SITI CHUMAIDAH
NIM : 2124201012
MOJOKERTO
TINJAUAN TEORITIS
1
Virus dan toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
b. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes mellitus tipe 2 merupakan terjadinya resistensi insulin
dan gangguan sekresi insulin, normalnya insulin akan terikat dengan
reseptor khusus pada permukaan sel sebagai akibat terikatnya insulin
dengan reseptor tersebut; terjadi suatu rangkaian reaksi dalam dalam
metabolisme glukosa dalam sel. Resistensi insulin pada DM tipe 2
disertai dengan penurunan reaksi intra sel. Dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh
jaringan. Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah
terbentuknya glukosa dalam darah, harus terdapat peningkatan jumlah
insulin yang disekresikan. Jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi
peningkatan kebutuhan akan insulin, maka kadar glukosa akan
meningkat dan terjadi DM tipe 2. Insulin disekresikan oleh sel-sel beta
yang merupakan salah satu dari empat tife sel dalam pulau- pulau
langerhans pangkreas. Insulin merupakan hormon anabolik atau
hormon untuk menyimpan kalori (storage hormon). Apabila seseorang
makan makanan, sekresi insulin akan meningkat dan menggerakkan
glukosa kedalam sel-sel otak, hati serta lemak. Dalam sel-sel
tersebut,insulin menimbulkan efek berikut ini :
c. Menstimulasi penyimpanan glukosa dalam hati dan otot (glukagon)
d. Meningkatkan penyimpanan lemak dari makanan dalam jaringan
adipose
e. Mempercepat pengangkutan asam-asam amino (yang berasaldari
protein makan) kedalam sel
Insulin juga menghambat pemecahan glukosa, protein dan lemak yang
disimpan. Selama masa “puasa” ( antara jam-jam makan dan saat tidur
malam), pankreas akan melepaskan secara terus
2
menerus sejumlah kecil insulin bersama dengan hormon pangkreas lain
yang disebut glukagon (hormon ini disekresi oleh sel α pangkreas/pulau
langerhans). Insulin serta glukagon bersama-sama mempertahankan kadar
glukosa serta bersama- sama mempertahankan kadar glukosa yang konstan
dalam darah dengan menstimulasi pelepasan glukosa dari hati. Pada
mulanya hati menghasilkan glukosa melalui pemecahan glikogen
(glikogenolisis), setelah 8-12 jam tanpa makanan, hati membentuk glukosa
dan pemecahan zat-zat selain karbohidrat yang mencakup asam–asam
amino(glukoneogenesis).
3
Suddarts, 2002) antara lain : resiko defisit cairan, gangguan nutrisi,
kurang pengetahuan tentang informasi, dan potensial ketidakmampuan
melakukan perawatan mandiri. Penentuan diagnosa secara psikososial
meliputi ansietas, sedangkan menurut (Lukbin & Larsen, 2006).
Kurangnya pengetahuan dan keterampilan terhadap faktor fisiologis
penyakit berdampak juga pada pemberian edukasi di rumah sakit
dimana klien dan keluarga tidak memiliki kesempatan memperoleh
edukasi tentang diagnosadan regimen terapi yang akurat.
c. Intervensi Keperawatan
Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan
pemantauan tanda tanda vital ada tidaknya tanda dehidrasi, takikardia,
hipotensi. Dalam memperbaiki asupan nutrisi dengan mempersiapkan
penderita agar bisa menjalankan program pemberian diet bagi
pengontrolan glukosa darah dengan memperhatikan asupan hariannya.
Brunner dan Suddarts (2002) intervensi pada kurang pengetahuan
dengan pemberian pendidikan kesehatan secara terarah guna
memberikan informasi yang dapat dimengerti oleh penderita dan bisa
dilaksanakan di kemudian hari, pemberian penyuluhan dalam
mempersiapkan perawatan klien secara mandiri memerlukan peran
serta keluarga sehingga tujuan dari pencapaian keperawatan bisa di
lakukan klien selama dalam perawatan dirumah, seperti pemberian
terapi oral secara benar dan bagi yang menggunakan terapi insulin
klien bisa memutuskan tempat yang akan dilakukan dalam pemberian
terapi tersebut.
d. Implementasi Keperawatan
Pemberian asuhan keperawatan selama dalam perawatan diruangan
diharapkan adanya peran serta keluarga dan klien sehingga pemberian
asuhan bisa dilakukan secara terpadu dan
4
mengurangi kecemasan serta ketidakberdayaan klien dalam
menjalankan perawatan secara mandiri.
e. Evaluasi Keperawatan
Klien dan keluarga mampu melakukan tindakan pemberian terapi oral
secara benar dan mampu melaksanakan perawatan mandiri dalam
menentukan pilihan diet nutrisi yang harus dijalankan, pemberian terapi
injeksi pada lokasi yang ditentukan serta mamahami perjalanan
penyakit diabetesmelitus.
5
B. Konsep Kecemasan
1. Pengertian
Ansietas adalah perasaan tidak nyaman atau kekhawatiran yang samar
disertai respon autonom (sumber sering kali tidak spesifikk atau tidak
diketahui oleh individu), perasaan takut yang disebabkan oleh antisipasi
yang berbahaya. Hal ini merupakan isyarat kewaspadaan yang
memperingatkan individu akan adanya bahaya dan memampukan
individu untuk bertindak menghadapi ancaman (Nanda, 2010:281).
