Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN PENYAKIT TIDAK

MENULAR (PTM) DIABETES MELITUS PADA Ny. P DUSUN JAPUN 2


RT 3 PAREMONO MUNGKID MAGELANG

Dosen Pembimbing : Ns. Priyo., M.Kep

Disusun oleh :
ARIFAH RAHMAWATI
22.0604.0005

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolik kronis yang


ditandai dengan hiperglikemi. Penyebab diabetes melitus adalah gangguan sekresi
insulin, sensitivitas insulin atau keduanya. Terdapat empat jenis diabetes melitus
yaitu DM tipe 1, DM tipe 2, DM gestasional, dan diabetes tipe spesifik. Diabetes
melitus tipe 2 merupakan jenis yang paling banyak yaitu sekitar 90% di dunia
(Pramasari, 2022).

Menurut International Diabetic Federation (IDF), jumlah penderita diabetes


melitus pada tahun 2019 sebanyak 463 juta jiwa atau sekitar 9,3% dari jumlah
populasi usia 20-79 tahun di dunia. IDF memprediksi bahwa jumlah penderita
diabetes melitus akan mengalami peningkatan di tahun 2030 sebanyak 578 juta
jiwa dan di tahun 2045 sebanyak 700 juta jiwa (IDF, 2019).

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui bagaimana asuhan keperawatan keluarga Ny. P dengan masalah
utama diabetes melitus (DM) di dusun Japun 2, Paremono, Mungkid, Magelang.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengkajian pada keluarga dengan masalah diabetes melitus.
b. Mengetahui diagnosa keperawatan pada keluarga dengan masalah diabetes
melitus.
c. Mengetahui perencanaan keperawatan .
d. Mengetahui implementasi keperawatan pada keluarga dengan masalah diabetes
melitus.
e. Mengetahui evaluasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan masalah diabetes melitus.
f. Mengetahui hasil dokumentasi terhadap pelaksanaan asuhan keperawatan pada
keluarga dengan masalah diabetes melitus.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi
Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu penyakit yang menyebabkan gangguan
metabolism (metabolic syndrome) dari distribusi gula oleh tubuh. Diabetes
melitus adalah penyakit endokrin yang ditandai oleh kelainan metabolisme dan
komplikasi jengka panjang yang melibatkan organ lain seperti mata, ginjal, saraf
dan pembuluh darah (Wanaraja, 2020).
2.2 Etiologi
Diabetes melitus atau labih dikenal dengan istilah penyakit kencing manis
mempunyai beberapa penyebab , antara lain:
1. Pola makan
Makan secara berlebihan dan melebihi jumlah kadar kalori yang dibutuhkan oleh
dapat memacu timbulnya diabetes melitus. Kosumsi makanan berlebihan dan
tidak diimbangi dengan sekresi insulin dalam jumlah yang memadai dapat
menyebabkan kadar gula dalam darah meningkat dan pasitnya akan
menyebabkan diabetes melitus.
2. Obesitas (kegemukan)
Orang gemuk dengan berat badan lebih dari 90kg cenderung memiliki peluang
lebih besar untuk terkena penkit diabetes melitus.
3. Faktor genetik
Diabetes melitus dapat diwariskan orang tua kepada anak. Gen penyebab
diabetes melitus akan dibawa oleh anak jika orang tuanya menderita diabetes
nelitus. Pewarisan gen ini dapat sampai ke cucu-cucunya bahkan cicit wa[aupun
resikonya sangat kecil.
4. Bahan-bahan kimia dan obat obatan
Bahan bahan kimia dapat mengiritasi pankreas yang menyebabkan radang
pangkreas, radang pada pangkreas akan mengakibatkan fungsi pankres menurun
sehingga tidak ada sekresi hormon hormon untuk pross metabolism tubuh
termasuk insulin. Segala jenis residu obat yang terakumulasi dalam waktu yang
lama dapat mengiritasi pankreas.
5. Penyakit dan infeksi pada pankreas
Infeksi mikro organisme dana virus pada pankreas juga dapat menyebabkan
radang pankreas yang otomatis akan menyebabkan fungsi pankreas turun
sehingga tidak ada sekresi hormon-hormon untuk proses metabolisme tubuh
termasuk insulin. Penyakit seperti kolesterol tinggi dan dislipedemia dapat
meningkatkan resiko terkena diabetes melitus.
6. Pola Hidup
Pola hidup juga sangat mempengaruhi fakor penyebab diabetes melitus. Jika
orang malas berolah raga memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena penyakit
diabetes melitus karena olah raga berfungsi untuk membakar kalori yang
tertimbun didalam tubuh, kalori yang tertimbun didalam tubuh merupakan faktor
utama penyebab diabetes melitus selain disfungsi pankreas.
7. Kadar Kortikosteroid YangTinggi. Kehamilan gestasional.
8. Obat-obatan yang dapat merusak pankreas.
9. Racun yang mempengaruhi pembentukan atau efek dari insulin.

