Oleh:
Nama: Feyza Racenandia Cavella
NIM: P17210203131
Glukotoksisitas, Lipoksisitas, penumpukan amiloid, Obesitas, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat,
efek inrektin, umur > 40 tahun dan genetik kurang gerak badan, faktor keturunan (herediter),
stress
Produksi insuli turun Insulin tidak dapat bekerja maksimal membantu tubuh menyerap glukosa
luka terhambat
Proses penyembuhan
masuk ke sel
Glukosa tidak dapat
kematian jaringan
Kerusakan dan
Diabetes Melitus Tipe II Resistensi insulin
Reseptor insulin tidak Glikosuria Insulin menurun Sel tubuh kekurangan glukosa
berikatan dengan insulin
sembuh
Luka lama
Nyaman
Gangguan Rasa
masuk ke sel
Nyeri
Akut
darah badan
Kehilangan cairan
istirahat
Kurangnya
Infeksi
Risiko
Hiperglikemia berlebih Berat badan menurun,
Defisit tubuh makin kurus, mudah
Nutrisi lelah dan letih
Ketidakstabilan Risiko ketidakseimbangan
Kadar Glukosa Darah elektrolit Intoleransi Aktivitas
Kenaikan penggun
protein dan glukog
oleh jaringan
n
H. KOMPLIKASI
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien DM tipe 2 akan
menyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi DM tipe 2 terbagi dua berdasarkan
lama terjadinya yaitu: komplikasi akut dan komplikasi kronik (PERKERNI, 2015)
1. Komplikasi akut
1) Ketoasidosis diabetik (KAD)
KAD merupakan komplikasi akut DM yang ditandai dengan peningkatan
kadar glukosa darah yang tinggi (300-600 mg/dL), disertai dengan adanya
tanda dan gejala asidosis dan plasma keton (+) kuat. Osmolaritas plasma
meningkat (300-320 mOs/mL) dan terjadi peningkatan anion gap (PERKENI,
2015).
2) Hiperosmolar non ketotik (HNK)
Pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi (600-
1200 mg/dL), tanpa tanda dan gejala asidosis, osmolaritas plasma sangat
meningkat (330-380 mOs/mL), plasma keton (+), anion gap normal atau
sedikit meningkat (PERKENI, 2015).
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah mg/dL.
Pasien DM yang tidak sadarkan diri harus dipikirkan mengalami keadaan
hipoglikemia. Gejala hipoglikemia terdiri dari berdebar-debar, banyak
keringat, gementar, rasa lapar, pusing, gelisah, dan kesadaran menurun sampai
koma (PERKENI, 2015).
2. Komplikasi kronik
Komplikasi jangka panjang menjadi lebih umum terjadi pada pasien DM saat
ini sejalan dengan penderita DM yang bertahan hidup lebih lama. Penyakit DM
yang tidak terkontrol dalam waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya
komplikasi kronik. Kategori umum komplikasi jangka panjang terdiri dari :
1) Komplikasi makrovaskular
Komplikasi makrovaskular pada DM terjadi akibat aterosklerosis dari
pembuluh-pembuluh darah besar, khususnya arteri akibat timbunan plak
ateroma. Makroangiopati tidak spesifik pada DM namun dapat timbul lebih
cepat, lebih sering terjadi dan lebih serius. Berbagai studi epidemiologis
menunjukkan bahwa angka kematian akibat penyakit kardiovaskular dan
penderita DM meningkat 4-5 kali dibandingkan orang normal. Komplikasi
makroangiopati umumnya tidak ada hubungan dengan control kadar gula
darah yang baik. Tetapitelah terbukti secara epidemiologi bahwa
hiperinsulinemia merupakan suatu factor resiko mortalitas kardiovaskular
dimana peninggian kadar insulin dapat menyebabkan terjadinya risiko
kardiovaskular menjadi semakin tinggi. Kadar insulin puasa > 15 mU/mL
akan meningkatkan risiko mortalitas koroner sebesar 5 kali lipat.
Makroangiopati, mengenai pembuluh darah besar antara lain adalah pembuluh
darah jantung atau penyakit jantung koroner, pembuluh darah otak atau stroke,
dan penyakit pembuluh darah. Hiperinsulinemia juga dikenal sebagai faktor
aterogenik dan diduga berperan penting dalam timbulnya komplikasi
makrovaskular (Smeltzer dan Bare, 2015)
2) Komplikasi mikrovaskular
Komplikasi mikrovaskular terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh
darah kecil khususnya kapiler yang terdiri dari retinopati diabetik dan
nefropati diabetik. Retinopati diabetic dibagi dalam 2 kelompok, yaitu
retinopati non proliferatif dan retinopati proliferatif. Retinopati non proliferatif
merupakan stadium awal dengan ditandai adanya mikroaneurisma, sedangkan
retinopati proliferatif, ditandai dengan adanya pertumbuhan pembuluh darah
kapiler, jaringan ikat dan adanya hipoksia retina. Seterusnya, nefropati
diabetik adalah gangguan fungsi ginjal akibat kebocoran selaput penyaring
darah. Nefropati diabetic ditandai dengan adanya proteinuria persisten (>0,5
gr/24 jam), terdapat retinopati dan hipertensi. Kerusakan ginjal yang spesifik
pada DM mengakibatkan perubahan fungsi penyaring, sehingga molekul-
molekul besar seperti protein dapat masuk ke dalam kemih (albuminuria).
