tersebut sebagai modal ekonomi, kemampuan
penyelesaian masalah, dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat
membantu seseorang mengintegrasikan pengalaman yang
menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yang berhasil.
5). Mekanisme Koping

Ketika mengalami gangguan citra tubuh individu


menggunakan berbagai mekanisme koping untuk mencoba
mengatasinya dan ketidakmampuan mengatasi citra tubuh secara
konstruktif merupakan penyebab utama terjadinya perilaku
patologis. Ansietas tingkat ringan sering ditanggulangi tanpa yang
serius.

B. Diagnosa Keperawatan
Adapun diagnosa yang biasanya muncul adalah :

1. Gangguan Citra Tubuh

2. Koping Individu Tidak Efektif

3. Harga Diri Rendah

4. Ketidakberdayaan

5. Perubahan Proses Berfikir

C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan citra tubuh
Tujuan :

 Klien mampu mengenal bagian tubuh yang sehat dan yang


terganggu atau sakit

 Klien mampu mengetahui cara mengatasi gangguan citra tubuh

 Klien mampu mengafirmasi bagian tubuh yang sehat

16
 Klien mampu melatih dan menggunakan bagian tubuh yang sehat

 Klien mampu merawat dan melatih bagian tubuh yang terganggu

 Klien mampu mengevaluasi manfaat yang telah dirasakan dari


bagian tubuh yang terganggu

 Klien mampu mengevaluasi manfaat bagian tubuh yang masih sehat

 Klien mampu merasakan manfaat latihan pada bagian tubuh yang


terganggu

Tindakan :

a. Kaji tanda dan gejala gangguan citra tubuh dan kemampuan klien
mengatasinya.

b. Jelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat gangguan citra


tubuh

c. Diskusikan persepsi, perasaan, dan harapan klien terhadap citra


tubuhnya

d. Menjelaskan perubahan-perubahan fisik yang terjadi pada ibu hamil

e. Motivasi klien untuk merawat dan meningkatkan citra tubuh


seperti : menggunakan make up dan skincare untuk wajah yang
berjerawat.

f. Motivasi klien untuk melakukan latihan meningkatkan citra tubuh


sesuai jadwal dan beri pujian.

2. Koping tidak efektif

Tujuan :

 Klien mampu mengetahui perubahan kondisi kesehatan dan


kemampuannya mengatasi perubahan

17
 Klien mampu mengetahui pengertian tanda dan gejala penyebab
serta akibat dari ketidakefektifan koping

 Klien mampu mengetahui cara mengatasi ketidakefektifan koping

 Klien mampu mengatasi masalah secara bertahap

 Klien mampu menggunakan sumber/daya sistem pendukung dalam


mengatasi masalah

 Klien mampu merasakan manfaat latihan yang dilakukan

 Klien mampu mengembangkan koping yang efektif klien mampu


merasakan manfaat sistem pendukung

Tindakan :

a. Kaji tanda dan gejala ketidakefektifan koping

b. Jelaskan proses terjadinya ketidakefektifan koping

c. Diskusikan koping (upaya atau cara) mengatasi masalah pada


masa lalu

d. Koping (upaya) yang berhasil dan tidak berhasil. Berikan pujian

e. Pemanfaatan sumber daya atau sistem pendukung dalam


mengatasi masalah

f. Latihan menggunakan upaya menyelesaikan masalah saat ini


dengan menggunakan cara lama yang berhasil atau cara baru.