2.3 Klasifikasi
Diabetes melitus dapat diklasifikasikan kedalam empat kategori klinis (SmeltZer
dan Bare. 2015), yaitu :
1. Diabetes melitus tipe 1
Diabetes melitus tipe satu atau Insulin Dependen Diabetes Melitus (IDDM),
dapat terjadi disebabkan karena adanya kerusakan sel-B, biasanya menyebabkan
kekurangan insulin absolut yang disebabkan oleh proses autoimun atau idiopatik.
Umumnya penyakit ini berkembang kearah ketoasidosis diabetik yang
menyebabkan kematian.Diabetes melitus tipe 1 terjadi sebanyak 5-10 % dari
semua diabetes melitus. Diabetes melitus tipe 1 dicirikan dengan onset yang akut
dan biasanya terjadi pada usia 30 tahun.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes melitus tipe 2 atau Non Insulin Dependen Diabetes Melitus (NIDDM),
dapat terjadi karena kerusakan progresif sekretorik insulin akibat resistensi
insulin. Diabetes melitus tipe 2 juga merupakan salah satu gangguan metabolik
dengan kondisi insulin yang diproduksi oleh tubuh tidak cukup jumlahnya akan
tetapi reseptor insulin dijaringan tidak berespon terhadap insulin tersebut.
Diabetes melitus tipe 2 10 mengenai 90-95 % pasien dengan diabetes melitus.
Insidensi terjadi lebih umum pada usia 30 tahun, obesitas, herediter, dan faktor
lingkungan. Diabetes melitus tipe ini sering terdiagnosis setelah terjadi
komplikasi.
3. Diabetes Melitus Tipe Tertentu
Diabetes melitus tipe ini dapat terjadi karena penyebab lain misalnya, defek
genetik pada fungsi sel-B, defek genetik pada kerja insulin, penyakit eksokrin
pankreas (Seperti fibrosis kistik dan pankreatitis), penyakit metabolik endokrin,
infeksi, sindrom genetik lain dan karena disebabkan oleh obat atau kimia (seperti
dalam pengobatan HIV/AIDS atau setelah transplantasi organ.
d. Diabetes Melitus Gestasional
Diabetes melitus ini merupakan diabetes melitus yang didiagnosis selama masa
kehamilan, dimana intoleransi glukosa didapati pertama kali pada masa
kehamilan.Terjadi pada 2-5% semua wanita hamil tetapi hilang saat melahirkan.
Kondisi DM Tipe 1 DM Tipe II
Nama Lama Umur (th) DM juvenile biasa >40 DM dewasa biasa >40
(tapi tak selalu) (tapi tak selalu
Keadaan Klinik saat Berat Ringan
diagnosis
Kadar insulin Tak ada insulin insulin Insulin
cukup/tinggi
Berat badan Biasanya kurus Biasanya gemuk/normal
Pengobatan Insulin, diet, olah raga tablet, insulin.

2.4 Manifestasi Klinis


Tanda dan gejala pasien DM dibagi menjadi dua macam yaitu gejala kronik dan
gejala akut serta munculnya ulkus diabetic, yaitu :
1. Gejala akut yang timbul pada pasien DM berupa :
a. Pasien akan banyak mengkonsumsi makanan
b. Pasien akan banyak mengkonsumsi minum
c. Pasien akan lebih sering buang air kecil
Apabila gejala tersebut tidak segera ditangani maka akan timbul gejala lain seperti
menurunnya nafsu makan pasien dan berat badan akan turun, mudah merasa lelah,
pada keadaan tertentu pasien akan koma.
2. Gejala kronis yang muncul antara lain :
a. Pasien biasanya akan mengeluh kesemutan 10
b. Kulit pasien akan terasa panas
c. Kulit pasien terasa tebal
d. Mengalami kram
e. Cepat mengantuk
f. Pandangan pasien kabur
g. Gigi mudah goyang dan sering lepas
h. Pada wanita hamil kemungkinan terburuknya dalah keguguran dan
prematuritas.
i. Luka diabetic
Luka diabetic atau sering biasa disebut ulkus diabetik luka yang disebabkan
karena pulsasi pada bagian arteri distal.

2.5 Patofisiologi
Pada diabetes tipe I terdapat ketidak mampuan untuk menghasilkan insulin karena
sel-sel beta pankreas telah dihancurkan oleh proses autoimun. Hiperglikemi puasa
terjadi akibat produksi glukosa yang tidak terukur oleh hati.Di samping itu
glukosa yang berasal dari makanan tidak dapat disimpan dalam hati meskipun
tetap berada dalam darah dan menimbulkan hiperglikemia prosprandial (sesudah
makan).Jika konsentrasi glukosa dalam darah cukup tinggi maka ginjal tidak
dapat menyerap kembali semua glukosa yang tersaring keluar, akibatnya glukosa
tersebut muncul dalam urin (glikosuria).