Kecemasan merupakan suatu keadaan perasaan gelisah, ketidaktentuan,
ada rasa takut dari kenyataan atau persepsi ancaman sumber aktual yang
tidak diketahui masalahnya (Pardede & Simangunsong, 2020).
Kecemasan merupakan suatu respon psikologis maupun fisiologis
individu terhadap suatu keadaan yang tidak menyenangkan, atau reaksi
atas situasi yang dianggap mengancam (Hulu & Pardede, 2016).
Kecemasan adalah pengalaman subjektif dari ketegangan mental yang
mengganggu sebagai reaksi umum dan ketidakmampuan untuk
menghadapi masalah atau adanya rasa tidak aman. Perasaan tidak
menyenangkan umumnya menimbulkan gejala fisiologis (seperti
gemetar, berkeringat, detak jantung meningkat, dll) dan gejala psikologis
seperti panik, tegang, bingung, tidak dapat berkonsentrasi, dll ( Pardede,
Simanjuntak, & Manalu 2020).
Kecemasan (anxiety) merupakan perasaan takut yang tidak jelas
penyebabnya dan tidak didukung oleh situasi yang ada. Kecemasan
dapat dirasakan oleh setiap orang jika mengalami tekanan dan perasaan
mendalam yang menyebabkan masalah psikiatrik dan dapat berkembang
dalam jangka waktu lama. (Marbun, Pardede & Perkasa, 2019).
Kecemasan yang terjadi tidak saja dialami oleh seorang pasien
6
tetapi dapat juga dialami oleh perawat karena perawat terkadang cemas
ketika berhadapan dengan pasien dan keluarga pasien (Pardede, Keliat,
Damanik, & Gulo, 2020).
2. Etiologi Kecemasan
Meski penyebab ansietas belum sepenuhnya diketahui, namun
gangguan keseimbangan neurotransmitter dalam otak dapat menimbulkan
ansietas pada diri seseorang. Faktor genetik juga merupakan faktor yang
dapat juga menimbulkan gangguan ini, ansietas terjadi ketika seseorang
mengalami kesulitan menghadapi situa si, masalah dan tujuan hidup
(Videbeck, 2018).
Setiap individu menghadapi stress dengan cara berbeda-beda, seseorang
dapat tumbuh dalam situasi yang dapat menimbulkan stress berat pada
orang lain adapun faktor-faktornya yang mempengaruhi ansietas adalah :
a. Faktor predisposisi
7
3). Teori perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang yang
menggangu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diharapkan
4). Kajian biologis
Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor
khusus untuk benzodiazepin, obat-obatan yang meningkatan
neuroregulator yang berperan penting dalam mekanisme biologis
yang berhubungan dengan ansietas(Stuart, Keliat & Pasaribu, 2016)
3. Faktor presipitasi
3. Tingkat Kecemasan
a. Ansietas Ringan
Ansietas ringan berhubungan dengan ketengan akan peristiwa kehidupan
sehari-hari. Pada tingkat ini laangan persepsi melebar dan individu
terdorong untuk belajar yang akan menghasilkan pertumbuhan kreatifitas.
(Bulechek, 2016).
1). Respon fisiologis
- Sesekali napas pendek
8
- Nadi dan tekanan darah naik
- Gejala ringan pada lambung
- Muka berkerut dan bibir bergetar
2). Respon kognitif
- Lapang persepsi melebar
- Mampu menerima rangsangan yang kompleks
- Konsentrasi pada maslah
- Menejlaskan masalah secara efektif
3). Respon perilaku dan emosi
- Tidak dapat duduk tenang
- Tremor halus pada tangan
- Suara kadang-kadang meninggi
b. Ansietas sedang
Pada tingkat ini lapangan persepsi terhadap lingkugan menurun. Individu
lebih memfokuskan hal-hal penting dan mengenyampingkan hal-hal lain
(Bulechek, 2016).
1). Respon fisiologis
- Nadi (ekstra systole) dan tekanan darah naik
- Mulut kering
- Anorexia
- Diare/konstipasi
- Gelisah
2). Respon kognitif
- Lapang persepsi menyempit
- Rangsang luar tidak mampu diterima
- Berfokus pada apa yang menjadi perhatian
3). Respon perilaku dan emosi
- Gerakan tersentak-sentak (meremas tangan)
- Bicara banyak dan lebih cepat
- Susah tidur
- Perasaan tidak aman
c. Ansietas berat
9
Pada ansietas berat lapangan persepsi menjadi sangat sempit, individu
cenderung memikirkan hal yang kecil saja dan mengabaikan hal
lain,individu tidak mampu lagi berpikir realistis dan membutuhkan
pengarahan untuk memusatkan perhatian pada area lain (Bulechek, 2016).
1). Respon fisiologi
- Sering nafas pendek Nadi dan tekanan darah naik
- Berkeringat dan sakit kepala
- Penglihatan kabur
- Ketegangan
2). Respon kognif
- Lapang persepsi sangat sempit
- Tidak mampu menyelesaikan masalah
- Respon perilaku dan emosi
- Perasaan ancaman meningkat
4.Mekanisme Koping
Ketika pasien mengalami ansietas, individu menggunakan bermacam macam
mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya. Dalam bentuk ringan
ansietas bentuk ringan ansietas dapat di atasi dengan menangis, tertawa,
tidur, olahraga atau merokok. Bila terjadi ansietas berat sampai panik akan
terjadi ketidakmampuan mengatasi ansietas secara konstruktif merupakan
penyebab utama perilaku yang patologis, individu akan menggunakan.