 Buat daftar masalah yang dihadapi

 Buat daftar cara (lama dan baru) yang akan digunakan

 Pilih, latih, dan jadwalkan cara yang akan digunakan untuk


masalah yang dihadapi

18
 Evaluasi hasil jika berhasil dibudidayakan jika kurang berhasil
dipilih cara lain pada daftar cara nomor kedua

g. Latih menggunakan sistem pendukung yang teratur

h. Beri motivasi dan pujian atas keberhasilan klien mengatasi


masalah

3. Harga Diri Rendah

Tujuan :

 Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan komunikasi


yang terapeutik

 Klien mampu mengidentifikasi aspek positif dan kemampuan yang


di miliki klien, keluarga dan lingkungan

 Klien mampu menilai kemampuan yang dimiliki untuk


dilaksanakan

 Membantu klien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan


kemampuan

 Melatih klien kegiatan yang dipilih sesuai rencana yang dibuat


sesuai kemampuan klien

D. Implementasi keperawatan
Merupakan inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan
yang spesifik. Tahap pelaksanaan dimulai dimulai setelah rencana
tindakan disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu
klien mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor
yang mempengaruhi masalah kesehatan klien (Stuart, Keliat & Pasaribu,
2016)

Adapun tahap-tahap dalam tindakan keperawatan adalah sebagai


berikut:

19
Tahap 1: persiapan Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut
perawat untuk mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap
perencanaan.

Tahap 2: intervensi Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah


kegiatan dan pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi
kebutuhan fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan
meliputi tindakan: independen, dependen, dan interdependen.

Tahap 3: dokumentasi Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti


oleh pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam
proses keperawatan.

E. Evaluasi
Keberhasilan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses dapat
dilihat dengan jalan membandingkan antara proses dengan
pedoman/rencana proses tersebut. Perencanaan evaluasi memuat criteria
keberhasilan proses dan Sedangkan keberhasilan tindakan dapat dilihat
dengan membandingkan antara tingkat kemandirian pasien dalam
kehidupan sehari-hari dan tingkat kemajuan kesehatan pasien dengan
tujuan yang telah di rumuskan sebelumnya.

Sasaran evaluasi adalah sebagai berikut:

1) Proses asuhan keperawatan, berdasarkan criteria/ rencana yang telah


disusun.

2) Hasil tindakan keperawatan, berdasarkan criteria keberhasilan yang


telah di rumuskan dalam rencana evaluasi.
Hasil evaluasi Terdapat 3 kemungkinan hasil evaluasi yaitu :
1) Tujuan tercapai, apabila pasien telah menunjukan perbaikan/
kemajuan sesuai dengan criteria yang telah di tetapkan.
2) Tujuan tercapai sebagian, apabila tujuan itu tidak tercapai secara
maksimal, sehingga perlu di cari penyebab dan cara mengatasinya.

20
3) Tujuan tidak tercapai, apabila pasien tidak menunjukan
perubahan/kemajuan sama sekali bahkan timbul masalah
baru.dalam hal ini perawat perlu untuk mengkaji secara lebih
mendalam apakah terdapat data, analisis, diagnosa, tindakan, dan
faktor-faktor lain yang tidak sesuai yang menjadi penyebab tidak
tercapainya tujuan.

Setelah seorang perawat melakukan seluruh proses keperawatan dari


pengkajian sampai dengan evaluasi kepada pasien, seluruh tindakannya harus di
dokumentasikan dengan benar dalam dokumentasi keperawatan (Stuart, Keliat &
Pasaribu, 2016).

21
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA

I. IDENTITAS KLIEN
Nama/inisial : Ny Z (P)
Umur : 45 th
Status Perkawinan : Menikah
Pendidikan : Sarjana S1
Pekerjaan : Guru SD
Alamat : Jl. Mujahidin 19/04 Damarsi Buduran
Tanggal Pengkajian /jam : 04-04-2023 / 13.30 wib
Informan : Suami