Ketika glukosa yang berlebihan diekspresikan kedalam urin, ekseri ini akan
disertai pengeluaran cairan dan elektrolit yang berlebihan. Keadaan ini dinamakan
diuresis kosmotik. Sebagai akibat dari kehilangan cairan berlebihan, pasien akan
mengalami peningkatan dalam berkemih (poliuria) dan rasa haus (polidipsia),
(Smeltzer dan Bare,2015). Defisiensi insulin juga akan menganggu metabolisme
protein dan lemak yang menyebabkan penurunan berat badan. Pasien dapat
mengalami peningkatan selerah makan (polifagia) akibat menurunya simpanan
kalori.Gejala lainya mencakup kelelahan dan kelemahan.Dalam keadaan normal
insulin mengendalikan glikogenolisis (pemecahan glukosa yang disimpan. Dan
glukoneogenesis (pembentukan glukosa baru dari asam-asam amino dan subtansi
lain).

Namun pada penderita defisiensi insulin, proses ini akan terjadi tanpa hambatan
dan lebih lanjut akan turut menimbulkan hiperglikemia.disamping itu akan terjadi
pemecahan lemak yang mengakibatkan peningkatan produksi badan keton yang
merupakan produk samping pemecahan lemak. Badan keton merupakan asam
yang mengganggu keseimbangan asam basa tubuh apabila jumlahnya berlebihan.
Ketoasidosis yang disebabkannya dapat menyebabkan tanada-tanda dan gejala
seperti nyeri abdomen,mual, muntah, hiperventilasi,nafas berbau aseton dan bila
tidak ditangani akan menimbulkan penurunan kesadaran, koma bahkan kematian.
Pemberian insulin bersama cairan dan elektrolit sesuai kebutuhan akan
memperbaiki dengan cepat kelainan metabolik tersebut dan mengatasi gejala
hiperglikemia serta ketoaasidosis.

Diet dan latihan disertai pemantauan kadar gula darah yang sering merupakan
komponen terapi yang penting (Smeltzer dan Bare, 2015). Diabetes melitus
merupakan suatu kelainan metabolik dengan karakteristik utama adalah terjadinya
hiperglikemik kronik.Meskipun pola pewarisanya belum jelas, faktor genetik
dikatakan memiliki peranan yang sangat penting dalam munculnya diabetes
melitus tipe 2.faktor genetik ini akan berinteraksi dengan faktor-faktor lingkungan
seperti gaya hidup, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, diet, dan tingginya kadar
asam lemak bebas (Smeltzer dan Bare, 2015). Mekanisme terjadinya diabetes
melitus tipe 2 umumnya disebabkan karena resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin.

Normal insulin akan terikat dengan reseptor khusus pada permukaan sel. Sebagai
akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut, terjadi suatu rangkaian reaksi
dalam metabolisme glokosa didalam sel. Resistensi insulin pada diabetes melitus
tipe 2 disertai dengan penurunan reaksi intra sel ini. Dengan demikian insulin
menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa dan
jaringan.Untuk mengatasi resistensi insulin dan mencegah terbentuknya glukosa
dan darah, harus terjadi peningkatan jumlah insulin yang disekresikan (Smeltzer
dan Bare, 2015). Pada penderita toleransi glukosa terganggu, keadaan ini terjadi
akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada
tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun demikian, jika sel-sel B tidak
mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan insulin maka kadar glukosa
akan meningkat akan terjadi diabetes melitus tipe 2.

Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas diabetes
melitus tipe namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk
mencegah pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya.Karena
itu, ketoasidosis diabetik tidak terjadi pada diabetes melitus tipe 2. Meskipun
demikian, diabetes melitus tipe 2 yang tidak terkontrol akan menimbulkan
masalah akut lainya seperti sindrom hiperglikemik hiperosmolar non-ketotik
(HHNK), (Smeltzer dan Bare, 2015). Akibat intoleransi glukosa yang berlangsung
lambat (selama bertahun-tahun) dan progresif, maka awitan diabetes melitus tipe
2 berjalan tanpa terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien, gejala tersebut sering
bersifat ringan, seperti : kelelahan, ritabilitas, poliuria, polidipsia, luka pada kulit
yang lama-lama sembuh, inveksi vagina atau pandangan kabur (jika kadar glukosa
sangat tinggi).

