Anda di halaman 1dari 9

Laporan pendahuluan

A. Definisi
Diabetes melitus merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya
hiperglikemia yang dikarenakan organ pankreas tidak mampu memproduksi insulin
atau kurangnya sensitivitas insulin pada sel target tersebut. Abnormalitas yang di
temukan pada metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang ada pada penderita
penyakit diabetes melitus dikarenakan aktivitas insulin pada target sel kurang (Kerner
and Bruckel, 2014).
Diabetes melitus merupakan kelainan yang terjadi karena meningkatnya kadar
gula darah atau hiperglikemia. Diabetes melitus adalah penyakit metabolik yang
terjadi karena peningkatan kadar gula dalam darah yang terjadi karena adanya
kelainan sekresi insulin sehingga memperlambat kerja insulin (Hasdinah dan
Suprapto, 2014).

B. Etiologi
Menurut padila (2012), etiologi melitus adalah :
1. Diabetes Tipe 1
a. Faktor genetik
Pasien diabetes sendiri tidak mewarisi diabetes tipe 1 dengan sendirinya,tetapi
mewarisi suatu predisposisi atau kerentanan genetik dari diabetes tipe 1, dan
kerentanan genetik ini ada pada individu dengan antigen tipe HLA.
b. Faktor- faktor imunologi
Terdapat reaksi autoimun yang merupakan reaksi abnormal di mana antibodi
secara langsung terarah pada jaringan manusia normal dengan bereaksi
terhadap jaringan yang dianggap sebagai benda asing yaitu autoantibodi
terhadap sel pulau Leangerhans dan isulin endogen.
c. Faktor lingkungan
Toksin atau virus tertentu yang dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.

1
2. Diabetes melitus tipe 2
Mekanisme pasti yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin pada diabetes tipe 2 masih belum jelas. Faktor genetik berperan dalam
perkembangan resistensi insulin menurut utomo et at (2020), adalah sebagai
berikut:
a. Usia
b. Obesitas
c. Riwayat keluarga

C. Fatofisiologi
Diabetes mellitus adalah penyakit yang disebabkan karena menurunnya insulin
atau defisiensi insulin (Fatimah, 2015). Defisiensi insulin terjadi karena :
a. Kerusakan
b. Menurunnya reseptor insulin pada jaringan perifer
c. Menurunnya reseptor glukosa di kelenjar pankreas
Diabetes melitus tipe 2 terjadi karena sel-sel insulin gagal karena tidak mampu
merespons dengan baik atau biasa disebut dengan resistensi insulin (Teixeria, 2011).
Resistensi insulin disebabkan karena faktor genetik dan lingkungan juga bisa menjadi
penyebab terjadinya DM. Pasien DM tipe 2 produksi glukosa dalam hati berlebihan
akan teteapi tidak terjadi kerusan sel beta langrhans secara autoimun (Fatimah, 2015).
Pada perkembangan awal DM tipe 2 sel beta akan mengalami gangguan sekresi
insulin, apabila tidak segera ditangani makan akan menyebabkan kerusakan pada sel
beta pankreas. Ketika kadar gula dalam darah meningkat, pankreas akan mengelurkan
hormon yang dinamakan insulin sehingga memungkinkan sel tubuh akan akan
menyerap glukosa tersebut sebagi energi. Hiperglikemia pada pasien dm terjadi
karena menurunnya penyerapan glukosa oleh sel yang di ikuti dengan meningkatnya
pengeluran glukosa dalam hati. Pengeluaran glukosa dalam hati akan meningkat
karena adanya proses yang menghasilkan glukogenolisis dan glukoneogenesis tanpa
hambatan
karena insulin tidak diproduksi (Sherwood, 2011).

2
D. Manifestasi klinis
Menurut Febrinasi et at (2020), manifestasi klinis diabetes melitus adalah :
1. Poliuria (sering kencing)
2. Polidipsia (sering merasa haus)
3. Polifagia (sering merasa lapar)
4. Penurunan berat badan yang tidak diketahui penyebebnya.
Selain hal-hal tersebut, gejala lain adalah :
1. Mengeluh lemah dan kurang energi
2. Kesemutan ditangan atau kaki
3. Mudah terkena infeksi bakteri atau jamur
4. Gatal
5. Mata kabur
6. Penyembuhan luka yang lama.