II. ALASAN MASUK RS / ALASAN DATANG KE PUSKESMAS / KELUHAN UTAMA


Pasien mengatakan telah kehilangan payudaranya, merasa tidak cantik dan takut
ditinggalkan oleh suaminya.
III. FAKTOR PRESIPITASI/ RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien datang dengan Suami ke RSUD Sidoarjo melalui poli bedah pada tanggal 30 Maret
2023 pukul 09.00 wib dengan keluhan ada bengkak sebesar telur puyuh di payudara
sebelah kanan, Pasien direncanakan pada tanggal 04 April 2023 dilakukan
pengangkatan pada payudara sebelah kanan (Mastektomi). Pada pasien dimana
sebelum tindakan operasi dilakukan pasien mengalami gangguan mental merasa
kematian sudah dekat, merasa tak mampu menjalani hidup dengan satu payudara,
merasa minder dan tidak dihormati orang lain, merasa takut akan ditinggal suami. Akibat
persepsi tersebut pasien menjadi sulit untuk tidur, dan selalu bertanya kepada suami
kapan dilakukan tindakan. Hal ini membuat pasien merasa terpuruk dan stress.
Pada saat pengkajian yang berlanjut pasien sudah dilakukan tindakan Mastektomi pada
satu payudara sebelah kanan, kondisi parsien lemah, nyeri sedang, ada darah merembes
di sekitar post op. Pasien mengatakan dengan kondisinya yang sudah dilakukan
pengangkatan satu payudara bahwa pasien akan kehilangan kecantikan dan harga diri
sebagai kaum hawa ia berfikir akan ditinggalkan oleh suami jika kondisinya memburuk
seperti ini sehingga pasien merasa sedih, tidak bisa menjalani hidup, tidak mampu
melewati tindakan, merasa takut tindakan yang berulang dan akan dikucilkan oleh
teman sebaya, tampak terlihat pasien mengeluarkan air mata.

22
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
 RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?
ya √ tidak
Bila ya
jelaskan_______________________________________________________________
Pengobatan sebelumnya
Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil

2. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)


ya √ tidak

Bila ya
jelaskan_______________________________________________________________
____
Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang Berhasil Tidak Berhasil

 RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/
usia
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal

Jelaskan : pasien tidak pernah mengalami kekerasan dan tindakan kriminal

___________________________________________________________________
6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural,
spiritual):
Pasien pernah mengalami keadaan kakak kandungnya meninggal karena penyakit
yang sama dengan yang diderita oleh pasien

7. Kesan Kepribadian klien:


√ extrovert introvert lain-lain:__________________

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

1. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa?


ya √ tidak
Bila ya jelaskan (hubungan dengan keluarga, riwayat pengobatan)
___________________________________________________________________
2. Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit fisik yang sama?
√ ya tidak
Bila ya jelaskan (hubungan dengan keluarga, riwayat pengobatan)

Kakak pasien menderita Ca Mammae sudah di operasi dan dilakukan kemoterapi


tetapi kakak pasien meninggal 1 tahun setelah tindakan pengobatan

3. Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit fisik lain (penyakit


kronis/menular/keturunan?
√ ya tidak

23
Bila ya jelaskan (hubungan dengan keluarga, penyakit yang dialami, dan riwayat
pengobatan)
Ibu pasien menderita DM sejak 10 tahun yang lalu saat ini masih melakukan
pengobatan rutin dengan insulin

1. STATUS MENTAL
1. Penampilan
tidak rapi penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak seperti
tidak sesuai biasanya
Jelaskan : pasien berpakaian rapi

2. Kesadaran
 Kwantitatif/ penurunan kesadaran]
√ compos mentis apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma

 Kwalitatif
√ tidak berubah berubah
meninggi gangguan tidur:
sebutkan______________________________
hipnosa disosiasi:
sebutkan____________________________________

Jelaskan : pasien sadar penuh dan mampu mengadakan hubungan dan


pembatasan dengan lingkungannya dan dirinya (sesuai kenyataan)

3. Disorientasi
waktu tempat orang

Jelaskan : tidak terjadi disorientasi

4. Aktivitas Motorik/ Psikomotor


Kelambatan:
√ hipokinesia, hipoaktivitas sub stupor katatonik
katalepsi flexibilitas serea

Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas √ gaduh gelisah katatonik
TIK grimase tremor gagap
stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia
command automatism atomatisma nagativisme reaksi konversi
verbigerasi berjalan kaku/ rigit kompulsif lain-2 sebutkan

Jelaskan : pasien menunjukkan tanda kegelisahan dan tidak nyaman berada di


ruang perawatan
5. Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar √ labil
inadequat anhedonia marasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif/
sedih cemas: ringan sedang
berat panik
Jelaskan : pasien menunjukkan emosi yang cepat berubah-ubah, banyak
didapatkan keluhan demi keluhan dirinya, kenapa tidak cepat
melakukan berobat. Kontak mata pasienn selama interaksi kurang

24
6. Persepsi
halusinasi ilusi √ depersonalisasi
derealisasi

Macam Halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain,
sebutkan...................
Jelaskan : pasien menunjukkan persepsi depersonalisasi yaitu kadang pasien
merasa asing dengan tubuhnya saat ini

7. Proses Pikir
 Arus Pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
fligt of ideas blocking √ pengulangan
pembicaraan/ persevarasi
tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat
irelevansi
main kata-kata afasi assosiasi bunyi lain2
sebutkan..

Jelaskan : arus pikir klien perseverasi yaitu pengulangan pembicaraan

 Isi Pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi isolaso sosial rendah diri
preokupasi √ pesimisme fobia
sebutkan.........................
waham: sebutkan jenisnya
agama somatik, hipokondrik kebesaran
curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir
kontrol pikir
kejaran dosa

Jelaskan :isi pikir klien pesimisme yaitu memandang masa depannya suram
setelah melakukan operasi pengangkatan payudara

 Bentuk Pikir
√ realistik nonrealistik
autistik dereistik

Jelaskan : klien masih berpikir realistik sesuai dengan kenyataan

8. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka
pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia,
sebutkan.........................
paramnesia, sebutkan jenisnya........................................................
hipermnesia, sebutkan ...................................................................

25
Jelaskan :pasien tidak mengalami gangguan memori

9. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung


√ mudah beralih tidak mampu berkonsentrasi tidak mampu berhitung
sederhana

Jelaskan :perhatian klien mudah dialihkan dari topik ke topik lain oleh lawan
bicara

10. Kemampuan Penilaian


√ gangguan ringan gangguan bermakna

Jelaskan : klien mengalami gangguan ringan dalam mengambil keputusan


seperti ragu-ragu dalam melakukan aktivitas

11. Daya Tilik Diri/ Insight


mengingkari penyakit yang diderita √ menyalahkan hal-hal diluar dirinya

Jelaskan : klien mengatakan perubahan zaman di era modern saat ini


menyebabkan banyaknya penyakit yang berkembang karena dulu
nenek moyangnya tidak ada yang menderita ca mamae

12. Interaksi selama Wawancara


bermusuhan tidak kooperatif mudah tersinggung
√ kontak mata kurang defensif curiga

Jelaskan :interkasi klien saat wawancara tidak mau menatap lawan bicara
2. FISIK
1. Keadaan umum lemah kesadaran composmentis
2. Tanda vital: TD:130/90 mmHg N: 90x/menit S: 37,4 ⁰c RR:
22x/menit
3. UKur: TB:155cm BB: 65kg √ turun naik
4. Pemeriksaan fisik:
Bentuk kepala normal cepal, keadaan kulit kepala bersih dan tidak berketombe,
tidak ada lesi atau benjolan, rambut beruban dan lebat mudah rontok.
Wajah pasien tampak pucat konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, mata simetris kiri
dan kanan, hidung simetris kiri dan kanan tidak terdapat pernafasan cuping hidung,
tidak ada lesi, mukosa bibir kering, mulut pasien tampak bersih, tidak terdapat
pembersan kelenjar getah bening dan tiroid.
Dari pemeriksaan thorak didapatkan dada simetris kiri dan kanan, fremitus kiri dan
kanan, perkusi sonor, suara nafas vesikuler.
Pemeriksaan payudara sebela kanan terdapat bekas post op Mastektomi radikal
modifikasi, payudara sebelah kiri tidak ada teraba benjolan, papilla tidak menonol.
Pemeriksaan jantung ictus cordis tidak terlihat, ictus cordis teraba di RIC V, auskultasi
regular. Pada pemeriksaan abdomen simetris kiri dan kanan, tidak ada nyeri tekan,
tidak ada distensi abdomen, bising usus (+).
Pada pemeriksaan ekstremitas didapatkan warna kulit pucat, akral teraba hangat
CRT<2 detik, pada ekstremitas atas sebelah kiri pasien terpasang IV NaCl 0,9% 20
tetes/menit.
.