Mekanisme koping untuk mengatasi ansietas adalah:
10
untuk mengatasi rintangan agar memenuhi kebutuhan.
2). Perilaku menarik diri Digunakan untuk menghilangkan sumber
ancaman baik secara fisik maupun psikologis.
3). Perilaku kompromi Digunakan untuk merubah tujuan yang akan
dilakukan atau mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai
tujuan.
b. Mekanisme pertahanan ego (Ego oriented reaction) Mekanisme ini
membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang yang digunakan untuk
melindungi diri dan dilakukan secara sadar untuk mempertahankan
keseimbangan. Mekanisme pertahanan ego:
1). Disosiasi adalah pemisahan dari proses mental atau perilaku dari
kesadaran atau identitasnya.
2). Identifikasi (identification) adalah proses dimana seseorang untuk
menjadi yang ia kagumi berupaya dengan mengambil/meniru
pikiranpikiran, perilaku dan selera orang tersebut.
3). Intelektualisasi (intellectualization) adalah penggunaan logika dan
alasan yang berlebihan untuk menghindari pengalaman yang
mengganggu perasaannya.
4). Introjeksin (introjection) adalah suatu jenis identifikasi yang dimana
seseorang mengambil dan melebur nilai-nilai dan kualitas seseorang
atau suatu kelompok kedalam struktur egonya sendiri, berupa hati
nurani, contohnya rasa benci atau kecewa terhadap kematian orang
yang dicintai, dialihkan dengan cara menyalahkan diri sendiri.
5). Kompensasi adalah proses dimana seseorang memperbaiki penurunan
citra diri dengan secara tegas menonjolkan keistimewaan/kelebihan
yang dimilikinya.
6). Penyangkalan (Denial) adalah menyatakan ketidak setujuanterhadap
realitas dengan mengingkari realitas tersebut. Mekanisme pertahanan
ini adalah penting, sederhana, primitive.
11
7). Pemindahan (displacement) adalah pengalihan emosi yang semula
ditujukan pada seseorang/benda kepada orang lain/benda lain yang
biasanya netral atau kurang mengancam dirinya.
8). Isolasi adalah pemisahan unsur emosional dari suatu pikiran yang
menggangu dapat bersifat sementara atau berjangka lama.
9). Proyeksi adalah pengalihan buah pikiran atau impuls pada diri
sendiri kepada orang lain terutama keinginan, perasaan emosional
dan motivasi yang tidak dapat ditoleransi.
10). Rasionalisasi adalah mengemukakan penjelasan yang tampak logis
dan dapat diterima masyarakat untuk membenarkan perasaan
perilaku dan motif yang tidak dapat diterima.
11). Reaksi formasi adalah pengembangan sikap dan pola perilaku yang ia
sadari yang bertentangan dengan apa yang sebenarnya ia rasakan
atau ingin dilakukan.
12). Regresi adalah kemunduran akibat stress terhadap perilaku dan
merupakan ciri khas dari suatu taraf perkembangan yang lebih dini.
13). Represi adalah pengenyampingkan secara tidak sadar tentang- tentang
pikiran, ingatan yang menyakitkan atau bertentangan, dari kesadaran
seseorang merupakan pertahanan ego yang primer yang cenderung
diperkuat oleh mekanisme lain.
5. Rentang Respon
Menurut Stuart (2006) “menjelaskan rentang respon individu terhadap
cemas berfluktuasi antara respon adaptif dan maladaptif. Rentang respon
yang paling adaptif adalah antisipasi dimana individu siap siaga untuk
beradaptasi dengan cemas yang mungkin muncul. Sedangkan rentang yang
paling maladaptif adalah panik dimana
12
individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi
sehingga mengalami ganguan fisik, perilaku maupun kognitif. Seseorang
berespon adaptif terhadap kecemasannya maka tingkat kecemasan yang
dialaminya ringan, semakin maladaptif respon seseorang terhadap
kecemasan maka semakin berat pula tingkat kecemasan yang dialaminya,
seperti gambar dibawah ini :
6. Penatalaksanaan
Menurut Hawari (Yogiantoro, 2017) penatalaksanaan ansietas pada tahap
pencegahaan dan terapi memerlukan suatu metode pendekatan yang
bersifat holistik, yaitu mencangkup fisik (somatik), psikologik atau
psikiatrik, psikososial dan psikoreligius. Selengkpanya seperti pada uraian
berikut :
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress, dengan cara :
- Makan makanan yang berigizi dan seimbang
- Tidur yang cukup
- Olahraga yang teratur
- Tidak merokok dan tidak minum minuman keras
b. Terapi Psikofarmaka
Gejala atau keluhan fisik (somatik) sering dijumpai sebagai gejala ikutan
atau akibat dari kecemasan yang bekerpanjangan. Untuk menghilangkan
keluhan-keluhan somatik (fisik) itu dapat diberikan obat-obatan yang
ditujukan pada organ tubuh yang bersangkutan.
13
d. Psikoterapi
14
2. Diagnosa : Ansietas
Setelah melakukan pengkajian dan mengelompokkan data pada pasien
ansietas selanjutnya buatlah pohon masalah. Pohon masalah akan membantu
dan mempermudah untuk menegakkan diagnosa keperawatan.