Salah satu konsekuensi tidak terdeteksinya penyakit diabetes melitus selama


bertahun-tahun adalah terjadinya konplikasi diabetes melitus jangka panjang
(misalnya kelainan mata, neuropati feriver, kelainan vaskuler ferifer) mungkin
sudah terjadi sebelum diagnosis ditegakan (Smeltzer dan Bare, 2015).

2.6 Komplikasi
1. Komplikasi Akut
a. Hipoglikemia, yaitu kadar gula dalam darah berada dibawah nilai normal < 50
mg/dl
b. Hiperglikemia, yaitu suatu keadaan kadar gula dalam darah meningkat secara
tiba – tiba dan dapat berkembang menjadi metabolisme yang berbahaya
2. Komplikasi Kronis
a. Komplikasi makro vaskuler, yang biasanya terjadi pada pasien DM adalah
pembekuan darah di sebagian otak, jantung koroner, stroke, dan gagal jangung
kongestif.
b. Komplikasi mikro vaskuler, yang biasanya terjadi pada pasien DM adalah
nefropati, diabetik retinopati (kebutaan), neuropati, dan amputasi
BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN KELUARGA
1. Data Umum
a. Nama KK : Tn. S
b. Alamat : Japun 2, RT 3, Paremono, Mungkid
c. Pekerjaan KK : IRT
d. Pendidikan KK : SMA
e. Komposisi keluarga :

Nama
Jenis Hubungan
No anggota Umur Pendidikan Keterangan
kelamin dengan kk
keluarga
1. Tn. S L Suami 57 SMA Sehat
tahun
2. Ny. P P Istri 51 SMA Sakit DM,
tahun Stroke
3. Ny. D P Anak 32 D3 Sehat
tahun
4. Tn. L L Anak 27 SMA Sehat
tahun
f. Genogram

Keterangan:

Ibu dari suami Ny.P Kakak ipar laki-laki Ny. P

Ayah dari suami Ny. P Kakak kandung laki-laki Ny. P

Ibu kandung Ny. P Anak perempuan Ny. P

Ayah kandung Ny. P Anak laki-laki Ny. P


g. Tipe keluarga : Keluarga inti (nuclear family) terdiri dari ayah, ibu, 2 anak
h. Suku bangsa : Jawa
i. Agama : Islam
j. Status social ekonomi keluarga

Pendapatan Tn.S sebagai kepala keluarga dalam sebulan ± Rp.5.000.000


perbulan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, sedangkan Ny. P bekerja
sebagai ibu rumah tangga. Kedua anak Ny.P sudah bekerja, anak
perempuan menjadi pegawai kantor dan anak laki-laki bekerja sbagai
polisi. Hasil dari pendapatan digunakan untuk keperluan bulanan seperti
makan, biaya listrik, serta biaya rutin asuransi kesehatan.

k. Aktifitas rekreasi keluarga


Keluarga Ny.P dalam satu tahun melakukan aktivitas rekreasi keluarga
dengan pergi ke tempat wisata bersama dan sering menghabiskan waktu
menonton TV bersama setiap hari.

2. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Perkembangan keluarga Ny. P saat ini adalah tahap ke VI siklus kehidupan
keluarga inti dengan dua orang tua: keluarga dengan anak dewasa. Dimana
fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh anak pertama Ny. P yang sudah
berkeluarga dengan 2 orang anak. Sedangkan anak kedua Ny. P saat ini
berada pada fase dewasa namun belum menikah.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dalam keluarga Ny. P saat
ini adalah membantu orang tua suami/isteri yaitu Ny. P yang sedang sakit
dan memasuki masa tua dan menata kembali peran serta kegiatan rumah
tangga karena kondisi Ny. P yang saat ini sedang sakit.
c. Riwayat keluarga inti
Riwayat penyakit dari keluarga Ny.P yaitu ayah kandung Ny. P menderita
diabetes melitus sejak tahun 2002 disertai penyakit hipertensi. Ayah Ny. P
saat ini telah meninggal dunia. Sedangkan, ibu kandung Ny.P saat ini tidak
mengalami permasalahan kesehatan dan tidak ada riwayat penyakit kronis.
d. Riwayat keluarga sebelumnya
Sakit yang alami Ny. P saat ini merupakan keturunan dari keluarga Ny. P
yaitu ayah yang mempunyai penyakit diabetes mellitus dan hipertensi.