26
Jelaskan :klien mengeluh susah dalam beraktivitas berpenampilan, klien mengalami
susah tidur pada saat malam hari, penurunan nafsu makan, mengalami
perubahan penampilan tubuh dan persepsi tubuuh yang tidak utuh

3. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (sebelum dan sesudah sakit)


1. Konsep Diri
a. Citra tubuh : klien merasakan terjadi perubahan pada tubuhnya selama sakit
dibandingkan beberapa tahun lalu sebelum klien menderita penyakit Ca
mamae. Klien mengatakan tubuhnya tidak cantik lagi pasca tindakan
operasi dan merasa seperti kehilangan penampilan tubuh terpenting
bagian tubuh yang klien sukai dikarenakan tindakan dari penyakit yang
dihadapinya

b. Identitas :Klien merupakan seorang perempuan berumur 45 tahun, klien anak


ketiga dari enam orang bersaudara. Klien merasa berbeda dengan
orang lain, perbedaan utama yang dirasakan klien adalah keindahan
fisiknya untuk berpenampilan layaknya seorang perempuan yang memiliki
keindahan.

c. Peran :Klien mengatakan susah menjalankan perannya sebagai seorang ibu


rumah tangga serta seorang pengajar bagi murid-murid nya di
Sekolah dasar. Saat ini klien tidak bisa menjalani peran seorang ibu
rumah tangga dan seorang pengajar sekolah dasar, diitandai dalam
mengurus keluarga serta menjalani seorang istri pada suaminya merasa
ragu karena salah satu organ yang terpenting dalam menjalankan
peran istri telah hilang. Peran klien dalam masyarakat saat ini juga
tidak dapat dijalankan dengan baik, klien tidak dapat lagi mengikuti
seperti kegiatan ibu-ibu majelis taklim di masjid dan pertemuan
masyarakat di lingkungannya, padahal dulunya klien mengaku cukup
aktif di masyarakat. Menurut suami klien, saat ini lebih banyak duduk
di tempat tidur dan tidak bersemangat seperti dulu lagi melakukan
pekerjaan sehari-hari.

d. Ideal diri :klien selalu berharap cepat sembuh dari penyakitnya agar bisa
beraktifitas normal seperti sebelum klien sakit. Klien juga berharap
bisa mejalankan tugas nya sebagai pengajar dan berpartisipasi aktif
dalam lingkungan sekitar dan kegiatan kemasyarakatan .

e. Harga diri : partisipanmerasa dirinya kurang dihormati dalam lingkungan sosial


dikarenakan penyakit yang memaksanya untuk mengurangi kegiatan
kemasyarakatan. hal tersebut membuat partisipanminder, malu untuk
bergaul dengan masyarakat, sehingga partisipan lebih sering
berinteraksi dengan keluarga dibandingkan dengan masyarakat di
lingkungannya.