3. Intervensi Keperawatan
a. Tujuan Tindakan Keperawatan
4. Evaluasi
a. Pasien dapat mengenal ansietas
mengatasi ansietas.
d. Melibatkan Keluarga dalam latihan yang telah disusun
5. Pendokumentasian
Dokumentasi asuhan keperawatan dilakukan pada setiap tahap proses
keperawatan yang meliputi dokumentasi pengkajian, diagnosis keperawatan,
perencanaan, implementasi tindakan keperawatan, dan evaluasi. Berikut
contoh pendokumentasian asuhan keperawatan pada klien dengan ansietas.
Memasukan kejadwal kegiatan harian klien
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
KESEHATAN JIWA
I. IDENTITAS KLIEN
Nama/inisial : Ny. S (L/P)
Umur : 39 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ds, Ngaban Rt 05 Rw 04 Tanggulangin
Tanggal Pengkajian /jam : 14.10
Informan ALASAN MASUK RS / ALASAN DATANG KE PUSKESMAS / KELUHAN
UTAMA
Klien mengatakan takut semenjak kejadian saudaranya di aputansi karena penyakit diabetes
yang sama, Apakah suatu saat bisa terjadi padanya, Mengingat ada keturunan dari ibunya juga
sakit diabet. Klien sangat takut dan sering bertanya tentang sakitnya, Badanya sangat lemah,
mengalami gangguan penglihatan
Bila ya jelaskan___________________________________________________________________
Pengobatan sebelumnya Berhasil Kurang Berhasil v Tidak Berhasil
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
Pelaku/ usia Korban/ usia Saksi/ usia
1. Aniaya fisik
2. Aniaya seksual
3. Penolakan
4. Kekerasan dalam keluarga
5. Tindakan kriminal
Jelaskan :___________________________________________________________________
___________________________________________________________________
6. Pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan (bio, psiko, sosio, kultural, spiritual):
Saudaranya diaputasi, ibunya juga sakit diabet,
_______________________________________________________________________________
klien: extrovert v introvert lain-lain:__________________
1
___________________________________________________________________
2. Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit fisik yang sama? v ya tidak
Bila ya jelaskan (hubungan dengan keluarga, riwayat pengobatan)
Kakak perempuannya yang no 2 sakit diabet juga, kakaknya sama tidak teratur untuk minum obat
dan menjaga diit
Adakah anggota keluarga yang mengalami penyakit fisik lain (penyakit kronis/menular/keturunan?
ya v tidak
Bila ya jelaskan (hubungan dengan keluarga, penyakit yang dialami, dan riwayat pengobatan)
___________________________________________________________________
1. STATUS MENTAL
1. Penampilan
tidak rapi v penggunaan pakaian Cara berpakaian tidak
seperti
tidak sesuai biasanya
Jelaskan : karena terlalu takut dengan sakitnya klien tidak perduli dengan penampilannya
2. Kesadaran
Kwantitatif/ penurunan kesadaran]
compos mentis v apatis/ sedasi somnolensia
sopor subkoma koma
Kwalitatif
tidak berubah v berubah
meninggi v gangguan tidur: sebutkan insomnia
hipnosa disosiasi: sebutkan____________________________________
3. Disorientasi
waktu tempat orang
Peningkatan:
hiperkinesia, hiperaktivitas gaduh gelisah katatonik
TIK grimase tremor gagap
stereotipi mannarism katalepsi akhopraxia
command automatism atomatisma nagativisme reaksi konversi
v verbigerasi berjalan kaku/ rigit v kompulsif lain-2 sebutkan
Jelaskan : selalu bertanya tentang sakitnya, kurang menerima keadaan sakitnya yang sekarang
5. Afek/ Emosi
adequat tumpul dangkal/ datar labil
inadequat anhedonia marasa kesepian eforia
ambivalen apati marah depresif/ sedih
v cemas: ringan sedang berat panik
Jelaskan : perasaan kwatir yang berlebihan,padahal belum tetntu terjadi pada dirinya
2
6. Persepsi
halusinasi ilusi depersonalisasi v derealisasi
Macam Halusinasi
pendengaran penglihatan perabaan
pengecapan penghidu/ pembauan lain-lain, sebutkan...................
Jelaskan : tidak bisa menerima kenyataan
7. Proses Pikir
Arus Pikir
koheren inkoheren asosiasi longgar
fligt of ideas blocking pengulangan pembicaraan/ persevarasi
v tangansial sirkumstansiality logorea
neologisme bicara lambat bicara cepat irelevansi
main kata-kata afasi assosiasi bunyi lain2 sebutkan..
Jelaskan : pembicaraan yang berbelit belit sudah dijelaskan tapi bertanya kembali dan berulang-
ulang
Isi Pikir
obsesif ekstasi fantasi
bunuh diri ideas of reference pikiran magis
alienasi isolaso sosial rendah diri
preokupasi v pesimisme fobia sebutkan.........................
waham: sebutkan jenisnya
agama v somatik, hipokondrik kebesaran curiga
nihilistik sisip pikir siar pikir kontrol pikir
kejaran dosa
Jelaskan : takut sakitnya tidak bisa sembuh dan menjadi parah seperti kakaknya, dan berulang-
ulang dikatakan
Bentuk Pikir
v realistik nonrealistik
autistik dereistik
Jelaskan : berfikir sesuai dengan realita kenyataan yang ada dan terjadi pada saudaranya
8. Memori
gangguan daya ingat jangka panjang gangguan daya ingat jangka pendek
gangguan daya ingat saat ini amnesia, sebutkan.........................
paramnesia, sebutkan jenisnya fase reconaisance
hipermnesia, sebutkan ...................................................................
