Usia Pra-sekolah
Batita (Toddler)
Bayi (0-1 tahun) (Pre-school) (3-6
(1-3 tahun)
tahun)
Usia sekolah
Remaja (12-19
(school) (6-12
tahun)
tahun)
Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang pada anak
genetik
Umur
Internal
Jenis kelamin
Ras
Faktor-faktor
gizi
Penyakit
Eksternal
aktivitas fisik
Kualitas keluarga
dan lingkungan
sekitar
Tahap perkembangan bayi
2 •Belajar berjalan
3 •Belajar bicara
Munculnya
Tangisan Ocehan Celotehan kata
pertama
Perkembangan personal-sosial
• Tahapan pada usia bayi adalah Trust versus Mistrust (0-1 tahun)
Dalam tahap ini, bayi berusaha keras untuk mendapatkan
pengasuhan dan kehangatan, jika ibu berhasil memenuhi kebutuhan
anaknya, sang anak akan mengembangkan kemampuan untuk dapat
mempercayai dan mengembangkan asa (hope).
• Jika krisis ego ini tidak pernah terselesaikan, individu tersebut akan
mengalami kesulitan dalam membentuk rasa percaya dengan orang
lain sepanjang hidupnya, selalu meyakinkan dirinya bahwa orang lain
berusaha mengambil keuntungan dari dirinya.
Respon bayI terhadap stimulasi orang
dewasa
Acceptance of
Imitation Shyness Dependency
the authority
Attention Cooperation
Rivalry
seeking behavior
Pola bermain masa bayi
Menjelajah
Meniru
Berpura-pura
Hiburan
Perkembangan seksualitas
• Teori psikoseksual oleh Sigmund Freud menjelaskan bahwa Fase oral
(umur 0-1 tahun) Tahap ini anak akan selalu memasukkan segala
sesuatu yang berada di genggamannya ke dalam mulut. Peran dan
tugas ibu disini adalah memberikan pengertian bahwa tidak semua
makanan dapat dimakan.
Perkembangan anak usia toddler
• Pertumbuhan fisik pada tahun ke dua pada anak akan mengalami
beberapa perlambatan pertumbuhan fisik dimana pada tahun kedua
anak akan mengalami kenaikan berat badan 1,5-2,5 kg dan panjang
badan 6-10 cm.
• Pertumbuhan otak juga akan mengalami perlambatan yaitu kenaikan
lingkar kepala hanya 2cm
• Pertumbuhan gigi susu termasuk gigi graham pertama, dan gigi taring
sehingga seluruhnya berjumlah 14-16 buah (Hidayat, 2005). 2. Perk
Lanjutan…
Menurut Soetjiningsih dan Gde Ranuh perkembangan motorik anak
usia toddler sebagai berikut:
Perkembangan motorik kasar
• Usia 12-18 bulan anak mampu berdiri sendiri tanpa berpegangan,
membungkuk untuk memungut permainannya kemudian berdiri
tegak kembali secara mandiri, berjalan mundur lima langkah
• Usia 18-24 bulan anak mampu berdiri sendiri tanpa berpegangan
selama 30 detik, anak mampu berjalan tanpa terhuyung-huyung.
• Usia 24-36 bulan anak mampu menaiki tangga secara mandiri, anak
dapat bermain dan menendang bola kecil
Lanjutan…
Perkembangan motorik halus anak usia toddler
• Usia 12-18 bulan anak mampu menumpuk dua buah kubus,
memasukkan kubus ke dalam kotak
• Usia 18-24 bulan anak mampu melakukan tepuk tangan,
melambaikan tangan, menumpuk empat buah kubus, memungut
benda kecil dengan ibu jari dan telunjuk, anak bisa menggelindingkan
bola ke sasaran
• Usia 24-36 bulan anak mampu mencoret-coretkan pensil diatas kertas
Perkembangan personal-sosial
• Perkembangan psikososial menurut Erikson pada tahap ini disebut
otonomi versus ragu-ragu dan malu (autonomy versus doubt and
shame)
• Tahap kemandirian, rasa malu dan rasa ragu, terjadi pada umur 1-3
tahun dengan perkembangan mulai mencoba mandiri dalam tugas
tumbuh kembang seperti motorik dan bahasanya contoh toilet
training
Perkembangan bahasa
Tahapan perkembangan bahasa pada anak yaitu Reflective vocalization,
Bubbling, Lalling, Echolalia, dan True speech.
Usia 10-16 bulan anak mampu memproduksi kata-kata sendiri,
menunjuk bagian tubuh atau mampu memahami kata-kata tunggal
usia 18-24 bulan anak mampu memahami kalimat sederhana,
perbendaharaan kata meningkat pesat, menucapkan kalimat yang
terdiri dari dua kata atau lebih
usia 24-36 bulan pengertian anak sudah bagus terhadap percakapan
yang sudah sering dilakukan di keluarga, anak mampu melakukan
percakapan melalui kegiatan tanya-jawab
Perkembangan seksualitas
• Menurut Sigmund Freud usia ini masuk pada fase Fase anal (umur 2-3
tahun), Fungsi tubuh yang memberikan kepuasan terhadap anus,
contohnya adalah latihan toilet training
• Pelatihan toilet (Toilet Training) memainkan peran utama; belajar
mengendalikan fungsi tubuh seseorang mengarah pada perasaan
kontrol dan rasa kemandirian
• Usia 2-3 tahun harus sudah dikenalkan ke toilet, apa itu BAK dan BAB.