2. Genogram

27
Jelaskan :________________________________________________________________
__________

3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat :
klien selalu bercerita dengan suami
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat
klien mengikuti kelompok majelis taklim di masjid dan PKK
a. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Klien tidak mempunyai hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

4. Spiritual dan kultural


a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam
b. Konflik nilai/ keyakinan/ budaya
Tidak ada konflik tentang keagamaan
c. Kegiatan ibadah
Klien lebih sering melakukan kegiatan beribadah dirumah dan sesekali mengikuti
kegiatan majelis taklim di masjid
4. AKTIVITAS SEHARI-HARI (ADL)

1. Makan
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan
total

2. BAB/BAK
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan
total

3. Mandi
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan
total

4. Berpakaian/berhias
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan
total

5. Istirahat dan tidur


√ Tidur siang lama : klien jarang tidur siang
√ Tidur malam lama: 21.00 s/d 04.00
√ Aktivitas sebelum / sedudah tidur : klien merapikan tempat tidur setelah bangun
tidur, menyikat gigi sebelum tidur

6. Penggunaan obat
√ Bantuan minimal Sebagian Bantuan
total

7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan √ Ya Tidak
Sistem pendukung √ Ya Tidak

28
8. Aktivitas di dalam rumah
Mempersiapkan makanan √ Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah √ Ya Tidak
Mencuci pakaian √ Ya Tidak
Pengaturan keuangan √ Ya Tidak

9. Aktivitas di luar rumah


Belanja √ Ya Tidak
Transportasi √ Ya Tidak
Lain-lain Ya Tidak

Jelaskan :klien berbelanja di tukang sayur keliling, menggunakan transportasi


sepeda motor sendiri

5. MEKANISME KOPING
Adatif Maladaptif
√ Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya ...................... Lainnya ......................

Jelaskan : klien cenderung selalu menceritakan jika ada masalahdengan


suaminya.Bentuk pertahanan egonya adalah tingkat denial merupakan
ketidaksetujuan terhadap realita yang terjadi ditubuhnya.

6. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


Masalah dengan dukungan kelompok, uraikan

________________________________________________________________________
______
Masalah berhubungan dengan lingkungan, uraikan

________________________________________________________________________
______
Masalah dengan pendidikan, uraikan

________________________________________________________________________
______
Masalah dengan pekerjaan, uraikan

________________________________________________________________________
______
Masalah dengan perumahan, uraikan

________________________________________________________________________
______
Masalah dengan ekonomi, uraikan

________________________________________________________________________
______

29
Masalah dengan pelayanan kesehatan, uraikan

________________________________________________________________________
______
Masalah lainnya, uraikan

________________________________________________________________________
______

7. KURANG PENGETAHUAN TENTANG


Penyakit jiwa Sistem pendukung
Faktor presiptasi Penyakit fisik
Koping Obat-obatan
Lainnya
_______________________________________________________________________

Jelaskan :________________________________________________________________
__________

8. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Post op Mastektomi Ca Mamae

Terapi medik : infus Nacl 0,9% 14 tpm


Injeksi ceftriaxone 2 x 1 g iv
Injeksi ondancentron 3 x 4 mg iv
Injeksi santagesik 3 x 1 g iv

9. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN


1.Gangguan citra tubuh didukung oleh data subjektif yaitu klien mengatakan semenjak
menderita Ca mamae dan menjalani tindakan mastektomi klien merasa kehilangan
penampilan tubuh.
2.Harga diri rendah situasional dibuktikan oleh data subjektif yaitu klien mengatakan
minder dan malu, tidak mampu menjalani hidupnya dengan satu payudara.
3.Penampilan peran tidak efektif dibuktikan dengan data subjektif yaitu klien tidak bisa
menjalani peran seorang ibu rumah tangga dan seorang pengajar sekolah dasar.