Akibat dari nefropati diabetik tersebut dapat menyebabkan kegagalan ginjal
progresif dan upaya preventif pada nefropati adalah kontrol metabolisme dan
kontrol tekanan darah (Smeltzer dan Bare, 2015)
3) Neuropati
Diabetes neuropati adalah kerusakan saraf sebagai komplikasi serius
akibat DM. Komplikasi yang tersering dan paling penting adalah neuropati
perifer, berupa hilangnya sensasi distal dan biasanya mengenai kaki terlebih
dahulu, lalu ke bagian tangan. Neuropati berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus
kaki dan amputasi. Gejala yang sering dirasakan adalah kaki terasa terbakar
dan bergetar sendiri, dan lebih terasa sakit di malam hari. Setelah diagnosis
DM ditegakkan, pada setiap pasien perlu dilakukan skrining untuk mendeteksi
adanya polineuropatidistal. Apabila ditemukan adanya polineuropati distal,
perawatan kaki yang memadai akan menurunkan risiko amputasi. Semua
penyandang DM yang disertai neuropati perifer harus diberikan edukasi
perawatan kaki untuk mengurangi risiko ulkus kaki (PERKENI, 2015).
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan adalah :
1) Pemeriksaan darah
Tabel Kadar Glukosa Darah
No Pemeriksaan Normal
1 Glukosa darah sewaktu >200 mg/dl
2 Glukosa darah puasa >140 mg/dl
3 Glukosa darah 2 jam setelah makan >200 mg/dl
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
D.0037 Risiko Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x 24 Pemantauan Elektrolit (I.03122)
Ketidakseimbangan jam, maka, Keseimbangan elektrolit meningkat Observasi
Elektrolit b.d dengan kriteria hasil : - Identifikasi kemungkinan penyebab ketidakseimbangan elektrolit
Gangguan Keseimbangan Elektrolit (L.03021) - Monitor kadar elektrolit serum
mekanisme - Serum natrium membaik - Monitor mual, muntah dan diare
regulasi - Serum kalium membaik - Monitor kehilangan cairan, jika perlu
- Serum klorida membaik - Monitor tanda dan gejala hipokalemia
- Serum kalsium membaik - Monitor tanda dan gejala hiperkalemia
- Serum magnesium membaik - Monitor tanda dan gejala hiponatremia
- Serum fosfor membaik - Monitor tanda dan gejala hipernatremia
- Monitor tanda dan gejala hipokalsemia
- Monitor tanda dan gejalahipomagnesemia
- Monitor tanda dan gejala hipermagnesemia
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
D.0019 Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x 24 Manajemen Nutrisi (I. 03119)
Kurangnya asupan jam, maka status nutrisi membaik, dengan Observasi
makanan kriteria hasil : - Identifikasi status nutrisi
Status Nutrisi (L.03030) - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Porsi makanan yang dihabiskan meningkat - Identifikasi makanan yang disukai
- Kekuatan otot pengunyah meningkat - Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient
- Kekuatan otot menelan serum albumin - Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
meningkat - Monitor asupan makanan
- Verbalisasi keinginan untuk meningkatkan - Monitor berat badan
nutrisi meningkat - Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
- Pengetahuan tentang pilihan minuman yang Terapeutik
sehat meningkat - Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
- Pengetahuan tentang standar Asuhan nutrisi - Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan)
yang tepat meningkat - Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
- Penyiapan dan penyimpanan makanan yang - Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
aman meningkat - Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
- Penyiapan dan penyimpanan minuman yang - Berikan suplemen makanan, jika perlu
aman meningkat - Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan
- Sikap terhadap makanan/minuman sesuai
dengan tujuan kesehatan meningkat oral dapat ditoleransi
- Perasaan cepat kenyang menurun Edukasi
- Nyeri abdomen menurun - Anjurkan posisi duduk, jika mampu
- Sariawan menurun - Ajarkan diet yang diprogramkan
- Rambut Rontok menurun Kolaborasi
- Diare menurun - Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda nyeri,
- Berat Badan membaik antiemetik), jika perlu
- Indeks Massa tubuh (IMT) membaik - Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
- Frekuensi makan membaik jenis nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
- Nafsu Makan membaik
- Bising Usus membaik
- Tebal lipatan kulit trisep membaik
- Membran mukosa membaik
D.0129 Gangguan Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x 24 Perawatan Integritas Kulit (I.11353)
integritas kulit b.d jam, maka gangguan integritas kulit/jaringan Observasi :
Perubahan sirkulasi meningkat, dengan kriteria hasil : - Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit (mis. Perubahan
Integritas Kulit dan Jaringan (L.14125) sirkulasi, perubahan status nutrisi, peneurunan kelembaban, suhu