Jelaskan : kekewatiran yang keliru, merasa benar-benar akan terjadi, padahal bisa terjadi
dan bisa saja tidak
Jelaskan :untuk aktifitas klien masih bisa mengerjakan tapi sedikit lambat dan tidak tertib
3
Jelaskan : masih belum bisa menerima tentang sakitnya
2. FISIK
1. Keadaan umum : cemas, badanya lemah
_________________________________________________________________________________
2. Tanda vital: TD:140 / 90 mmHg N:86 x / mnt S: 36, 5 P: 23 x / mnt
3. UKur: TB:158 BB:55 kg v turun naik
4. Pemeriksaan fisik:
Kesadaran apatis, anemis -/-, Rh -/- tidak ada gangguan fisik
Jelaskan : ada gangguan penglihatan
c. Peran :Klien menjalani perannya sebagai seorang ibu dan juga istri, dan menjalankan
perannya sebagai seorang saudara dagi kakak dan adiknya
e. Harga diri : Klien kurang begitu percaya dengan keadaanya saat ini
2. Genogram
Jelaskan :
: Meninggal : perkawinan
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
4
3. Hubungan Sosial
a. Hubungan terdekat : Kakak perempuannya yang pertama
b. Peran serta dalam kelompok/ masyarakat : ikut kegiatan jamaah tahlil rutin 1 mg sekali
a. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain : tidak ada hambatan sebelumnya klien
sangat aktif dengan kegiatan di sekitarnya, semenjak tau sakit diabet agak sedikit
mengurung diri
1. Makan
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Klien bisa sendiri
2. BAB/BAK
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Klien bisa sendiri
3. Mandi
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Kadang mandi, kadang tidak
4. Berpakaian/berhias
Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
Klien bisa sendiri
5. Istirahat dan tidur
Tidur siang lama : 12.00 s/d 13.00
Tidur malam lama : 23.00 s/d 02.00
Aktivitas sebelum / sedudah tidur : selama dirumah sakit klien hanya dikamar di tempat tidur
6. Penggunaan obat
v Bantuan minimal Sebagian Bantuan total
untukminum obst disiapkan suaminya
7. Pemeliharaan kesehatan
Perawatan Lanjutan v Ya Tidak
Sistem pendukung v Ya Tidak
Minum obat teratur, patuh pada diit, ada dukungan dari suaminya dan saudaranya yang memberi
semangat
7. Aktivitas di dalam rumah
Mempersiapkan makanan v Ya Tidak
Menjaga kerapihan rumah v Ya Tidak
Mencuci pakaian v Ya Tidak
Pengaturan keuangan v Ya Tidak
Jelaskan :___________________________________________________________________
5. MEKANISME KOPING
Adatif Maladaptif
5
v Bicara dengan orang lain Minum Alkohol
Mampu menyelesaikan masalah Reaksi lambat / berlebih
Teknik relokasi Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lainnya ...................... Lainnya ......................
Jelaskan : Bila ada masalah ia akan membicarakan dengan suami dan saudaranya untuk mencari
jalaan keluarnya
Bila sakit klien berobat ke pelayanan kesehatan
Jelaskan : Klien cemas dengan sakit yang di deritannya dan tentang bagaimana untukminum obat
yang benar dan faktor apa yang memperberat sakitnya
8. ASPEK MEDIK
Diagnosa medik : Diabetes Militus
6
10. ANALISA DATA
No DATA MASALAH
1 DS :
- -Klien mengatakan khawatir dengan
penyakitnya serta takut dengan Ansietas
kejadian yang dialami kakak
perempuannya
- - Klien selalu bertanya tentang
penyakitnya
- - Klien mengatakan baru pertama kali
sakit dan harus opename
-
- DO : k/U Lemah
- Gelisah
- GCS 4,5,6
- T: 140 /90
- N : 86
- RR : 24 x / mnt
2 DS :
- Klien mengatakan apakah sakit yang Kurang pengetahuan
dideritannya karena kebiasaan
makanan yang tidak baik
- Klien mengatakan apakah sakitnya
karena keturunan
- Klien menganggap penyakit yang di
deritannya tidak serius
- Tidak tahu apa yang harus dilakukan
untuk penyakitnya
DO :
- Kurang faham apa yang sudah
dijelaskan
- Sering bertanya dengan pertanyaan
yang sama dan berulang-ulang
7
11. POHON MASALAH
Kecemasan
100
80
60 East
Kurangnya
40
pengetahuaan tentang penyakit
West
North
20
0
1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr
Stressor Fisik
Mahasiswa
SITI CHUMAIDAH
NIM : 2124201012
8
12. INTERVENSI
Rencana Tindakan Keperawatan
Tgl Dx
Tujuan Tindakan Keperawatan
1 Setelah dilakukan tindakan Observasi :
5/4/2023 keperawatan selama 3 hari 1. Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
diharapkan tingkat ansietas 2. Monitor tanda-tanda ansietas
menurun dengan kriteria
hasil : Terapeutik
1. Verbal : gelisah dengan 1. Ciptakan suasana terapeutik untuk
kondisi yang dihadapi menumbuhkan kepercayaan
2. Perilaku gelisah menurun 2. Pahami situasi yang menyebabkan ansietas
3. Kosentrasi membaik 3. Dengarkan dengan penuh perhatian
4. Identifikasi pemicu yang membuat
kecemasan
Edukasi :
1. Latih kegiatan untuk mengurangi
ketegangan
2. Latih tehnik relaksasi
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian obat ansietas jika perlu
9
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
NO Tanggal
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN EVALUASI
Dx & Jam
1 5/4/2023
14.20 1. Mengidentifikasi masalah yang S : - Klien menceritakan masalah yang
memicu adanya kecemasanklien ada pada dirinya
14.25
2. Memonitor tanda-tanda ansietas -Klien senang
14.40 ( gelisah, sering bertanya ) O: - Telah terbina hubungan saling
3. Mendengarkan keluhan klien percaya antara perawat dan klien
15.10 4. Melatih kegiatan relaksasi untuk -Klien mampu melakukan nafas
mengurangi kecemasan dalam dengan motovasi
- Tehnik relaksasi nafas dalam -Klien mampu latihan distraksi
- Distraksi : berbicaraa dengan dengan mandiri