3. Data Lingkungan

a. Karakteristik rumah
Keluarga Ny. P tinggal di dusun yang padat penduduk, rumah yang
ditinggali keluarga Ny. P saat ini merupakan rumah peninggalan ayah
kandungnya dimana didalam satu rumah tersebut terdapat 2 KK yaitu KK
ayahnya dan KK keluarga inti Ny. P bersama anak laki-lakinya yang belum
menikah. Bangunan rumah merupakan bangunan permanen, dinding rumah
terbuat dari tembok dan atapnya terbuat dari genteng, lantai rumah sudah
mengguanakan keramik dan atap menggunakan gypsum, rumah Ny. P
berlantai 1 yang terdiri dari 4 kamar, ruang tamu, dapur, kamar mandi,
garasi.Kondisi rumah Tn.A dalam keadaan yang bersih dan tertata rapi,
cahaya matahari serta ventilasi udara sudah cukup, terdapat jendela diantara
ruang kamar dan ruang tamu.
b. Denah rumah

Dapur
Kamar mandi

Ruang makan

Ruang kamar
Ruang kamar

Ruang TV
dan
Ruang kamar
Ruang tamu

Ruang kamar

Teras rumah Pintu masuk

c. Karakteristik tetangga dan komunitas RW


Keluarga Ny. P selama tinggal di dusun Japun 2 tidak pernah memiliki
masalah ataupun keterlibatan konflik sosial dengan tetangga dilingkungan
tempat tinggalnya dan hubungan dengan tetangga juga terjalin dengan baik.
Begitu juga sikap tetangga terhadap keluarga Ny. P ramah dan baik,
tetangga dilingkungan rumah keluarga Ny.P ramah dan sopan. Jika ada
salah satu warga desa yang sakit maka warga lainnya akan menjenguk
kerumah warga yang sakit. Kepedulian atar tetangga dan komunikasi
terjalin dengan baik.
d. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Ny. P merupakan warga asli Kota Bogor Jawa Barat, pada tahun
1900-an ayah Ny. P yang merupakan anggota kepolisian dipindah tugaskan
di wilayah Magelang, kemudian keluarga memilih untuk menetap di dusun
Japun 2 sampai saat ini.
e. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga Ny. P biasa berkumpul pada malam hari, dikarenakan kesibukan
suami dan anaknya yang bekerja. Selain berkumpul terkadang suami dan
anak laki-laki Ny. P mengikuti kegiatan seperti gotong royong secara aktif.
Sedangkan Ny. P sering berkumpul dengan warga untuk berbincang
bincang atau mengobrol walaupun hanya diteras rumah karena kondisi Ny.
P saat ini yang terbatas dalam aktivitas akibat gejala stroke yang
dialaminya.
f. Sistem pendukung keluarga
Untuk memenuhi kebutuhan sehari hari keluarga Ny. P dengan
menggunakan hasil gaji dari suaminya yang bekerja sebagai anggota
kepolisian. Selain untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari uang hasil kerja
suami Ny.P juga ditabung untuk keperluan masa depan. Dalam kehidupan
sehari-hari Ny.P selalu mendapat dukungan dari setiap anggota keluarga
lainnya seperti ibu kandungnya, suami, dan kedua anak serta saudara Ny. P
yang lainnya. Untuk berpergian Ny.P menggunakan sepeda motor dan
mobil yang digunakan sebagai alat transportasi.

4. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi dalam keluarga Ny. P adalah pola komunikasi terbuka
dimana setiap keluarga dapat menyampaikan aspirasinya dalam
menyelesaikan permasalahan, namun tetap yang mengambil keputusan
adalah suami Ny. P. Keluarga Ny. P semuanya berhubungan dengan
harmonis, saling menghormati dan menghargai satu sama lainnya.
b. Struktur kekuatan keluarga
Di dalam keluarga Ny. P bila ada masalah selalu dibicarakan atau
diselesaikan dengan anggota keluarganya, apabila sudah dibicarakan
bersama maka pengambilan keputusan tetap suami Ny. P selaku kepala
keluarga.
c. Struktur peran
Ny.P berperan sebagai istri sekaligus sebagai ibu dengan dua anak dewasa.
Walaupun anak yang pertama sudah berkeluarga dan sudah mempunyai
anak, peran Ny. P tetap sebagai ibu kandung dan sebagai penasihat anaknya
yang sudah berkeluarga. Anak kedua Ny. P yang masih dewasa dan belum
menikah tetap membutuhkan didikan dari Ny.P sebagai ibu kandungnya
sehingga Ny. P tetap berperan dalam kehidupan anaknya yang belum
menikah. Suami Ny. P saat ini yang masih bekerja tetap berperan sebagai
kepala keluarga dan bertanggungjawab dalam mencari nafkah keluarga.
d. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Ny. P percaya jika sakit dapat disembuhkan dengan obat-obatan.
Ny. P juga mendukung dalam proses perawatan kesehatannya yaitu berupa
pengobatan insuline untuk penyakit diabetus melitus dan pengobatan
farmakologi untuk penyakit gejala stroke yang dialaminya. Ny. P rutin
berobat ke pelayanan ksesehatan terdekat.

