OLEH :
NAMA : LAILATUL MUFIDAH
NIM :1035231016
2. Patofisiologis
Dalam diabetes, hipoglikemia terjadi akibat kelebihan insulin relative ataupun absolute
dan juga gangguan pertahanan fisiologis yaitu penurunan plasma glukosa. Mekanisme
pertahanan fisiologis dapat menjaga keseimbangan kadar glukosa darah, baik darah, baik
pada penderita diabetes tipe pada penderita diabetes tipe I ataupun pada penderita diabetes
tipe II. Glukosa sendiri merupakan bahan bakar metabolisme yang harus ada untuk otak. Efek
hipoglikemia terutama berkaitan dengan sistem saraf pusat, sistem pencernaan dan sistem
peredaran darah (Kedia, 2011).
Glukosa merupakan bahan bakar metabolisme yang utama untuk otak. Selain itu otak
tidak dapat mensintesis glukosa dan hanya menyimpan cadangan glukosa (dalam bentuk
glikogen) dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu, fungsi otak yang normal
sangat tergantung pada konsentras pada konsentrasi asupan glukosa upan glukosa dan
sirkulas dan sirkulasi. Gangguan i. Gangguan pasokan glukosa pasokan glukosa dapat
menimbulkan dapat menimbulkan disfungsi sistem saraf pusat sehingga terjadi penurunan
suplay glukosa ke otak. Karena terjadi penurunan penurunan suplay glukosa glukosa ke otak
dapat menyebabkan menyebabkan terjadinya p terjadinya penurunan enurunan suplay
oksigen oksigen ke otak sehingga akan menyebabkan pusing, bingung, lemah (Kedia, 2011).
Konsentrasi glukosa darah normal, sekitar 70-110 mg/dL. Penurunan kosentrasi glukosa
darah akan memicu respon tubuh, akan memicu respon tubuh, yaitu penurunan kosentras
1
yaitu penurunan kosentrasi insulin secara fisiologi i insulin secara fisiologis seiring dengan s
seiring dengan turunnya kosentrasi glukosa darah, peningkatan kosentrasi glucagon dan
epineprin sebagai respon neuroendokrin pada kosentrasi glukosa darah di bawah batas
normal, dan timbulnya gejala gejala neurologic (autonom) dan penurunan gejala gejala
neurologic (autonom) dan penurunan kesadaran pada kosentrasi glukosa darah di sadaran
pada kosentrasi glukosa darah di bawah batas normal (Setyohadi, (Setyohadi, 2012).
Penurunan Penurunan kesadaran kesadaran akan mengakibatkan mengakibatkan depresan
depresan pusat pernapasan sehingga akan mengakibatkan pola nafas tidak efektif (Carpenito,
2019).
2
3. Etiologi
Hipoglikemia bisa disebabkan oleh:
a. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas
b. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi, yang diberikan kepada penderita
diabetes untuk menurunkan kadar gula darahnya
c. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
d. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau pembentukan glukosa di hati.
5. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien diabetes melitus yang
mengalami hipoglikemia antara lain (Black dan Hawks, 2021) :
a. Gula darah puasa
Diperiksa untuk mengetahui kadar gula darah puasa (sebelum diberi glukosa 75 gram oral)
dan nilai normalnya antara 70- 110 mg/dl.
b. Pemeriksaan AGD
Bisanya masih dalam batas normal namun dapat terjadi asidosis respiratorik sedang.
c. Gula darah 2 jam post prandial
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa dengan nilai normal < 140 mg/dl/2 jam normal <
140 mg/dl/2 jam
d. HBA1c
Pemeriksaan dengan menggunakan bahan darah untuk memperoleh kadar gula darah
yang sesungguhnya karena pasien tidak dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 2- 3
bulan. HBA1c menunjuk bulan. HBA1c menunjukkan kadar hemoglobin kan kadar
hemoglobin terglikosilasi yang pada orang terglikosilasi yang pada orang normal antara
4- 6%. Semakin tinggi maka akan menunjukkan bahwa orang tersebut bahwa orang
tersebut menderita menderita DM dan beresiko terjadinya komplikasi.
e. Elektrolit, tejadi peningkatan creatinin jika fungsi ginjalnya telah terganggu
f. Leukosit, terjadi peningkatan jika sampai terjadi infeksi.
