Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Anak
Disusun oleh:
JURUSAN KEPERAWATAN
PURWOKERTO
202
0
Bila anak berusia 3-6 tahun menunjukkan hal-hal seperti yang disebutkan di
atas, maka kita hanya perlu membantu memaksimalkan tahap
perkembangannya. Setiap anak pun bisa memiliki karakternya sendiri.
Semoga info di atas bisa menambah pengetahuan kita soal tahap
perkembangan sosial anak(Zahira, 2019).
B. Theories of Development
Menurut para ahli pertumbuhan dan perkembangan pada anak usia 4-6/ 6-12
tahun:
1. Freud Theory
Fase falik (3-6 tahun)
Anak menunjukan bagian tubuh yang sensitive pada fase ini adalah
alat kelamin.
Fase laten (6-12 tahun)
Pada fase ini anak menggunakan energy fisik dan psikologis yang
merupakan media untuk mengeksplorasi pengetahuan dan
pengalamannya melalui aktivitas fisik maupun sosialnya.
Contoh:
- Anak perempuan lebih menyukai teman dengan jenis kelamin
perempuan, dan laki-laki dengan laki-laki.
- Pertanyaan anak tentang seks semakin banyak dan bervariasi,
mengarah pada system reproduksi.
2. Erikson Theory
Initiative vs Guilt (3-6 tahun)
- Anak sudah mampu menunjukan rasa percaya diri.
- Anak akan mulai berani mengambil inisiatif.
Industry vs inferiority (6-11 tahun)
- Anak sudah mulai mampu melakukan pemikiran logis.
- Anak sudah mulai duduk dibangku sekolah.
3. Piaget Theory
Anak berfikir bahwa keadilan dan peraturan adalah property dunia
yang tidak bisa diubah dan dikontrol oleh orang.
Anak berfikir bahwa peraturan dibuat orang dewasa dan terdapat
pembatasan-pembatasan dalam bertingkah laku.
Anak menilai kebenaran atau kebaikan tingkah laku berdasarkan
konsekuensinya, bukan niat dari orang yang melakukan.
Anak percaya bahwa aturan tidak bisa diubah.
4. Kohlberg Theory
Anak berkembang melalui interaksi social yang memiliki corak
khusus yaitu aktivitas-aktivitas anak ikut berperan
C.
Pada anak usia preschool, aktifitas fisik lebih difokuskan pada kegiatan
untuk perkembangan motorik. Target yang harus di capai anak adalah
meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar. Gerak dasar yang
dikuasai anak harus benar sesuai fungsi tubuh dalam aktivitasnya sehari-hari.
Berdasarkan penelitian Winda Prasepty, Sugiharto & Rumini (2017), aktifitas
fisik tidak hanya berpengaruh pada tingkat kesehatan anak, namun, sangat
berpengaruh juga terhadap kemampuan kognisi, emosi, dan sosial anak.
Dalam penelitian itu, juga ditemukan bahwa kemampuan motorik (baik
motorik kasar maupun motorik halus), berhubungan dengan kemampuan anak
untuk persiapan sekolahnya, seperti kemampuan verbal, sosial, kemampuan
matematika awal, dan keterampilan berperilaku.
1. Keselamatan Anak
DAFTAR PUSTAKA
Sujarwo dan Widi.C.P. 2015. Kemampuan Motorik Kasar Dan Halus Anak Usia
4-6 Tahun. Jurnal Pendidikan Jasmani Indonesia. 11(02): 96 - 100.
Zahra Zahira. 2019. Islamic Montessori For 0-3 Tahun Dan 3-6 Tahun.
Yogyakarta: Bentang