hal positif A : Ansietas
- Hipnotis 5 jari fokus pada P:
hal positif - Latihan cara mengatasi
kecemasan
- Tehnik relaksasi nafas dalam 3
x / hari
- Distraksi : berbicara hal positif
3 x hari
- Hipnotis 5 jari fokus 3 x hari
5/4/2023
15.20
1. Megidentifikasi kesiapan dan S:
kemampuan menerima informasi - Klien mengatakan sudah mengerti
15.30 2. Memberikan Pendidikan penjelasan tentang sakitnya
Kesehatan sebelum melakukan - Klien mengatakan bisa
prosedur, klien kooperatif menerima sakit yang dialaminya
dengan apa yang dijelaskan - Klien faham tentang obat dan
15.40 3. Menyediakan materi dan media dosis yang harus di minum
Pendidikan kesehatan 0 : Sudah tidak sering bertanya
16.00 4. Menganjurkan memperhatikan Klien sudah tenang
akurasi dosis dan waktu A : Kurang pengetahuan tentang
pemberian obat diabet penyakitnya
16.10 5. Mengajarkan cara menyimpat P: Intervensi dihentihkan
obat diabet dengan benar
10
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORMULIR
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Setiap melakukan pengkajian, tulis tempat klien dirawat dan tanggal dirawat
I. IDENTITAS
1. Perawat yang merawat klien melakukan perkenalan dan kontrak dengan klien tentang : nama
perawat, nama klien, panggilan perawat, panggilan klien, tujuan, waktu, tempat pertemuan, topik
yang akan dibicarakan.
2. Usia dan No. RM Lihat RM
3. Alamat
4. Pekerjaan
5. Mahasiswa menuliskan sumber data / informan
RIWAYAT PSIKOSOSIAL
1. Tanyakan pada klien apakah klien pernah melakukan dan atau mengalami dan atau menyaksikan
penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan
kriminal. Beri tanda sesuai dengan penjelasan klien / keluarga apakah klien sebagai pelaku dan
atau korban, dan atau saksi, maka beri tanda pada kotak pertama. Isi usia saat kejadian pada
kotak ke dua. Jika klien pernah mengalami pelaku dan jelas tentang kejadian yang dialami klien
2. Tanyakan pengalaman masa lalu lain yang tidak menyenangkan baik bio, psiko, sosio, kultural,
spiritual seperti (kegagalan, kehilangan / perpisahan / kematian, trauma selama tumbuh
kembang) yang pernah dialami klien pada masa lalu
3. Bagaimana kesan kepribadian klien ?
11
tidak beri tanda pada kotak tidak. Apabila ada anggota keluarga lain yang mengalami gangguan
jiwa maka tanyakan bagaimana hubungan klien dengan anggota keluarga terdekat. Tanyakan apa
gejala yang dialami serta riwayat pengobatan dan perawatan yang pernah diberikan pada
anggota keluarga tersebut.
V. STATUS MENTAL
Beri tanda pada kotak sesuai dengan keadaan klien boleh lebih dari satu :
1. Penampilan
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
a. Penampilan tidak rapi jika dari ujung rambut sampai ujung kaki ada yang tidak rapi.
Misalnya : rambut acak-acakan, kancing baju tidak tepat, resleting tidak dikunci, baju terbalik,
baju tidak diganti-ganti.
b. Penggunaan pakaian tidak sesuai. Misalnya : pakaian dalam dipakai di luar baju
c. Cara berpakaian tidak seperti biasanya jika penggunaan pakaian tidak tepat (waktu, tempat,
identitas, situasi/kondisi)
d. Jelaskan hal-hal yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum
2. Kesadaran
Kwantitatif/penurunan kesadaran
Compos mentis : sadarkan diri
Apati : individu mulai mengantuk acuh tak acuh terhadap rangsang yang
masuk, diperlukan rangsang yang kuat untuk menarik perhatian
Somnolensia : jelas sudah mengantuk, diperlukan rangsang yang kuat lagi
untuk menarik perhatian
Sopor : ingatan, orientasi dan pertimbangan sudah hilang
Subkoma dan koma : tidak ada respon terhadap rangsang yang keras
Kwalitatif
a. Tidak berubah : Mampu mengadakan hubungan dan pembatasan dengan
lingkungannya dan dirinya (sesuai dengan kenyataan)
b. Berubah : Tidak mampu mengadakan hubungan dan pembatasan dengan
lingkungannya dan dirinya pada taraf tidak sesuai dengan kenyataan
c. Gangguan tidur : Dapat berupa insomnia, somnambulisme, nightmare, narkolepsi
d. meninggi : Keadaan dengan respon yang meninggi terhadap rangsang seperti
suara terasa lebih keras, warna terlihat lebih tenang dll
e. Hipnosa : Kesadaran yang sengaja diubah menurun / menyempit
f. Disosiasi : Tingkah laku / kejadian yang memisahkan dirinya secra psikologik
dengan kesadarannya contoh : trans, fugue dll
4. Aktivitas Motorik
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
Kelambatan
a. Hipokinesa, hipoaktifitas : gerakan atau aktivitas yang berkurang
b. Sub stupor katatonik : reaksi terhadap lingkungan sangat berkurang gerakan dan
aktivitas menjadi lambat
c. Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu juga bila
hendak diubah orang lain
d. Flexibilitas serea : mempertahankan posisi yang dibuat orang lain
Peningkatan
a. Hiperkinesa, hiperaktivitas : gerakan atau aktivitas yang berlebihan
b. Gaduh gelisah katonik : aktivitas motorik yang tidak bertujuan yang berkali-kali seakan
tidak dipengaruhi rangsang luar
12
c. Tik : gerakan involunter sekejap dan berkali-kali mengenai sekelompok oto yang
relatif kecil
d. Grimase : gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol
e. Tremor : jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjujurkan tangan
f. Kompulsif : kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulangkali mencuci tangan,
mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan
g. Mannerism : pergerakan yang stereotipe dan testrsi (seperti bermain sandiwara)
h. Ekhopraksia : meniru gerakan orang lain pada saat dilihatnya.