E. Komplikasi
1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia, yaitu kadar gula dalam darah berada dibawah nilai
normal < 50 mg/dl
b. Hiperglikemia, yaitu suatu keadaan kadar gula dalam darah meningkat secara
tiba – tiba dan dapat berkembang menjadi metabolisme yang berbahaya
2. Komplikasi Kronis
a. Komplikasi makro vaskuler, yang biasanya terjadi pada pasien DM adalah
pembekuan darah di sebagian otak, jantung koroner, stroke, dan gagal jangung
kongestif.
b. Komplikasi mikro vaskuler, yang biasanya terjadi pada pasien DM adalah
nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, dan amputasi (Perkeni,
2015).

F. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang untuk DM dilakukan pemeriksaan glukosa darah
sewaktu, kadar glukosa darah puasa, kemudian dilanjutkan dengan Tes Toleransi
Glukosa Oral standar. Untuk kelompok resiko tinggi DM, seperti usia dewasa tua,

3
tekanan darah tinggi, obesitas, riwayat keluarga, dan menghasilkan hasil pemeriksaan
negatif, perlu pemeriksaan penyaring setiap tahun. Bagi pasienberusia tua tanpa faktor
resiko pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun (Yunita, 2015).
Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau DM, maka dapat
digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi: toleransi glukosa
terganggu (TGT), glukosa darah puasa terganggu (GDPT). Pertama Glukosa darah
puasa terganggu (GDPT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma puasa antara 100-125
mg/dl dan pemeriksaan TTGO glukosa plasma 2 jam <140 mg/dl. Kedua Toleransi
glukosa terganggu (TGT): Hasil pemeriksaan glukosa plasma 2 jam setelah TTGO
antara 140199 mg/dl Diagnosis prediabetes dapat juga ditegakkan berdasarkan hasil
pemeriksaan HbA1c 5,7-6,4%.

G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan diabetes dititikberatkan pada 4 pilar penatalaksanaan diabetes, yaitu
edukasi, terapi gizi medis, latihan jasmani, dan intervensi farmakologis.
a. Edukasi
Tim kesehatan mendampingi pasien dalam perubahan perilaku sehat yang
memerlukan partisipasi efektif dari klien dan keluarga klien. Tujuan utama dari
pemberian edukasi pada pasien DM dan juga pada keluarga adalah harapan
diamana pasien dan keluarga akan mengerti bagaimana cara penanganan yang
tepat dilakukan pada pasien DM. Edukasi pada pasien bisa dilakukan meliputi
pemantauan kadar gula darah, perawatan luka, kepatuhan dalam pengansumsian
obat, peningkatan aktivitas fisik, pengurangan asupan kalori dan juga pengertian
serta komplikasi dari penyakit tersebut (Suzanna, 2014).
b. Terapi Gizi Medis
Pasien DM harus mampu memenuhi prinsip 3J pada dietnya, meliputi (jumlah
makanan yang dikonsumsi, jadwal diet yang ketat dan juga jenis makanan apa
yang dianjurkan dan pantangan makannya) (Rendy, 2012).
c. Olahraga
Olahragasecara teratur 3-4x dalam seminggu kurang lebih 30 menit (Suzanna,
2014).
d. Intervensi farmakologis
Berupa pemberian obat Hipoglikemik oral (sulfonilurea, biguanid/metformin,
inhibitor alfa glukosidase dan insulin) (Ernawati, 2013).