Jika sudah lewat dari usia 3 tahun, apalagi ketika akan memasuki
masa sekolah, namun belum diberi toilet training, itu akan
berpengaruh terhadap perkembangan sosial si kecil
Perkembangan anak usia pra sekolah
Pertumbuhan Fisik
• Tubuh anak usia prasekolah akan tumbuh 6,5 hingga 7,8 cm per tahun.
• Pertambahan berat badan selama periode usia prasekolah sekitar 2,3 kg
per tahun.
• Tulang akan tumbuh sekitar 5 hingga 7,5 sentimeter per tahun
• Lemak bayi yang hilang dan pertumbuhan otot selama tahuntahun
prasekolah menjadikan penampilan anak terlihat lebih kuat dan dewasa.
Panjang tengkorak juga bertambah sedikit, dengan rahang bawah menjadi
lebih jelas. Rahang atas melebar selama tahun prasekolah sebagai
persiapan untuk munculnya gigi permanen, biasanya mulai sekitar usia 6
Tahun (Kyle, 2012; MedlinePlus, 2019)
Lanjutan…
• Ada banyak keterampilan motorik kasar pada periode usia pra sekolah fisik
yang berkembang selama bermain menggunakan motorik kasar seperti:
• 1. Mengembangkan koordinasi otot besar melalui aktivitas yang
memungkinkan untuk menarik, melempar, menangkap, dan menendang.
• 2. Mengembangkan keterampilan bepergian dan keterampilan gerak
motorik untuk bermanuver di lingkungan mereka dan dalam kelompok
besar.
• 3. Mengembangkan keterampilan mengendalikan otot dan
menyeimbangkan melalui aktivitas seperti berjalan, melompatlompat,
berlari, memanjat, meraih, dll.
• 4. Mengembangkan koordinasi mata-tangan
Perkembangan personal sosial
• Menurut Erik Erikson, tugas perkembangan psikososial pada usia
prasekolah adalah Membangun Rasa Inisiatif Versus Rasa Bersalah,
• Anak usia prasekolah adalah siswa yang ingin tahu, mereka sangat
antusias mempelajari hal-hal baru. Anak usia prasekolah merasakan
suatu perasaan prestasi ketika berhasil dalam melakukan suatu
kegiatan, dan merasa bangga dengan seseorang yang membantu
anak untuk menggunakan inisiatifnya.
• Anak usia prasekolah ingin mengembangkan dirinya melebihi
kemampuannya, kondisi ini dapat menyebabkan dirinya merasa
bersalah.
• Tahap pengembangan hati nurani selesai selama periode prasekolah,
dan tahap ini merupakan dasar untuk tahap perkembangan moral
yaitu anak dapat memahami benar dan salah.
Perkembangan bahasa
• Akuisisi bahasa memungkinkan anak usia prasekolah untuk mengekspresikan pikiran dan
kreativitas. Periode usia prasekolah merupakan masa penyempurnaan keterampilan bahasa.
• Anak berusia 3 tahun menggunakan kalimat pendek yang hanya berisi informasi penting. Kosakata
pada anak usia 3 tahun terdiri dari sekitar 900 kata.
• Anak usia prasekolah dapat memperoleh sebanyak 10 hingga 20 kata baru per hari dan pada usia 5
tahun biasanya memiliki kosakata 2.100 kata (Taylor et al., 2011).
• Pada akhir periode usia prasekolah, anak menggunakan kalimat yang terstruktur seperti orang
dewasa. Anak usia 3 hingga 6 tahun mulai mengembangkan kemampuan untuk menghubungkan
suara, suku kata, dan kata-kata saat berbicara. Awalnya, anak terlihat gagap.
• Anak mungkin mengatakan konsonan berulang atau “um.” Gagap biasanya timbul antara usia 2
dan 4 tahun, dan sekitar 75% anak-anak akan pulih darinya tanpa terapi (Prasse & Kikano, 2008).
• Orang tua harus memperlambat bicara mereka dan harus memberi anak waktu untuk berbicara
tanpa terburu-buru atau menyela. Beberapa suara 40 tetap sulit diucapkan bagi anak-anak usia
prasekolah dengan benar seperti : “f,” “v,” “s,” dan “z” biasanya dikuasai pada usia 5 tahun. tahun,
tetapi beberapa anak tidak menguasai suara “sh,” “l,” “th,” dan “r” sampai usia 6 atau lebih.
Perkembangan seksualitas
• Menurut Sigmund Freud pada usia pra sekolah anak akan mengalami
Fase Phallic pada fase ini fokus utama libido adalah pada alat kelamin.
• Yang terpenting pada fase ini yaitu munculnya oedipus complex, yang
diikuti oleh fenomena
• castration anxiety (Kecemasan terpotongnya penis) pada laki-laki dan
penis envy
• (kecemburuan penis) pada perempuan. oedipus complex yaitu ketika
anak laki-laki akan menganggap ayahnya sebagai kompetitornya
dalam berebut kasih sayang ibunya, pun pada perempuan sebaliknya.