i. Verbegerasi : berkali-kali mengucapkan sebuah kata yang tidak tercantum
Jelaskan aktivitas yang ditampilkan klien dan kondisi lain yang tidak tercantum
5. Afek-emosi
Data ini didapatkan melalui hasil observasi perawat / keluarga
a. Adekuat : afek emosi yang sesuai dengan stimulus yang ada
b. Inadekuat : emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus yang ada
c. Datar/dangkal : tidak ada perubahan roman muka pada saat ada stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan
d. Tumpul : hanya bereaksi bila ada stimulus emosi yang kuat
e. Labil : emosi yang cepat berubah-ubah
f. Anhedonia : ketidak mampuan merasakan kesenangan
g. Kesepian : merasa dirinya ditinggalkan
h. Eforia : rasa gembira yang berlebihan
i. Ambivalensi : afek emosi yang berlawanan timbul bersama-sama terhadap seseorang,
obyek atau sesuatu hal.
j. Apati : berkurangnya afek emosi terhadap sesuatu atau semua hal disertai rasa
terpencil dan tidak peduli
k. Marah : sudah jelas
l. Depresif/sedih : seperti perasaan susah, tak berguna, gagal, putus asa dsb
m. Cemas : perasaan khawatir yang tidak jelas obyeknya, sebutkan tingkatnya
Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
6. Persepsi
a. Apakah ada halusinasi ? kalau ada termasuk jenis apa ?
b. Apakah ada ilusi ? kalau ada deskripsikan
Jenis-jenis halusinasi sudah jelas
Jelaskan isi halusinasi, frekuensi gejala yang tampak pada saat klien berhalusinasi
Diagnosa Keperawatan sesuai dengan data
c. Apakah ada depersonalisasi : perasaan aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa pribadinya
tidak seperti biasanya, tidak menurut kenyataan.
d. Derealisasi : perasaan aneh tentang lingkungannya dan tidak menurut kenyataan
Jelaskan hal-hal yang tidak tercantum
7. Proses pikir
Data diperoleh dari observasi pada saat wawancara
7.1 Arus pikir
a. Koheren : kalimat / pembicaraan dapat dipahami dengan baik
b. Inkoheren : kalimat tidak terbentuk, pembicaraan sulit dipahami
c. Sirkumstansial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada tujuan pembicaraan
d. Tangensial : pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai pada tujuan
e. Asosiasi longgar : pembicaraan tak ada hubungan antara satu kalimat dengan kalimat
lainnya, dan klien tidak menyadarinya
f. Flight of Ideas : pembicaraan yang melompat dari satu topik ke topik lainnya masih ada
hubungan yang tidak logis dan tidak sampai pada tujuan
g. Bloking : pembicaraan terhenti tiba0tiba tanpa gangguan eksternal kemudian
dilanjutkan kembali
h. Perseverasi : berulang-ulang menceritakan sesuatu ide, tema secara berlebihan
13
i. Logorea : pembicaraan cepat tidak terkontrol
j. Neologisme : membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami oleh umum
k. Irelevansi : ucapan yang tidak ada hubungannya dengan pertanyaan atau dengan
hal yang sedang dibicarakan
l. Assosiasi bunyi : mengucapkan perkataan yang mempunyai persamaan bunyi
m. Main kata-kata : membuat sajak secara tidak wajar
n. Afasi : bisa sensorik (tidak mengerti pembicaraan orang lain), motorik (tidak
bisa atau sukar berbicara)
Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara
Waham bizar
Sisip pikir : Klien yakin ada ide pikiran orang lain yang disispkan di dalam pikiran
yang disampaikansecara berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
Siar pikir : Klien yakin bahwa orang lain mengetahui apa yang dia pikirkan walaupun
dia tidak menyatakan kepada orang tersebut yang dinyatakan secara
berulang dan tidak sesuai dengan kenyataan
Kontrol pikir : Klien yakin pikirannya dikontrol oleh kekuatan dari luar
Jelaskan apa yang dikatakan oleh klien pada saat wawancara
14
d. Dereistik : cara berpikir dimana proses mentalnya tidak ada sangkut pautnya
dengan kenyataan, logika, atau pengalaman.