4
H. Pencegahan
1. Cek kadar gula darah secara teratur
Lakukanlah pengecekan gula darah secara teratur. Hal ini penting untuk
mendeteksi Diabetes secara dini sehingga dapat segera ditangani dan
meminimalisir kemungkinan terjadi komplikasi.
2. Komsumsi makanan yang sehat dan jaga pola makan yang baik
Jangan mengkomsumsi makanan yang banyak mengandung gula, lamak/ minyak,
dan garam secara berlebihan.
3. Rutin Berolahraga
Cara mencegah diabetes melalui rutin berolahraga dapat meningkatkan produksi
insulin dan sensitivitas sel-sel tubuh terhadap insulin. Dengan begitu, kadar gula
dalam darah akan terkontrol dengan baik, sehingga anda bisa terhindar dari
penyakit diabetes.
4. Mengelola stres
Stres dapat berpengaruh pada pola makan yang kurang baik. Anda akan cenderung
sering lapar sehingga akan ada kalori dalam porsi besar masuk dalam tubuh. Oleh
karenanya, anda perlu latihan mengelola sters untuk menunjang kesehatan
5. Rajin minum air putih
Cara mencegah diabetes di usis muda juga bisa dimulai dengan menghindari
minuman manis. Untuk mengatasinya, mulailah membiasakan minum air putih.
Jika dibandingkan minuman berkadar gula, air putih dapat meningkatkan hidrasi
tubuh secara lebih baik serta menurunkan kadar gula dalam tubuh.
6. Menjaga berat badan tetep ideal
Obesitas merupakan salah satu penyebab utama dari diabetes. Hal ini karena
obesitas mengganggu kerja metabolisme sehingga sel tubuh tidak mampu
merespon insulin secara optimal. Maka dari itu, tips mencegah diabetes secara
alami selanjutnya adalah dengan manjaga berat badan tetap ideal.

5
Asuahan keperawatan

A. Pengkajian Keperawatan
1. Pengumpulan data
Data biasa diperoleh dari pasien, keluarga, orang terdekat maupun dari
catatan medik .
2. Biodata
a. Identitas pasien, meliputi : Nama, umur, jenis kelamin, dan perkerjaan
dll.
b. Identitas penganggu jawab, meliputi : Nama, jenis kelamin, alamat,
pendidikan, hubungan dengan pasien.
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama akan di temukan tanda-tanda poliuria, polisidipsia,
polipagia, penurunan BB, kelelahan
b. Riwayat kesehatan masa lalu kegemukan yang berlangsung lama,
riwayat pankreastitis kronis, riwayat melahirkan anak lebih dari 4 kg,
riwayat glukosuria.
c. Riwayat kesehatan keluarga adanya riwayat keluarga tentang penyakit
diabetes melitus.
4. Pemeriksaan fisik

B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakstabilan kadar gula glukosa darah b/d disfungsi pangkreas
2. Resiko syok b/d kekurangan volume cairan
3. Perfusi perifer tidak efektif b/d hiperglikemia

6
C. Rencana / intervensi keperawatan

1. Manajemen hiperglikemia
Observasi :
a. Indentifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia
b. Monitor glukosa darah, jika perlu
c. Menitor tanda dan gejala hiperglikemia
d. Menitor intake dan output cairan
Terapeutik :
a. Berikan asupan cairan oral
b. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada
atau memburuk
Edukasi :
a. Anjurkan menghindari olahraga saat kadr gula darah lebih dari 250
mg/dl
b. Anjurkan monitor kadar glukosa darah secara mandiri
c. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga
d. Ajarkan pengelolaan diabetes
Kolaborasi :
a. Kolaborasi pemberian insulin, jika perlu
b. Kolaborasi pemberian cairan IV, jika perlu
c. Kolaborasi pemberian kallum, jika perlu
2. Pemantauan cairan
Observasi :
a. Menitor frekuensi dan kekuatan nadi
b. Monitor frekuensi napas
c. Menitor tekanan darah
d. Menitor berat badan
e. Menitor kadar albumin dan protein total
f. Monitor intake dan-output cairan
g. Indentifikasi tanda-tanda hipovolemia

7
h. Indentifikasi faktor risiko ketidakseimbangan cairam

Terapeutik :
a. Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
b. Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi :
a. Jelaskan tujuan dan prosedur pementauan
b. Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
3. Manajemen sensasi perifer
Observasi :
a. Indentifikasi penyebab perubahan sensasi
b. Monitor terjadinya parestesia, jika perlu
c. Monitor perubahan kulit
d. Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli vena
e. Monitor tekana darah

8
Daftar pustaka

https:// www. Siloamhospitals.com/informasi-siloam/ artikel/ cara-mencegah-diabetes

https://www.scribd.com/ document/60362419/ LP-diabetes-melitus-SDKI-SLKI

http://www.scribd.com/ document/47438967/lp-diabetes-melitus

https://www.scribd.com/ document/445211923/4-penyimpangan-kdm-DM-2-dox

https://www.scribd.com/document/549513545/LP-DM-KDP

Anda mungkin juga menyukai