5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi afektif
Respon anggota keluarga Ny. P bila ada salah satu anggota keluarga yang
sakit maka anggota keluarga yang lain akan merasakan sedih dan akan
membantu dalam proses perawatan anggota keluarga yang sakit serta
memberikan dukungan dalam bentuk materi ataupun doa
b. Fungsi sosialisasi
Keluarga Ny.P selalu berinteraksi dengan tetangga dan hubungan keluarga
Ny. P dengan tetangga terjadi dengan baik, tidak pernah memiliki masalah
ataupun permusuhan dengan tetangganya. Ny.P sering berkumpul dengan
tetangganya untuk bercerita atau berkomunikasi. Keluarga Ny.P selalu
berkomunikasi dan bersosialisasi dengan sesama anggota keluarga yang
lain dan mereka selalu hidup dengan rukun dan saling membantu
c. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga Ny.P mengatakan apabila sakit segera berobat ke Puskesmas atau
RS terdekat
1) Kebiasaan keluarga Ny. P jika ada anggota keluarga yang sakit maka
akan mengkonsumsi obat yang di beli dari apotik atau resep dari
dokter. Namun jika anggota keluarga yang sakitnya parah maka baru
akan dibawa ke pelayanan kesehatan seperti rumah sakit terdekat.
2) Keluarga Ny. P dalam pengadaan makanan sehari-hari dengan cara
memasak sendiri, baik dengan cara direbus, digoreng, ataupun
dikukus.
3) Ny. P memiliki penyakit bawaan dari orang tua yaitu ayah kandungnya
yang menderita sakit DM dan hipertensi.
4) Saudara ipar Ny. P saat ini juga mengalami hipertensi.
d. Fungsi reproduksi
Ny. P dan suami mempunyai 2 anak yaitu anak perempuan dan laki-laki.
Ny. P mengatakan tidak ada keluhan dalam proses reproduksi. Ny. P
menggunakan KB selama proses usia produktif.
e. Fungsi ekonomi
Keluarga Ny. P berstatus ekonomi menengah keatas karena keluarga inti
dan keluarga besarnya rata-rata berprofesi sebagai anggota kepolisian.

6. Stress Dan Koping Keluarga


a. Stressor jangka dan pendek dan panjang :
1) Stressor jangka pendek

Yang menjadi beban pikiran Ny. P yaitu sakit DM dan stroke yang
dialaminya. Akibat dari penyakit DM yang dialaminya sekitar 2 tahun
yang lalu, Ny. P saat ini memiliki gejala stroke. Ny. P terbatas dalam
beraktivitas fisik karena kondisi stroke yang sudah membuat Ny. P sulit
digerakkan. Ny. P hanya dapat beraktivitas seperti menonton tv dan duduk
di teras depan rumah. Sehingga membuat Ny. P jenuh dan merasa
khawatir akan kondisinya. Jika ada masalah yang tidak bisa diselesaikan
Ny. P dan keluarga akan tetap mencari jalan keluar dengan musyawarah.
Ny. P menerima apapun yang terjadi pada Ny. P terkait penyakitnya,
karena beliau yakin semua sudah diatur oleh Allah SWT. Jika merasa lelah
dan sakit Ny. P akan beristirahat dan tidur.

2) Stressor jangka panjang


Pemicu stressor jangka panjang Ny. P saat ini adalah karena penyakit yang
dialaminya sehingga khawatir akan menjadi penyakit komplikasi.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor
Pada keluarga Ny.P dalam mengadapi suatu masalah maka anggota
keluarga lain saling membantu untuk menyelesaikan masalah tersebut dan
mendiskusikannya bersama-sama atau secara bermusyawarah.
c. Stressor koping yang digunakan
Ny. P mengatakan jika memiliki masalah maka akan menceritakannya
kepada anggota keluarganya yang lain dan meminta bantuan berupa saran
atau pendapat baik kepada suaminya dengan metode diskusi (ditanggapi
dengan fungsional).
d. Strategi adaptasi disfungsonal
Tidak ada karena keluarga menanggapi masalah sengan fungsional
7. Pemeriksaan Fisik

Bagian Ny. P Tn. S (suami) Sdr. L (anak)