10. ANALISA DATA

No DATA MASALAH
Data subjektif :
Klien mengatakan semenjak menderita
Ca Mamae dan menjalani tindakan
operasi mastektomi merasa
kehilangan penampilan tubuhnya
1 Gangguan citra tubuh
Data objektif :
- adanya luka post op mastektomi
- klien menghindari menyentuh bagian
tubuh yang hilang
- klien terlihat lebih banyak diam
2. Data subjektif : Harga diri rendah situasional
Klien mengatakan minder dan malu,

30
tidak dapat menjalani hidupnya
dengan satu payudara

Data objektif :
- kontak mata kurang
- pasif
- lemas dan tidak bergairah
- tidak mampu membuat keputusan
Data subjektif :
Klien mengatakan tidak bisa menjalani
peran seorang ibu rumah tangga dan
seorang pengajar sekolah dasar
dengan baik
3. Penampilan peran tidak efektif
Data objektif :
- merasa cemas tidak bisa mengurus
suami dan keluarga

11. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/bentuk tubuh ditandai


dengan adanya luka bekas operasi mastektomi, klien menghidari melihat atau menyentuh
bagian tubuh yang hilang.

Sidoarjo, 04-
04-2023
Mahasiswa

Indah
kustantri

12. INTERVENSI
Rencana Tindakan Keperawatan
Tgl Dx
Tujuan Tindakan Keperawatan
1. Setelah dilakukan tindakan Promosi citra tubuh (1.09305)
04-04- keperawatan 2 x 24 jam Observasi
2023 diharapkan citra tubuh  identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan
meningkat dengan kriteria tahap perkembangan
hasil:  identifikasi budaya, agama, jenis kelamin
-verbalisasi kehilangan dan umur terkait citra tubuh
bagian tubuh membaik  identifikasi perubahan citra tubuh yang
-menyembunyikan bagian mengakibatkan isolasi sosial
tubuh berlebihan menurun Terapeutik
-hubungan sosial membaik  diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
 diskusikan perbedaan penampilan fisik
terhadap harga diri
 diskusikan kondisi stress yang

31
mempengaruhi citra tubuh

diskusikan cara mengambangkan harapan
citra tubuh secara realistis
Edukasi
 jelaskan kepada keluarga tentang perawatan
perubahan citra tubuh
 anjurkan mengungkapkan gambaran diri
terhadap citra tubuh
 latih peningkatan penampilan diri
 latih pengungkapan kemampuan diri kepada
orang lain maupun kelompok

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

NO Tanggal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx & Jam
1. 04-04- S : klien mengatakan semenjak
2023 menderita penyakit Ca Mamae dan
14.30 Mengidentifikasi harapan citra tubuh melakukan tindakan operasi
berdasarkan tahap perkembangan pengangkatan payudara merasa
dirinya cacat
14.45 Mengidentifikasi budaya, agama, jenis
kelamin, dan umur terkait citra tubuh O:
- klien tampak gelisah
15.00 Mendiskusikan perubahan tubuh dan - klien menghindari menyentuh
fungsinya bagian tubuh yang dioperasi

15.15 Mendiskusikan perbedaan penampilan A : gangguan citra tubuh

32
fisik terhadap harga diri
P:
15.30 Mendiskusikan kondisi stres yang Evaluasi terapi sesi 1 selasai dan
mempengaruhi citra tubuh melanjutkan untuk terapi
selanjutnya
15.45 Menjelaskan kepada keluarga tentang
perawatan perubahan citra tubuh

16.00 Melatih peningkatan penampilan diri


dengan berdandan
1. 05-04- S : klien mengungkapkan saat ini
2023 dirinya sudah belajar menerima
14.15 Mengidentifikasi perubahan citra keadaan tubuhnya
tubuh yang mengakibatkan isolasi
sosial O:
14.45 - klien tampak tenang dan mampu
Mendiskusikan cara mengembangkan menerima perasaan tentang citra
harapan citra tubuh secara realistis tubuhnya
15.15
Menganjurkan mengungkapkan A : gangguan citra tubuh
gambarab diri terhadap citra tubuh
15.45 P:
Melatih peningkatan penampilan diri Evaluasi terapi sesi 2 selesai
dengan berdandan dan memakai
pakaian yang longgar
16.15
Melatih pengungkapan kemampuan
diri kepada orang lain maupun
kelompok

33

Anda mungkin juga menyukai