8. Memori
Data diperoleh melalui wawancara
a. Gangguan daya ingat jangka panjang : Tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi lebih
dari satu bulan
b. Gangguan daya ingat jangka pendek : Tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam
minggu terakhir
c. Gangguan daya ingat saat ini : Tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi
d. Amnesia : Sebutkan macamnya Amnesia retrograde / anterograde
e. Paramnesia : Ingatan yang keliru karena distorsi pemanggilan kembali contoh :
De javu : Seperti sudah pernah melihat sesuatu tetapi sebenarnya belum
Jamais vu : Seperti belum pernah melihat sesuatu tetapi sebenarnya sudah
Konfabulasi : Secara tidak sadar mengisi lubang-lubang dalam ingatannya
dengan cerita yang tidak sesuai dengan kenyataan
Fasse reconaisance : Pengelan kembali yang keliru, merasa bahwa itu benar tetapi
sesungguhnya tidak benar
f. Hipermnesia : Penahanan dalam ingatan dan pemanggilan kembali yang
berlebihan
Jelaskan sesuai dengan data terkait
15
12. Interaksi selama wawancara
Data ini didapatkankan melalui hasil wawancara dan observasi perawat / keluarga
a. Bermusuhan, tidak kooperatif, mudah tersinggung sudah jelas
b. Kontak mata kurang : tidak mau menatap lawan bicara
c. Defensif : selalu berusaha mempertahankan pendapat dan kebenaran dirinya
d. Curiga : menunjukkan sikap/perasaan tidak percaya pada orang lain
Jelaskan sesuai dengan data terkait
VI. FISIK
Pengkajian fisik difokuskan pada sistem fungsi organ :
1. Ukur dan observasi tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan klien
2. Ukur tinggi badan dan berat badan klien
3. Tanyakan apakah, berat badan naik atau turun dan beri tanda sesuai hasil
4. Tanyakan kepada klien / keluarga, apakah ada keluhan fisik yang dirasakan oleh klien, bila ada
beri tanda di kotak ya dan bila tidak beri tanda pada kotak tidak
5. Kaji/lakukan pemeriksaan fisik lebih lanjut sistem dan fungsi organ dan jelaskan sesuai dengan
keluhan yang ada
VII. PSIKOSOSIAL
1. Konsep diri
a. Citra tubuh :
Tanyakan persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian tubuh yang disukai dan tidak disukai
c. Peran : Tanyakan,
Tugas / peran yang diemban dalam keluarga / kelompok / masyarakat
Kemampuan klien dalam melaksanakan tugas / peran tersebut
2. Genogram
a. Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan
keluarga, contoh :
45
16
: Perempuan : pisah
: cerai : konflik
: klien : proyeksi
b. Jelaskan masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh
3. Hubungan sosial
a. Tanyakan pada klien siapa orang terdekat dalam kehidupannya, tempat mengadu, tempat
bicara, minta bantuan atau sokongan
b. Tanyakan pada klien kelompok apa saja yang diikuti dalam masyarakat
c. Tanyakan pada klien sejauh mana ia terlibat dalam kelompok di masyarakat
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan : Tanyakan tentang,
Pandangan dan keyakinan, terhadap gangguan jiwa sesuai dengan norma budaya dan
agama yang dianut
Pandangan masyarakat setempat tentang gangguan jia
b. Kegiatan ibadah : Tanyakan,
Kegiatan ibadah di rumah secara individu dan kelompok
Pendapat klien/keluarga tentang kegiatan ibadah
3. Mandi
a. Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci rambut, gunting
kuku, cukur (kumis, jenggot dan rambut)
b. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan
4. Berpakaian
a. Observasi kemampuan klien dalam mengambil, memilih dan mengenakan pakaian dan alas
kaki
b. Observasi penampilan dandanan klien
c. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian
d. Nilai kemampuan yang harus dimiliki klien : mengambil, memilih dan mengenakan pakaian
17
a. Observasi dan tanyakan tentang :
Lama dan waktu tidur siang / malam
Persiapan sebelum tidur seperti : menyikat gigi, cuci kaki dan berdoa
Aktivitas sesudah tidur seperti : merapikan tempat tidur, mandi / cuci muka dan menyikat
gigi
6. Penggunaan Obat
a. Observasi dan tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu dan cara pemberian
Reaksi obat
7. Pemeliharaan Kesehatan
a. Tanyakan kepada klien dan keluarga tentang :
Apa, bagaimana, kapan dan kemana perawat lanjut
Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki (keluarga, teman, instituisi dan lembaga
pelayanan kesehatan) dan cara penggunaannya
8. Aktivitas di Dalam Rumah
a. Tanyakan kemampuan klien dalam :
Merencanakan, mengolah dan menyajikan makanan
Merapikan rumah (kamar tidur, dapur, menyapu, mengepel)
Mencuci pakaian sendiri
Mengatur kebutuhan biaya sehari-hari
XI. PENGETAHUAN
Data didapatkan melalui wawancara pada klien . Pada tiap item yang dimiliki oleh klien simpulkan
dalam masalah.
18
XVI. DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Rumuskan diagnosis dengan rumusan P (permasalahan) dan E (Etiologi) berdasarkan pohon masalah.
Urutkan diagnosis sesuai dengan prioritas.
Pada akhir pengkajian, tulis tempat dan tanggal pengkajian serta tanda tangan dan nama jelas
mahasiswa.
19
20