Kepala Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih, Kulit kepala bersih,
tidak ada benjolan, tidak ada benjolan, tidak ada benjolan,
dan simetris dan simetris dan simetris
Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak
Mata
anemis anemis anemis
Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
Telinga cairan yang keluar cairan yang keluar cairan yang keluar
dari dalam telinga dari dalam telinga dari dalam telinga
Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada Bersih, tidak ada
Hidung
benjolan benjolan benjolan
Bibir kering dan Bibir lembab, Bibir lembab,
tampak berwarna berwana pink, tidak berwana pink, tidak
Mulut
hitam, tidak ada ada stomatitis ada stomatitis
stomatitis
Bersih, terdapat caries Bersih, terapat Bersih, terapat
Gigi
caries caries
Tidak ada Tidak ada Tidak ada
pembesaran kelenjar pembesaran pembesaran
Leher getah bening, tidak kelenjar getah kelenjar getah
ada nyeri tekan bening, tidak ada bening, tidak ada
nyeri tekan nyeri tekan
Bentuk dada simetris, Bentuk dada Bentuk dada
tidak ada otot bantu simetris, tidak ada simetris, tidak ada
Dada dan nafas, tidak ada nyeri otot bantu nafas, otot bantu nafas,
paru-paru tekan, suara nafas tidak ada nyeri tidak ada nyeri
vesikuler, tekan, suara nafas tekan, suara nafas
vesikuler, vesikuler,
Tidak ada jejas kulit Tidak ada jejas Tidak ada jejas kulit
berwarna coklat, kulit berwarna berwarna coklat,
terdengar bising usus putih, terdengar terdengar bising
12 kali/menit, bising usus 13 usus 13 kali/menit,
Abdomen
terdengar suara kali/menit, terdengar suara
timpani, tidak ada terdengar suara timpani, tidak ada
nyeri tekan timpani, tidak ada nyeri tekan
nyeri tekan
Terdapat kekakuan Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
pada ektremitas atas dan gangguan dan gangguan
kanan dan kiri pergerakan pergerakan
sehingga mengalami Tidak ada keluhan Tidak ada keluhan
Ektremitas
gangguan pergerakan dan gangguan dan gangguan
pergerakan pergerakan
TB 156 167 171
BB 62 69 72
Keadaan Composmentis atau Composmentis atau Composmentis atau
umum baik baik baik
TD :140/100 mmHg TD :145/100 TD :125/90 mmHg
RR :22x/mnt mmHg RR :22x/mnt
TTV N : 90x/mnt RR :20x/mnt N : 96x/mnt
S : 36.5 N :85x/mnt S : 36.2
S : 36.0

8. Harapan Keluarga

Harapan dari keluarga Ny. P adalah Ny. P dapat sembuh dari penyakit yang
dialaminya dan berharap bisa menjaga kesehatannya dengan baik. Ny. P berharap
semoga penyakit yang dialaminya tidak menurun kepada anak dan cucunya
sehingga keluarganya mampu meningkatkan derajat kesehatan.
B. ANALISA DATA
No Tgl/Jam Data Subjektif Data Objektif
Pengkajian
1 Rabu, -Ny.P mengatakan sering - GDS Ny. P menunjukkan
4 Januari merasa pusing lelah dan lesu angka 433 mg/dL
2023 -Ny. P mengatakan sering
- TD :140/100 mmHg,
09.00 WIB sekali kencing dimalam hari
RR :22x/mnt, N : 90x/mnt
-Ny. P mengatakan
S: 36.5
pandangan sedikit kabur
-Ny. P mengatakan keluhan -Mulut Ny.P tampak kering
sering dialami sejak 2 tahun -Ny. P tampak menggunakan
yang lalu alat bantu tongkat untuk berjalan

-Ny.P mengatakan terdapat -Rentang gerak Ny. P tampak


riwayat penyakit keluarga menurun
yaitu ayah kandungnya
mengalami DM dan
hipertensi
-Ny. P mengatakan
menggunakan insuline
-Ny. P mengatakan sejak
mengalami penyakit diabetus
melitus terjadi penurunan
kekuatan otot baik pada
tangan/kaki
-Ny. P mengatakan stroke
yang dialaminya saat ini
berawal tanpa gejala
-Ny. P mengatakan aktivitas
terbatas karena sulit berjalan
C. SKORING PRIORITAS MASALAH

No Kriteria Bobot Pembenaran


1 Sifat masalah 3/3 x 1 = 1 GDS Ny. P menunjukkan angka 433
Skala : Aktual mg/dL
2 Kemungkinan 2/2 x 2 = 2 Ny. P mengatakan terdapat riwayat
masalah dapat penyakit keluarga yaitu ayah
diubah : kandungnya mengalami DM dan
Sebagian hipertensi
3 Potensi 2/3 x 1 = 0.6 Ny.P sebagai ibu rumah tangga yang
masalah untuk fokus mengurus keluarganya sehingga
dicegah permasalahan kesehatan yang
Skala : Cukup dialaminya dapat mengganggu
aktivitas dalam mengurus kegiatan
rumah tangga
4 Menonjolnya 2/2 x 1 = 1 GDS Ny. P menunjukkan angka 433
masalah mg/dL
Skala : Segera Ny.P mengatakan sering merasa lelah
dan lesu, sering sekali kencing
dimalam hari dan pandangan sedikit
kabur

JUMLAH 4.6

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan
hiperglikogikemia (D.0027)
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penyakit penyerta : stroke
( D.0054)
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Hari/TglJam Diagnosa Tujuan Intervensi


