OLEH :
NIM :1035231016
FAKULTAS KESEHATAN
JAKARTA
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Definisi Kasus
Diabetes mellitus (DM) umumnya dikenal sebagai kencing manis.
Diabetes militus adalah penyakit yang ditandai dengan hiperglikemia
(peningkatan kadar gula darah) yang terus – menerus dan bervariasi,
terutama setelah makan. Diabetes mellitus merupakan keadaan
hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan
hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata,
ginjal, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam
pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Herlena, 2016).
Diabetes Melitus (DM) merupakan sekumpulan gangguan
metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah
(hiperglikemia) akibat kerusakan, pada sekresi insulin, kerja insulin, atau
keduanya (Brunner & Suddarth, 2016).
B. Insiden
E. Klasifikasi/Jenis Penyakit
Klasifikasi Diabetes Melitus Menurut (Tandra, 2018)
1. Diabetes Melitus Tipe 1
Diabetes tipe 1 atau yang disebut Diabetes Insulin-Dependent
merupakan penyakit autoimun yang disebabkan oleh adanya
gangguan pada sistem imun atau kekebalan tubuh yang
mengakibatkan rusaknya pankreas. Kerusakan pada pankreas pada
diabetes tipe I dapat disebabkan karena genetika (keturunan).
Pengidap Diabetes Melitus tipe 1 tidak banyak namun,
jumlahnya terus meningkat 3% setiap tahun. Peningkatan tersebut
terjadi pada anak yang berusia 0-14 tahun (data Diabetes Eropa).
Tahun 2015 IDF mencatat terdapat 542.000 kasus Diabetes Tipe I di
seluruh dunia, dan akan bertambah 86.000 orang setiap tahunnya. Di
Indonesia, data statistik mengenai mengenai Diabetes tipe I belum
ada, namun diperkirakan tidak mebih dari 2%. Hal ini disebabkan
oleh tidak diketahui atau tidak terdiagnosisnya penyakit pada kasus.
Penyakit ini biasanya muncul pada usia anak sampai remaja baik
laki-laki maupun perempuan.
2. Diabetes Melitus Tipe 2
Diabetes tipe 2 atau yang sering disebut Diabetes Non Insulin-
Dependent merupakan Diabetes yang resistensi terhadap insulin.
Insulin dalam jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara
optimal sehingga menyebabkan kadar glukosa darah tinggi di dalam
tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi secara relatif pada kasus
DM tipe 2 dan sangat mungkin untuk menjadi defisiensi insulin
absolut. Pengidap Diabetes tipe 2 lebih banyak dijumpai. Pengidap
penyakit Diabetes tipe 2 biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun,
tetapi bisa timbul pada usia 20 tahun. Sekitar 90-95% kasus Diabetes
Melitus merupakan Diabetes Melitus tipe 2.
3. Diabetes Melitus Gestasional
F. Patofisiologi Kasus
I. Pemeriksaan Penunjang
Tujuan tes ini dilakukan adalah untuk mengukur kadar glukosa darah
pada jam tertentu secara acak. Untuk menjalani tes ini, pengidap
tidak perlu berpuasa terlebih dahulu. Bila hasil tes gula darah sewaktu
menunjukkan kadar gula 200 mg/dL atau lebih, maka pengidap bisa
dikatakan positif mengidap diabetes.
Bila hasil tes gula darah puasa menunjukkan kadar gula darah kurang
dari 100 mg/dL, maka kadar gula darah masih normal. Namun, bila
hasil tes gula darah berada di antara 100–125 mg/dL, maka pengidap
mengalami kondisi yang dinamakan prediabetes. Sedangkan hasil tes
gula darah puasa yang berada di angka 126 mg/dL atau lebih,
menunjukkan bahwa pengidap positif mengidap diabetes.
Bila hasil tes toleransi glukosa di bawah 140 mg/dL, berarti kadar
gula darah masih normal. Sedangkan hasil tes toleransi glukosa yang
berada di antara 140–199 mg/dL menunjukkan kondisi prediabetes.
Hasil tes toleransi glukosa dengan kadar gula 200 mg/dL atau lebih
berarti pengidap positif mengidap diabetes.
4. Tes HbA1C (glycated haemoglobin test)
J. Penatalaksanaan Medis
3. Insulin
Insulin merupakan obat utama untuk DM tipe 1 dan beberapa
kasus DM tipe 2 (Suherman, 2007). Penderita DM tipe 1 selalu
diobati dengan insulin karena sel beta pankreasnya inaktif. Keadaan
seperti ketoasidosis, gestasional, infeksi, pembedahan, dan gangguan
hati atau ginjal juga tidak 6 dapat diatasi dengan OHO, sehingga
harus diberikan insulin dengan segera (Tjay & Rahardja, 2002).
Secara klinis, perbedaan penting diantara produk insulin yang
beredar berhubungan dengan onset, peak, dan durasi aksi. Saat ini,
produk-produk insulin dikategorikan menjadi insulin aksi cepat (rapid
acting), aksi pendek (short acting), aksi sedang (intermediate acting),
dan aksi panjang (long acting) (Kroon et al., 2009).
K. Komplikasi
1. Hipoglikemia
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/22/jumlah-penderita-diabetes-
indonesia-terbesar-kelima-di-dunia
https://www.halodoc.com/artikel/cek-diabetes-mellitus-dengan-pemeriksaan-ini
https://www.nerslicious.com/asuhan-keperawatan-diabetes-melitus/
http://eprints.ums.ac.id/26199/2/BAB_I.pdf
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/2145/1/KTI%20PAK%20MUJI.pdf