6. Pathway
7. Komplikasi
Komplikasi dari hipoglikemia pada gangguan tingkat kesadaran yang berubah selalu
dapat menyebabkan gangguan pernafasan, selain itu hipoglikemia juga dapat mengakibatkan
kerusakan otak akut. Hipoglikemia berkepanjangan parah bahkan dapat menyebabkan
gangguan neuropsikologis sedang sampai dengan gangguan neu uan neuropsikologis berat
karena efek ropsikologis berat karena efek hipoglikemia berkaitan dengan system saraf pusat
yang biasanya ditandai oleh perilaku dan pola bicara yang abnormal abnormal (Jevon, (Jevon,
2010) dan menurut menurut Kedia (2011) hipoglikemia hipoglikemia yang berlangsung lama
bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat menyebabkan
koma sampai kematian.
8. Penatalaksanaan
a. Glukosa 40% IV, atau glukosa 10% IV setalah 6 jam.
b. Glucagon 1-3 mg IM/SC namun jarang dilakukan.
c. TKTP
d. Bila tidak ada gangguan system syaraf pusat, diberi minuman cairan yang mengandung
karbohidarat
e. Monitor gula darah tiap jam jika perlu
9. Pencegahan
Beberapa cara untuk mencegah munculnya gejala Hipoglikemia dan tips agar gejala
Hipoglikemia yang muncul tidak memburuk adalah sebagai berikut :
a. Makan sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan.
b. Batasi konsumsi minuman keras atau hidari sama sekali
c. Pantau kadar gula anda secara berkala
d. Kenali gejala-gejala hipoglikemia yang muncul
e. Selalu siapkan makanan atau obat-obatan Pereda gejala dimanapun anda berada.
berkonsentrasi, merasa Lelah seluruh badan, pusing kadang di sertai keringat dingin dan
jantung berdebar.
Kaji bentuk kepala, keadaan rambut, adakah pembesaran pada leher, telinga
kadang-kadang berdenging, adakah gangguan pendengaran, lidah sering terasa tebal,
ludah menjadi lebih kental, gigi mudah goyah, gusi mudah bengkak dan berdarah,
apakah penglihatan kabur / ganda, diplopia, lensa mata keruh.
2. Sistem integument
Turgor kulit menurun, adanya luka atau warna kehitaman bekas luka,
kelembaban dan suhu kulit dan suhu kulit di daerah di daerah sekitar ulkus sekitar
ulkus dan gangren, kemerahan pada kulit dan gangren, kemerahan pada kulit sekitar
sekitar luka, tekstur rambut dan kuku.
3. Sistem pernafasan
Adakah sesak nafas, batuk, sputum, nyeri dada. Pada penderita DM mudah
terjadi infeksi.
4. Sistem kardiovaskuler
Perfusi Perfusi jaringan jaringan menurun, menurun, nadi perifer perifer lemah
atau berkurang, berkurang, takikardi/bradikardi, hipertensi/hipotensi, aritmia,
kardiomegalis.
5. Sistem gastrointestinal
Poliuri, retensio urine, inkontinensia urine, rasa panas atau sakit saat berkemih.
7. Sistem musculoskeletal
Penyebaran lemak, penyebaran masa otot, perubahn tinggi badan, cepat lelah,
lemah dan nyeri, adan lemah dan nyeri, adanya gangren di ekstrimitas. ya gangren di
ekstrimitas.
8. Sistem neurologis
Diagnosa keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai respon klien terhadap
masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung aktual
maupun potensial (PPNI, 2016). Diagnosa keperawatan berfokus pada respon individu,
keluarga atau komunitas terhadap masalah kesehatan (Siregar dkk., 2021). Diagnosa
keperawatan dapat dijadikan sebagai dasar dalam pemilihan intervensi yang menjadi
tanggung gugat perawat (Hidayat, 2021).
Setelah dilakukan pengkajian, dapat ditemukan beberapa diagnosa keperawatan
kegawatdaruratan antara lain penurunan kadar glukosa darah berhubungan dengan penurunan
produksi energi metabolik, risiko penurunan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan kadar glukosa darah (Herdman, 2010). Selain itu dapat juga ditemukan diagnosa
keperawatan nyeri akut b.d penurunan suplay oksigen ke otak, pola nafas tidak efektif b.d
depresan pusat pernafasan, nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kadar glukosa
darah (Carpenito, 2019).
1. Ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan dengan hiperglikemi
14
b) Haus meningkat i) Kram otot meningkat Terapeutik:
Objektif: a) Berikan karbohidrat sederhana, jika
Hipoglikemia perlu
a) Gemetar b) Berikan karbohidrat kompleks dan
b) Kesadaran menurun protein sesuai diet
c) Perilaku aneh c) Hubungi layanan medis darurat, jika
d) Sulit bicara perlu
e) Berkeringat Edukasi:
Hiperglikemia a) Anjurkan memnawa karbohidrat
a) Jumlah urin meningkat sederhana setiap hari.
b) Jelaskan interasi anatara diet, insulin
Risiko perfusi perifer tidak efektif oral, dan olahraga
Definisi : Beresiko mengalami c) Ajarkan perawatan mandiri untuk
penurunan sirkulasi darah pada level mencegah hipoglikemia (mis.
kapiler yang dapat mengganggu Mengurangi insulin/agen oral dan
metabolisme tubuh atau meningkatkan asupan makanan
Faktor resiko : untuk berolahraga.
1) Hiperglikemia
2) Gaya hidup kurang gerak
3) Hipertensi Intervensi utama :
4) Merokok Pencegahan syok
5) Prosedur endovaskuler Observasi :
6) Trauma a) Mengontrol status pulmonal
7) Kurang terpapar informasi (frekuensi dan kekuatan nadi ,
tentang faktor pemberat (mis. frekuensi napas, TD).
Merokok, gaya hidup kurang b) Monitor status oksglenasi (oksimetri
gerak, obesitas, imobilitas) nadi, AGD).
Kondisi klinis terkait: c) Monitor status cairan (masukan dan
1) Arterosklerosis haluran, turgor kulit, CRT)
2) Raynaud’s disease d) Monitor tingkat kesadaran dan
3) Trombosis arteri respon pupil e) Periksa riwayat
4) Atritis rheumatoid alergi
5) Leriche’s syndrome Terapeutik :
6) Aneurisma a) Berikan oksigen untuk
7) Varises mempertahankan saturasi oksigen>
8) Diabetes mellitus 94%
b) Persiapkan intubasi dan ventilasi
mekanis, jika perlu
9) Hipotensi c) Pasang jalur IV, jika perlu
10) Kanker d) Pasang kateter urine untuk menilai
produksi urine, jika perlu
e) Lakukan skin tes untuk mencegah
reaksi alergi
Edukasi :
a) Jelaskan penyebab/faktor resiko
syok
b) Jelaskan tanda dan gejala awal syok
c) Anjurkan melapor
jika menemukan/merasakan tanda
dan gejala awal syok
d) Anjurkan memperbanyak asupan
cairan oral
e) Anjurkan menghondari alergi
Kondisi klinis:
1. Stroke
2. Parkinson
3. Mobiussyndrom
4. Cerebral Palsy
5. Cleft Lip
6. Cleft Palate
7. Amyotropic Lateral Sclerosis
8. Kerusakan Neuromuskular
9. Luka Bakar
10. Kanker
11. Infeksi
12. Aids
13. Penyakit Kronis
14. Enterokolitis
15. Fibrosis Kistic
21
DAFTAR PUSTAKA
AmArma, R.A. 2019. Diagnosis dan manajemen koma hipoglikemik pada pasien dengan
hipertensi dan anemia.
Briscoe, V.J., & Stephen N.D. 2020. Hypoglycemia in type 1 and type 2 diabetes: physiology,
pathophysiology, pathophysiology, and management. management. American American
Diabetes Diabetes Association Association Journal: Journal: Clinical Clinical Diabetes.
Carpenito, Lynda Juall. 2019. Diagnosis Keperawatan: Diagnosis Keperawatan: Aplikasi Pada
Aplikasi Pada Praktik.
Naughton, C.D., Wesley Naughton, C.D., Wesley H.S, & Corey H.S, & Corey S. 2020. Diabetes
in S. 2011. Diabetes in the emergency department: the emergency department: acute care
acute care of diabetes patients. American Diabetes Association Journal: Clinical Diabetes.
Ernawati. 2019. Asuhan keperawatan Ny S dengan diabetes mellitus di Instalasi gawat darurat
Rumah Sakit Umum Daerah Karanganyar. Surakarta: Universitas Muhammadiyah
Surakarta Mansjoer, A. 2001. Kapita selekta kedokteran Mansjoer, A. 2001. Kapita selekta
kedokteran jilid 2. Jakarta: Media Aesculspius.