Keperawatan
1. Rabu, 4 Ketidakstabilan Setelah dilakukan Manajemen Hiperglikemia
Januari 2023 kadar glukosa tindakan keperawatan (I.03115)
10.00 WIB darah selama 2 x pertemuan 1. Monitor kadar gula darah
berhubungan dengan keluarga (per 2. Konsultasi dengan medis
dengan pertemuan 30 menit) jika tanda dan gejala
hiperglikogikemia diharapkan kestabilan hiperglikemia tetap ada
(D.0027) kadar glukosa darah atau memburuk
meningkat (L. 05022) 3. Anjurkan kepatuhan
meningkat dengan terhadap diet dan olahraga
Kriteria Hasil: 4. Kolaborasi pemberian
1. Kadar glukosa dalam insuline
darah membaik (skor
1-5)
2. pusing, lelah dan
lesu menurun (skor
2-5)
3. Mulut kering
menurun (skor 3-5)
2. Rabu, 4 Gangguan Setelah dilakukan Teknik Penguatan Sendi
Januari 2023 mobilitas fisik tindakan keperawatan (I.05185)
11.00 WIB berhubungan selama 2xpertemuan 1. Monitor lokasi dan sifat
dengan penyakit dengan keluarga (per ketidaknyamanan atau
penyerta : stroke pertemuan 30 menit) rasa sakit selama
( D.0054) diharapkan mobilitas pergerakan/aktivitas
fisik meningkat 2. Berikan posisi tubuh
(L.05042) dengan optimal untuk gerakan
Kriteria Hasil: sendi aktif dan pasif
1. Pergerakan 3. Ajarkan melakukan
ekstremitas latihan rentang gerak aktif
meningkat (skor 1-5) dan pasif secara sistematis
2. Kekuatan otot
meningkat (2-5)
3. Rentang gerak
(ROM) meningkat
(skor 2-5)

F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Implementasi Respon DS dan DO Paraf


Keperawatan
1. Kamis, 5 Ketidakstabilan 1. Memonitor kadar gula DS:
Januari 2023 kadar glukosa darah -Ny.P mengatakan
09.00 WIB darah 2. Mengkonsultasikan sering merasa pusing Arifah
berhubungan dengan medis jika lelah dan lesu dan
dengan tanda dan gejala sering kencing
hiperglikogikemia hiperglikemia tetap dimalam hari
(D.0027) ada atau memburuk -Ny. P mengatakan
3. Menganjurkan ingin mengetahui diit
kepatuhan terhadap makan untuk
diet dan olahraga menurunkan kadar
(senam kaki DM) gula darah
4. Mengkolaborasikan -Ny.P mau diajarkan
pemberian insuline dalam melakukan
senam kaki DM
DO:
- GDS Ny. P
menunjukkan angka
433 mg/dL
-Ny. P mendapatkan
pendidikan kesehatan
mengenai DM
2. Sabtu, 7 Ketidakstabilan 1. Memonitor kadar gula DS:
Januari 2023 kadar glukosa darah -Ny.P mengatakan
09.00 WIB
darah 2. Mengkonsultasikan sering pusing sudah Arifah
berhubungan dengan medis jika berkurang
dengan tanda dan gejala -Ny. P mengatakan
hiperglikogikemia hiperglikemia tetap sudah sedikit
(D.0027) ada atau memburuk mengetahui diit bagi
3. Menganjurkan penderita DM
kepatuhan terhadap -Ny.P melakukan
diet dan olahraga senam kaki DM
4. Mengkolaborasikan sesuai yang diajarkan
pemberian insuline DO:
- GDS Ny. P
menunjukkan angka
369 mg/dL

G. EVALUASI KEPERAWATAN
No Hari/Tgl/Jam Diagnosa Evaluasi SOAP Paraf
Keperawatan
1. Sabtu, 7 Ketidakstabilan S:
Januari 2023 kadar glukosa -Ny.P mengatakan sudah memahami pola diet
10.00 WIB Arifah
darah untuk menurunkan kadar gula darah
berhubungan -Ny.P mengatakan sudah mengetahui cara
dengan melakukan senam kaki DM dengan baik
hiperglikogikemia O:
(D.0027) -Ny. P tampak kooperatif dalam melakukan
Arifah
penkes DM dan senam kaki DM
-Kadar GDS menunjukkan penurunan 369 mg/dL
A:
Masalah keperawatan ketidakstabilan kadar
glukosa darah berhubungan dengan Arifah

hiperglikogikemia teratasi sebagian


P:
Monitoring pengecekan kadar gula darah sewaktu
Arifah
/ 1 minggu 1x
Lampiran. Poster

Anda mungkin juga menyukai