- Elastisitas meningkat lingkungan ekstrem, penurunan mobilitas)
- Hidrasi meningkat Terapeutik :
- Perfusi jaringan meningkat - Ubah posisi setiap 2 jam jika tirah baring
- Kerusakan jaringan menurun - Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang, jika perlu
- Kerusakan lapisan kulit menurun - Bersihkan perineal dengan air hangat, terutama selama periode diare
- Nyeri menurun - Gunakan produk berbahan petrolium atau minyak pada kulit kering
- Perdarahan menurun - Gunakan produk berbahan ringan/alami dan hipoalergik pada kulit
- Kemerahan menurun sensitif
- Hematoma menurun - Hindari produk berbahan dasar alkohol pada kulit kering
- Pigmentasi abnormal menurun Edukasi :
- Jaringan parut menurun - Anjurkan menggunakan pelembab (mis. Lotin, serum)
- Nekrosis menurun - Anjurkan minum air yang cukup
- Abrasi kornea menurun - Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
- Suhu kulit membaik - Anjurkan meningkat asupan buah dan saur
- Sensasi membaik - Anjurkan menghindari terpapar suhu ektrime
- Tekstur membaik - Anjurkan menggunakan tabir surya SPF minimal 30 saat berada
- Pertumbuhan rambut membaik diluar rumah
D.0116 Manajemen Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x 24 Dukungan Pengambilan Keputusan (I.09265)
Kesehatan tidak jam, maka manajemen kesehatan meningkat, Observasi
efektif b.d Konflik dengan kriteria hasil : - Identifikasi persepsi mengenai masalah dan informasi yang memicu
Keluarga Manajemen Kesehatan (L.12104) konflik
- Melakukan tindakan untuk mengurangi Terapeutik
faktor resiko meningkat - Fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang membantu
- Menerapkan program perawatan meningkat membuat pilihan
- Aktivitas hidup sehari-hari efektif - Diskusikan kelebihan dan kekurangan dari setiap solusi
memenuhi tujuan kesehatan meningkat
- Verbalisasi kesulitan dalam menjali program - Fasilitasi melihat situasi secara realistik
perawatan/pengobatan menurun - Motivasi mengungkapkan tujuan perawatan yang diharapkan
- Fasilitasi pengambilan keputusan secara kolaboratif
- Hormati hak pasien untuk menerima atau menolak informasi
- Fasilitasi menjelaskan keputusan kepada orang lain, jika perlu
- Fasilitasi hubungan antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan
lainnya
Edukasi
- Informasikan alternatif solusi secara jelas
- Berikan informasi yang diminta pasien
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam memfasilitasi
pengambilan keputusan
D.0056 Intoleransi Setelah dilakukan tindakan keperawatan …x 24 Manajemen Energi (I.05178)
Aktivitas b.d jam, maka toleransi aktivitas meningkat, dengan Observasi :
Kelemahan kriteria hasil : - Identifkasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
Toleransi Aktivitas (L.05047) - Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Frekuensi nadi meningkat - Monitor pola dan jam tidur
- Saturasi oksigen meningkat - Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
- Kemudahan dalam melakukan aktivitas Terapeutik :
sehari – hari meningkat - Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. Cahaya,
- Kecepatan berjalan meningkat suara, kunjungan)
- Jarak berjalan meningkat - Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Kekuatan tubuh bagian atas meningkat - Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
- Kekuatan tubuh bagian bawah meningkat - Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
- Toleransi dalam menaiki tangga meningkat berjalan
- Keluhan lelah menurun Edukasi :
- Dispnea saat aktivitas menurun - Anjurkan tirah baring
- Dispnea setelah aktivitas menurun - Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Perasaan lemah menurun - Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
- Aritmia saat aktivitas menurun berkurang
- Aritmia setelah aktivitas menurun - Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
- Sianosis menurun Kolaborasi :
- Warna kulit membaik Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
- Tekanan darah membaik
- Frekuensi napas membaik
- EKG iskemia membaik
N. REFERENSI
American Diabetes Association (ADA), (2013). Diakses pada tgl 01 Agustus 2022
Diabetes bacic. Http://www.diabetes.org/ diabetes-bacics
PERKERNI. (2015). Konsensus pengelolaan dan pencegahan Diabetes Melitus Tipe
2 di Indonesia (PERKERNI).
Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2015. Baru Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner
& Suddarth. Jakarta : EGC
Susanti, N. (2019). Bahan Ajar Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Uin Sumatra
Utara Medan. http://repository.uinsu.ac.id/8753/1/DIKTAT EPTM dr.NOFI
SUSANTI%2C M.Kes.pdf Diakses pada tgl 01 Agustus 2022
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi
1. Jakarta : PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Walker, R. (2020). The Diabetes Handbook